MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Senin, 27 Mei 2019

CARA MENGQODHO' SHOLAT MENURUT MADZHAB SYAFI'I


Sholat lima waktu merupaakan kewajiban setiap Muslim, bahkan sholat adalah salah satu dari rukun Islam. Oleh karena itu tidak boleh seorang Muslim yang mukallaf (baligh dan berakal) meninggalkan sholat lima waktu. Maka bila seorang muslim yang mukallaf tertinggal sholatnya, dia harus (wajib) segara mengqodho'nya bila dia meninggalkan sholat bukan karena keudzuran bahkan dia haram menggunakan waktunya selain untuk menqodho' sholat walau untuk melakukan perkara sunnat, namun bila dia meninggalkan sholat karna sewaktu keudzuran seperti tertidur dan lupa, maka sunnat untuk bersegera mengqodho' sholat tersebut.

Hadits dari Anas bin Malik, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَسِيَ صَلَاةً، أَوْ نَامَ عَنْهَا، فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا

“Barang siapa yang kelupaan shalat atau tertidur sehingga terlewat waktu shalat maka penebusnya adalah dia segera shalat ketika ia ingat.” (HR. Bukhari dan Muslim).

مَنْ نَامَ عَنْ صَلاَةٍ أَوْ نَسِيَهَا فَلْيُصَلِّهَا إِذَا ذَكَرَهَا لاَ كَفَارَةَ لَهَا إِلاَّ ذَلِكَ

"Barangsiapa yang meninggalkan shalat karena tertidur atau lupa, maka hendaknya ia melakukan salat setelah ingat dan tidak ada kafarat (pengganti) selain itu." (HR. Bukhari dan Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah Mengqodho’ empat waktu Sholat yaitu Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya ketika berkecamuk perang Khandaq di tahun kelima hijriyah.

عَنْ نَاِفع عَنْ أَبِي عُبَيْدَة بنِ عَبْدِ الله قَالَ : قاَلَ عَبْدُ الله : إِنَّ الْمُشْرِكِينَ شَغَلُوا رَسُولَ اللَّهِ عَنْ أَرْبَعِ صَلَوَاتٍ يَوْمَ الْخَنْدَقِ حَتَّى ذَهَبَ مِنَ اللَّيْلِ مَا شَاءَ اللَّهُ فَأَمَرَ بِلاَلاً فَأَذَّنَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الظُّهْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعَصْرَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْمَغْرِبَ ثُمَّ أَقَامَ فَصَلَّى الْعِشَاءَ

Dari Nafi’ dari Abi Ubaidah bin Abdillah, telah berkata Abdullah, ”Sesungguhnya orang-orang musyrik telah menyibukkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sehingga tidak bisa mengerjakan empat sholat ketika perang Khandaq hingga malam hari telah sangat gelap. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan Bilal untuk melantunkan adzan diteruskan iqamah. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sholat Dzuhur. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Ashar. Kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Maghrib. Dan kemudian iqamah lagi dan beliau mengerjakan sholat Isya.” [HR. At-Tirmizy dan AnNasa’i]

Asy-Syairazi (w. 476 H) salah satu ulama rujukan dalam mazhab Asy-Syafi’iyah menuliskan di dalam kitabnya,

ومن وجبت عليه الصلاة فلم يصل حتى فات الوقت لزمه قضاؤها

“Orang yang wajib mengerjakan sholat namun belum mengerjakannya hingga terlewat waktunya, maka wajiblah atasnya untuk mengqodho’nya.” [Al-Muhadzdzab, jilid 1 hal. 106]

Imam An-Nawawi (w. 676 H) salah satu muhaqqiq terbesar dalam mazhab Asy-Syafi’iyah menuliskan di dalam kitabnya,

من لزمه صلاة ففاتته لزمه قضاؤها سواء فاتت بعذر أو بغيره فإن كان فواتها بعذر كان قضاؤها على التراخي ويستحب أن يقضيها على الفور

“Orang yang wajib atasnya sholat namun melewatkannya, maka wajib atasnya untuk mengqodho’nya, baik terlewat karena udzur atau tanpa udzur. Bila terlewatnya karena udzur boleh mengqadha’nya dengan ditunda namun bila dipercepat hukumnya mustahab.” [Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab, jilid 3 hal. 68]

Imam Nawawi (Yahya bin Syaraf Abu Zakariya An Nawawi) dalam kitabnya Syarh an-Nawawi 'ala-Muslim شرح النووي على مسلم mengomentari hadits seputar qodho sholat demikian:

حاصل المذهب : أنه إذا فاتته فريضة وجب قضاؤها ، وإن فاتت بعذر استحب قضاؤها على الفور ويجوز التأخير على الصحيح . وحكى البغوي وغيره وجها : أنه لا يجوز وإن فاتته بلا عذر [ ص: 308 ] وجب قضاؤها على الفور على الأصح ، وقيل : لا يجب على الفور ، بل له التأخير ، وإذا قضى صلوات استحب قضاؤهن مرتبا ، فإن خالف ذلك صحت صلاته عند الشافعي ومن وافقه سواء كانت الصلاة قليلة أو كثيرة

"Kesimpulan madzhab (atas hadits qodho'): bahwasanya apabila tertinggal satu sholat fardhu, maka wajib mengqodho'nya. Apabila tertinggal sholat karena udzur, maka disunnahkan mengqodho'nya sesegera mungkin tapi boleh mengakhirkan qodho' menurut pendapat yang shohih.

Imam Baghowi dan lainnya menceritakan suatu pendapat: bahwasanya tidak boleh mengakhirkan qodho'. Kalau lalainya sholat tanpa udzur, maka wajib mengqodho' sesegera mungkin menurut pendapat yang lebih shohih."

*TATA CARA QODHO'*

Dalam mengqodho' sholat disunnatkan menenertibkan sholat yang diqodho', maka bila seseorang meninngalkan sholat shubuh dan zhuhur, di sunnatkan menqodho' sholat shubuh dulu baru salat zhuhur, begitu pula *disunnatkan mendahulukan sholat qodho' yang tertinggal karna udzur daripada sholat wajib (ini jika tidak dikhawatirkan habis waktu shalat yang wajib)* sekalipun hilang kesempatan untuk berjamaah, adapun shalat yang di tinggalkan bukan karena keudzuran  maka hukum mendahulukannya dari shalat tunai adalah wajib dengan syarat tidak dikhawatirkan keluar waktu shilat wajib, namun bila dikhawatirkan keluar waktu sholat wajib maka wajib mendahulukan sholat wajib. Dan wajib mendahulukan sholat yang tinggal atau terlewatkan bukan karena keudzuran dari yang tinggal atau terlewatkan karena sebuah keudzuran.

*Referensi*

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan shalat yang tertinggal (qodho') kemudian memgerjakan shalat wajib berikutnya.

 فعن جابرِ بنِ عبد الله أن عمر بن الخطاب جاء يوم الخَنْدَقِ بَعْدَما غَرَبَتِ الشمسُ، فجَعَلَ يَسُبُّ كُفَّارَ قُرَيْشٍ، قال: يا رسول الله، ما كِدْتُ أُصلِّى العصر حتى كادتِ الشمسُ تَغْرُبُ، فقال النبى صلى الله عليه وسلم: “واللهِ ما صَلَّيْتُهَا“، فقُمْنَا إلى بُطْحَانَ، فتَوَضَّأَ للصلاة، وتوضَّأْنا لها، فصَلَّى العصرَ بعدَما غَرَبَتِ الشمسُ، ثم صلَّى بعدَها المغربَ.

“Dari Jabir bin Abdillah bahwasanya Umar bin al-Khatthab datang setelah matahari terbenam di hari perang Khandaq. Umar lantas mencela para kafir Quraisy. Dia berkata: “wahai Rasulullah, tadi aku tidak shalat Ashar hingga matahari hampir terbenam.” Rasulullah shallallahu alaihi wasallam lantas berkata: “Demi Allah, aku juga belum shalat.” Lantas kami menuju sungai. Beliau berwudhu untuk shalat, kami juga demikian berwudhu untuk shalat. Akhirnya beliau shalat Ashar setelah matahari terbenam lalu setelah itu shalat Maghrib.” (HR. Bukhari Muslim)

I'anatut Thalibin, hal 23, jilid 1, cetakan Al-Haramain.

(ويسن ترتيبه) أي الفائت، فيقضي الصبح قبل الظهر، وهكذا.
(وتقديمه على حاضرة لا يخاف فوتها) إن فات بعذر، وإن خشي فوت جماعتها - على المعتمد -.
وإذا فات بلا عذر فيجب تقديمه عليها.
أما إذا خاف فوت الحاضرة بأن يقع بعضها - وإن قل - خارج الوقت فيلزمه البدء بها.
ويجب تقديم ما فات بغير عذر على ما فات بعذر.

Hasyiah Bujairimi 'Alal Manhaj, jilid 1, halaman 158, Cetakan DKI.

(وَسُنَّ تَرْتِيبُهُ) أَيْ: الْفَائِتِ فَيَقْضِي الصُّبْحَ قَبْلَ الظُّهْرِ وَهَكَذَا(وَتَقْدِيمُهُ عَلَى حَاضِرَةٍ لَمْ يَخَفْ فَوْتَهَا) مُحَاكَاةً لِلْأَدَاءِ، فَإِنْ خَافَ فَوْتَهَا بَدَأَ بِهَا وُجُوبًا لِئَلَّا تَصِيرَ فَائِتَةً

Dalam kitab Tuhfatu al-Thullab karangan Imam Zakariya Al-Anshari,

يقضي الشخص ما فاته من مؤقت  وجوبا في الفرض متى تذكره وقدر على فعله إلا إن خاف فوت حاضرة فيبدأ بها

"Seseorang wajib meng-qadha’ shalat (fardlu) yang telah terlewat waktunya ketika ia telah ingat dan memungkinkan untuk melaksanakannya, keuali jika dikhawatirkan terlewatinya menjalankan shalat ada’ (pada waktunya), maka ia harus mendahulukan shalat ada’ terlebih dahulu." Wallohu a'lam

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻

Kamis, 23 Mei 2019

KHUTBAH IDUL FITRI Tahun 2019 M / 1440 H


(Pesan dan Kesan Ramadhan yg Harus dipegang Teguh Bersama)

KHUTBAH PERTAMA

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ كُلَّمَا هَلَّ هِلاَلٌ وَاَبْدَرَ اللهُ اَكْبَرْ كُلَّماَ صَامَ صَائِمٌ وَاَفْطَرْ اللهُ اَكْبَرْكُلَّماَ تَرَاكَمَ سَحَابٌ وَاَمْطَرْ وَكُلَّماَ نَبَتَ نَبَاتٌ وَاَزْهَرْوَكُلَّمَا اَطْعَمَ قَانِعُ اْلمُعْتَرْ. اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَ للهِ اْلحَمْدُ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِى جَعَلَ لِلْمُسْلِمِيْنَ عِيْدَ اْلفِطْرِ بَعْدَ صِياَمِ رَمَضَانَ وَعْيدَ اْلاَضْحَى بَعْدَ يَوْمِ عَرَفَةَ. اللهُ اَكْبَرْ (3×) اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ اْلمَلِكُ اْلعَظِيْمُ اْلاَكْبَرْ وَاَشْهَدٌ اَنَّ سَيِّدَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الشَّافِعُ فِى اْلمَحْشَرْ نَبِيَّ قَدْ غَفَرَ اللهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ. اللهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اَذْهَبَ عَنْهُمُ الرِّجْسَ وَطَهَّرْ. اللهُ اَكْبَرْ. اَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَاللهِ اِتَّقُوااللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Sejak tadi malam telah berkumandang alunan suara takbir, tasbih, tahmid dan tahlil sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah Ta'ala atas kemenangan besar yg kita peroleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh. Sebagaimana firman Allah Ta'ala:

وَلِتُكْمِلُوااْلعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُاللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ ولَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

“Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

زَيِّنُوْا اَعْيَادَكُمْ بِالتَّكْبِيْر، الطبراني في الأوسط والصغير ، بسند ضعيف ، عن أبي هريرة به مرفوعا
“Hiasilah hari rayamu dengan takbir.” (HR. Thabrani)

Takbir kita tanamkan ke dalam lubuk hati sebagai pengakuan atas kebesaran dan keagungan Allah Ta'ala sedangkan selain Allah semuanya kecil semata. Kalimat tasbih dan tahmid, kita tujukan untuk mensucikan Tuhan dan segenap yg berhubungan dengan-Nya.

Tidak lupa puji syukur juga kita tujukan untuk Rahman dan Rahim-Nya yg tidak pernah pilih kasih kepada seluruh hambanya. Sementara tahlil kita lantunkan untuk memperkokoh keimanan kita bahwa Dia lah Dzat yg Maha Esa dan maha kuasa. Seluruh alam semesta ini tunduk dan patuh kepada perintah-Nya.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jamaah Idul Fitri rahimakumullah

Setelah satu bulan penuh kita menunaikan ibadah puasa dan atas karunia-Nya pada hari ini kita dapat berhari raya bersama, maka sudah sepantasnya pada hari yg bahagia ini kita bergembira, merayakan sebuah momentum kemenangan dan kebahagiaan berkat limpahan rahmat dan maghfiroh-Nya sebagaimana yg tersurat dalam sebuah hadits Qudsi:

اِذَا صَامُوْا شَهْرَ رَمَضَانَ وَخَرَجُوْا اِلىَ عِيْدِكُمْ يَقُوْلُ اللهُ تَعَالىَ: يَا مَلاَئِكَتِى كُلُّ عَامِلٍ يَطْلُبُ اُجْرَهُ اَنِّى قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ فَيُنَادِى مُنَادٌ: يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اِرْجِعُوْااِلَى مَنَازِلِكُمْ قَدْ بَدَلْتُ سَيِّئَاتِكُمْ حَسَنَاتٍ فَيَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى: يَا عِبَادِى صُمْتُمْ لِى وَاَفْطَرْتُمْ لِى فَقُوْمُوْا مَغْفُوْرًا لَكُمْ

“Apabila mereka berpuasa di bulan Ramadhan kemudian keluar untuk merayakan hari raya kamu sekalian maka Allah pun berkata: 'Wahai Malaikatku, setiap orang yg mengerjakan amal kebajian dan meminta balasannya sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka'. Sesorang kemudian berseru: 'Wahai ummat Muhammad, pulanglah ke tempat tinggal kalian. Seluruh keburukan kalian telah diganti dengan kebaikan'. Kemudian Allah pun berkata: 'Wahai hambaku, kalian telah berpuasa untukku dan berbuka untukku. Maka bangunlah sebagai orang yg telah mendapatkan ampunan.”

