MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Rabu, 21 Februari 2018

KAJIAN TENTANG KENAPA IBLIS MEMUJI SETAN?


Berdasarkan hadits Nabi, lokasi istana Iblis berada di tengah lautan. Bahkan disebut-sebut layaknya Arasy di atas air. Dari sanalah mereka mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan terhadap umat manusia. Seperti apa? Berikut ringkasannya.  

Markas besar iblis berada di tengah-tengah samudra. Mereka memilih lautan karena luasnya yang mencapai tiga perempat dari luas bumi. Iblis membangunnya dengan tujuan untuk menandingi Arasy (singgasana) Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Layaknya sebuah kerajaan, Istana Iblis ini juga dipenuhi dengan pengawal dan pengikut-pengikutnya.  Iblis mengatur kejahatan dan kemaksiatan dari istananya ini. Kemudian mengirim bala tentaranya menuju daratan untuk menjalankan aksi menggoda manusia.

عن جَابِرٍ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ( إِنَّ إِبْلِيسَ يَضَعُ عَرْشَهُ عَلَى الْمَاءِ ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ فَأَدْنَاهُمْ مِنْهُ مَنْزِلَةً أَعْظَمُهُمْ فِتْنَةً يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ فَعَلْتُ كَذَا وَكَذَا فَيَقُولُ مَا صَنَعْتَ شَيْئًا قَالَ ثُمَّ يَجِيءُ أَحَدُهُمْ فَيَقُولُ مَا تَرَكْتُهُ حَتَّى فَرَّقْتُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ امْرَأَتِهِ قَالَ فَيُدْنِيهِ مِنْهُ وَيَقُولُ نِعْمَ أَنْتَ ) مسلم 5023

“Dari Jabir, Nabi ‘alaihis shalatu was salam bersabda, “Sesungguhnya iblis singgasananya berada di atas laut. Dia mengutus para pasukannya. Setan yang paling dekat kedudukannya adalah yang paling besar godaannya. Di antara mereka ada yang melapor, ‘Saya telah melakukan godaan ini.’ Iblis berkomentar, ‘Kamu belum melakukan apa-apa.’ Datang yang lain melaporkan, ‘Saya menggoda seseorang, sehingga ketika saya meninggalkannya, dia telah bepisah (talak) dengan istrinya.’ Kemudian iblis mengajaknya untuk duduk di dekatnya dan berkata, ‘Sebaik-baik setan adalah kamu." (HR. Muslim 5023)

*Faidah hadits:*

1. Dalam hadits ini, iblis memuji dan berterima kasih atas jasa tentaranya yang telah berhasil menggoda manusia, sehingga keduanya bercerai tanpa sebab yang dianggap dalam syariat. Ini menunjukkan bahwa perceraian suami istri termasuk diantara perbuatan yang disukai iblis.

2. Iblis menjadikan singgasananya di atas laut untuk menandingi Arsy Allah Ta’ala, yang berada di atas air dan di atas langit ketujuh.

3. Pada dasarnya talak adalah perbuatan yang dihalalkan. Akan tetapi, perbuatan ini disenangi iblis, karena perceraian memberikan dampak buruk yang besar bagi kehidupan manusia. Terutama terkait dengan anak dan keturunan. Oleh karena itu, salah satu diantara dampak negatif sihir yang Allah sebutkan dalam al-Qur’an adalah memisahkan antara suami dan istri. Allah berfirman,

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِه

“Mereka belajar dari keduanya (harut dan marut) ilmu sihir yang bisa digunakan
untuk memisahkan seseorang dengan istrinya.” (QS. Al-Baqarah: 102).

Dalam riwayat lain disebutkan,

عن أبي موسى الأشعري عن النبي قال: ((إذا أصبح إبليس بثّ جنوده، فيقول: من أضل اليوم مسلمًا ألبسته التاج، فيجيء أحدهم فيقول: لم أزل به حتى عق والده، فقال: يوشك أن يبرّه، ويجيء أحدهم فيقول: لم أزل به حتى طلّق امرأته، فيقول: يوشك أن يتزوج، ويجيء أحدهم فيقول: لم أزل به حتى أشرك، فيقول: أنت أنت، ويجيء أحدهم فيقول: لم أزل به حتى قتل، (وفي رواية بن أبي شيبة: فيقول احدهم: لم أزل به حتى شرب ، قال : أنت ، قال : لم أزل به حتى زنى), فيقول: أنت أنت، ويلبسه التاج)). (رواه ابن حبان والحاكم وبن ابي شيبة والروياني وصححه الحاكم)

Dari Abu Musa Al-Asy'ari Radhiyallahu Anhu berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam: "Setiap pagi hari Iblis memyiarkan seruan kepada tentara-tentaranya (dari kalangan jin) Seraya menyeru; (Wahai tentara-tentaraku) Barangsiapa yang mampu menyesatkan orang-orang muslim di hari ini, maka aku akan beri Hadiah berupa mahkota..!!! (saat itu menyebarlah tentara-tentaranya ke penjuru bumi), Tatkala mereka berhasil, maka datanglah pasukan pertama: Saya berhasil menggoda manusia sampai ia durhaka kepada kedua orang tuanya. Lalu iblis menjawab: (belum) Sebentar lagi ia akan berbuat baik lagi kepada orang tuanya.
Kemudian datanglah pasukan yang kedua: Saya telah berhasil menggoda manusia supaya ia menceraikan istri nya..!!, Lalu iblis menjawab: (belum), sebentar lagi ia akan merujuknya/menikah lagi. Kemudian datang pasukan yang ketiga: Saya berhasil menggoda manusia supaya berbuat syirik..!! Lalu iblis menjawab: "kamu berhasil, kamu berhasil". Lalu datang pasukan yang ke empat: "Saya berhasil menggoda manusia supaya ia melakukan pembunuhan" Lalu iblis menjawab: "ya, kamu berhasil."

(Dalam riwayat ibnu Abi syaibah di sebutkan: Kemudian datang lagi pasukan yang ke Lima: Saya berhasil menggoda manusia sehingga ia minuman minuman keras..!!, Lalu iblis menjawab: ya, "kamu berhasil".

Kemudian datang pasukan yang ke enam: "saya berhasil menggoda manusia sehingga ia berzina". Lalu iblis menjawab: "ya, kamu berhasil" setelah itu iblis membagi-bagi hadiah kepada pasukan yang berhasil." (HR ibnu Hibban, Al-Hakim, ibnu Abi Syaibah, Ar-ruyani, dll. Di shahihkan oleh imam Al-Hakim, Adz-Dzahabi, Al-Arna'ut, Al-Albani. (As-shahihah: (1280), shahih Targhib Wa Tarhib: 2449).

Hadits – Hadits diatas sesuai dalam Ayat Al-Qur'an:

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ (6)  

"Sesungguhnya syetan (iblis dan para sekutu-sekutunya) adalah musuh kalian (wahai manusia), maka jadikan lah mereka sebagai musuh, sesungguhnya mereka mengajak manusia supaya sama-sama menjadi penghuni Neraka Sa'ir". (QS. Fathir : 6)

Dari sini jelaslah tentang keberhasilan-keberhasilan yang dilakukan oleh iblis dan tentara-tentaranya.
Maka dari itu hendaklah kita berusaha untuk sungguh-sungguh dalam beribadah kepada Allah, tinggalkanlah perbuatan maksiat, pelajari ilmu agama yang haq, dan senantiasa berlindung kepada Allah dari godaan syetan agar selamat dari upaya jahat yang dilakukannya. Wallahu a'lam

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan semoga bermanfa'at. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Senin, 19 Februari 2018

KAJIAN FIQIH FATHUL QORIB BAB ZINA



*بسم الله الرحمن الرحيم*
*السلام عليكم ورحمة الله وبركاته*

Zina ada dua macam:
1. Muhson ( sudah berkeluarga ),
2. Ghoiru Muhson ( Belum berkeluarga )

فالمحصن حده الرجم, وغير المحصن حده مائة جلدة, وتغريب عام, إلى مسافة القصر

Zina Muhson Hadnya Di ranjam. dan Ghoiru Muhson Hadnya adalah 100 cambukan dan diusir selama setahun sejauh perjalanan sholat qoshor (Jarak disebut safar jika telah mencapai 48 mil atau 85 km. Inilah pendapat dari mayoritas ulama dari kalangan Syafi’i, Hambali dan Maliki. Dalil mereka adalah hadits,

وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَابْنُ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهم – يَقْصُرَانِ وَيُفْطِرَانِ فِى أَرْبَعَةِ بُرُدٍ وَهْىَ سِتَّةَ عَشَرَ فَرْسَخًا

“Dahulu Ibnu ‘Umar dan Ibnu ‘Abbas  radhiyallahu ‘anhum mengqashar shalat dan tidak berpuasa ketika bersafar menempuh jarak 4 burud (yaitu: 16 farsakh).” *(HR. Bukhari).*

وشرائط الإحصان أربع البلوغ والعقل والحرية ووجود الوطء في نكاح صحيح

والعبد والأمة حدهما نصف حد الحر وحكم اللواط وإتيان البهائم كحكم الزنا, ومن وطئ فيما دون الفرج
عزر ولا يبلغ بالتعزير أدنى الحدود.

