Seorang tabi'ut tabi'in bernama Suraij bin Yunus (سريج بن يونس); meninggal pada 235 H/856 M) yang bernama asli Suraij bin Yunus bin Ibrahim Abul Harits Al-Marwazi Al-Baghdadi, adalah seorang muhaddits. Adz-Dzahabi mengatakan dalam Siyar-nya bahwa dia adalahs seorang yang "Imam [dalam ilmu hadits], teladan [yang baik], dan hafizh."
Tidaklah diketahui kapan tahun dan tanggal lahir Suraij yang sesungguhnya. Dia meriwayatkan hadits dari: Isma'il bin Ja'far, Husyaim bin Basyir, 'Abbad bin 'Abbad, Yusuf bin Majasyun, Isma'il bin Mujallid, Abu Isma'il Al-Muaddib, Yahya bin Za'idah, Husyaim, Ibnu 'Ulayyah, dan Marwan bin Syuja'. Abu Zur'ah mengatakan kepada Ibnu Abi Hatim bahwa Suraij pernah mengajarkan hadits kepada dirinya. Dari Suraij, ada sejumlah orang yang meriwayatkan hadits darinya: Imam Muslim, Imam Bukhari di Kota Wasith, an-Nasa'i, Baqiy bin Makhlad, Abu Yahya Muhammad bin Abdurrahim ash-Sha'iqah, Abu Zur'ah Ar-Razi, Musa bin Harun, Abu Ja'far Al-Hadhrami, Abul Qasim Al-Baghawi, Ahmad bin Hasan Ash-Shufi, dan lain-lain.
Imam Ahmad bin Hanbal ditanya perkara Suraij bin Yunus, dia menjawab, "Orang yang baik." Yahya bin Ma'in mengatakan bahwa dia "laisa bihi ba's" (tidak mengapa). Abu Hatim menyebut dia bahwa dia orang yang "shaduq" (benar [hadits-nya]). Adz-Dzahabi berpendapat bahwa dia seorang imam dari para ahli-ibadah. Dia mengepalai sunnah. Dalam kitab Karomatul Auliya' Imam Al-Lalika'i disebutkan kisah karomahnya sebagai berikut,
حدّثنا محمد بن عبد الله بن أبيات، ثنا الحسين بن عبد الله بن روح أبو سعيد الجوائري، حدّثني هارون بن رضي، قال: سمعت ابن الجمل يقول: حدّثني [يقال] سريج بن يونس قال:
جاءني سريج ليلًا، وقد وُلد له مولود، فأعطاني ثلاثة دراهم، فقال: أعطِه بدرهم عسلًا، و بدرهم سمنا، و بدرهم سويقًا.
ولم يكن عندي، وكنت قد عزمت الطّروف لأبكر فأشترى، فقلت: ما عندي شيء، قد عزمت الطّروف لأبكر فأشترى.
فقال: انظر قليل إيش ما كان أمسح البراني، فجئت فوجدت البراني والجِراب ملآن، فأعطيته شيئا كثيرا. فقال لي: هاه ألست قلتَ إن ما عندك؟ قلت: بلى. قال: فخذ واسكت. قال: ما أخذت أو تصدّقتني، فخبّرني بالقصّة. فقال لي: لا تحدث به أحدا ما دمت حيّا.
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Abyat, berkata: telah memberitakan kepada kami al-Husain bin Abdullah bin Ruh Abu Sa‘id Al-Jawariqi, ia berkata: telah menceritakan kepadaku Harun bin Radhi, ia berkata: aku mendengar Ibnu Al-Jamal berkata: telah menceritakan kepadaku [yang bernama] Suraij bin Yunus, ia berkata:
Pada suatu malam, Suraij mendatangiku, ketika itu telah lahir seorang anak baginya. Maka ia memberiku tiga dirham sambil berkata: “Belikan dengan satu dirham madu, satu dirham minyak samin, dan satu dirham suwaiq (biji-bijian olahan).”
Sementara itu aku tidak punya sesuatu pun. Aku memang sudah berniat besok pagi hendak berbelanja. Maka aku berkata kepadanya: “Aku tidak punya apa-apa, aku hanya sudah berniat besok pagi akan berbelanja.”
Suraij berkata: “Lihat saja (sebentar), coba keluarkan apa yang ada di tempat penyimpanan barang.” Maka aku pun bangkit melihat, dan ternyata karung serta tempat penyimpanan itu penuh. Aku pun memberinya banyak sekali.
Lalu ia berkata kepadaku: “Bukankah tadi engkau berkata bahwa engkau tidak punya apa-apa?” Aku menjawab: “Benar.” Ia berkata: “Kalau begitu, ambil saja dan diamlah.”
Kemudian ia berkata lagi: “Apa yang engkau ambil atau engkau menyedekahkannya, ceritakanlah kepadaku kisahnya.” Maka aku pun menceritakan kepadanya. Lalu ia berkata kepadaku: “Jangan engkau ceritakan kepada seorang pun sepanjang aku masih hidup.” (Karomatul Auliya' Imam Al-Lalika'i penerbit : Muadz bin Jabal cet. Pertama tahun 1421 H/2001 M hal.351). Wallahu a’lam 🙏🏻
Tidak ada komentar:
Posting Komentar