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jama`ah Idul Fithri yg berbahagia

Seiring dengan berlalunya Bulan suci Ramadhan. Banyak pelajaran hukum dan hikmah, faidah dan fadhilah yang dapat kita petik untuk menjadi bekal dalam mengarungi kehidupan yg akan datang. Jika bisa diibaratkan, Ramadhan adalah sebuah madrasah. Sebab 12 jam x 30 hari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari, semula sesuatu yg halal menjadi haram. Makan dan minum yg semula halal bagi manusia di sepanjang hari, maka di bulan Ramadhan menjadi haram.

Tapi setelah semua cobaan yg kita lewati pernahka kita memperhatikan aspek sosial Ramadhan, semua orang pernah merasa kenyang tapi tidak semuanya pernah merasakan lapar.

Lihatlah diri kita, bukankah seringkali kita merasa paling besar, gumedhe, jumawa seolah-olah semua manusia kecil dan harus takluk dihadapan kita. Kita berlagak seolah kita adalah Tuhan yg kuasa atas segala keadaan. Tidakkah kita sadar, bahwa kita sesungguhnya tidak lain adalah makhluk yg sangat lemah, maka kepada siapa lagi kita berharap selain kepada Allah Ta'ala yg telah menciptakan kita dan dengan kasih saying Allah lah kita diberi kesempatan menikmati hidup di dunia milik Allah ini.

Maka apa sesungguhnya yg menahan kaki kita tidak mau melangkah ke masjid ?

Apakah yg menahan kepala kita sehingga tidak mau menunduk ke tanah bersujud di hadapan Allah ?

Apakah yg menahan lidah kita sehingga kaku dan kelu mengucapkan dzikir dan takbir ??

Apakah yg menahan hati kita sehingga sulit merindukan Allah ?

Apakah yg menahan pikiran kita sehingga tidak mendambakan surga ?

Apakah yg mendorong jiwa kita sehingga cenderung ke neraka ?

Apakah yg menahan diri kita sehingga mengabaikan hak2 Allah dan cenderung memperturutkan hawa nafsu padahal hawa nafsu itu mendorong kepada kejelekan

Apakah kesombongan kita sudah demikian memuncak, sehingga sedemikan lantang kita durhaka kepada Allah. Na’udzu billah min dzalik…

Ma’syiral muslimin rahimakumullah…

Berbahagialah kita karena hingga saat ini kita dimudahkan oleh Allah untuk bersujud, rukuk, dihadapan Allah. Janganlah karena perilaku kita yg menetang Allah menjadikan Allah semakin murka kepada kita. Janganlah karena kesombongan dan kebodohan kita menjadi sebab terhalangnya kita dari jalan surga dan menghalangi kita mendekati Allah Ta'ala. Maka bersyukur kepada Allah atas segala karunia ini. Karunia iman dan islam. Apalah artinya kesenangan sesaat di dunia tapi membawa penyesalan berkepanjangan di akherat kelak.

Apakah selepas ramadhan semakin dekat dengan Islam ataukah justru semakin jauh ?? Hanya diri kita sendiri yg nanti akan membuktikan.

Oleh karena itu, ada tiga pesan dan kesan Ramadhan yg sudah semestinya kita pegang teguh bersama susudah Ramadhan yg mulia ini.

Pesan pertama; Ramadhan adalah Pesan moral atau Tahdzibun Nafsi

Artinya, kita harus selalu mawas diri pada musuh terbesar umat manusia, yakni hawa nafsu sebagai musuh yg tidak pernah berdamai. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Jihad yg paling besar adalah jihad melawan diri sendiri. Di dalam kitab Madzahib fît Tarbiyah diterangkan bahwa di dalam diri setiap manusia terdapat nafsu/naluri sejak ia dilahirkan. Yakni naluri marah, naluri pengetahuan dan naluri syahwat. Dari ketiga naluri ini, yang paling sulit untuk dikendalikan dan dibersihkan adsalah naluri Syahwat.

Hujjatul Islam, Abû Hâmid al-Ghazâlî berkata: bahwa pada diri manusia terdapat empat sifat, tiga sifat berpotensi untuk mencelakakan manusia, satu sifat berpotensi mengantarkan manusia menuju pintu kebahagiaan. Pertama, sifat kebinatangan (بَهِيْمَةْ); tanda-tandanya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan tanpa rasa malu. Kedua, sifat buas (سَبُعِيَّةْ) ; tanda-tandanya banyaknya kezhaliman dan sedikit keadilan. Yang kuat selalu menang sedangkan yg lemah selalu kalah meskipun benar. ketiga sifat syaithaniyah; tanda-tandanya mempertahankan hawa nafsu yg menjatuhkan martabat manusia.

Jika ketiga tiga sifat ini lebih dominan atau lebih mewarnai sebuah masyarakat atau bangsa niscaya akan terjadi sebuah perubahan tatanan sosial (keadaan masyarakat) yg sangat mengkhawatirkan. Dimana keadilan akan tergusur oleh kezhaliman, hukum bisa dibeli dengan rupiah, undang-undang bisa dipesan dengan Dollar, sulit membedakan mana yg hibah mana yg suap, penguasa lupa akan tanggungjawabnya, rakyat tidak sadar akan kewajibannya, seluruh tempat akan dipenuhi oleh keburukan dan kebaikan menjadi sesuatu yg terasing, ketaatan akhirnya dikalahkan oleh kemaksiatan dan seterusnya dan seterusnya.

Sedangkan satu-satunya sifat yg membahagiakan adalah sifat rububiyah (رُبُوْبِيَّةْ); ditandai dengan keimanan, ketakwaan dan kesabaran yg telah kita bina bersama-sama sepanjang bulan Ramadhan. Orang yg dapat mengoptimalkan dengan baik sifat rububiyah di dalam jiwanya niscaya jalan hidupnya disinari oleh cahaya Al-Qur'an, prilakunya dihiasi budi pekerti yg luhur (akhlaqul karimah). Selanjutnya, ia akan menjadi insan muttaqin, insan pasca Ramadhan, yg menjadi harapan setiap orang. Insan yg dalam hari raya ini menampakkan tiga hal sebagai pakaiannya: menahan diri dari hawa nafsu, memberi ma`af dan berbuat baik pada sesama manusia sebagaimana firman Allah:

وَاْلكَاظِمِيْنَ اْلغَيْظَ وَاْلعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِ وَاللهُ يُحِبُّ اْلمُحْسِنِيْنَ

"…dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS Ali Imran: 134)

Jama`ah Idul Fithri yg berbahagia

Pesan kedua adalah pesan sosial

Pesan sosial Ramadhan ini terlukiskan dengan indah. Indah disini justru terlihat pada detik-detik akhir Ramadhan dan gerbang menuju bulan Syawwal. Dimana, ketika umat muslim mengeluarkan zakat fithrah kepada Ashnafuts Tsamaniyah (delapan kategori kelompok masyarakat yg berhak menerima zakat), terutama kaum fakir miskin tampak bagaimana tali silaturrahmi serta semangat untuk berbagi demikian nyata terjadi. Kebuntuan dan kesenjangan komunikasi dan tali kasih sayang yg sebelumnya sempat terlupakan tiba-tiba saja hadir, baik di hati maupun dalam tindakan. Semangat zakat fitrah ini melahirkan kesadaran untuk tolong menolong (ta`awun) antara orang-orang kaya dan orang-orang miskin, antara orang-orang yg hidupnya berkecukupan dan orang-orang yg hidup kesehariannya serba kekurangan, sejalan hatinya sebab كُلُّكُمْ عِيَالُ اللهِ , kalian semua adalah ummat Allah.

Dalam kesempatan ini orang yg menerima zakat akan merasa terbantu beban hidupnya sedangkan yg memberi zakat mendapatkan jaminan dari Allah Ta'ala; sebagaimana yg terkandung dalam hadits Qurthubi:

اِنّىِ رَأَيْتُ اْلبَارِحَةَ عَجَاً رَأَيْتُ مِنْ اُمَّتِى يَتَّقِى وَهَجَ النَّارَ وَشِرَرَهَا بِيَدِهِ عَنْ وَجْهِهِ فَجَائَتْ صَدَقَتُهُ فَصَارَتْ سِتْرًا مِنَ النَّارِ

"Aku semalam bermimpi melihat kejadian yg menakjubkan. Aku melihat sebagian dari ummatku sedang melindungi wajahnya dari sengatan nyala api neraka. Kemudian datanglah shadaqahnya menjadi pelindung dirinya dari api neraka."

Jama'ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Pesan ketiga adalah pesan jihad

Jihad yg dimaksud di sini, bukan jihad dalam pengertiannya yg sempit; yakni berperang di jalan Allah akan tetapi jihad dalam pengertiannya yg utuh, yaitu:

بَذْلُ مَاعِنْدَهُ وَمَا فِى وُسْعِهِ لِنَيْلِ مَا عِنْدَ رَبِّهِ مِنْ جَزِيْلِ ثَوَابِ وَالنَّجَاةِ مِنْ اَلِيْمِ عِقَابِهِ

"Mengecilkan arti segala sesuatu yg dimilikinya demi mendapatkan keridhaannya, mendapatkan pahala serta keselamatan dari Siksa-Nya."

Pengertian jihad ini lebih komprehensif, karena yg dituju adalah mengorbankan segala yg kita miliki, baik tenaga, harta benda, atapun jiwa kita untuk mencapai keridhaan dari Allah; terutama jihad melawan diri kita sendiri yg disebut sebagai Jihadul Akbar, jihad yg paling besar. Dengan demikian, jihad akan terus hidup di dalam jiwa ummat Islam baik dalam kondisi peperangan maupun dalam kondisi damai. Jihad tetap dijalankan.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yg kita butuhkan bukanlah jihad mengangkat senjata. Akan tetapi jihad mengendalikan diri dan mendorong terciptanya sebuah sistem sosial yg bermartabat, berkeadilan dan sejahtera serta bersendikan atas nilai-nilai agama dan ketaatan kepada Allah.

Mengingat adanya aliran Islam yg mengkampanyekan jihad dengan senjata di negara damai Indonesia ini, maka perlu untuk ditekankan lebih dalam bahwa jihad seharusnya dilandasi niat yg baik dan dipimpin oleh kepala pemerintahan, bukan oleh kelompok atau aliran tertentu. Jangan sampai mengatasnamakan kesucian agama, akan tetapi tidak bisa memberikan garansi bagi kemaslahatan umat Islam. Islam haruslah didesain dan bergerak pada kemaslahatan masyarakat demi mencapai keridhaan Allah dan kemajuan ummat. Pengalaman pahit salah mengartikan jihad menjadikan Islam dipandang sebagai agama teroris. Padahal Islam sebenarnya adalah rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil alamin), agama yg menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, kedamaian.

Dalam konteks masyarakat Indonesia saat ini, jihad yg kita butuhkan adalah upaya mendukung terbangunnya sebuah sistem sosial yg bermartabat, berkeadilan dan sehatera yg bersendikan pada ketaatan kepada Allah. Jihad untuk mengendalikan hawa nafsu dari seluruh hal yg dapat merugikan diri kita sendiri, terlebih lagi merugikan orang lain.

Jama`ah Sholat Idul Fitri rahimakumullah

رُوِىَ اَنَّ بَعْضَ الصَّحَابَةِ قَالُوْا يَا نَبِيَّ اللهِ لَوَدَدْنَا اَنْ نَعْلَمَ اَيَّ التِّجَارَةِ اَحَبُّ اِلَى اللهِ فَنَتَجَرُّ فِيْهَا فَنُزِلَتْ (يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلىَ تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ. تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ اْلفَوْزُ اْلعَظِيْمُ)

"Diriwayatkan bahwa sebagian sahabat mendatangi Rasulullah. Ketika berjumpa, salah seorang dari mereka berkata: "Wahai Nabi Allah, kami ingin sekali mengetahui bisnis apa yg paling dicintai oleh Allah agar kami bisa menjadikannya sebagai bisnis kami". Kemudian diturunkan ayat:

يآاَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلىَ تِجَارَةٍ تُنْجِيْكُمْ مِنْ عَذَابٍ اَلِيْمٍ. تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَرَسُوْلِهِ وَتُجَاهِدُوْنَ فِى سَبِيْلِ اللهِ بِاَمْوَالِكُمْ وَاَنْفُسِكُمْ ذَالِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِى مِنْ تَحْتِهَا اْلاَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِى جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ اْلفَوْزُ اْلعَظِيْمُ

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar." (QS Ash-Shaff:10-12)

Dalam konteks sosial masyarakat kita saat ini, dimana masih banyak sektor sosial yg perlu pembenahan lebih lanjut. Maka makna jihad harus mengacu pada pengentasan masalah-masalah sosial. Oleh sebab itu, sudah selayaknya pada momentum lebaran saat ini, bukan hanya pakaian yg baru akan tetapi gagasan-gagasan baru juga harus dikedepankan untuk mengentaskan masalah-masalah sosial yg selama ini membelenggu kemajuan umat Islam Indonesia pada khususnya dan bangsa dan negara Indonesia pada umumnya.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Jama'ah Sholat Idul Fithri rahimakumullah

Demikianlah tiga pesan yg disampaikan oleh Ramadhan. Oleh sebab itu, marilah kita bersama-sama memikul tanggung jawab untuk merealisasikan ketiga pesan ini ke dalam bingkai kehidupan nyata. Marilah kita bersama-sama mengendalikan hawa nafsu kita sendiri, untuk tidak terpancing pada hal-hal yg terlarang dan merugikan orang lain; menjalin hubungan silaturrahim serta kerjasama sesama muslim tanpa membeda-bedakan status sosial, serta menyandang semangat jihad untuk membangun sebuah sistem sosial yg bermartabat, berkeadilan dan sejahtera.

اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ ربِّهِ ونَهَيَ النَّفْسَ عَنِ اْلَهوَى فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ اْلمَأْوَى. جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ اْلعَائِدِيْنَ وَاْلفَائِزِيْنَ وَاْلمَقْبُوْلِيْنَ وَاَدْخَلَنَا وَاِيَّاكُمْ فِى زُمْرَةِ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَاَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ لِى وَلَكُمْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِسَائِرِ اْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرْهُ اِنَّهُ هُوَاْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

KHUTBAH KEDUA

اللهُ اَكْبَرْ (3×) اللهُ اَكْبَرْ (4×) اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَالللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ تَعْظِيْمًا لِشَأْنِهِ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَزَجَرَ.وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Akhirnya marilah kita berdoa, menundukkan kepala, memohon kepada Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahim untuk kebaikan kita dan umat Islam dimana saja berada:

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَحْمَدُكَ وَنَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ وَنَعُوْذُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ إِنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ.

Ya Allah, sesungguhnya kami memuji-Mu, meminta tolong kepada-Mu, dan memohon petunjuk dari-Mu, kami berlindung dan bertawakal kepada-Mu, kami memuji-Mu dengan segala kebaikan, kami bersyukur atas semua nikmat-Mu, kami tidak mengingkari-Mu, kami berlepas diri dari siapa pun yg durhaka kepada-Mu. Ya Allah, hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya untuk-Mu shalat dan sujud kami, dan hanya kepada-Mu kami berusaha dan bergegas, kami sangat mengharapkan rahmat-Mu dan takut akan siksa-Mu, sesungguhnya azab-Mu benar-benar ditimpakan kepada orang-orang kafir.

اَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ بِالإِسْلاَمِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالإِيْمِانِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالْقُرْآنِ وَلَكَ الْحَمْدُ بِشَهْرِ رَمَضَانَ وَلَكَ الْحَمْدُ بِالأَهْلِ وَالْمَالِ وَالْمُعَافَاةِ لَكَ الْحَمْدُ بِكُلِّ نِعْمَةٍ أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَيْنَا.

Ya Allah, segala puji hanya bagi-Mu atas nikmat Islam, nikmat Iman, nikmat Al-Qur’an, nikmat bulan Ramadhan, nikmat keluarga, harta dan kesehatan. Segala puji bagi-Mu atas semua nikmat yg telah Engkau anugerahkan kepada kami.

سُبْحَانَكَ لاَ نُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ حَتَّى تَرْضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ.

Maha Suci Engkau, kami tidak akan sanggup menghitung dan membatasi pujian bagi-Mu. Keagungan-Mu hanya dapat diungkapkan dengan pujian-Mu kepada diri-Mu sendiri, segala puji hanya bagi-Mu (dari kami) sampai Engkau ridha (kepada kami) dan segala puji bagi-Mu setelah keridhaan-Mu.

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Ya Allah, sampaikanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada hamba, nabi dan rasul-Mu Muhammad saw beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

Ya Allah, ampunilah kami dan ampuni pula kedua orang tua kami dan sayangilah mereka seperti kasih sayang mereka saat mendidik kami di waktu kecil.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yg merugi.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.

Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa saudara-saudara kami yg telah mendahului kami dalam keimanan, dan janganlah Engkau jadikan di hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman, ya Tuhan kami sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu ridha dan surga-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yg dapat mendekatkan kami kepadanya, dan kami berlindung kepada-Mu dari murka dan neraka-Mu serta semua ucapan maupun perbuatan yg dapat mendekatkan kami kepadanya.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِجَمِيْعِ مَوْتَى الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ شَهِدُوْا لَكَ بِالْوَحْدَانِيَّةِ وَلِنَبِيِّكَ بِالرِّسَالَةِ وَمَاتُوْا عَلَى ذَلِكَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُمْ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُمْ وَاغْسِلْهُمْ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِمْ مِنَ الذٌّنُوْبِ وَالْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَجَازِهمْ بِالْحَسَنَاتِ إِحْسَانًا وَبِالسَّيِّئَاتِ عَفْوًا وَغُفْرَانًا.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kaum mukminin yg telah wafat dan telah bersaksi atas keesaan-Mu dan kerasulan nabi-Mu (Muhammad saw) dan mereka meninggal dalam keadaan demikian. Ya Allah, ampuni dan rahmatilah mereka, maafkan semua kesalahan mereka, muliakan tempat tinggalnya, luaskan kediamannya, sucikan mereka dengan air, salju, dan embun, bersihkan mereka dari berbagai dosa dan kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Dan balaslah amal kebaikan mereka dengan kebaikan pula, dan amal buruk mereka dengan maaf dan pengampunan.

اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, bantulah kami dalam berdzikir dan bersyukur serta beribadah kepada-Mu dengan baik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ نَحْنُ عَبِيْدُكَ بَنُوْ عَبِيْدِكَ بَنُوْ إِمَائِكَ نَوَاصِيْنَا بِيَدِكَ مَاضٍ فِيْنَا حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيْنَا قَضَاؤُكَ نَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ الْعَظِيْمَ رَبِيْعَ قُلُوْبِنَا وَنُوْرَ صُدُوْرِنَا

وَجَلاَءَ أَحْزَانِنَا وَذَهَابَ هُمُوْمِنِا وَغُمُوْمِنَا وَسَائِقَنَا وَقَائِدَنَا إِلَى جَنَّاتِكَ جَنَّاتِ النَّعِيْمِ.

Ya Allah, kami adalah hamba-hamba-Mu, anak dari hamba-hamba-Mu laki-laki dan perempuan, ubun-ubun kami berada dalam tangan-Mu, telah berlaku atas kami hukum-Mu, adil pasti atas kami keputusan-Mu, kami memohon kepada-Mu dengan menggunakan semua nama yang menjadi milik-Mu dan Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau nama yang Engkau turunkan dalam kitab suci-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada salah satu di antara hamba-Mu, atau dengan nama yg Engkau simpan dalam rahasia ghaib di sisi-Mu, jadikanlah Al-Qur’an yg agung ini taman bunga sepanjang musim di hati kami, jadikan ia cahaya di dada-dada kami, pelipur lara dan penghapus gulana, jadikan pula ia pembimbing kami menuju surga-Mu yg penuh kenikmatan.

اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ اَللَّهُمَّ زَكِّ نُفُوْسَنَا  بِالْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ.

Ya Allah, bersihkan dan sucikan hati dan jiwa kami dengan Al-Qur’an yg mulia.

اَللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِيْنَا وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا وَارْزُقْنَا تِلاَوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ حُجَّةً لَنَا لاَ حُجَّةً عَلَيْنَا.

Ya Allah, ingatkan kami ayat Al-Qur’an yg terlupa, ajarkan kami darinya apa yg  tidak kami ketahui, berikan rezki kepada kami berupa kenikmatan membacanya malam dan siang, jadikan ia hujjah bagi kami jangan jadikan ia hujjah atas kami.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنْ أَهْلِ القُرْآنِ الَّذِيْنَ هُمْ أَهْلُكَ وَخَاصَّتُكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, jadikanlah kami termasuk ahli Al-Qur’an yg menjadi keluarga-Mu dan hamba-hamba istimewa di sisi-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ آتِ نُفُوْسَنَا تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا أَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ وَلِيُّهَا وَمَوْلاَهَا

Ya Allah, berikan kepada jiwa-jiwa kami ketakwaan kepadamu, dan sucikan dia, Engkaulah sebaik-baik Zat Yang Menyucikan jiwa, Engkaulah Pelindung dan Penolongnya.

اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ نَسْأَلُكَ مُوْجِبَاتِ رَحْمَتِكَ وَالْعَزِيْمَةَ عَلَى الرُّشْدِ وَالغَنِيْمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ وَالْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنَّجَاةَ مِنَ النَّارِ.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yg berada dalam kesulitan, kami memohon kepada-Mu berbagai penyebab turunnya rahmat-Mu, tekad dan kekuatan untuk meniti jalan yg lurus, limpahan segala kebajikan, keselamatan dari segala dosa, kemenangan meraih surga dan keselamatan dari azab neraka.

اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ نَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, kami memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian diri dan kekayaan.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنَ الْخَيْرِ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنَ الشَّرِّ كُلِّهِ عَاجِلِهِ وَآجِلِهِ مَا عَلِمْنَا مِنْهُ وَمَا لَمْ نَعْلَمْ.

Ya Allah, kami memohon kepada-Mu segala kebaikan di dunia dan akhirat yg kami ketahui maupun yg tidak kami ketahui, dan kami berlindung kepada-Mu dari semua keburukan di dunia dan akhirat yg kami ketahui maupun yg tidak kami ketahui.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا سَأَلَكَ عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَكَ مِنْهُ عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعِبَادُكَ الصَّالِحُوْنَ.

Ya Allah, kami memohon kepadamu segala kebaikan yg telah diminta hamba dan rasul-Mu Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan hamba-hamba-Mu yg shalih, dan kami berlindung kepadamu dari segala keburukan yg mereka telah berlindung darinya kepada-Mu.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَنَا الَّذِيْ هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَا الَّتِيْ فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِيْ إَلَيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِيْ كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شَرٍّ.

Ya Allah, perbaikilah agama kami yg merupakan penjaga urusan kami, perbaikilah dunia kami yg menjadi tempat hidup kami, dan perbaikilah akhirat kami karena dialah tempat kembali kami.  Jadikan kehidupan ini sebagai penambah segala kebaikan bagi kami, dan jadikan kematian sebagai kebebasan kami dari segala keburukan.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ جَهْدِ الْبَلاَءِ وَدَرْكِ الشَّقَاءِ وَسُوْءِ الْقَضَاءِ وَشَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari sulitnya bencana, beratnya penderitaan, buruknya takdir, dan tepuk tangan musuh.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ.

Ya Allah, kami berlindung kepada-Mu dari siksa Jahanam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari fitnah Dajjal.

اَللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوْبَنَا مِنَ النِّفَاقِ وَأَعْمَالَنَا مِنَ الرِّيَاءِ وَأَلْسِنَتَنَا مِنَ الْكَذِبِ وَأَعْيُنَنَا مِنَ الْخِيَانَةِ إِنَّكَ تَعْلَمُ خَائِنَةَ الأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُوْرُ.

Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, amal kami dari riya, lisan kami dari dusta, dan bersihkan mata kami dari khianat, sesungguhnya Engkau mengetahui pengkhianatan mata dan apa yg disembunyikan dalam dada.

اَللَّهُمَّ اكْفِنَا بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, cukupkan diri kami dengan yg halal dari yg haram, dengan ketaatan kepada-Mu dari maksiat kepada-Mu,  dan dengan karunia-Mu dari selain-Mu, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ أَعْتِقْ رِقَابَنَا مِنَ النَّارِ وَأَوْسِعْ لَنَا مِنَ الرِّزْقِ الْحَلاَلِ وَاصْرِفْ عَنَّا فَسَقَةَ الْجِنِّ وَالإِنْسِ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, bebaskan diri kami dari api neraka, lapangkan untuk kami rezki yg halal, dan jauhkan kami dari jin dan manusia yang fasik, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ خَيْرَ أَعْمَالِنَا آخِرَهَا وَخَيْرَ أَعْمَارِنَا خَوَاتِمَهَا وَخَيْرَ أَيَّامِنَا يَوْمَ لِقَائِكَ.

Ya Allah, jadikanlah amal kami yg terbaik adalah akhirnya, dan umur kami yg terbaik adalah penghujungnya, dan hari terbaik kami adalah hari bertemu Engkau.

اَللَّهُمَّ آنِسْ وَحْشَتَنَا فِي الْقُبُوْرِ وَآمِنْ خَوْفَنَا يَوْمَ الْبَعْثِ وَالنُّشُوْرِ وَيَسِّرْ لَنَا يَا إِلهَنَا الأُمُوْرَ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ.

Ya Allah, hiburlah kami ketika sendirian dalam kubur, hilangkan ketakutan kami ketika dibangkitkan dari kubur, dan mudahkan semua urusan kami, Ya Tuhan kami, wahai Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلاَةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ، وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَدْلِ فِيْ رَعَايَاهُمْ وَالرِّفْقِ بِهِمْ وَالاِعْتِنَاءِ بِمَصَالِحِهِمْ وَحَبِّبْهُمْ إِلَى الرَّعِيَّةِ وَحَبِّبِ الرَّعِيَّةَ إِلَيْهِمْ.

Ya Allah, perbaikilah (akhlaq) para pemimpin kaum muslimin, bimbinglah mereka dalam menegakkan keadilan, menyayangi, dan memperhatikan kepentingan rakyat. Tumbuhkan kecintaan rakyat kepada mereka dan kecintaan mereka kepada rakyat.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِصِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَالْعَمَلِ بِوَظَائِفِ دِيْنِكَ الْقَوِيْمِ وَاجْعَلْهُمْ هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, bimbinglah mereka ke jalan-Mu yg lurus, agar bekerja demi agama-Mu yg benar, jadikan mereka teladan yg mendapat petunjuk-Mu, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَسُنَّةِ نَبِيِّكَ وَالْحُكْمِ بِشَرِيْعَتِكَ وَإقَامَةِ حُدُوْدِكَ.