Syarat Zina Muhson ada empat:
1. Baligh,
2. Berakal,
3. Merdeka dan adanya Wathi (persamaan jima' secara umum) dalam nikah yang sah.

Seorang hamba baik laki laki atau perempuan maka had-nya separo dari hadnya orang merdeka. Adapun Had Li-wathi dan menyetubuhi hewan adalah seperti Zina. Dan barangsiapa yang wathi selain farji (misal : dubur) maka had-nya diusir yang tidak sampai sejauh ukuran usiran yang terendahnya Had.

"فصل" وإذا قذف غيره بالزنا فعليه حد القذف بثمانية شرائط, ثلاثة منها في القاذف, وهو أن يكون بالغا عاقلا, وأن لا يكون والدا للمقذوف, وخمسة في المقذوف, وهو أن يكون مسلما بالغا عاقلا حرا عفيفا

ويحد الحر ثمانين والعبد أربعين ويسقط حد القذف بثلاثة أشياء إقامة البينة أو عفو المقذوف أو اللعان في حق الزوجة.

*Fasal*

Bila seseorang menuduh orang lain berbuat zina maka dia berhak dihad tuduhan dengan delapan syarat. Tiga di yang menuduh yaitu dia baligh, berakal dan bukan orang tua yang dituduh. Lima yang terdapat di tertuduh yaitu: Yang dituduh muslim, baligh, berakal, merdeka dan terjaga.

Dan dihad orang merdeka 80 kali dan hamba 40 kali. Had menuduh bisa gugur dengan tiga syarat:
1. Mendatangkan saksi,
2. Mendapat maaf dari yang dituduh atau,
3. Li'an dari suami untuk istri. (Li’an adalah sumpah suami bahwa istrinya telah berzina (berselingkuh) dengan orang lain dan anak yang dilahirkan istrinya akibat zina (jika ada) bukanlah anaknya). Wallahu a'lam

*Catatan:*

Secara bahasa *Hudud* adalah bentuk jama’ dari kata *had* yang asal artinya sesuatu yang membatasi di antara dua benda.

Kata *had* berarti al-man’u (cegahan) *(Fiqhus Sunnah II: 302)*.

Adapun menurut syar’i, hudud adalah hukuman-hukuman kejahatan yang telah ditetapkan oleh syara’ untuk mencegah dari terjerumusnya seseorang kepada kejahatan yang sama *(Manarus Sabil II: 360).*

Cara memberlakukan *had* zina kepada wanita yang berzina:
1. Perawan (didera 100 kali dan diasingkan 1 tahun),
2. Janda/bersuami (didera 100 kali kemudian dirajam/dilempari batu).

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfa'at. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼

Selasa, 13 Februari 2018

HUKUM DAN MANFAAT ROKOK (TEMBAKAU)



*1. Makruh*

Dijelaskan dalam kitab Irsyad al-Ihwan: Fi Bayani Ahkami Syurbi al-Qohwah Wa al-Dukhon Hal. 37-38.

(المعتمد انه) اي شرب الدخان (مكروه كما يقول الباجور الافقه) من كتاب البيوع من حاشية على شرح الغاية, وعبارته بعد ذكر القول بالحرمة وهذا ضعيف وكذا القول بانه مباح والمعتمد انه مكروه. ( ارشاد الاخوان: في بيان احكام شرب القهوة والدخان. ص: 38 – 37 )

*2. Mubah*

Menurut Syeh Ali al-Ajhuri merokok dihukumi sebagai sesuatu yang diperbolehkan. Diterangkan di dalam kitab Takmilah Hasyiah Rod al-Muhtar Juz Juz 27 Hal. 226.

وَلِلْعَلَّامَةِ الشَّيْخِ عَلِيٍّ الْأُجْهُورِيِّ الْمَالِكِيِّ رِسَالَةٌ فِي حِلِّهِ نَقَلَ فِيهَا أَنَّهُ أَفْتَى بِحِلِّهِ مَنْ يُعْتَمَدُ عَلَيْهِ مِنْ أَئِمَّةِ الْمَذَاهِبِ الْأَرْبَعَةِ .قُلْت : وَأَلَّفَ فِي حِلِّهِ أَيْضًا سَيِّدُنَا الْعَارِفُ عَبْدُ الْغَنِيِّ النَّابْلُسِيُّ رِسَالَةً سَمَّاهَا( الصُّلْحُ بَيْنَ الْإِخْوَانِ فِي إبَاحَةِ شُرْبِ الدُّخَانِ )وَتَعَرَّضَ لَهُ فِي كَثِيرٍ مِنْ تَآلِيفِهِ الْحِسَانِ ، وَأَقَامَ الطَّامَّةَ الْكُبْرَى عَلَى الْقَائِلِ بِالْحُرْمَةِ أَوْ بِالْكَرَاهَةِ فَإِنَّهُمَا حُكْمَانِ شَرْعِيَّانِ لَا بُدَّ لَهُمَا مِنْ دَلِيلٍ وَلَا دَلِيلَ عَلَى ذَلِكَ فَإِنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ إسْكَارُهُ وَلَا تَفْتِيرُهُ وَلَا إضْرَارُهُ ، بَلْ ثَبَتَ لَهُ مَنَافِعُ ، فَهُوَ دَاخِلٌ تَحْتَ قَاعِدَةِ الْأَصْلُ فِي الْأَشْيَاءِ الْإِبَاحَةُ وَأَنَّ فَرْضَ إضْرَارِهِ لِلْبَعْضِ لَا يَلْزَمُ مِنْهُ تَحْرِيمُهُ عَلَى كُلِّ أَحَدٍ ، فَإِنَّ الْعَسَلَ يَضُرُّ بِأَصْحَابِ الصَّفْرَاءِ الْغَالِبَةِ وَرُبَّمَا أَمْرَضَهُمْ مَعَ أَنَّهُ شِفَاءٌ بِالنَّصِّ الْقَطْعِيِّ

( تكملة حاشية ردالمختار جز 27 ص 226 )

*3. Wajib*

Menurut qoul imam Al Bajuri, hukum merokok itu bisa wajib apabila akan terjadi bahaya jika meninggalkannya dan atau kalau dengan meninggalkan rokok bisa meninggalkan perkara yang wajib. Hal ini diterangkan dalam kitab al-Bajuri Juz 1 Hal. 343.

……بل قد يعتريه الوجوب كما يعلم الضرر بتركه ( كتاب البجوري جز 1 ص : 343 )

*4. Haram*

Menurut tetangga sebelah sesuai fatwa imamnya yaitu Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (Bin Baz) bahwa hukum merokok itu haram karena bisa membahayakan kesehatan. Diterangkan dalam kitab Hukmu Syurbu ad-Dukhon Wa Imamati Man Juz 1 Hal.1- 3.

فقد دلت الأدلة الشرعية على أن شرب الدخان من الأمور المحرمة شرعا لما اشتمل عليه من الأضرار ، قال تعالى :{ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ } فهي من الخبائث المحرمة ، ويؤدي شربها إلى أمراض متعددة تؤدي إلى الموت ، وقال صلى الله عليه وسلم : « لا ضرر ولا ضرار » ، فالضرر بالجسم أو الإضرار بالغير منهي عنه، فشربه وبيعه حرام. كتاب حكم شرب الدخان وامامة من جز 1 ص 1-3

Demikian Asimun Mas'ud menyampaikan semoga bermanfa'at. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼

