MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Jumat, 29 Mei 2020

KAJIAN TENTANG KISAH ISTRI YANG MENGELUHKAN TAMU SUAMINYA



Islam mengajarkan menghormati tamu. Penghormatan itu tidak sebatas pada tutur kata yang halus untuk menyambutnya, tetapi juga dengan perbuatan yang menyenangkan.

Memuliakan tamu merupakan tanda beriman kepada Allah SWT pada hari akhir. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, seperti diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim. "Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya."

Sementara itu, Imam Ahmad dan sejumlah ulama lainnya, seperti dikutip oleh Ibnu Katsir, berpendapat, wajib memberikan jamuan kepada orang yang singgah (tamu).

Saking besarnya hak tamu, Rasul memberi peringatan mereka yang tidak memuliakan tamu. "Tidak ada kebaikan bagi orang yang tidak menjamu tamu." (HR Ahmad).

Memberi jamuan kepada tamu merupakan kebiasaan yang sudah ada sejak lama, bahkan sebelum risalah Nabi Muhammad diturunkan.

Orang yang pertama kali melakukan perbuatan yang mulia ini ialah Nabi Ibrahim AS. "Orang yang pertama kali memberi suguhan kepada tamu adalah Ibrahim," Demikian sabda Rasul.

Allah 'Azza wa Jalla berfirman,

فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ

"Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim) sambil berkata, ‘Tidakkah kalian makan? (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)

Allah mengisahkan jamuan nabi Ibrahim tersebut dalam surah adz-Dzariyat sebagai bentuk pujian dan sanjungan bagi beliau." Memang, Rasulullah dan umatnya diperintahkan untuk mengikuti ajaran-ajaran Nabi Ibrahim.

Ada kisah penuh hikmah terkait ruginya seseorang yang enggan memuliakan tamunya, sebagaimana kisah dalam riwayat berikit ini :

ذهبت إمرأة تشتكي عند رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم من زوجها

Ada seorang perempuan mengeluh kepada Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam karena perilaku suaminya

كان زوجها يدعوا الناس في بيتها ويكرمهم وكثرة الضيوف سبب لها المشقة والتعب

Suaminya selalu mengundang orang-orang datang ke rumahnya dan menjamunya sehingga tamu-tamu tersebut menyebabkan sang istri menjadi repot dan merasa kecapekan.

فخرجت من عند رسول الله ولم تجد الجواب منه

Lalu wanita tsb keluar meninggalkan Rasul dan tidak mendapatkan jawaban apa pun dari Rasulullah

وبعد فترة ذهب رسول الله إلى زوجها وقال له إني ضيف في بيتك اليوم

Setelah beberapa waktu Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam pergi ke rumah suami-istri tersebut, Rasul bersabda kepada sang suami, "Sesungguhnya aku adalah tamu di rumahmu hari ini."

سعد الزوج بالخبر وذهب إلى زوجته وأخبرها إن ضيفا عندنا اليوم وهو رسول الله

Betapa bahagianya sang suami demi mendengar ucapan Rasul tersebut, maka dia segera menghampiri istrinya untuk mengabarkan bahwa tamu hari ini adalah Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam

سعدت الزوجة بالخبر وطبخت كل ما لذ وطاب وهي راضية ومن طيب خاطرها

Si istri pun merasa bahagia karena kabar tersebut, dia pun segera memasak makanan yang lezat dan nikmat. Dia lakukan hal tersebut dengan penuh rasa bahagia di dalam hatinya

وعندما ذهب رسول الله إليهم ونال كرمهم وطيبة ورضى الزوجة

Ketika Rasulullah akan pergi dari rumahnya setelah beliau mendapatkan kemuliaan dan merasa bahagia dengan keridhoan pasangan itu

قال للزوج عندما أخرج من بيتك دع زوجتك تنظر إلى الباب الذي أخرج منه

Rasulullah bersabda kepada suaminya, " Ketika aku akan keluar nanti dari rumahmu, panggil istrimu dan perintahkan dia untuk melihat ke pintu tempat aku keluar."