Ya Allah, bimbinglah mereka agar bekerja sesuai kitab-Mu, sunnah Nabi-Mu, memutuskan dengan syariat-Mu, dan menegakkan hukum-hukum-Mu.

اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لإِزَالَةِ الْمُنْكَرَاتِ وَإِظْهَارِ الْمَحَاسِنِ وَأَنْوَاعِ الْخَيْرَاتِ.

Ya Allah, tuntunlah mereka untuk memberantas kemunkaran dan menampilkan segala bentuk kebaikan.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمِيْنَ وَأَرْخِصْ أَسْعَارَهُمْ وَآمِنْهُمْ فِيْ أَوْطَانِهِمْ.

Ya Allah, perbaikilah keadaan kaum muslimin, murahkanlah harga-harga kebutuhan hidup mereka, dan jadikanlah mereka aman sentosa di tanah air mereka.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ شَبَابَ الْمُسْلِمِيْنَ وَحَبِّبْ إِلَيْهِمُ الإِيْمَانَ وَزَيِّنْهُ فِيْ قُلُوْبِهِمْ وَكَرِّهْ إِلَيْهِمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوْقَ وَالْعِصْيَانَ وَاجْعَلْهُمْ مِنَ الرَّاشِدِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.

Ya Allah, perbaikilah keadaan para pemuda kaum muslimin, jadikan mereka para pencinta keimanan dan jadikan iman itu indah dalam hati mereka, bencikan mereka terhadap kekafiran, kefasikan dan kemaksiatan, dan jadikan mereka orang-orang yg lurus, dengan rahmat-Mu wahai Dzat Yang Maha Penyayang.

اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ نَسْأَلُكَ أَنْ تُعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِميْنَ وَأَنْ تُذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَنْ تُدَمِّرَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَنْ تَجْعَلَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.

Ya Allah Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri, Pemilik segala keagungan dan kemuliaan, Yang Maha Mengabulkan doa orang yg berada dalam kesulitan, kami memohon kepadamu agar Engkau memuliakan Islam dan kaum muslimin, menghinakan kemusyrikan dan orang-orang musyrik, menghancurkan musuh-musuh agama, dan menjadikan negeri ini dan negeri-negeri kaum muslimin lainnya aman dan tenteram.

اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ.

Ya Allah, tolonglah dan menangkanlah saudara-saudara kami kaum muslimin para mujahidin di jalan-Mu di mana pun mereka berada.

اَللَّهُمَّ اكْتُبِ الشَّهَادَةَ عَلَى مَوْتَاهُمْ وَاكْتُبِ السَّلاَمَةَ عَلَى أَحْيَائِهِمْ.

Ya Allah, tetapkan kesyahidan bagi yg gugur di antara mereka, dan berikan keselamatan kepada yg masih hidup.

رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ غَرَامًا.

Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yg kekal.

رَبَّنَا لاَتُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau lah Maha Pemberi (karunia).

رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka.

رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا.

Ya Tuhan kami, berikan rahmat kepada kami dari sisi-Mu, dan sempurnakan bagi kami petunjuk yg lurus dalam urusan kami.

اَللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قُلُوْبٍ لاَ تَخْشَعُ وَمِنْ نُفُوْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا.

Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yg tidak khusyu’, dari nafsu yg tidak pernah kenyang, dan dari doa yg tidak dikabulkan.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.

Ya Tuhan kami, kami telah menzhalimi diri sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan peliharalah kami dari api neraka.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amal dan doa kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, dan ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Semoga shalawat senantiasa tercurah kepada pemimpin kami Muhammad saw, keluarga dan sahabatnya semua. Maha suci Tuhanmu Pemilik kemuliaan dari apa yg mereka persekutukan. Semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada para rasul dan segala puji hanya bagi Tuhan semesta alam. Aamiin

==========

Demikian Ibnu Mas'ud At-Tamanmini akan menyampaikan khuthbahnya insya Alloh dan semoga bermanfaat. Aamiin

والله الموفق الى اقوم الطريق

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

Kamis, 09 Mei 2019

MEMAHAMI HADITS BATASAN WAKTU SAHUR


Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ

“Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam.” (QS. Al Baqarah: 187).

Dalam ayat diatas dijelaskan bahwa Allah Ta’ala membolehkan makan sampai terbitnya fajar shubuh saja, tidak boleh lagi setelah itu. Lantas bagaimanakah dalam memahami hadits dibawah ini yg dijadikan landasan sebagian muslim akan kebolehan makan sahur saat mendengar adzan shubuh?

Dari Abu Hurairah radhiyalkahu 'anhu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلاَ يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِىَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

“Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut hingga dia menunaikan hajatnya hingga selesai.” (HR. Abu Daud)

Dalam Al Majmu’, An Nawawi menyebutkan,

“Kami katakan bahwa jika fajar terbit sedangkan makanan masih ada di mulut, maka hendaklah dimuntahkan dan ia boleh teruskan puasanya. Jika ia tetap menelannya padahal ia yakin telah masuk fajar, maka batallah puasanya. Permasalah ini sama sekali tidak ada perselisihan pendapat di antara para ulama. Dalil dalam masalah ini adalah hadits Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhum bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ بِلالا يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ ، فَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذِّنَ ابْنُ أُمِّ مَكْتُومٍ

“Sungguh Bilal mengumandangkan adzan di malam hari. Tetaplah kalian makan dan minum sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan.” (HR. Bukhari dan Muslim. Dalam kitab Shahih terdapat beberapa hadits lainnya yang semakna)

لا يمنعنكم أذان بلال من سحوركم ، فإنه يؤذّن بليل ، فكلوا واشربوا حتى ينادي ابن أم مكتوم

“Adzannya Bilal tidak menghalangi kalian untuk makan sahur, karena dia mengumandangkan adzan pada malam hari, maka makan dan minumlah kalian sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan”.

Adapun hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمْ النِّدَاءَ وَالإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ فَلا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

“Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan bejana (sendok) ada di tangan kalian, maka janganlah ia letakkan hingga ia menunaikan hajatnya.” Dalam riwayat lain disebutkan,

وكان المؤذن يؤذن إذا بزغ الفجر

“Sampai muadzin mengumandangkan adzan ketika terbit fajar.” (HR. Al-Hakim dari Abu ‘Abdillah).

Al-Hakim katakan bahwa hadits ini shahih sesuai dengan syarat imam Muslim. Kedua riwayat tadi dikeluarkan pula oleh Al-Baihaqi. Kemudian Al-Baihaqi katakan, “Jika hadits tersebut shahih, maka mayoritas ulama memahaminya bahwa adzan yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah adzan sebelum terbit fajar shubuh, yaitu maksudnya ketika itu masih boleh minum karena waktu itu adalah beberapa saat sebelum masuk shubuh. Sedangkan maksud hadits “ketika terbit fajar” bisa dipahami bahwa hadits tersebut bukan perkataan Abu Hurairah, atau bisa jadi pula yang dimaksudkan adalah adzan kedua. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan bejana (sendok) ada di tangan kalian”, yang dimaksud adalah ketika mendengar adzan pertama. Dari sini jadilah ada kecocokan antara hadits Ibnu ‘Umar dan hadits ‘Aisyah”, dan sinkronlah antara hadits-hadits yang ada.

Dalam fikih Syafi'iyah disebutkan,

ولو طلع الفجر وفي فمه طعام فلفظه قبل أن ينزل منه شيء لجوفه صح صومه

“Seandainya fajar terbit, sementara di mulut seseorang masih terdapat makanan, lalu ia mengeluarkannya sebelum masuk ke dalam rongga perutnya, maka puasanya sah,” (Lihat Syakh Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu‘in pada hamisy I‘anatut Thalibin, [Beirut, Darul Fikr: 2005 M/1425 H-1426 H], juz II, halaman 266). Wallahu a'lam

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Rabu, 08 Mei 2019

MENGENAL ILMU 'ARUDH (NOT LAGU ARAB) IMAM SIBAWAIH


Ilmu 'Arudh adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk mengetahui benar atau tidaknya sebuah wazan syi'ir, dan juga perubahan wazan syi'ir dari beberapa zihaf atau illat. Penggagas Ilmu 'Arudh menurut qoul masyhur yang pertama kali adalah Imam Kholil bin Ahmad al Farohidi Al bashri syekh Sibawaih. Ia dilahirkan di bashrah pada tahun 100 H dan meninggal pada tahun 170 H.

Beberapa istilah yang perlu diketahui dalam ilmu 'arudh:

*Wazan,* yang dimaksud disini adalah kumpulan dari untaian nada yang harmonis bagi kalimat -kalimat yang tersusun dari satuan-satuan bunyi tertentu yang meliputi harakah (huruf hidup)  dan sakanah (huruf mati) yang melahirkan taf'ilah-taf'ilah dan bahar syi'ir.

*Zihaf,* adalah perubahan yang ditentukan oleh huruf yang keduanya sabab (sabab khofif / tsaqil) secara muthlaq. Sedangkan zihaf tidak bisa msuk kepada huruf awal dan huruf ke tiga juga huruf ke enam dari juz tafa'il.

*'Illah,* pengertian 'illah dalam ilmu 'Arudh adalah perubahan yang terjadi pada sabab dan watad dari taf'ilah 'arudh dan taf'ilah dharab. 'illah sifatnya lazim, artinya apabila terjadi pada 'arudh dan dharab atau pada salah satunya maka semua bait harus mengikutinya.

*Syi'ir,* adalah ucapan yang berwazan dan berqafiyah yang mengandung makna. Yang berarti sebuah syi'ir harus mengandung 4 unsur, yaitu: Lafadz, Wazan, Makna, dan qafiyah.

*Qafiyah,* adalah sebuah ilmu yang membahas ujung kata di dalam bait syiir yang terdiri dari huruf akhir yang mati di ujung bait sampai dengan huruf hidup sebelum huruf mati.

*Bait,* menurut istilah dalam ilmu 'arudh Bait adalah suatu ungkapan sastra yang kata-katanya tersusun rapi untuk mengikuti not-not yang tersedia dalam taf'ilah-taf'ilah dan diakhiri dengan qafiyah.

*Bahar,* adalah wazan (timbangan) tertentu yang dijadikan pola dalam menggubah syi'ir arab.

Menurut Imam Kholil, jumlah bahar ada 15, sedangkan menurut imam Akhfasy jumlah bahar ada 16, dengan menambahkan satu bahar lagi, yakni bahar mutadarok.

Macam-macam Bahar dalam 'Ilmu 'Arudh:

*1. Bahar Thowil*
Juz Tafa'ilnya adalah:  فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن  # فعولن مفاعيلن فعولن مفاعيلن

*2. Bahar Madid*
Juz tafa'ilnya adalah: فاعلاتن فاعلن فاعلاتن فاعلن # فاعلاتن فاعلن فاعلاتن فاعلن

*3. Bahar Basit*
Juz tafa'ilnya adalah: مستفعلن فاعلن مستفعلن فاعلن # مستفعلن فاعلنمستفعلن فاعلن

*4. Bahar Wafir*
Juz tafa'ilnya adalah: مفاعلتن مفاعلتن مفاعلتن # مفاعلتن مفاعلتن مفاعلتن

*5. Bahar Kamil*
Juz tafa'ilnya adalah: متفاعلن متفاعلن متفاعلن # متفاعلن متفاعلن متفاعلن

*6. Bahar Hazj*
Juz tafa'ilnya adalah: مفاعيلن مفاعيلن مفاعيل  # مفاعيلن مفاعيلن مفاعيلن

*7. Bahar Rajaz*
Juz tafa'ilnya adalah: مستفعلن مستفعلن مستفعلن # مستفعلن مستفعلن مستفعلن

*8. Bahar Raml*
Juz tafa'ilnya adalah: فاعلاتن فاعلاتن فاعلاتن # فاعلاتن فاعلاتن فاعلاتن

*9. Bahar Sari'*
Juz tafa'ilnya adalah: مستفعلن مستفعلن مفعولات # مستفعلن مستفعلن مفعولات

*10. Bahar Munsarah*
Juz tafa'ilnya adalah: مستفعلن مفعولات مستفعلن # مستفعلن مفعولات مستفعلن

*11. Bahar Khofif*
Juz tafa'ilnya adalah:فاعلاتن مستفع لن فاعلاتن # فاعلاتن مستفع لن فاعلاتن

*12. Bahar Mudhori'*
Juz tafa'ilnya adalah:مفاعيلن فاع لاتن مفاعيلن # مفاعيلن فاع لاتن مفاعيلن

*13. Bahar Muqtadhob*
Juz tafa'ilnya adalah: مفعولات مستفعلن مستفعلن # مفعولات مستفعلن مستفعلن

*14. Bahar Mujtats*
Juz tafa'ilnya adalah: مستفع لن فاعلاتن فاعلاتن # مستفع لن فاعلاتن فاعلاتن

*15. Bahar Mutaqarib*
Juz tafa'ilnya adalah: فعولن فعولن فعولن فعولن # فعولن فعولن فعولن فعولن

*16. Bahar Mutadarok*
Juz tafa'ilnya adalah: فاعلن فاعلن فاعلن فاعلن # فاعلن فاعلن فاعلن فاعلن

Mungkin dengan hanya membaca tulisan ini masih belum cukup untuk memberikan pemahaman. Karena masih banyak hal-hal yang ada dalam Ilmu 'Arudl yang belum dibahas dalam tulisan ini. Namun setidaknya tulisan ini bisa menjadi bekal awal bagi yang ingin tahu tentang ilmu 'arudl, mengingat ilmu satu ini sudah terbilang langka, sangat jarang diajarkan di Pondok-pondok, Madrasah - madrasah, apalagi di sekolah-sekolah umum.