NAZHUMUL AKHLAQ DAN TERJEMAHAN


SYARAT-SYARAT MENCARI ILMU

اَلاَ لاَتَنَــــالُ الْعِـــلْمَ اِلاَّ بِســــــِتَّةٍ ۞ سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ELINGO DAK HASIL ILMU ANGING NEM PERKORO
BAKAL TAK CERITAAKE KUMPULE KANTI PERTELO
ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍوَبُلْغَةٍ ۞ وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
RUPANE LIMPAT LOBO SOBAR ONO SANGUNE
LAN PIWULANGE GURU LAN SING SUWE MANGSANE
Ingatlah….. kalian tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecuali dengan 6[enam] syarat, yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadz dan lama waktunya.
۝
MENCARI TEMAN
عَنِ الْـمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ ۞ فَإِنَّ القَرِيْنَ بِالْـمُقَـــــارِنِ يَقْتَــــــــــدِيْ
JO TAKON SONGKO WONG SIJI TAKONO KANCANE
KERONO SAKTEMENE KANCA MANUT KANG NGANCANI
فَاِنْ كَانَ ذَا شَرٍّ فَجَنِّبْـــــهُ سُــرْعَةً ۞ فَاِنْ كَانَ ذَاخَيْرٍ فَقَارِنْهُ تَهْتَــــــــــــدِيْ
YEN ONO KONCO OLO LAKONE NDANG DOHONO
YEN ONO KONCO BAGUS ENGGAL NDANG KANCANONO
Janganlah engkau bertanya tentang kepribadian orang lain, lihat saja temannya (pergaulannya), karena seseorang akan mengikuti apa yang dilakukan teman-temannya, bila temannya (pergaulannya) tidak baik maka jauhilah dia secepatnya, dan bila temannya (pergaulannya) baik maka temanilah dia, dengan kamu akan mendapatkan petunjuk.
۝
KEUTAMAAN ILMU
تَعَــــــلَّمْ فَاِنَّ اْلعِلْمَ زَيْنٌ لِأَهْلِهِ ۞ وَفَضْلٌ وَعِنْوَانٌ لِكُلِّ الْمَحَامِدِ
NGAJIHO KERONO ILMU MAHESI ING AHLINE
LAN NGUNGGULAKE LAN DADI TONDO TINGKAH PINUJI
Belajarlah, ilmu adalah perhisan indah bagi pemiliknya, dan keutamaan baginya serta tanda setiap hal yang terpuji
۝
METODE CARI ILMU
وَكُنْ مُسْتَفِيْدًا كُلَّ يَوْمٍ زِيـَـــــادَةً ۞ مِنَ الْعِلْمِ وَاسْبحْ فِىْ بُحُوْرِ الْفَوَائِدِ
ONOHO NGALAB FAEDAH SABEN DINO ING TAMBAH
SONGKO ILMU LAN NGELANGI SEGARANE FAEDAH
Mengajilah setiap hari untuk menambah ilmu yang kau miliki, lalu berenanglah dilauatan fa’edah-fa’edahnya
۝
FIQIH DAN KEUTAMAANNYA
تَفَقَّـهْ فَاِنَّ اْلفِقْــــهَ اَفْضَلٌ قَائِـدِ ۞ اِلَى الْبِّرِوَالتَّقْوَى وَاَعْدَلُ قَاصِدِ
NGAJIO FIQIH KERONO NGUNGGULKEE LAN NUDUHKE
MARING BAGUS LAN WEDI ALLAH LUWIH JEJEKE
هُوَاْلعِلْمُ اْلهَادِىْ اِلَى سُنَنِ الْهُـــــدَى ۞ هُوَالْحِصْنُ يُنْجِىْ مِنْ جَمِيْعِ الشَّدَائِدِ
ILMU FIQIH KANG NUDUHAKE DALAN PITUDUH
HIYO BENTENG KANG NYELAMETAKE SEKEHE PEKEWUH
Pelajarilah ilmu fiqih karena ilmu fiqih adalah sebaik-baik penuntun menuju kebaikan dan ketakwaan, dan paling lurusnya sesuatu yang lurus. Ilmu fiqih adalah lambang yang menunjukkan jalan hidayah, dan benteng yang menjaga dari setiap sesuatu yang memberatkan.
۝
KEUTAMAAN AHLI FIQIH DARI AHLI IBADAH
فَـــاِنَّ فَقِيْهًــا وَاحِـــدًامُتَوَرِّعًـــــــــا ۞ اَشَدُّعَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ اَلْفِ عَابِدِ
WONG ALIM FIQIH SIJI TUR KANG NGEDOHI HAROM
LUWIH ABOT TIMBANG ‘ABID SEWU MUNGGUH SYAITON
Satu ahli fiqih yang wira’i [ menjauhkan diri dari larangan Allah ta’ala dan menjalankan perintahnya ] lebih ditakuti oleh syetan daripada seribu ahli ibadah [yang tidak ahli fiqih atau ahli fiqih tapi tidak wira’i]
۝
BAHAYANYA ORANG BODOH YANG TEKUN BERIBADAH
فَسَــادٌ كَبِيْرٌ عَــــالِمٌ مُـتَهَتِّــــكٌ ۞ وَ اَكْبَرُ مِنْهُ جَاهِلٌ مُتَنَسِّكُ
GEDENE KERUSAKAN WONG ALIM DAK NGELAKONI
LUWIH GEDE TIMBANG IKU WONG BODO NGELAKONI
هُمَا فِتْنَةٌ فِي الْعَالَمِيْنَ عَظِيْمَةٌ ۞ لِمَنْ بِهِمَا فِيْ دِيْنِــــــهِ يَتَمَسَّكُ
KARONE IKU AGUNG AGUNGE FITNAH DUNYO
TUMRAPE WONGKANG TETANGGEN PERKORO AGAMO
Suatu kerusakan besar adalah orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya, namun kerusakan yang lebih besar adalah orang bodoh yang beribadah. Keduanya merupakan fitnah yang besar didalam alam semesta ini, yaitu bagi orang yang berpegang teguh pada agamanya.
۝
BELAJAR HARUS MAU PAYAH
تَمَنَّيْتَ اَنْ تُمْسِىَ فَقِيْهًا مُنَاظِرًا ۞ بِغَيْرِ عِنَــــاءٍ وَالْجُنُـــوْنُ فُـنُوْنُ
SIRO KEPINGIN DADI ALIM FIQIH KANG WICO-
RO TANPO KANGELAN EDAN IKU WERNO-WERNO
وَلَيْسَ اكْتِسَابُ الْمَالِ دُوْنَ مَشَقَّةٍ ۞ تَحَمَّلُـهَــــــــا فَالْعِـــــــلْمُ كَيْفَ يَكُوْنُ
ONOTO GOLEK ARTO ORA KANTI KANGELAN
DENE ILMU KAYA OPO KASIL DAK KANGELAN
Kamu berharap ingin jadi ahli fiqih yang bisa menerapkan hujjah atas setiap permasalahannya, dengan tanpa usaha keras itu namanya gila dan gila itu bermacam-macam. Sementara mencari harta tanpa usaha keras bukanlah tidaklah mungkin, lalu apalagi ilmu ?
۝
JANGANLAH BANYAK BICARA
اِذَا تَــــــمَّ عَقْلُ الْمَرْءِ قَلَّ كَلاَمُهُ ۞ وَاَيْقِنْ بِحُمْقِ الْمَرْءِ اِنْ كَانَ مُكْثِرًا
NALIKO SEMPURNO AKALE KIDIK GUNEME
LAN NYATAKNO KUMPRUNGE WONG YEN AKEH GUNEME
Bila sempurna akal seseorang [cerdas] maka sedikitlah bicaranya, dan yakinlah akan bodohnya orang yang banyak bicara.
۝
BAHAYANYA LISAN
يَمُوْتُ الفَتَى مِنْ عَثْرَةٍ مِنْ لِّسَـــــانِهِ ۞ وَلَيسَ يَمُوتُ الْمَرْءِ مِنْ عَثْرَةِ الرِّجْلِ
MATINE WONG ANOM SEBAB KEPLESET LISANE
ORA KOK MATINE SEBAB KEPLESET SIKILE
فَعَثْرَتُهُ مِنْ فِيْــــهِ تَرْمِىْ بِرَأْسِـهِ ۞ وَعَثْرَتُهُ بِالرِّجْلِ تَبْرَى عَلَى الْمَهْلِ
DENE MLESETE LISAN NEKAKKE BALANG ENDAS
DENE MLESETE SIKIL SUWE SUWE BISO WARAS
Pemuda bisa mati sebab tergelincir lisannya (salah bicara), tapi tidak mati karena tergelincir kakinya (jatuh), sebab tergelincirnya mulut bisa melenyapkan kepalanya sementara tergelincirnya kaki sembuh sebentar kemudian
۝
UTAMANYA ORANG YANG BERILMU
أَخُو الْعِلْمِ حَيُّ خَالِدٌ بَعْدَ مَوْتِهِ ۞ وَأَوْصَــــالُهُ تَحْتَ التُّرَابِ رَمِيْـــــمُ
WONG DUWE ILMU URIP LANGGENG SAKWUSE MATI
DENE ADON-ADONE BOSOK NING NGISORE BUMI
وَذُوالْجَهْلِ مَيْتٌ وَهُوَ يَمْشِى عَلَى الثَّرَى ۞ يُــظَنُّ مِنَ اْلاَحْيَـــاءِ وَهُوَ عَدِيْــمُ
WONG BODO MATINE HAALE MELAKU NING DUWURE BUMI
DEN NYONO WONG KANG URIP NANGING PODO WONG MATI
Orang yang berilmu akan tetap hidup setelah matinya walaupun tulang-tulangnya telah hancur di bawah bumi, sementara orang yang bodoh telah mati walaupun masih berjalan di atas bumi, dia menganggap bahwa dirinya hidup padahal sebenarnya dia telah tiada.
۝
KITA HARUS BERJUANG DAN TABAH
لِكُلٍّ اِلَى شَأْوِ الْعُلَى حَرَكَاتُ ۞ وَلَكِنْ عَزِيْزٌ فِى الرِّجَالِ ثُبَاتُ
KABEH WONG MARING DERAJAT LUHUR OBAHE ATI