فنظرت الزوجة إلى رسول الله وهو يخرج من بيتها والدواب والعقارب وكل ضرر يخرج وراء رسول الله

Maka sang istri melihat Rasulullah keluar dari rumahnya diikuti oleh binatang-binatang melata, seperti kalajengking dan berbagai binatang yang berbahaya lainnya di belakang Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam

فصعقت الزوجة من شدة الموقف وتعجبت مما رآت

Terkejutlah sang istri dengan apa yang dilihat di depannya.

فقال لها رسول الله هكذا دائما عندما يخرج الضيوف من بيتكِ يخرج كل البلاء والضرر والدواب من منزلكِ

Maka Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam bersabda, " Seperti itulah yg terjadi. Setiap kali tamu keluar dari rumahmu, maka keluar pula segala bala, bahaya dan segala binatang yang membahayakan dari rumahmu."

فهنا الحكمة من إكرام الضيف وعدم الضجر.

"Maka inilah hikmah memuliakan tamu dan tidak berkeluh kesah karena kedatangannya."

البيت الذي يكثر فيه الضيوف بيت يحبه الله

Rumah yang banyak dikunjungi tamu adalah rumah yang dicintai Allah

ما أجمل البيت المفتوح للصغير والكبير

Begitu indahnya rumah yang selalu terbuka untuk anak kecil atau dewasa

بيت تتنزل فيه رحمات وبركات السماء

Rumah yang di dalamnya turun rahmat dan berbagai keberkahan dari langit

Kisah inilah yang dikatakan hadits makdzub (dusta) dan maudhu' (palsu) oleh banyak artikel di google. Terlepas dari status derajat riwayat tersebut tetapi banyak hadits yang shahih menjelaskan tentang perintah memuliakan tamu.

Dijelaskan di dalam Kitab Ma'rifah As-Shahabah hal.645 nomor hadits 1723 bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " إذا أراد الله بقوم خيراً أهدى له هدية

Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam bersabda, "Jika Allah menginginkan kebaikan terhadap satu kaum, maka Allah akan memberikan hadiah kepada mereka

قالوا: وما تلك الهدية؟

Para sahabat bertanya, "Hadiah apakah itu, ya Rasul?"

قال: بضيف ينزل به رزقه، ويرحل وقد غفر لاهل المنزيل".

Rasulullah bersabda, "Tamu akan menyebabkan turunnya dan bertambahnya rizki untuk pemilik rumah dan menghapus dosa-dosa penghuni rumah." (HR. Abu Nu'aim)

وقال صلى الله عليه وسلم: كل بيت لا يدخل فيه الضيف لا تدخله الملائكة "

Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam bersabda, "Rumah yang tidak dimasuki tamu (tidak ada tamu), maka malaikat rahmat tidak akan masuk ke dalamnya,"

وقال صلى الله عليه وسلم: " الضيف دليل الجنة "

Rasulullah shallallahu 'alahi wa salam bersabda, "Tamu adalah penunjuk jalan menuju surga."

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَ الْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ جَائِزَتَهُ . قَالُوا: وَمَا جَائِزَتُهُ يَارَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: يَوْمٌ وَلَيْلَتُهُ وَالضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ فَمَا كَانَ وَرَاءَ ذَالِكَ فَهُوَ صَدَقَةٌ عَلَيْهِ

“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya memuliakan tamunya yaitu jaizah-nya.” Para sahabat bertanya, “Apa yang dimaksud dengan jaizah itu, wahai Rasulullah?” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Jaizah itu adalah menjamu satu hari satu malam (dengan jamuan yang lebih istimewa dibanding hari yang setelahnya). Sedangkan penjamuan itu adalah tiga hari adapun selebihnya adalah shadaqah.” (HR. Al Bukhari no. 6135 dan Muslim no. 1726, hadits dari Abu Syuraih Al ‘Adawi, lihat Fathul Bari hadits no. 6135)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أًوْ لِيَصْمُتْ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاْليَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ، وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ [رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia berkata baik atau diam, siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah dia menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia memuliakan tamunya (HR. Bukhari dan Muslim)

Para pakar hadits, seperti Ibn Hajar al-Asqalani, Imam al-Nawawi, dan juga al-Manawi, sependapat bahwa menghormati tamu tergolong adab Islam, akhlak para nabi, dan tata krama orang-orang mulia. Para ahli hukum Islam, seperti Imam Malik, Imam Syafi'i, dan Abu Hanifah, memandang bahwa memuliakan tamu sebagai sunah, sementara al-Laits dan Imam Ahmad melihatnya sebagai wajib.