Bila ingin lebih mendalami mengenai ilmu 'Arudh, bisa membaca kitab تسهيل الطلاب, yang disusun oleh Abu Muhammad Nasihin al Qudsi. Dalam ilmu 'arudl diterangkan bahwa bahr atau not lagu Arab berjumlah 16 lirik. Di antaranya yang sering digunakan yaitu bahr al-rajaz. Hampir seluruh kitab yang berbentuk nadzam (puisi, antonim dari natsar atau prosa) yang menjadi acuan di pesantren memakai bahr al-rajaz tersebut. Seperti al-Fiyyah Ibni Mâlik, al-Imrîthy, Jawâhir al-Maknûn, `Uqûd al-Jumân dan masih banyak lagi. Cara melagukan bahr ini cukup sederhana, yaitu dengan mengulang-ulang kalimat "mustafilun" sebanyak enam kali pada setiap baitnya. Seperti contoh di bawah ini:

مُسْتَفْعِلُنْ مُسْتَفْعِلُنْ مُسْتَفْعِلُنْ
قَــــــالَ مُـــحَمَّدٌ هُــــــــوَ ابْــــــنُ مَالِـــكِ

مُسْتَفْعِلُنْ مُسْتَفْعِلُنْ مُسْتَفْعِلُنْ
أَحْــــــمَدُ رَبـــــــــِّي اللهَ خَيْرَ مَــــالِكِ

Contoh lain syi'ir-syi'ir arab dengan bahr-bahr (not lagunya) :

(البحر الطاويل)

اَلاَلاَتَنَمْ فِي اْلفَصْلِ وَاسْمَعْ مُدَرِّسًا # وَسكتْ كَنَحْوِالْجُنْدِ وَالْمَالِكِ الْمَلاَ 
“Ingat ! Jangan tidur di kelas, dengarkanlah bapak ibu guru, dan diamlah seperti prajurit dihadapan  seorang raja yang berwibawa”

(البحر الهزج)

تَوَضَّعْتُمْ عَلَى الْشَّيْخِ # بِحُرْمَاتٍ وَاِخْلاَصٍ
“Kalian semua telah bertawadhu terhadap sang guru dengan hormat dan ikhlas”

(البحر الطاويل)

وَاِنْ كَانَ عَالِمً فَحُسْنَى بِقَائِلٍ # وَاِنْ كَانَ جَاهِلاً فَحُسْنَى بِسَاكِتٍ
“Ketika engkau adalah seorang alim maka lebih baik berbicara, Ketika engkau adalah orang bodoh maka lebih baik diam”

(البحر الهزج)

تَوَكَّلْتُمْ عَلَى اللّه # اِذَاكُنْتُمْ بِلاَحَوْلٍ
“Kalian semua telah bertawakkal kepada Allah SWT ketika kalian semua sudah tak ada daya upaya”

(البحر الرجز)

اِجْعَل لِسَانِيْ سَالِمً # لاَكِذْبَ بَلْ بِاالصِّدْقِ كُلْ
“Ya Allah, jadikanlah lisanku penyelamat, tiada berbohong melainkan penuh dengan kebenaran”

(البحر الرمل)

كُلْ طَعَامًا بِحَلاَلٍ طَيِّبٍ # كُلْ اِذَاكَانَ بِجَا ئِعٍ شَابِعًاقِفْ
“Makanlah makanan dengan cara yang halal lagi baik, makanlah ketika lapar dan ketika sudah kenyang berhentilah”

(البحر البسيط)

يَاصَاحِبِيْ قُلْ كَلاَمً فَضِلاً # وَانْقِصْ كَلاَمًا بِمَا لاَنَافِعًا
“Hai Kawan, Bicaralah pembicaraan yang utama, dan kurangilah pembicaraan yang tiada manfaat”

(البحر الكامل)

وَاِذَا نَظَرْتَ مَرْأَةً لَكَ نِعْمَةٌ # وَكَمَا نَظَرْتَ بِبَعْدِهِ لَكَ عَاصِيًا
”Tatkala kamu melihat wanita (yang pertama) adalah nikmat bagimu # Sebagaimana kamju melihat setelahnya, kamu adalah orang yang bermaksiyat”

(البحر الوافر)

لَقَدْعَمَلَتْ حَبِيْبَةُ عَنْ # وَظِيْفَتُهَا بِكَامِلَةٍ
“Sungguh, sang kekasih telah melakukan peranya dengan begitu sempurna”

(البحر الطاويل)

وَحَرِّسْ لِسَانَكَ مِنَ الْكِذْبِ وَالْحِقْدِ # لِسَانٌ كَلَحْمٍ فِيهِ سَيْفٌق شَدِيدٍحَدْ
“Jagalah lisanmu dari bohong dan hasud, karena lisan seperti daging yang di dalamnya terdapat pedang yang sangat tajam”. Wallahu a'lam

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Senin, 06 Mei 2019

DOA HARIAN SELAMA BULAN SUCI RAMADHAN 1440 H


*DO'A HARIAN SELAMA BULAN SUCI RAMADHAN 1440 H*

Ramadhan merupakan bulan yang sangat istimewa, bulan yang penuh rahmat, magfirah dan ampunan, bulan pembawa berkah, bulan qiyamullail, dan bulan ihya malam-malam Lailatul Qadar.

Bagi mereka yang telah mengetahui nilai-nilai bulan Ramadhan, mereka akan memanfaatkan sebaik-baiknya waktu setahun sekali itu dengan banyak berdoa dan berbuat kebajikan.

Memang benar, al-Qur’an tidak memuat satupun perintah tentang memanjatkan doa’-do’a khusus untuk bulan Ramadahan. Namun, mengingat kekhususan dan keistimewaan yang ada pada bulan tersebut, rasanya tidak berdosa apabila kita memanjatkan do’a-do’a khusus pada bulan itu. Maksudnya, ada penambahan intensitas, kuantitas, dan kualitas dari doa-doa yang biasa kita panjatkan dari bulan-bulan lainnya.

Nah, jika anda mau melakukannya, dan tidak ingin merangkai doa sendiri, ada beberapa do’a yang bisa disampaikan menjelang dan selama bulan Ramadahan, diantaranya :

*Doa Hari Pertama*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِيْ فِيْهِ صِيَامَ الصَّائِمِيْنَ وَ قِيَامِيْ فِيْهِ قِيَامَ الْقَائِمِيْنَ وَ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ عَنْ نَوْمَةِ الْغَافِلِيْن و هَبْ لِيْ جُرْمِيْ فِيْهِ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَ اعْفُ عَنِّيْ يَا عَافِيًا عَنِ الْمُجْرِمِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah puasa dan ibadahku di bulan ini seperti puasa orang-orang sejati, bangunkanlah aku di bulan ini dari kelelapan tidur orang-orang yang lupa dan ampunilah segala kesalahanku, wahai Tuhan semesta alam, dan ampunilah aku, wahai pengampun orang-orang yang bersalah.

*Doa Hari Kedua*

اَللَّهُمَّ قَرِّبْنِيْ فِيْهِ إِلَى مَرْضَاتِكَ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مِنْ سَخَطِكَ وَ نَقِمَاتِكَ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِقِرَاءَةِ آيَاتِكَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Ya Allah, dekatkanlah aku di bulan ini dari ridha-Mu, hindarkanlah aku di bulan ini dari kemurkaan-Mu, dan anugerahkanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk membaca ayat-ayat (kitab)-Mu dengan rahmat-Mu, wahai Dzat Yang Lebih Pengasih dari para pengasih.

*Doa Hari Ketiga*

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ الذِّهْنَ وَ التَّنْبِيْهَ وَ بَاعِدْنِيْ فِيْهِ مِنَ السَّفَاهَةِ وَ التَّمْوِيْهِ وَ اجْعَلْ لِيْ نَصِيْبًا مِنْ كُلِّ خَيْرٍ تُنْزِلُ فِيْهِ، بِجُوْدِكَ يَا أَجْوَدَ الْأَجْوَدِيْنَ

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini kecerdasan dan kesadaran diri, jauhkanlah aku di bulan ini dari ketololan dan kesesatan, dan limpahkanlah kepadaku sebagian dari setiap kebajikan yang Engkau turunkan di bulan ini. Dengan kedermawanan-Mu, wahai Dzat Yang Lebih Dermawan dari para dermawan.

*Doa Hari Keempat*

اَللَّهُمَّ قَوِّنِيْ فِيْهِ عَلَى إِقَامَةِ أَمْرِكَ وَ أَذِقْنِيْ فِيْهِ حَلاَوَةَ ذِكْرِكَ وَ أَوْزِعْنِيْ فِيْهِ لأدَاءِ شُكْرِكَ بِكَرَمِك
وَ احْفَظْنِيْ فِيْهِ بِحِفْظِكَ وَ سِتْرِكَ يَا أَبْصَرَ النَّاظِرِيْنَ

Ya Allah, kuatkanlah diriku di bulan ini untuk melaksanakan perintah-Mu, anugerahkan kepadaku di bulan ini kemanisan mengingat-Mu, dengan kemurahan-Mu berikanlah kesempatan kepadaku di bulan ini untuk bersyukur kepada-Mu demi kemurahan-Mu, dan dengan penjagaan dan tirai-Mu jagalah diriku di bulan ini, wahai Dzat Yang Lebih Melihat dari orang-orang yang melihat.

*Doa Hari Kelima*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ الْقَانِتِيْنَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنْ أَوْلِيَائِكَ الْمُقَرَّبِيْنَ بِرَأْفَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang memohon pengampunan, jadikanlah aku di bulan ini dari dari golongan hamba-hamba-Mu yang salih dan pasrah, dan jadikanlah aku di bulan ini dari golongan para kekasih-Mu yang dekat dengan-Mu. Dengan kasih sayang-mu wahai Dzat Yang Lebih Pengasih dari para pengasih.

*Doa Hari Keenam*

اَللَّهُمَّ لاَ تَخْذُلْنِيْ فِيْهِ لِتَعَرُّضِ مَعْصِيَتِكَ وَ لاَ تَضْرِبْنِيْ بِسِيَاطِ نَقِمَتِكَ وَ زَحْزِحْنِيْ فِيْهِ مِنْ مُوْجِبَاتِ سَخَطِكَ بِمَنِّكَ وَ أَيَادِيْكَ يَا مُنْتَهَى رَغْبَةِ الرَّاغِبِيْنَ

Ya Allah, jangan Kau hinakan aku di bulan ini karena keberanianku bermaksiat kepada-Mu, jangan Kau cambuk aku dengan cambuk kemurkaan-Mu dan jauhkanlah aku dari (segala perbuatan) yang menyebabkan murka-Mu. Dengan anugerah dan kekuasaan-Mu wahai Puncak Harapan para pengharap.

*Doa Hari Ketujuh*

اَللَّهُمَّ أَعِنِّيْ فِيْهِ عَلَى صِيَامِهِ وَ قِيَامِهِ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مِنْ هَفَوَاتِهِ وَ آثَامِهِ وَ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ ذِكْرَكَ بِدَوَامِهِ بِتَوْفِيْقِكَ يَا هَادِيَ الْمُضِلِّيْنَ

Ya Allah, bantulah aku di bulan ini dalam melaksanakan puasa dan ibadah, jauhkanlah aku di bulan ini dari kesalahan dan doa-dosa (yang tidak pantas dilaksanakan) di dalamnya, dan anugerahkanlah kepadaku di bulan ini (kesempatan untuk) mengingat-Mu untuk selamanya dengan taufik-Mu, wahai penunjuk jalan orang-orang yang sesat.

*Doa Hari Kedelapan*

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ رَحْمَةَ الأَيْتَامِ وَ إِطْعَامَ الطَّعَامِ وَ إِفْشَاءَ السَّلاَمِ وَ صُحْبَةَ الْكِرَامِ بِطَوْلِكَ يَا مَلْجَأَ الآمِلِيْنَ

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini untuk mengasihani anak-anak yatim, memberi makan, menebarkan salam dan bersahabat dengan orang-orang mulia. Dengan keutamaan-Mu, wahai Tempat Bernaung orang-orang yang berharap.

*Doa Hari Kesembilan*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ فِيْهِ نَصِيْبًا مِنْ رَحْمَتِكَ الْوَاسِعَةِ وَ اهْدِنِيْ فِيْهِ لِبَرَاهِيْنِكَ السَّاطِعَةِ وَ خُذْ بِنَاصِيَتِيْ إِلَى مَرْضَاتِكَ الْجَامِعَةِ بِمَحَبَّتِكَ يَا أَمَلَ الْمُشْتَاقِيْنَ

Ya Allah, limpahkanlah kepadaku di bulan sebagian dari rahmat-Mu yang luas, tunjukanlah aku di bulan ini kepada tanda-tanda-Mu yang terang, dan tuntunlah aku kepada ridha-Mu yang maha luas. Dengan cinta-Mu wahai harapan orang-orang yang rindu.

*Doa Hari Kesepuluh*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْمُتَوَكِّلِيْنَ عَلَيْكَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْفَائِزِيْنَ لَدَيْكَ وَ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْمُقَرَّبِيْنَ إِلَيْكَ بِإِحْسَانِكَ يَا غَايَةَ الطَّالِبِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang bertawakal kepada-Mu, jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang jaya di haribaan-Mu, dan jadikanlah aku di bulan ini dari golongan orang-orang yang telah dekat kepada-Mu. Dengan kebaikan-Mu wahai tujuan orang-orang yang berharap.