TAPINE KIDIK PORO ROJUL IKU NETEPI
Bagi setiap orang untuk [ mendapatkan ] derajat yang luhur [harus dengan] perjuangan-perjuangan, tapi sedikit dari mereka yang tabah [dalam perjuangannya]
۝
ADAB BERMASYARAKAT
اِذَا كُنْتَ فِىْ قَوْمٍ فَصَاحِبْ خِيَـارَهُمْ ۞ وَلاَ تُصْحَبِ اْلاَرْدَى فَتُرْدَى مَعَ الرَّدِىْ
NALIKO ONO SIRO IKU WOR-WORAN QOUM.
MONGKO NGANCANONO SIRO ING BAGUSE QOUM
Bila kamu bersama orang banyak (bermasyarakat), maka bergaullah dengan orang yang terbaik dari mereka, jangan kamu bergaul orang yang terburuk diantara mereka, karena kamu akan buruk bersama mereka.
۝
MENGAGUNGKAN USTADZ
أُقَـدِّمُ أُسْتَــاذِىْ عَلَى نَفْسِ وَالِدِىْ ۞ وَاِنْ نَالَنِىْ مِنَ وَالِدِى الْفَضْلَ وَالشَّرَفَ
DISIKKE INGSUN ING GURU NGERIKKE ING BOPO
SENAJAN OLEH INGSUN KAMULYAN SONGKO BOPO.
Saya lebih utamakan ustadzku dari pada orang tua kandungku, meskipun aku mendapatkan keutamaan dan kemulyaan dari orang tuaku
فَذَاكَ مُرَبِّ الرُّوْحِ وَالرُّوْحُ جَــــوْهَرُ ۞ وَهَذَا مُرَبِّ الْجِسْمِ وَالْجِسْمُ كَالصَّدَفْ
DENE GURU IKU KANG NGITIK- NGITIK ING NYOWO
DENE NYOWO IKU DEN SERUPAKKE KOYO SUCO
Ustadzku adalah pembimbing jiwaku dan jiwa adalah bagaikan mutiara, sedangkan orang tuaku adalah pembimbing badanku dan badan bagaikan kerangnya [tempat bagi jiwaku]
رَأَيْتُ اَحَقَّ الْحَقِّ حَقَّ الْمُعَلِّمِ ۞ وَأَوْجَبَهُ حِفْظًا عَلَى كُلِّ مُسْلِم
لَقَدْ حَقَّ اَنْ يُّهْدَى اِلَيهِ كَرَامَـةً ۞ لِتَعْلِيْمِ حَرْفِ وَاحِدٍ اَلْفُ دِرْهَمٍ
AKU WIS NEKODAKE ING LUWIH HAK-HAKE BENER
YOIKU HAKE WONG KANG NUDUHKE BARANG BENER
LAN LUWIH TAK TEKODAKE LUWIH WAJIB DEN REKSO
MUNGGUHE KABEH WONG ISLAM KANG KEPINGIN BISO
GURU WIS MESTI DI HADIAHI SEWU DIRHAM
MULYAKKE KERONO MULANG HURUF SIJI TUR PAHAM
Saya melihat lebih haknya sesuatu yang hak adalah hak dari guru dan bahwa hak seorang guru adalah wajib di laksanakan atas setiap orang islam, sesungguhnya benar sekali memberikan hadiah kepada guru untuk setiap satu huruf yang di ajarkannya seribu dirham
NAFSU HARUS DI HINAKAN
اَرَى لَكَ اَنْ تَشْتَهِىَ اَنْ تُعِزَّهَا ۞ فَلَسْتَ تَنَــالُ الْعِزَّ حَتَّى تُذِلَّهــــاَ
NINGALI INGSUN MARING SIRO KEPINGIN MULYO
MONGKO DAK KASIL MULYO SIRO YEN DURUNG INO
Saya melihat kamu mempunyai nafsu yang ingin engkau muliakan, padahal kamu tidak akan mendapat kemuliaan kecuali dengan menghinakan nafsumu.
۝
JANGAN BERBURUK SANGKA
ﺇذَا سَاءَ فِعْلُ الْمَرْءِ سَاءَ ظُنُوْنُهُ ۞ وَصَـــــدَّقَ مَا يَعْتَــــادُهُ مِنْ تَوَهُّمِ
NALIKO OLO LAKONE WONG OLO NYANANE
LAN BENER NYANANE WONG BENER PENGADATANE
Bila perbuatan seseorang buruk, maka akan buruk pula prasangka-prasangkanya, dan akan dibenarkannya kebiasaan – kebiasaan dari kecurigaannya
فَمَا النَّاسُ اِلاَّ وَاحـِدٌ مِنْ ثَلاَثَةٍ ۞ شَرِيْفٌ وَمَشْرُوْفٌ وَمِثْلٌ مُقَاوِمُ
فَاَمَّا الَّذِىْ فَوْقِىْ فَأَعْرِفُ قَــدْرَهُ ۞ وَاَتْبَــعُ فِيْهِ الْحَــقَّ وَالْحَــقُّ لاَزِمُ
فَاَمَّا الَّذِىْ مِثْلِى فَاِنْ زَلَّ اَوْهَفَـــا ۞ تَفَضَّـلْتُ اِنَّ الْفَضْـلَ بِالْفَخْرِحَــــاكِمُ
فَاَمَّا الَّذِىْ دُوْنِىْ فَاَحْلَمُ دَائِبًـــــــا ۞ أَصُوْنُ بِهِ عِرْضِى وَاِنْ لاَمَ لاَئِمُ
ORA ONO MANUNGSO IKU WUJUD PERKORO
KEJOBO SIFAT SIJI SAKING TELUNG PERKORO
DENE WONG SAK DUWURE AKU WERUH DERAJATE
LAN AKU MANUT HAKE MERGO HAK BARANG MESTI
DENE WONG SAK PADAKU LAMUN WONG IKU KELIRU
PODO UGO IKU WONG KELUPUTAN MARANG AKU
MONGKO AKU AWEH KENUGRAHAN MARANG KANG SALAH
KERONO KENUGRAHAN NGUNGKULI SIFAT BUNGAH
DENE WONG SAK NGISORKU AKU SABAR BIYOSO
NGEREKSO KEWIRANGAN NAJAN AKU DEN WODO
Manusia [yang disekitar kita] hanya salah satu dari tiga [golongn], yaitu orang yang mulia, rendah dan sepadan [dengan kita]. orang yang mulia saya tahu derajatnya dan saya harus mengikuti sesutau yang haq darinya, dan orang yang sepadan dengan kita bila terpeleset atau jatuh maka saya lebih utama darinya, sedangkan orang yang rendah maka saya selalu memberikan kata maaf kepada mereka untuk menjaga kehormatanku walaupun banyak orang yang mencela.
۝
JANGANLAH MENDENDAM
دَعِ الْمَرْءَ لاَتُجْزِ عَلَى سُوْءِ فِعْلِهِ ۞ سَيَكْفِيْهِ مَا فِيْــــهِ وَمَا هُوَ فَاعِلُهُ
NINGGALO SIRO ING WONG SIJI OLO LAKONE
TEGESE OJO MALES OLO KANG DI LAKONI
Jangan hiraukan orang lain [yang berbuat jahat kepadamu] jangan engkau balas perbuatan jahatnya karena dia akan di balas oleh perbuatannya.
۝
WAKTU SANGAT BERNILAI
أَلَيْسَتْ مِنَ الْخُسْرَانِ اَنَّ لَيَالِيَا ۞ تَمُرُّ بِلاَ نَفْعٍ وَتُحْسَبُ مِنْ عُمْرِىْ
ONOTO KABEH DUDU GOLONGANE WONG TUNO
LIWATE KANTHI NGANGGUR DI ITUNG UMUR KITO
Bukankah termasuk kerugian bila malam-malam berlalu tanpa kita manfaatkan sedangkan umurmu terus berkurang?
۝
تَعَـــلَّمْ فَلَيْسَ الْمَرْءُ يوْلَدُ عَالِمًــــا ۞ وَلَيْسَ أَخُوْ عِلْمٍ كَمَنْ هُوَ جَاهِلُ
NGAJIO ILMU SIRO KERONO DAK ONO WON SIJI
IKU DEN ANAAKE KANTHI UWIS MANGERTI
DENE WONG DUWE IILMU MULYANE LAN AGUNGE
DAK PODO WONG KANG BODO INANE LAN ASORE
Belajarlah….! manusia tidak dilahirkan dalam keadaan berilmu, dan orang berilmu tidak seperti orang yang tidak berilmu
۝
MENCARI KEUTAMAAN
تَغَرَّبْ عَنِ اْلاَوْطَانِ فِى طَلَبِ الْعُلىَ ۞ وَسَـافِرْ فَفِى اْلاَسْفَارِ خَمْسُ فَوَائِـدِ
تَفَــرُّجُ هَــمٍّ وَاكْتِسَـابِ مَعِيْشَــةٍ ۞ وَعِلـــمٌ وَآدَابٌ وَ صُحْبَــةُ مَــاجِدِ
وَاِنْ قِيْـلَ فِى اْلاَسْفَـارِ ذُلٌّ وَغُرْبَــهٌ ۞ وَ قَطْـعُ فَيَـافٍ وَ ارْتِكَابُ شَـــدَائِدَ
LUNGOHO SONGKO DESO PERLU NGUDI KAMULYAN
KERONO LIMANG PERKORO DEN TEMU ING PELUNGAN
SIJI ILANGE SUSAH LORO RIZKINE TAMBAH
KAPING TELU TAMBAH ILMU NYEBABAKE BUNGAH
KAPING PATE BISO BAGUSI ING TOTO KROMO
KAPING LIMO MERKOLEH KONCO KANG MULYO MULYO
SENAJAN ONO ING LELUNGAN NGROSO INO NGUMBORO
LAN JONGKONG ORO-ORO LAN NGELAKONI SENGSORO
Pergilah dari rumahmu untuk mencari keutamaan (mondok), karenadalam kepergianmu ada 5 [lima] faedah, yaitu menghilangkan kesusahan ,mencari bekal hidup, ilmu, tatakrama dan teman sejati. meskipun dalam bepergianpun terdapat hina dan terlunta-lunta, menembus belantara dan menerjang kepayahan-kepayahan.
۝
MATI LEBIH BAIK DARIPADA JADI ORANG HINA
فَمَوْتُ الْفَتَى خَيْرٌ لَهُ مِنْ حَيَاتِهِ ۞ بِدَارِ هَوَانٍ بَيْنَ وَاشٍ وَحَـــاسِدٍ
MATINE WONG ENOM LUWIH APIK TINIMBANG URIP
ING DESO KUMPUL WONG ODO- ODO LAN DRENGKI
Matinya pemuda lebih baik dari pada hidupnya di daerah kehinaan di antara orang-orang ahli mengadu domba dan iri hati.
۝