*Doa Hari Kesebelas*

اَللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيَّ فِيْهِ الْإِحْسَانَ وَ كَرِّهْ إِلَيَّ فِيْهِ الْفُسُوْقَ وَ الْعِصْيَانَ وَ حَرِّمْ عَلَيَّ فِيْهِ السَّخَطَ وَ النِّيْرَانَ بِعَوْنِكَ يَا غِيَاثَ الْمُسْتَغِيْثِيْنَ

Ya Allah, cintakanlah kepadaku di bulan ini berbuat kebajikan, bencikanlah kepadaku di bulan ini kefasikan dan maksiat, dan cegahlah dariku di bulan ini kemurkaan dan neraka-(Mu) dengan pertolongan-Mu wahai Penolong para peminta pertolongan.

*Doa Hari Kedua Belas*

اَللَّهُمَّ زَيِّنِّيْ فِيْهِ بِالسِّتْرِ وَ الْعَفَافِ وَ اسْتُرْنِيْ فِيْهِ بِلِبَاسِ الْقُنُوْعِ وَ الْكَفَافِ وَ احْمِلْنِيْ فِيْهِ عَلَى الْعَدْل والإِنْصَافِ وَ آمِنِّيْ فِيْهِ مِنْ كُلِّ مَا أَخَافُ بِعِصْمَتِكَ يَا عِصْمَةَ الْخَائِفِيْنَ

Ya Allah, hiasilah diriku di bulan ini dengan menutupi (segala kesalahanku) dan rasa malu, pakaikanlah kepadaku di bulan ini pakaian qana’ah dan mencegah diri, tuntunlah aku di bulan ini untuk berbuat adil, dan kesadaran, dan jagalah aku di bulan ini dari setiap yang kutakuti. Dengan penjagaan-Mu wahai Penjaga orang-orang yang ketakutan.

*Doa Hari Ketiga Belas*

اَللَّهُمَّ طَهِّرْنِيْ فِيْهِ مِنَ الدَّنَسِ وَ الْأَقْذَارِ وَ صَبِّرْنِيْ فِيْهِ عَلَى كَائِنَاتِ الْأَقْدَارِ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِلتُّقَى وَ صُحْبَةِ الأَبْرَارِ بِعَوْنِكَ يَا قُرَّةَ عَيْنِ الْمَسَاكِيْنِ

Ya Allah, sucikanlah aku di bulan ini dari segala jenis kotoran, jadikanlah aku di bulan ini sabar menerima setiap ketentuan-(Mu), dan anugerahkanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk meraih takwa dan bersahabat dengan orang-orang yang bijak dengan pertolongan-Mu wahai Kententraman hati orang-orang miskin.

*Doa Hari keempat Belas*

اَللَّهُمَّ لاَ تُؤَاخِذْنِيْ فِيْهِ بِالْعَثَرَاتِ وَ أَقِلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْخَطَايَا وَ الْهَفَوَاتِ وَ لاَ تَجْعَلْنِيْ فِيْهِ غَرَضًا لِلْبَلايَا وَ الآفَاتِ بِعِزَّتِكَ يَا عِزَّ الْمُسْلِمِيْنَ

Ya Allah, jangan Kau siksa aku di bulan ini karena kesalahan - kesalahanku, selamatkanlah aku di bulan ini dari segala kesalahan, dan jangan Kau jadikan aku di bulan ini tempat persinggahan malapetaka dan bala dengan kemuliaan-Mu wahai Kemuliaan muslimin.

*Doa Hari Kelima Belas*

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ طَاعَةَ الْخَاشِعِيْنَ وَ اشْرَحْ فِيْهِ صَدْرِيْ بِإِنَابَةِ الْمُخْبِتِيْنَ بِأَمَانِكَ يَا أَمَانَ الْخَائِفِيْنَ

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini ketaatan orang-orang yang khusyu’, dan lapangkanlah dadaku di bulan ini karena taubat orang-orang yang mencintai-Mu. Dengan perlindungan-Mu wahai Pengaman orang-orang yang takut.

*Doa Hari Keenam Belas*

اَللَّهُمَّ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِمُوَافَقَةِ الْأَبْرَارِ وَ جَنِّبْنِيْ فِيْهِ مُرَافَقَةَ الْأَشْرَارِ وَ آوِنِيْ فِيْهِ بِرَحْمَتِكَ إِلَى (فِيْ) دَارِ الْقَرَارِ بِإِلَهِيَّتِكَ يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ

Ya Allah, berikanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk berkumpul bersama orang-orang baik, jauhkanlah aku di bulan ini dari bersahabat dengan orang-orang jahat, dan dengan rahmat-Mu tampatkanlah aku di bulan ini di dalam rumah keabadian dengan ketuhanan-Mu wahai Tuhan sekalian alam.

*Doa Hari Ketujuh Belas*

اَللَّهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْهِ لِصَالِحِ الأَعْمَالِ وَ اقْضِ لِيْ فِيْهِ الْحَوَائِجَ وَ الآمَالَ يَا مَنْ لاَ يَحْتَاجُ إِلَى التَّفْسِيْرِ وَ السُّؤَالِ يَا عَالِمًا بِمَا فِيْ صُدُوْرِ الْعَالَمِيْنَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الطَّاهِرِيْنَ

Ya Allah, tunjukkanlah aku di bulan ini kepada amal yang salih, dan berikanlah kepadaku di bulan ini segala keperluan dan cita-citaku, wahai Dzat yang tidak membutuhkan penjelasan dan permintaan, wahai Dzat yang mengetahui segala rahasia yang ada di hati manusia, limpahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang suci.

*Doa Hari Kedelapan Belas*

اَللَّهُمَّ نَبِّهْنِيْ فِيْهِ لِبَرَكَاتِ أَسْحَارِهِ وَ نَوِّرْ فِيْهِ قَلْبِيْ بِضِيَاءِ أَنْوَارِهِ وَ خُذْ بِكُلِّ أَعْضَائِيْ إِلَى اتِّبَاعِ آثَارِهِ بِنُوْرِكَ يَا مُنَوِّرَ قُلُوْبِ الْعَارِفِيْنَ

Ya Allah, beritahukanlah kepadaku di bulan ini segala berkah yang tersimpan di dua pertiga malamnya, terangkan hatiku di bulan ini dengan cahayanya, dan bimbinglah seluruh anggota tubuhku di bulan ini untuk mengikuti tanda-tanda keagungannya dengan cahaya-Mu wahai penerang hati para ‘arif.

*Doa Hari Kesembilan Belas*

اَللَّهُمَّ وَفِّرْ فِيْهِ حَظِّيْ مِنْ بَرَكَاتِهِ وَ سَهِّلْ سَبِيْلِيْ إِلَى خَيْرَاتِهِ وَ لاَ تَحْرِمْنِيْ قَبُوْلَ حَسَنَاتِهِ يَا هَادِيًا إِلَى الْحَقِّ الْمُبِيْنِ

Ya Allah, sempurnakanlah bagianku di bulan ini dengan berkahnya, permudahlah jalanku untuk menempuh kebaikannya, dan janganlah Kau halangi diriku untuk menerima kebaikannya, wahai Penunjuk Jalan kepada kebenaran yang nyata.

*Doa Hari Kedua Puluh*

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ أَبْوَابَ الْجِنَانِ وَ أَغْلِقْ عَنِّيْ فِيْهِ أَبْوَابَ النِّيْرَانِ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِتِلاَوَةِ الْقُرْآنِ يَا مُنْزِلَ السَّكِيْنَةِ فِيْ قُلُوْبِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Ya Allah, bukalah bagiku di bulan ini pintu-pintu surga, tutuplah untukku di bulan ini pintu-pintu neraka, dan berikanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk membaca al-Quran, wahai Penurun ketenangan di hati Mukminin.

*Doa Hari Kedua Puluh Satu*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ لِيْ فِيْهِ إِلَى مَرْضَاتِكَ دَلِيْلاً وَ لاَ تَجْعَلْ لِلشَّيْطَانِ فِيْهِ عَلَيَّ سَبِيْلاً وَ اجْعَلِ الْجَنَّةَ لِيْ مَنْزِلاً وَ مَقِيْلاً يَا قَاضِيَ حَوَائِجِ الطَّالِبِيْنَ

Ya Allah, berikanlah kepadaku di bulan ini sebuah petunjuk untuk mencapai keridhaan-Mu, jangan Kau beri kesempatan kepada setan di bulan ini untuk menggodaku, dan jadikanlah surga sebagai tempat tinggal dan bernaungku, wahai Pemberi segala kebutuhan orang-orang yang meminta.

*Doa Hari Kedua Puluh Dua*

اَللَّهُمَّ افْتَحْ لِيْ فِيْهِ أَبْوَابَ فَضْلِكَ وَ أَنْزِلْ عَلَيَّ فِيْهِ بَرَكَاتِكَ وَ وَفِّقْنِيْ فِيْهِ لِمُوْجِبَاتِ مَرْضَاتِكَ وَ أَسْكِنِّيْ فِيْهِ بُحْبُوْحَاتِ جَنَّاتِكَ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّيْنَ

Ya Allah, bukalah bagiku di bulan ini pintu-pintu anugerah-Mu, turunkanlah kepadaku di bulan ini berkah-berkah-Mu, berikanlah taufik kepadaku di bulan ini untuk mencapai keridhaan-Mu, dan tempatkanlah aku di bulan ini di tengah-tengah surga-Mu, wahai Pengabul permintaan orang-orang yang ditimpa kesulitan.

*Doa Hari Kedua Puluh Tiga*

اَللَّهُمَّ اغْسِلْنِيْ فِيْهِ مِنَ الذُّنُوْبِ وَ طَهِّرْنِيْ فِيْهِ مِنَ الْعُيُوْبِ وَ امْتَحِنْ قَلْبِيْ فِيْهِ بِتَقْوَى الْقُلُوْبِ يَا مُقِيْلَ عَثَرَاتِ الْمُذْنِبِيْنَ

Ya Allah, sucikanlah aku di bulan ini dari dosa-dosa, bersihkanlah aku di bulan ini dari segala aib, dan ujilah aku di bulan ini dengan ketakwaan, wahai Pemaaf segala kesalahan orang-orang yang berdosa.

*Doa Hari Kedua Puluh Empat*

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ فِيْهِ مَا يُرْضِيْكَ وَ أَعُوْذُ بِكَ مِمَّا يُؤْذِيْكَ وَ أَسْأَلُكَ التَّوْفِيْقَ فِيْهِ لأَنْ أُطِيْعَكَ وَ لاَ أَعْصِيَكَ يَا جَوَّادَ السَّائِلِيْنَ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu di bulan ini segala yang mendatangkan keridhaan-Mu, aku berlindung kepada-Mu dari segala yang dapat menimbulkan murka-Mu, dan aku memohon kepada-Mu taufik untuk menaati-Mu dan tidak bermaksiat kepada-Mu, wahai Yang Maha Dermawan terhadap para pemohon.

*Doa Hari Kedua Puluh Lima*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِيْ فِيْهِ مُحِبًّا لِأَوْلِيَائِكَ وَ مُعَادِيًا لأَعْدَائِكَ مُسْتَنّا بِسُنَّةِ خَاتَمِ أَنْبِيَائِكَ يَا عَاصِمَ قُلُوْبِ النَّبِيِّيْنَ

Ya Allah, jadikanlah aku di bulan ini pencinta para kekasih-Mu, pembenci para musuh-Mu, mengikuti sunnah penutup para nabi-Mu, wahai Penjaga hati para nabi.

*Doa Hari Kedua Puluh Enam*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ سَعْيِيْ فِيْهِ مَشْكُوْرًا وَ ذَنْبِيْ فِيْهِ مَغْفُوْرًا وَ عَمَلِيْ فِيْهِ مَقْبُوْلاً وَ عَيْبِيْ فِيْهِ مَسْتُوْرًا يَا أَسْمَعَ السَّامِعِيْنَ

Ya Allah, jadikanlah usahaku di bulan ini disyukuri, dosaku diampuni, amalku diterima dan kejelekanku ditutupi, wahai Dzat Yang Lebih Mendengar dari setiap yang mendengar.

*Doa Hari Kedua Puluh Tujuh*

اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ فَضْلَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَ صَيِّرْ أُمُوْرِيْ فِيْهِ مِنَ الْعُسْرِ إِلَى الْيُسْرِ وَ اقْبَلْ مَعَاذِيْرِيْ وَ حُطَّ عَنِّيَ الذَّنْبَ وَ الْوِزْرَ يَا رَؤُوْفًا بِعِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ

Ya Allah, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini keutamaan Lailatul Qadr, jadikanlah urusanku yang sulit menjadi mudah, terimalah ketidakmampuanku, dan hapuskanlah dosa dan kesalahanku, wahai Yang Maha Kasih kepada hamba-hamba-Nya yang salih.

*Doa Hari Kedua Puluh Delapan*

اَللَّهُمَّ وَفِّرْ حَظِّيْ فِيْهِ مِنَ النَّوَافِلِ وَ أَكْرِمْنِيْ فِيْهِ بِإِحْضَارِ الْمَسَائِلِ وَ قَرِّبْ فِيْهِ وَسِيْلَتِيْ إِلَيْكَ مِنْ بَيْنِ الْوَسَائِلِ يَا مَنْ لاَ يَشْغَلُهُ إِلْحَاحُ الْمُلِحِّيْنَ

Ya Allah, sempurnakanlah bagiku di bulan ini ibadah-ibadah sunnah, muliakanlah aku di bulan ini dengan memahami setiap masalah (yang kuhadapi), dan dekatkanlah di bulan ini perantaraku menuju ke haribaan-Mu, wahai Dzat yang tak disibukkan oleh rintihan para perintih.

*Doa Hari Kedua Puluh Sembilan*

اَللَّهُمَّ غَشِّنِيْ فِيْهِ بِالرَّحْمَةِ وَ ارْزُقْنِيْ فِيْهِ التَّوْفِيْقَ وَ الْعِصْمَةَ وَ طَهِّرْ قَلْبِيْ مِنْ غَيَاهِبِ التُّهَمَةِ يَا رَحِيْمًا بِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu atasku, anugerahkanlah kepadaku di bulan ini taufik dan penjagaan, dan bersihkan hatiku di bulan ini dari mencela, wahai Dzat yang Maha Pengasih atas hamba-hamba-Nya yang Mukmin.

*Doa Hari Ketiga Puluh*

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صِيَامِيْ فِيْهِ بِالشُّكْرِ وَ الْقَبُوْلِ عَلَى مَا تَرْضَاهُ وَ يَرْضَاهُ الرَّسُوْلُ مُحْكَمَةً فُرُوْعُهُ بِالأُصُوْلِ بِحَقِّ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَ الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ‏

Ya Allah, kabulkan puasaku di bulan ini sesuai dengan ridha-Mu dan ridha Rasul-Mu (sehingga) cabang-cabangnya kokoh karena pondasinya demi junjungan kami Muhammad dan keluarganya. Dan segala puja bagi Allah Tuhan semesta alam. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

RENUNGAN HARIAN BULAN SUCI RAMADHAN 1440 H


Memasuki bulan suci Ramadlan 1440 H tahun ini berarti kita memasuki lembah Ilahi, dari hari ke hari akan sia-sia jika tidak digunakan untuk semakin mendekat dengan sang Ilahi, berikut adalah renungan harian para sufi untuk semakin mendekatkan diri kita pada Ilahi:

*Hari pertama*

“Puasa itu untuk-Ku, dan Aku sendiri yang akan membalasnya,” demikian kata Allah dalam hadis qudsi. Berarti hari pertama ini, seluruh hasrat, kehendak, citarasa, tekad, tujuan dan niat yang menggumpal di hati kita hanya untuk Allah ta’ala semata. “Oh Tuhan, hatiku untukmu. Dahaga kerongkongan dan perut keroncongan, adalah pesta hatiku dengan-Mu. Hatiku tak ingin selain diri-Mu..”

*Hari kedua*

Dalam kata “Ramadhan” ada huruf  Ra’, Mim, Dhadh, Alif, Nun.
1. Ra’, Ridlwanuhu : Ridlanya Allah.
2. Mim, Mahabatuhu : cintanya Allah,
3. Dhadh, Dhomanuhu : Jaminan Allah
4. Alif, Ulfatuhu : kemaha lembutan-Nya
5. Nun, Nuruhu : cahaya-Nya.

Semua diperuntukkan orang-orang yang berpuasa. Bersyukurlah bagi mereka yang telah dicatat dalam catatan-Nya sebagai orang yang berpuasa. Jika tidak, hanya lapar dan dahaga saja yang dirasakan, tidak lebih.

*Hari Ketiga*

Jika anda emosi, jika ada yang menjengkelkan di pagi hari, di terik matahari, atau menjelang senjakala tiba, kembalikan hati kepada-Nya. Siapa tahu ujian dan cobaan itu sedang menimbang naiknya derajat. Ingatlah kegembiraan orang-orang yang sedang berbuka, segala masalah jadi lupa.

*Hari Keempat*

Mata, perut, hidung, telinga, kelamin, mulut, sedang menahan diri dari tarikan syahwatnya. Hati harus menahan diri dari segala iming-iming nafsu dan dunaiwinya. Ruh, adalah arus kuat yang menggerakkan menuju Allah. Sirr (rahasia jiwa) tak ingin ada selain Allah.

*Hari Kelima*

Jika ada penyesalan karena tindakan dosa yang dilakukan selama empat hari, lalu di tengah berpuasa, janganlah penyesalan itu membuat semakin jauh dari harapan kepada-Nya. Karena hari-hari esok adalah cahaya-Nya. Hari ini bukalah jendela pintu hati untuk biaskan cahaya pagi-Nya yang indah.

*Hari Keenam*

Jangan lupa, seluruh amaliyah rutin yang biasa dibaca, diwiridkan, amaliyah sunnah di bulan ini jangan diabaikan sedikitpun. Apapun kesibukannya, masalah yang membuat tertekan sekalipun, jangan sampai memutus kabel yang menyambungkan diri kita dengan Allah.

*Hari Ketujuh*

Mari melakukan konser ruhani di bulan suci. Seluruh bunyi dan nada kita perdengarkan secara harmoni dalam jiwa kita. Serasa seluruh ragam dzikir berbunyi bersama dalam naik turunnya nafas jiwa, begitu gemebyar dalam seluruh semesta tasbih, tahmid, takbir, hauqolah, shalawat Nabi, tahlil dan tersembunyi dalam sunyi, Allah Allah Allah.

*Hari kedelapan*

Penjarakan dan kuburkan sifat-sifat buruk, iri, dengki, takabur, riya’, ta’jub pada diri sendiri, menuruti nafsu syahwat, menuruti kesenangan dunia, kemunafikan, kedzaliman, dan kemusyrikan hati. Jika sesekali hendak muncul sifat-sifat itu, cepat-cepatlah beristighfar dan lawan dengan segala cara.

*Hari kesembilan*

Islam, berarti hatimu harus istislam, yang memiliki makna pasrah total kepada-Nya, agar selaras dengan kehendak-kehendak atauran-Nya. Iman, berati yakin, membenarkan, dan mengamankan hati dari segela hal selain Allah, agar iman tumbuh menjadi Syajarah Thoyyibah. Ihsan, adalah buah dari Islam dan Iman kita, yang maujud dalam Muraqabah, Musyahadah, dan  ma’rifah.

*Hari Kesepuluh*

Sepertiga bulan kita lalui. Masihkah anda terus melawan diri sendiri? Hasrat-hasrat sampah yang membui diri kita? Apakah masih kita biarkan diri kita bertumpukan dengan onggokan limbah-limbah di hati kita? Oh, mari bangun dan melompat segera ke air bening jiwa kita, arungi samudera suci-Nya, disana banyak mutiara-mutiara.

*Hari Kesebelas*

Jangan biarkan malam-malam suci ini tanpa bersama-Nya. Jangan biarkan kegelapan tanpa Lampu Cahaya-Nya. Jangan biarkan lolongan anjing di malam pekat yang menghalang malaikat, mengganggu suara munajat kita.  Jangan biarkan malam-malam kita bersyahwat berlebihan.

Jangan biarkan…. malam-malam seperti ini bersama TV dan hiburan

*Hari Keduabelas*

Hati kita melangkah ke depan, bukan melangkah ke belakang, apalagi statik di satu tempat. Semangat hati dan rasa syukur harus terus terjaga untuk bangkit kepada-Nya.

Semakin baik, semakin lembut, semakin sabar, semakin ikhlas, semakin redha, semakin tawakkal, semakin dekat, semakin cinta. Itulah langkah hati ke depan, dengan meninggalkan hal-hal yang buruk.

*Hari Ketigabelas*

Dunia ini bukannya tempat kebahagiaan dan kesenangan. Senang dan gembira sehari dalam 24 jam, paling lama hanyalah satu jam kita gembira dan bahagia. Selebihnya hati kita berjuang dengan pelbagai masalah bukan…?

Bahagia dan gembira hanya wujud di Akhirat. Oleh kerana itu, jika muncul kebahagiaan di dunia, itu hanyalah bonus-bonus dari Allah. Tetapi jika kita ingin bahagia, letakkan hati kita di Akhirat. Tubuh, akal dan fikiran kita saja ada di dunia.

*Hari Keempatbelas*

Bilakah kita menjadi orang baik? Kata mereka, orang baik itu adalah orang yang di dalam dirinya sendiri tetap baik.

Bilakah kita menjadi hamba Allah? Kata mereka, hamba Allah itu pasrah menjadi “mainan” Allah.

Bilakah pula kita menjadi musafir di Jalan Ilahi? Kata mereka, para musafir itu mulai bersiap diri meninggalkan haru biru duniawi dari dalam hati.

Atau, bilakah kita menjadi para 'Ariffin? Kata mereka, para 'Ariffin itu terus menerus bersama-Nya dan disertai oleh-Nya.

*Hari Kelimabelas*

Bersihkan terus menerus kaca cermin di hati kita,  agar cahaya-Nya yang memantul tidak kusam atau berbalam-balam.

Jika kita biarkan, maka akan tumbuh kotoran yang berkarat, terasa sangat sakit lagi  pedih ketika dibersihkan.

Sungguh jangan pula kita biarkan sampai retak-retak cermin hati kita, kerana retak cermin adalah membiarkan kemunafikan di hati kita. Dan Na'uzubillah jangan sampai kita terbalikkan cermin itu, kerana bercermin dari belakang cermin bererti telah terhijab dalam kegelapan.

Ini, sungguh, bulan Cahaya-Nya.

*Hari Keenambelas*

Memang, ada sahaja masalah sehari-hari. Masalah muncul hanya kerana  Allah ingin menunjukkan betapa sampahnya duniawi itu, agar segera diri kita lari menuju kepada-Nya, dalam pelukan Kasih Sayang-Nya.

*Hari Ketujuhbelas*

Nafas kita telah ditentukan dan dihitung dalam takdir. Langkah kaki kita, kerlipan mata kita, suara yang keluar masuk dalam telinga kita, gerak geri bibir kita, ciuman hidung kita, rabaan tangan kita, bahkan gerak geri hati kita, semua dalam catatan-Nya.

Alangkah sia-sianya jika semua itu digerakkan Allah, sementara diri kita tidak menyertai-Nya dengan zikrullah.

*Hari Kelapanbelas*

Jangan gelisahkan, jangan takutkan hati di atas apa yang berlalu dan yang akan datang. Kerana bila kita lihat diri kita sendiri, amal perbuatan kita sendiri, ibadah dan taqarrub kita selama ini, hati penuh luka, rasanya tidak bernilai apa-apa di hadapan-Nya. Tapi jika kita lihat Rahmat dan Anugerah-Nya, sesakit apa pun semuanya bermakna indah, agung, mulia dan betapa besarnya.

*Hari Kesembilanbelas*

Pintu-pintu syurga telah dibuka sejak awal bulan ini. Pintu-pintu neraka ditutup sejak memasuki bulan ini, syaitan dibelenggu. Masukilah pintu-pintu-Nya dengan seluruh kebajikan kita, ubudiyah kita, taqarrub kita.

Jangan ada nafsu yang menghambat jalan kita.

*Hari Keduapuluh*

Kedekatan Rasulullah saw dengan diri kita seperti air dalam pohon yang meliputi seluruh batang, akar, cabang, daun, bunga dan buah. Tidak ada yang tidak dialirkan oleh air itu.

Jika pohon hati kita terasa kering, itu kerana jejak-jejak Baginda saw tidak kita turuti, ucapan-ucapan Baginda saw tidak kita hiraukan, peringatan-peringatan Baginda saw kita abaikan.

Oleh itu, jangan di abaikan lagi selawat Nabi saw.

*Hari Keduapuluh satu*

Sungguh menghairankan, di hari-hari yang sudah seperti ini, situasi dan keadaan umat sudah terpesong jauh dari akidah yang benar, masih ada lagi orang-orang yang terus menerus memanipulasi Ilahi untuk kepentingan diri, golongan dan keluarganya serta kekuasaannya. Di hari-hari seperti ini pula, sungguh menghairankan masih ramai orang yang mengeluh, tidak bersyukur dan redha kepada-Nya.

*Hari Keduapuluhdua*

Nyalakan lampu-lampu di seluruh rumah, ruang hati dan bilik-bilik hati kita, melalui arus rohani yang digerakkan oleh zikirullah. Jangan biarkan cahaya kita terputus bekalannya...

*Hari Keduapuluih tiga*

Bacalah semua kehidupan nyata ini sebagai ayat-ayat Allah. Bulan ini Al-Quran turun pada Lailatul Qadar bukan? Bacalah keseharian yang kita lihat, yang kita dengar, yang kita raba dan yang kita rasakan sebagai huruf-huruf yang menyusun kata, kalimat, ayat dan surat. Agar di mana pun, ke mana pun, situasi apa pun melanda diri kita, pandangan hati kita tidak tertoleh kepada selain Allah.

*Hari Keduapuluh empat*

Lihat pula seluruh alam semesta, jangan sampai kita hanya melihat yang nampak nyata sahaja. Lihatlah yang ada di sebalik yang zahir itu. Disana ada Afa'al Allah, Asma Allah dan Sifat Allah. Jika yang nampak zahir masih jelas kelihatan, maka sesungguhnya yang di lihat itu telah menghijab diri kita dengan-Nya.

*Hari Keduapuluhlima*

Hidupkan malam-malam tersisa ini dalam terang benderang Cahaya-Nya. Hidupkan siangnya dalam menahan terus apa pun selain Diri-Nya. Hidupkan pagi serta petang dan petang hingga ke pagi dalam getaran zikir dan tasbih. Hidupkan semuanya, agar hati kita tidak mati…!

*Hari Keduapuluh enam*

Jawablah surat-surat Cinta-Nya kepada kita dengan jawapan hati kita, dari tinta rahsia hati kita yang paling dalam. Mungkin tidak ada lagi kata atau ayat yang tersirat kerana jawapan kita adalah kefanaan diri, dan Surat-surat-Nya adalah Kebaqaan-Nya yang menarik kita menuju pada-Nya.

*Hari Keduapuluh tujuh*

Oh…! Pintu Makrifatullah terbuka. Allah juga yang memakrifatkan kita, bukan diri kita. Jangankan kita rasa mengenal diri-Nya kerana untuk mengenal diri kita sendiri pun sentiasa kebuntuan. Bolehlah kita mengenal diri sendiri, jika akhir pengenalan akan diri kita itu tidak lebih dari debu yang berterbangan, hingga kita mengenal Allah tanpa batas dan tiada tara. Allahu Akbar…!!!