Sabtu, 10 Februari 2018

DALIL QURAN DAN SUNNAH (HADITS) TENTANG KHITAN



Khitan secara etimologis (lughawi) merupakan bentuk masdar (verbal noun) dari fi’il madi khotana (خَتَن) yg berarti memotong. Dalam terminologi syariah Islam, bhitan bagi laki2 adalah memotong seluruh kulit yg menutup hasyafah (kepala zakar) kemaluan laki2 sehingga semua hasyafah terbuka. Sedang bagi wanita khitan adalah memotong bagian bawah kulit yg disebut nawat yg berada di bagian atas faraj (kemaluan perempuan). Khitan bagi laki2 disebut i’dzar sedang bagi perempuan disebut khifd. Jadi, khifd bagi perempuan sama dengan khitan bagi laki2.
QS An-Nahl :123
ثم أوحينا إليك أن اتبع ملة إبراهيم حنيفاً وما كان من المشركين). [النحل:123]
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yg hanif” dan bukanlah dia termasuk orang2 yg mempersekutukan Tuhan”
– QS Al Hajj 78
حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ
Ikutilah agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang2 muslim dari dahulu, dan begitu pula dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia.
– Hadits riwayat Bukhary & Muslim
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ – أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ – الْخِتَانُ وَالاِسْتِحْدَادُ وَنَتْفُ الإِبْطِ وَتَقْلِيْمُ الأََظْفَارِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
Fithroh itu ada lima: Khitan, mencukur rambut kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memotong kumis .
– Hadits riwayat Bukhary & Muslim. Lihat juga As-Syaukani dalam Nailul Autar 1/111
اخْتَتَنَ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ ابْنُ ثَمَانِينَ سَنَةً بِالْقَدُومِ
Ibrahim ‘alaihissalam telah berkhitan dengan qadum (nama sebuah alat pemotong) sedangkan beliau berumur 80 tahun
– Hadits riwayat Abu Dawud
أَلْقِ عَنْكَ شَعْرَ الْكُفْرِ وَاخْتَتِنْ
Hilangkan darimu rambut kekafiran ( yg menjadi alamat orang kafir ) dan berkhitanlah
– Hadits riwayat Baihaqi
الْخِتَانُ سُنَّةٌ لِلرِّجَالِ ، مَكْرُمَةٌ لِلنِّسَاءِ
Khitan itu sunnah bagi laki2 dan kemuliaan bagi wanita.
– Hadits riwayat Ar-Rafi’i dalam At-Takwin, As-Syaukani dalam Al-Fawaid Al-Majmuah, Al-Bahiri dalam As-Sabi’
اختنوا أولادكم يوم السابع فإنه أطهر وأسرع لنبات اللحم.
Khitanlah anak laki2mu pada hari ketujuh karena sesungguhnya itu lebih suci dan lebih cepat tumbuh daging (cepat besar badannya)
– Hadits riwayat As-Syaukani dalam At-Talkhis Al-Jabir
من أسلم فليختتن
Barangsiapa yg masuk Islam maka hendaknya dia berkhitan
– Hadits riwayat Ahmad, dan Baihaqi
الختان سنة في الرجال، مكرمة في النساء
Khitan itu sunnah bagi laki2 dan kemuliaan bagi wanita.
– Hadits riwayat Tabrani, Baihaqi, Ibnu Adi, Daulabi, Al-Khatib, tentang khitan perempuan
إذا خفضت أَشِمِّي ولا تَنْهَكِي فإنه أحظى للزوج وأسرى للوجه
Apabila Engkau mengkhitan wanita, sisakanlah sedikit dan jangan potong (bagian kulit klitoris) semuanya, karena itu lebih bisa membuat ceria wajah dan lebih disenangi oleh suami
– Hadits riwayat Abu Daud dari Ummu Atiyah
إن امرأة كانت تختن بالمدينة فقال لها النبي صلى الله عليه وسلم: “لا تنهكي فإن ذلك أحظى للمرأة وأحب إلى البعل
Bahwasanya di Madinah ada seorang wanita yg (pekerjaannya) mengkhitan wanita, kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jangan berlebihan di dalam memotong, karena yg demikian itu lebih nikmat bagi wanita dan lebih disenangi suaminya.
– Hadits riwayat Muslim
إذ جلس بين شهبها الأربع و مسّ الختان الختان فقد وجب الغسل
Apabila seseorang laki2 berada di empat cabang wanita (bersetubuh dengan wanita) dan khitan menyentuh khitan, maka wajib mandi
– Hadits riwayat Baihaqi
إنه عندما هاجر النساء كان فيهن أم حبيبة، وقد عرفت بختان الجواري فلما زارها رسول الله صلى الله عليه وسلم قال لها يا أم حبيبة هل الذي كان في يدك هو في يدك اليوم؟ فقالت نعم يا رسول الله إلا أن يكون حراماً فتنهانا عنه. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “بل هو حلال” وقال صلى الله عليه وسلم: ” يا نساء الأنصار اختفضن (اختتن) ولا تنهكن أي لا تبالغن في الخفاض”
Berdasarkan sejumlah dalil dari Qur’an dan hadits di atas, maka ulama dari keempat madzhab yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali memiliki pandangan yang sama dalam satu hal: bahwa khitan itu dianjurkan dalam agama (masyruk – مشروع) baik bagi laki2 dan perempuan. Namun, apakah anjuran tersebut bersifat wajib ataukah hanya sunnah, mereka berbeda pendapat dengan rincian sebagai berikut:
Hukum khitan adalah wajib bagi laki2 dan perempuan menurut madzhab Syafi’i dan Hanbali. Alasan kedua madzhab adalah: 
(a) ada hadits di mana Nabi berkata pada seorang pria yg baru masuk Islam: “Hilangkan darimu rambut kekafiran (yg menjadi alamat orang kafir) dan khitanlah ” (HR Abu Daud – teks hadits lihat di atas.) 
(b) Khitan adalah syiar umat Islam, maka ia hukumnya wajib sebagaimana syiar-syiar yang lain. Adapun dalil bahwa khitan tidak wajib bagi wanita menurut madzhab Hanbali adalah hadits:
“الختان سنة للرجال، ومكرمة للنساء”
Pendapat mu’tamad (diunggulkan) dari madzhab Hanbali dan Syafi’i adalah khitan wajib bagi pria dan wanita.
Sedangkan Ibnu Qudamah (ulama madzhab Hanbali) dalam Al-Mughni mempunya pendapat sendiri yaitu khitan itu sunnah bagi laki2 dan kemuliaan (makromah) bagi perempuan. Adapun perbedaan antara sunnah dan mukromah adalah kesunnahan mukromah berada sedikit di bawah sunnah.
Hukumnya sunnah bagi laki2 dan dianjurkan bagi perempuan menurut madzhab Hanafi dan Maliki berdasarkan pada hadits:
الختان سنة في الرجال، مكرمة في النساء
Khitan itu sunnah bagi laki2 dan kemuliaan bagi wanita. Hadits riwayat Ahmad, Baihaqi.
Dalam kitab Al-Mausuah Al-Fiqhiyah dikatakan bahwa pendapat yg muktamad (diunggulkan) dalam madzhab Hanafi, Maliki dan pendapat minoritas dari madzhab Syafi’i adalah wajib khitan bagi pria dan sunnah bagi wanita.
Tindakan memotong kulup (kulit) yg menutupi ujung zakar atau kepala zakar (Arab, hasyafah حشفة). Secara umum, sunat adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan dari zakar. Frenulum dari zakar dapat juga dipotong secara bersamaan dalam prosedur yg dinamakan frenektomi.
Imam Nawawi menyatakan bahwa khitan pada perempuan adalah memotong bagian bawah kulit lebih dan menutupi yg ada di atas vagina perempuan.
1. Tujuan utama syariah kenapa khitan itu disyariatkan adalah karena menghindari adanya najis pada anggota badan saat shalat. Karena, tidak sah shalat seseorang apabila ada najis yg melekat pada badannya. Dengan khitan, maka najis kencing yg melihat disekitar kulfa (kulub) akan jauh lebih mudah dihilangkan bersamaan dengan saat seseorang membasuh kemaluannya setelah buang air kecil.
2. Mengikuti sunnah Rasulullah.
3. Mengikuti sunnah Nabi Ibrahim.
Manfaat khitan dari sudut kesehatan terutama bagi laki2 cukup banyak. Antara lain:
1. Lebih higines (sehat) karena lebih mudah membersihkan kemaluan (penis) dari pada yg tidak sunat. Memang, mencuci dan membasuh kotoran yg ada di bawah kulit depan kemaluan orang yang tidak disunat itu mudah, namun khitan dapat mengurangi resiko infeksi bekas air kencing. Menurut penelitian medis, infeksi bekas urine lebih banyak diderita orang yang tidak disunat. Infeksi yg akut pada usia muda akan berakibat pada masalah ginjal di kemudian hari.
2. Mengurangi resiko infeksi yg berasal dari transmisi seksual. Pria yg dikhitan memiliki resiko lebih rendah dari infeksi akibat hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Walaupun seks yg aman tetap penting.
3. Mencegah problem terkait dengan penis. Terkadang, kulit muka penis yg tidak dikhitan akan lengket yg sulit dipisah. Dan ini dapat berakibat radang pada kepala penis (hasyafah).
4. Mencegah kanker penis (penile cancer). Kanker penis tergolong jarang terjadi, apalagi pada penis yg disunat. Di samping itu, kanker leher rahim (cervical cancer) lebih jarang terjadi pada wanita yg bersuamikan pria yg dikhitan.
Bagaimana jika seseorang sudah dikhitan, tetapi ternyata pada kondisi biasa, terkadang kepala kemaluan masih tertutup kulit kulup. Tetapi pada saat tegang, kulup tersebut bergeser dan kepala kemaluan “nongol”. Apakah harus dikhitan ulang atau harus bagaimana?
Jawabnya sebaiknya dikhitan ulang kalau kepala zakar masih tertutup kulup, karena itu juga dapat menimbulkan najis yg bisa menyebabkan tidak sahnya shalat.
Imam Nawawi dalam Al-Majmuk, hlm 1/352, menyatakan:
قَالَ الشَّيْخُ أَبُو مُحَمَّدٍ الْجُوَيْنِيُّ فِي كِتَابِهِ التَّبْصِرَةُ فِي الْوَسْوَسَةِ : لَوْ وُلِدَ مَخْتُونًا بِلَا قلفة فَلَا خِتَانَ لَا إيجَابًا وَلَا اسْتِحْبَابًا ، فَإِنْ كان من القلفة التى تغطي الحشفة شئ مَوْجُودٌ : وَجَبَ قَطْعُهُ ، كَمَا لَوْ خُتِنَ خِتَانًا غَيْرَ كَامِلٍ ، فَإِنَّهُ يَجِبُ تَكْمِيلُهُ ثَانِيًا حَتَّى يُبَيِّنَ جَمِيعَ الْقُلْفَةِ الَّتِي جَرَتْ الْعَادَةُ بِإِزَالَتِهَا فِي الْخِتَانِ .
Abu Muhammad Al-Juwaini berkata dalam kitabnya At-Tabshirah fi Al-Waswasah: ‘Jika seorang anak lahir dalam keadaan telah tersunat dan tidak berkulup, maka tidak wajib dan tidak pula mustahab (sunnah) baginya khitan. Namun, jika ada sedikit kulup yg menutup ujung zakar, maka itu wajib dipotong. Sebagaimana jika ia dikhitan tidak sempurna, maka wajib menyempurnakannya kedua kalinya sampai jelaslah seluruh kulup yg biasanya dihilangkan. Wallohu a’lam dan semoga bermanfaat. Aamiin