*Hari Keduapuluh lapan*

Allah Allah Allah… Semuanya tanpa kecuali. Allah Allah Allah…. Semuanya tanpa henti. Allah Allah Allah…. Semuanya cahaya-Nya. Allah... Allah... Allah…. Semuanya tiada kecuali Wajah-Nya…

*Hari Keduapuluh sembilan*

Esok hari raya, bukan? Hari kemerdekaan yang hakiki. Hari segalanya penuh Takbir, Tasbih dan Tahmid. Hari lahir kembali. Lalu jangan lagi ada noda, luka dan aniaya diri sendiri.

Jika masih ada dendam pada diri sendiri, jika masih ada emosi pada sesama, jika masih ada keraguan atas Rahmat dan Anugerah-Nya, segeralah bersihkan dengan permohonan yang mutlak pada-Nya. Wallahu a'lam bis-Shawab

*والله الموفق الى $قوم الطريق*

Kamis, 02 Mei 2019

EDISI KHUTBAH JUM'AT (Menyambut Bulan Ramadhan 1440 H Penuh Berkah)


*Khutbah Pertama*

اَلْحَمْدُ لله على نعمه فى شهر شعبان, الذى جعلنا من المسلمين الكاملين, وأمرنا باتباع سبيل المؤمنين, وأشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الحق المبين وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الصادق الوعد الأمين, اللهم صَلَّى عَلَى سيدنا محمد وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ أجمعين, وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أما بعد-

أوصيكم ونفسى بتقوى الله, وكونوا من المؤمنين الصادقين, واعلموا رحمكم الله أن رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : "المؤمن حقا إذا ذكرالله وجلت قلبه وخشعت نفسه, وفاضت عينه, من إذا سمع القرأن ثلج صدره وزاد إيمانه, وعلا يقينه, من يعتمد على ربه في نوال غايته, بعد أن بذل جهده فى سبيل حاجته, المؤمن حقا من أمن بكل ماجاء به القرأن, إيمانا لايزلزله شك وارتياب, وجاهد بنفسه وماله فى نصرة الدين وإقامة الحق المبين, المؤمن حقا لاسلطان للشيطان على نفسه, وأنه إيمان المرء يزيد بالطاعات وينقص بالمعصية

*Ma'asyirol muslimin jama'ah sholat jum'at rahimakumullah*

Marilah kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Ta’ala. Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dengan senantiasa mengingat Allah dalam banyak kesempatan.

Hari ini adalah jum'at terakhir di bulan sya'ban 1440 H, dimana Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah di hari terakhir bulan Sya’ban untuk menyambut Ramadhan, hadits ini dho'if menurut sebagian ulama, namun diriwayatkan lebih dari 25 perawi hadits, dan pada makna-makna kalimatnya didukung oleh hadits-hadits shahih, maka pada hakikatnya meskipun hadits ini riwayatnya lemah namun merupakan perpaduan hadits-hadits shahih yang terpecah, dan riwayat diatas merupakan riwayat yang merangkum kesemuanya. Maka berikut ini khutbah beliau di akhir bulan Sya’ban seraya menyambut bulan Ramadhan :

أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ أَظَلَّكُمْ شَهْرٌ عَظِيْمٌ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، شَهْرٌ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، جَعَلَ اللهُ صِيَامَهُ فَرِيْضَةً، وَقِيَامَ لَيْلِهِ تَطَوُّعًا، مَنْ تَقَرَّبَ فِيْهِ بِخِصْلَةٍ مِنَ الْخَيْرِ، كَانَ كَمَنْ أَدَّى فَرِيْضَةً فِيْمَا سِوَاهُ، وَمَنْ أَدَّى فِيْهِ فَرِيْضَةً كَانَ كَمَنْ أَدَّى سَبْعِيْنَ فَرِيْضَة فِيْمَا سِوَاهُ، وَهُوَ شَهْرُ الصَّبْرِ، وَالصَّبْرُ ثَوَابُهُ الْجَنَّةُ، وَشَهْرُ الْمُوَاسَاةِ، وَشَهْرٌ يَزْدَادُ فِيْهِ رِزْقُ الْمُؤْمِنِ، مَنْ فَطَّرَ فِيْهِ صَائِمًا كَانَ مَغْفِرَةً لِذُنُوْبِهِ، وَعِتْقَ رَقَبَتِهِ مِنَ النَّارِ، وَكَانَ لَهُ مِثْلَ أَجْرِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْتَقِصَ مِنْ أَجْرِهِ شَيْءٌ،
قَالُوْا: لَيْسَ كُلُّنَا نَجِدُ مَا يفطرُ الصَّائِمُ
فَقَالَ : يُعْطِي اللهُ هَذَا الثَّوَابَ مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا عَلَى تَمْرَةٍ أَوْ شَرْبَةَ مَاءٍ أَوْ مَذقَةَ لَبَنٍ، وَهُوَ شَهْرٌ أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ، مَنْ خَفَّفَ عَنْ مَمْلُوْكِهِ غَفَرَ اللهُ لَهُ، وَأَعْتَقَهُ مِنَ النَّارِ، وَاسْتَكْثِرُوْا فِيْهِ مِنْ أَرْبَعِ خِصَالٍ، : خِصْلَتَيْنِ تَرْضْوَنِ بِهِمَا رَبَّكُمْ، وَخِصْلَتَيْنِ لَا غِنًى بِكُمْ عَنْهُمَا، فَأَمَّا الْخِصْلَتَانِ اللَّتَانِ تَرْضَوْنَ بِهِمَا رَبَّكُمْ فَشَهَادَةُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَتَسْتَغْفِرُوْنَهُ، وَأَمَّا اللَّتَانِ لَا غِنَى بِكُمْ عَنْهُمَا فَتَسْأَلُوْنَ اللهَ الْجَنَّةَ وَ تَعُوْذُوْنَ بِهِ مِنَ النَّارِ، وَمَنْ أَشْبَعَ فِيْهِ صَائِمًا سَقَاهُ اللهُ مِنْ حَوْضِيْ شَرْبَةً لَا يَظْمَأُ حَتَّى يَدْخُلَ الْجَنَّةَ.

” Wahai manusia, sunguh telah dekat kepadamu bulan yang agung, bulan yang penuh dengan keberkahan, yang didalamnya terdapat satu malam yang lebih baik (nilainya) dari seribu bulan, bulan yang mana Allah tetapkan puasa di siang harinya sebagai fardhu, dan shalat (tarawih) di malamnya sebagai sunah. Barang siapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan ini dengan satu kebaikan (amalan sunnah), maka pahalanya seperti dia melakukan amalan fardhu di bulan-bulan yang lain. Barangsiapa melakukan amalan fardhu di bulan ini, maka pahalanya seperti telah melakukan 70 amalan fardhu di bulan lainnya. Inilah bulan kesabaran dan balasan atas kesabaran adalah surga, bulan ini merupakan bulan kedermawanan dan simpati (satu rasa) terhadap sesama. Dan bulan dimana rizki orang-orang yang beriman ditambah. Barang siapa memberi makan (untuk berbuka) orang yang berpuasa maka baginya pengampunan atas dosa-dosanya dan dibebaskan dari api neraka dan dia mendapatkan pahala yang sama sebagaimana yang berpuasa tanpa mengurangi sedikitpun pahala orang yang berpuasa .

Mereka (para sahabat) berkata : “Wahai Rasulullah! tidak semua dari kami mempunyai sesuatu yang bisa diberikan kepada orang yang berpuasa untuk berbuka.”
Rasulullah menjawab: “Allah akan memberikan pahala ini kepada orang yang memberi buka puasa walaupun dengan sebiji kurma, atau seteguk air, atau setetes susu”. Inilah bulan yang permulaannya (sepuluh hari pertama) Allah menurunkan rahmat, yang pertengahannya (sepuluh hari pertengahan) Allah memberikan ampunan, dan yang terakhirnya (sepuluh hari terakhir) Allah membebaskan hamba-Nya dari api neraka . Barangsiapa yang meringankan hamba sahayanya di bulan ini, maka Allah SWT akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka. Dan perbanyaklah melakukan empat hal di bulan ini, yang dua hal dapat mendatangkan keridhaan Tuhanmu, dan yang dua hal kamu pasti memerlukannya. Dua hal yang mendatangkan keridhaan Allah yaitu syahadah (Laailaaha illallaah) dan beristighfar kepada Allah, dan dua hal yang pasti kalian memerlukannya yaitu mohonlah kepada-Nya untuk masuk surga dan berlindung kepada-Nya dari api neraka . Dan barang siapa memberi minum kepada orang yang berpuasa (untuk berbuka), maka Allah akan memberinya minum dari telagaku (Haudh) dimana dengan sekali minum ia tidak akan merasakan haus sehingga ia memasuki surga “.
(HR. Ibnu Khuzaemah dalam Shahih nya, dan Imam al-Mundziri dalam at-Targhib wat Tarhib mengatakan: “Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaemah dalalm Shahihnya, dan Ibnu Khuzaemah berkata: “Khabar ini shahih”. Juga diriwayatkan oleh Imam Baihaki, dan Ibnu Hibban).

*Hadirin jama'ah sholat jum'at rahimakumullah*

Maka, marilah kita perbanyak doa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, semoga Allah memberkahi kita di bulan Rajab yang telah lalu dan Syaban saat ini, serta diberi kesempatan untuk bisa menemui bulan suci Ramadhan.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَان، وَبَلِّغْنَا رَمَضَان

Sebagai wujud kesungguhan kita menyambut tamu istimewa ini dan sebagai bukti keseriusan kita dalam memuliakannya, tentunya kita harus mempersiapkan segala sesuatunya, jauh-jauh hari sebelum kedatangannya.

Beberapa hal yang harus kita persiapkan, di antaranya:

*Yang pertama:* di bulan Ramadhan kita dianjurkan untuk memperbanyak amalan sunnah seperti membaca Al-Quran, berdzikir, beristighfar, shalat duha, shalat tahajjud dan witir, serta bersedekah. Untuk mampu melakukan hal itu semua dengan ringan dan istiqomah, kita perlu banyak berlatih. Di sinilah bulan Rajab dan Sya’ban menempati posisi yang sangat urgen sebagai waktu yang tepat untuk berlatih, membiasakan diri beramal sunnah dengan berkelanjutan. Dengan latihan tersebut, di bulan Ramadhan kita akan terbiasa dan merasa ringan untuk mengerjakannya, sehingga tanaman iman dan amal shalih akan membuahkan takwa yang sebenarnya.

Abu Bakar Al-Warraq Al-Balkhi berkata,

شَهْرُ رَجَبَ شَهْرٌ لِلزَّرْعِ وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ لِلزَّرْعِ وَرَمَضَانُ شَهْرُ حَصَادِ الزَّرْعِ

“Bulan Rajab adalah bulan menanam. Bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman. Dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen hasil tanaman.”

Dan di antara amalan yang paling urgen untuk kita latih adalah puasa. Karena bulan Ramadhan adalah bulan puasa, maka dengan membiasakan puasa sunnah sejak bulan Rajab atau Sya’ban, kita akan mampu melaksanakan puasa Ramadhan dengan baik. Sehingga di bulan Ramadhan produktifitas, kinerja, dan ibadah kita akan meningkat.

*Yang kedua:* kita perlu menyiapkan diri dari sisi keilmuan, yaitu dengan mendalami ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Banyak orang yang berpuasa, tapi tidak menghasilkan apa-apa selain lapar dan dahaga. Hal ini disebabkan karena puasanya tidak dilandasi dengan ilmu yang cukup.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Al-Hakim)

*Yang ketiga:* Ramadhan adalah syahrul Qur'an, bulan diturunkannya Al-Qur'an. Allah ta’ala berfirman,

شَہۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدً۬ى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَـٰتٍ۬ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِ‌ۚ

“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).”(Q.S. Al-Baqarah: 185)

Agar dibulan Ramadhan kita bisa memaksimalkan interaksi dengan Al-Quran, kita harus tingkatkan kemesraan kita dengan Al-Qur'an sejak sekarang.

*Yang keempat:* perbanyak berdoa kepada Allah.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman pada ayat selanjutnya,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيبٌ‌ۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِ‌ۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِى وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِى لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Bulan Ramadhan adalah bulan kita bermunajat kepada Allah. Maka kita harus perbanyak doa kepada Allah, dalam berbagai kesempatan. Sehingga saat Ramadhan tiba, waktu-waktu istimewa yang mustajab, tidak kita lewatkan begitu saja tanpa munajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk memohon dan mengadukan segalanya kepada Allah.

*Hadirin jama'ah sholat jum'at rahimakumullah*

Di dalam sejarah kehidupan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan umat Islam, pada bulan Sya’ban ini terjadi pula suatu peristiwa penting, yaitu dipindahkannya kiblat shalat dari Baitul Maqdis ke Masjidil Haram di Makkah. Sudah sekian lama memang Rasulullah bedoa’a menginginkan hal ini :

قد نرى تقلب وجهك فى السماء فليولينك قبله ترضاها فول وجهك شطر المسجد الحرام وحيث كنتم فولوا وجوهكم شطره (البقرة : 144)

“Sungguh kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit (mendo’a dan menunggu-nunggu turunnya wahyu), maka sungguh kami akan meamlingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai; palingkanlah mukamu ke arah Mesjid Al Haram; dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya……” (QS. Al-Baqarah : 144).

*Hadirin jama'ah sholat jum'at rahimakumullah*

Hal ini terjadi pada tahun kedua Hijriyah pada waktu shalat Dhuha tanggal 15 Sya’ban. Meskipun ada riwayat lain yang menyatakan pada malam pertengahan bulan Sya’ban atau nisfu Sya’ban. Mesjid tempat terjadinya perubahan kiblat ini disebut Mesjid Kiblatain. Wallahu a'lam

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

*Khutbah Kedua*

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

اَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