والله الموفق الى اقوم الطرق

EDISI KHUTHBAH JUM'AT (Hakikat Hablum Minallah wa Hablum Minannaas)



*Khutbah Pertama*

الحمد لله الذي هدانا لهذا, وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا الله، و الحمد لله المنزه عن أن يكون له نظراء وأشباه، المقدس فلا تقرب الحوادث حماه، الذي اختار الإسلام ديناً وارتضاه، فأرسل به محمد – صلى الله عليه وسلم – واصطفاه، وجعل له أصحاباً فاختار كلاً منهم لصحبته واجتباه، وجعلهم كالنجوم بأيهم اقتدى الإنسان اهتدى إلى الحق واقتفاه،

أشهد أن لا اله الله واحده لا شريك له وأشهد أن محمدا رسول الله عبده ورسوله، فصلى الله عليه وعلى آله وأصحابه صلاة توجب لهم رضاه، أحمده على نعمه كلها حمداً يقتضي
الزيادة من نعمه، ويجزل لنا النصيب من قسمه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْ
سَدِي(۷٠) يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا }
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَآمِنُوا بِرَسُولِهِ يُؤْتِكُمْ كِفْلَيْنِ مِن رَّحْمَتِهِ وَيَجْعَل لَّكُمْ نُورًا تَمْشُونَ بِهِ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ}
{ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوااللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

Islam memiliki ajaran yang membentangkan dua bentuk hubungan yang harmonis

1. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan Tuhannya dalam hal ibadah (ubudiyah) atau yang populer dikatakan dengan hablum minallah.

2. Tata hubungan yang mengatur antara manusia dengan makhluk yang lainnya dalam wujud amaliyah sosial.

Dalam Al-Qur’an surat Ali Imron: 112 Allah Ta'ala berfirman

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ أَيْنَ مَا ثُقِفُواْ إِلاَّ بِحَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَآؤُوا بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأَنبِيَاء بِغَيْرِ حَقٍّ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah Ta'ala dan tali (perjanjian) dengan manusia dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah Ta'ala dan mereka diliputi kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah Ta'ala dan membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.”

Ayat ini memberitahukan kepada kita tentang malapetaka yang telah menimpa Bani Israil sebagai akibat kedurhakaan mereka kepada Allah Ta'ala dan kepada para nabi. Sehingga mereka harus mengalami malapetaka, kehinaan, kemiskinan, dan kemurkaan dari Allah Ta'ala. Dan dalam ayat tersebut diberitakan pula bahwa jalan keluar dari segala malapetaka tersebut adalah membangun kembali hablum minallah dan hablum minannas.

Hablum minallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah Ta'ala. Namun dalam pengertian syariah makna hablum minallah sebagaimana yang dijelaskan di dalam tafsir At-Thabari, Al-Baghawi, dan tafsir Ibnu Katsir adalah “Perjanjian dari Allah.

Maksudnya adalah masuk Islam atau beriman dengan Islam sebagai jaminan keselamatan bagi mereka di dunia dan di akhirat” Sehingga dapat kita pahami bahwa untuk membangun hubungan kita kepada Allah, kita mempunyai kewajiban untuk menunaikan hak-hak Allah, dan apakah hak-hak Allah Ta'ala itu?

Hak-hak Allah Ta'ala ialah mentauhidkan dan tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain serta menjalankan syariat Allah Ta'ala. Misalnya: sholat, puasa dan sebagainya.

*Jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah*

Namun apakah cukup hanya dengan hablum minallah saja, sedangkan di sisi yang lain kita mengabaikan hablum minannas? Tentu tidak cukup, mengingat kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Di dalam Al-Quran juga banyak ayat-ayat yang menyebutkan tentang perintah mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan hablum minannallah namun diiringi juga dengan hablum minannas, antara lain.

إِنَّ الإِنسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا  إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا  وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا إِلَّا الْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ دَائِمُونَ  وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَّعْلُومٌ  لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir (19), Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (20), Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir (21), Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat (22), Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya (23), Dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu (24), Bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)” (QS. Al-Ma’arij: 19-25)

Dalam ayat tersebut secara tegas Allah Ta'ala menyebutkan bahwa keluh kesah dan kikir itu telah menjadi sifat bawaan manusia sejak dia diciptakan. Bukankah kalau kita tidak memiliki harta kita sering berkeluh kesah? Sebaliknya, kalau kita memiliki banyak harta kita sering lebih cenderung untuk kikir.

Lalu bagaimana caranya agar sifat bawaan kita tersebut dapat kita hindari? Allah Ta'ala menyebutkan paling tidak ada dua jalan, pertama, mengerjakan sembahyang (hablum minallah) secara kontinyu. Kedua, menyadari bahwa dalam harta yang kita miliki terkandung bagian tertentu untuk fakir miskin (hablum minannas).

Di dalam Al-Quran Allah Ta'ala berfirman

وَاعْبُدُواْ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا

“Sembahlah Allah Ta'ala dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri” (QS. An-Nisa: 36)

*Jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah*

Ayat tersebut mengandung dua bentuk akhlak, yaitu akhlak kepada Allah Ta'ala (hablum minallah) yang ditunjukkan dengan perintah agar kita menjalin hubungan baik kepada Allah Ta'ala dengan cara tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain.

Akhlak terhadap sesama manusia (hablum minannas) yang ditunjukkan dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang yang dalam perjalanan dan hamba sahaya.

Selanjutnya Allah Ta'ala menutup ayat di atas dengan kalimat: “Sesungguhnya Allah Ta'ala tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. Dengan maksud agar kita tidak sombong kepada orang tua, karena ada saat dimana kita juga pasti akan menjadi tua.

Jangan sombong kepada anak-anak yatim karena ada saat kita juga akan menjadi yatim.

Jangan sombong kepada orang miskin karena ada saat kita juga akan menjadi miskin secara tiba-tiba.

Jangan sombong kepada tetangga karena merekalah orang yang pertama memberikan pertolongan kepada kita saat kita mengalami kesulitan.

Jangan sombong kepada teman karena kita sangat membutuhkannya.

Jangan sombong kepada musaffir karena ada saat dimana kitapun akan menjadi musafir dan jangan sombong kepada pembantu rumah tangga karena mereka besar bantuannya kepada kita meskipun tidak besar upah yang kita berikan.

Dalam surat Al-Ma’un ayat 1-7 Allah Ta'ala berfirman

أَرَأَيْتَ الَّذِي يُكَذِّبُ بِالدِّينِ  فَذَلِكَ الَّذِي يَدُعُّ الْيَتِيمَ  وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَن صَلاتِهِمْ سَاهُونَ  الَّذِينَ هُمْ يُرَاؤُونَ  وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

“Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? (1), Itulah orang yang menghardik anak yatim(2), Dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin (3). Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat (4), (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya (5), Orang-orang yang berbuat riya (6), Dan enggan (menolong dengan) barang berguna (7)”

Dalam surat tersebut, Allah Ta'ala demikian lugas mengaitkan antara agama dengan keberpihakan kepada kaum dhuafa. Seseorang dikategorikan mendustakan agama manakala ia mengabaikan anak yatim dan orang miskin.

Di awal surat Al-Ma’un tersebut Allah Ta'ala menggunakan pertanyaan, tapi bukan berarti Allah Ta'ala bertanya karena tidak tahu. Menurut para mufassir hal itu dimaksudkan untuk menggugah hati pendengarnya agar memberikan perhatian lebih kepada ayat selanjutnya.

Jadi di sini Islam mendorong umatnya agar dalam beragama tidak selalu mementingkan aspek ibadah mahdhoh saja, akan tetapi Islam juga menganjurkan ibadah sosial, seperti memperhatikan nasib-nasib orang lemah. Bahkan kalau kita cermati 5 rukun Islam itu adalah merupakan gabungan antara habluminallah dan hablum minannas, gabungan antara hubungan vertikal dan horizontal.

*Jama’ah sholat jumat yang dimuliakan Allah*

Amat banyak kehidupan orang lain di sekitar kita yang tidak memiliki kehidupan seberuntung kita. Seburuk apapun kondisi kita saat ini, pasti masih ada saja yang lebih buruk dibandingkan dengan kehidupan kita sekarang.

Kita lihat sekarang saudara-saudara kita yang ada di Palestina sana, mereka sedang membutuhkan bantuan kemanusiaan dari seluruh umat Islam dunia, tak terkecuali bantuan kita umat Islam indonesia.

Cukupklah ayat-ayat dan hadits tersebut sebagai penggugah hati kita untuk peduli terhadap saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan bantuan kita.

بَارَكَاللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَ الذِكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَا وَتَهُ إنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

*Khutbah Kedua*

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ: إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلَّونَ عَلَى الَّنِبْيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. أَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ.

رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُواْ رَبَّنَا إِنَّكّ رَؤُوْفُ رَّحِيْمٌ

اَللَّهُمَّ افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ. اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نًافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبِلاً

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ والحمد لله رب العالمين.

EDISI KHUTHBAH JUM'AT (Hikmah Silaturrahmi)


*Khuthbah Pertama*

الحمد لله الذى خلق الانسان فى احسن تقويم أشهد أن لاإله إلاالله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله لا نبي بعده.
أللهم صل وسلم وبارك على سيدنا ومولنا محمد وعلى اله وأصحابه والتابعين وتابع التابعين وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. أما بعد :

فياأيها الناس, اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
وقال رسول الله صلى الله عليه واله وسلم من كان يؤمن بالله واليوم الخر فليكرم ضيفه من كان يؤمن بالله واليوم الخر فليصل رحمه ومن كان يؤمن بالله واليوم الخر فليقل خيرا او ليصمت صدق الله العظيم وصدق رسوله النبي الحبيب الكريم ونحن على ذلك من الشاهدين والشاكرين والحمد لله رب العلمين

*Hadirin jama'ah shalat jumat yang berbahagia*

Marilah kita bertakwa kepada Allah Ta’ala. Takwa yang juga dapat mengantarkan kita kepada kebaikan hubungan dengan sesama manusia. Lebih khusus lagi, yaitu sambunglah tali silaturahmi dengan keluarga yang masih ada hubungan nasab (anshab). Yang dimaksud, yaitu keluarga itu sendiri, seperti ibu, bapak, anak lelaki, anak perempuan ataupun orang-orang yang mempunyai hubungan darah dari orang-orang sebelum bapaknya atau ibunya. Inilah yang disebut arham atau ansab. Adapun kerabat dari suami atau istri, mereka adalah para ipar, tidak memiliki hubungan rahim atau nasab.

Banyak cara untuk menyambung tali silaturahmi. Misalnya dengan cara saling mengunjungi, saling memberi hadiah, atau dengan pemberian yang lain. Sambunglah silaturahmi ini dengan berlemah lembut, berkasih sayang, wajah berseri, memuliakan, dan dengan segala hal yang mudah dikenal manusia dalam menyambung silaturahmi. Dengan silaturahmi, pahala yang besar akan diperoleh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Silaturahmi menyebabkan seorang hamba tidak akan putus hubungan dengan Allah di dunia dan akhirat.

Disebutkan dalam Shahih Bukhari dan Shahih Muslim, dari Abu Ayyub al-Anshari radhiallahu ‘anhu:

أَنَّ رَجُلًا قَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ أَخْبِرْنِي بِمَا يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ وَيُبَاعِدُنِي مِنَ النَّارِ فَقَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَقَدْ وُفِّقَ أَوْ قَالَ لَقَدْ هُدِيَ كَيْفَ قُلْتَ فَأَعَادَهَا الرَجُلُ فَقَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: تَعْبُدُ اللهَ وَلَا تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا وَتُقِيْمُ الصَلَاةَ وَتُؤْتِيَ الزَكَاةَ وَتَصِلَ ذَا رَحِمِكَ فَلَمَّا أَدْبَرَ قَالَ النَّبِيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنْ تَمَسَّكَ بِمَا أَمَرْتُهُ بِهِ دَخَلَ الجَنَّةَ

Bahwasanya ada seseorang berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku tentang sesuatu yang bisa memasukkan aku ke dalam surga dan menjauhkanku dari neraka.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh dia telah diberi taufik,” atau “Sungguh telah diberi hidayah, apa tadi yang engkau katakan?” Lalu orang itu pun mengulangi perkataannya. Setelah itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Engkau beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun menegakkan shalat, membayar zakat, dan engkau menyambung silaturahmi”. Setelah orang itu pergi, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika dia melaksanakan apa yang aku perintahkan tadi, pastilah dia masuk surga”.

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturahim.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

الرَحِمُ مُعَلَّقَةٌ بِالعَرْشِ تَقُوْلُ مَنْ وَصَلَنِيْ وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَنِيْ قَطَعَهُ اللهُ

Ar-rahim itu tergantung di Arsy. Ia berkata, ‘Barangsiapa yang menyambungku, maka Allah akan menyambungnya. Dan barangsiapa yang memutusku, maka Allah akan memutus hubungan dengannya’. (Muttafaqun ‘alaihi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa menyambung silaturahmi lebih besar pahalanya daripada memerdekakan seorang budak. Dalam Shahih Bukhari, dari Maimunah Ummul Mukminin, dia berkata,

يَا رَسُوْلَ اللهِ أَشَعَرْتَ أَنِّي أَعْتَقْتُ وَلِيْدَتِي قَالَ أَوْ فَعَلْتِ قَالَتْ نَعَمْ قَالَ أَمَّا إِنَّكَ لَوْ أَعْطَيْتِهَا أَخْوَالَكَ كَانَ أَعْظَمُ لِأَجْرِكِ

“Wahai Rasulullah, tahukah engkau bahwa aku memerdekakan budakku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau telah melaksanakannya?” Ia menjawab, “Ya”. Nabi bersabda, “Seandainya engkau berikan budak itu kepada paman-pamanmu, maka itu akan lebih besar pahalanya."

*Hadirin jama'ah shalat jumat yang berbahagia*

Yang amat disayangkan, ternyata ada sebagian orang yang tidak mau menyambung silaturahmi dengan kerabatnya, kecuali apabila kerabat itu mau menyambungnya. Jika demikian maka sebenarnya yang dilakukan orang ini bukanlah silaturahim, tetapi hanya sebagai balasan. Karena setiap orang yang berakal tentu berkeinginan untuk membalas setiap kebaikan yang telah diberikan kepadanya, meskipun dari orang jauh.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَيْسَ الوَاصِلُ بِالمُكَافِئِ وَلَكِنْ الوَاصِلُ الَّذِيْ إِذَا قُطِعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا

“Orang yang menyambung silaturahmi itu, bukanlah yang menyambung hubungan yang sudah terjalin, akan tetapi orang yang menyambung silaturahmi ialah orang yang menjalin kembali hubungan kekerabatan yang sudah terputus.” (Muttafaqun ‘alaihi).

Oleh karena itu, sambunglah hubungan silaturahmi dengan kerabat-kerabat kita, meskipun mereka memutuskannya. Sungguh, kita akan mendapatkan balasan yang baik atas mereka.

Diriwayatkan, telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan berkata,

يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّ لِيْ قَرَابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوْنِي وَأُحْسِنُ إِلَيْهِمْ وَيَسِيْئُوْنَ إِلَيَّ وَأَحْلُمُ عَنْهُمْ وَيَجْهَلُوْنَ عَلَيَّ فَقَالَ لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمْ المَلَّ وَلَا يَزَالُ مَعَكَ مِنَ اللهِ ظَهِيْرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلِكَ

“Wahai Rasulullah, aku mempunyai kerabat. Aku menyambung hubungan dengan mereka, akan tetapi mereka memutuskanku. Aku berbuat baik kepada mereka, akan tetapi mereka berbuat buruk terhadapku. Aku berlemah lembut kepada mereka, akan tetapi mereka kasar terhadapku.” Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau benar demikian, maka seakan engkau menyuapi mereka pasir panas, dan Allah akan senantiasa tetap menjadi penolongmu selama engkau berbuat demikian.”
(Muttafaqun ‘alaihi).

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ أُولَٰئِكَ الَّذِينَ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فَأَصَمَّهُمْ وَأَعْمَىٰ أَبْصَارَهُمْ

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya penglihatan mereka.” (QS. Muhammad: 22-23).

Begitu pula firman Allah Ta’ala,

وَالَّذِينَ يَنْقُضُونَ عَهْدَ اللَّهِ مِنْ بَعْدِ مِيثَاقِهِ وَيَقْطَعُونَ مَا أَمَرَ اللَّهُ بِهِ أَنْ يُوصَلَ وَيُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ ۙ أُولَٰئِكَ لَهُمُ اللَّعْنَةُ وَلَهُمْ سُوءُ الدَّارِ

“Orang-orang yang merusak janji Allah setelah diikrarkan dengan teguh dan memutuskan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan dan mengadakan kerusakan di bumi, orang-orang itulah yang memperoleh kutukan dan bagi mereka tempat kediaman yang buruk (Jahannam).” (QS. Ar-Ra’d: 25)

Dari Jubair bin Muth’im radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا يَدْخُلُ الجَنَّةَ قَاطِعٌ

“Tidaklah masuk surga orang yang suka memutus (tali silaturahmi).” (Muttafaqun ‘alaihi).

Memutus tali silaturahmi yang paling besar yaitu memutus hubungan dengan orang tua, kemudian dengan kerabat terdekat, dan kerabat terdekat selanjutnya. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ

Apakah kalian mau aku beritahu dosa besar yang paling besar?” Beliau menyatakannya tiga kali. Mereka menjawab: “Mau, wahai Rasulullah”. Maka Beliau bersabda: “Menyekutukan Allah, durhaka kepada kedua orangtua”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah, betapa beasr dosa seseorang yang durhaka kepada orang tua. Dosa itu disebutkan setelah dosa syirik kepada Allah Ta’ala. Termasuk perbuatan durhaka kepada kedua orang tua, yaitu tidak mau berbuat baik kepada keduanya. Lebih parah lagi jika disertai dengan menyakiti dan memusuhi keduanya, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Dalam Shaihain, dari Abdullah bin Amr radhiallahu ‘anhuma, sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مِنْ الْكَبَائِرِ شَتْمُ الرَّجُلِ وَالِدَيْهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَهَلْ يَشْتِمُ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ قَالَ نَعَمْ يَسُبُّ أَبَا الرَّجُلِ فَيَسُبُّ أَبَاهُ وَيَسُبُّ أُمَّهُ فَيَسُبُّ أُمَّهُ

Di antara dosa besar adalah seorang laki-laki mencela kedua orang tuanya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, ‘Apakah (mungkin) seorang laki-laki mencela orang tuanya? ‘ Beliau menjawab: “Ya. Dia mencela bapak seseorang lalu orang tersebut (membalas) mencela bapaknya, lalu dia mencela ibunya, lalu orang tersebut (membalas) mencela ibunya.” (Muttafaqun ‘alaihi)

بارك الله لي ولكم فى القران العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من الايات والذكر الحكيم أَقُوْلُ قَوْلِي هَذا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ العظيم لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرّحِيْمِ

*Khuthbah Kedua*

الْحَمْدُ ِللهِ الْبَرِّ الرَّؤُوْفِ الْجَوَّادِ الَّذِى جَلَّتْ نِعَمَهُ عَنْ اْلإِحْصَاءِ بِاْلأَعْدَادِ الْمَانِّ بِاللُّطْفِ وَاْلإِرْشَادِ الْهَادِى إِلَى سَبِيْلِ الرَّشَادِ. أَشْهَدُ أَنْ لآ إِلـٰهَ إِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْغَفَّارُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُخْتَارُ وَأُصَلِّى وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدِنِ الْمُنَوَّرِ وَعَلَى أٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ اْلأَطْهَارِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ.

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَاكُمْ عَنْهُ وَحَذَرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ يَوْمَ الْمَحْشَرِ. اللّٰهُمَّ ارْضَ عَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالْقَرَابَةِ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خُصُوْصًا لِسَيِّدِنَا أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِىٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمْ أَجْمَعِيْنَ أَمِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ. اللّٰهُمَّ اجْعَلْ فِى قُلُوْبِهُمُ اْلإِيْمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَأَوْزِعُهُمْ أَنْ يُوْفُوْا عَلَى عَهْدِكَ الَّذِى عَاهَدْتَ إِلَيْهِمْ، وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنْ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ والحمد لله رب العالمين.

عبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