Dalam tradisi Islam, penghormatan terhadap tamu dilakukan antara lain menunjukkan wajah ceria dan semringah, bertutur kata dengan lemah lembut (thib al-kalam), menyediakan jamuan makan-minum dengan sebaik-baiknya, serta hangat dan menunjukkan rasa persahabatan yang tinggi.

Penghormatan juga dilakukan dengan mengunjungi (al-ziyarah), memberikan kenang-kenangan, dan memenuhi apa yang menjadi keperluannya.

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Rabu, 27 Mei 2020

HADITS TENTANG DOA BERBUKA YG DIBID'AHKAN


*Hadits Pertama*

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا أَفْطَرَ قَالَ : اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، اَللَّهُمَّ تَقَبَّل مِنَّا، اِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيمُ

“Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : *Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul ‘Alim* (Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui)”.

[Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya ‘Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu’jamul Kabir]

*Hadits Kedua*

عَنْ اَنَسٍ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا اَفْطَرَ قَالَ : بِسْمِ اللَّهِ، اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْ تُ

“Dari Anas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka beliau mengucapkan : *Bismillahi, Allahumma Laka Shumtu Wa Alla Rizqika Afthartu* (Dengan nama Allah, Ya Allah karena-Mu aku berbuka puasa dan atas rizqi dari-Mu aku berbuka)”.

[Riwayat : Thabrani di kitabnya Mu’jam Shagir hal 189 dan Mu’jam Awshath]

*Hadits Ketiga*

عَنْ مُعَاذ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ أَنَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا اَفْطَرَ قَالَ : اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْ تُ

“Dari Muadz bin Zuhrah, bahwasanya telah sampai kepadanya, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : *Allahumma Laka Sumtu …..”* (Ya Alloh kepada-Mu lah aku berpuasa....)

[Riwayat : Abu Dawud No. 2358, Baihaqi 4/239, Ibnu Abi Syaibah dan Ibnu Sunniy]

*Hadits Keempat*

عَنِ ابْنِ عُمَرَ، كَانَ رَسُوْ لُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذَا اَفْطَرَ قَالَ : ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ اِنْشَاءَاللَّهُ

“Dari Ibnu Umar, adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : *DZAHABAZH ZHAAMA-U WABTALLATIL ‘URUQU WA TSABATAL AJRU INSYA ALLAH.* (Telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan/urat-urat, dan telah tetap ganjaran/pahala, Inysa allah).

[Hadits Hasan, riwayat : Abu Dawud No. 2357, Nasa’i 1/66. Daruquthni dan ia mengatakan sanad hadits ini Hasan. Hakim 1/422 Baihaqy 4/239]

*Hadits Kelima*

بن السني عن معاذ بن زهرة أنه صلى الله تعالى عليه وعلى اله وسلم كان يقول : الحمد لله الذي أعانني فصمت ورزقني فأفطرت

“Telah meriwayatkan Ibnus Sunni dari Mu’adz bin Zuhrah bahwa dia [Nabi] Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berdoa [saat berbuka], ”Segala puji bagi Allah yang telah menolongku sehingga aku berpuasa, dan yang telah memberi rizki kepadaku sehingga aku berbuka.”

(Muhammad Khathab As Subki, Al Manhal Al ‘Adzb Al Maurud Syarh Sunan Abi Dawud, Juz 10 hlm. 82).

Demikian Ibnu Mas'ud At-Tamanmini mengutip hadits tentang doa berbuka dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, jika antum ada doa lain silahkan atau ga pake doa juga terserah. Gitu aja kok repot hehehehe....

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼

KAJIAN TENTANG IMSAK YANG VIRAL DIBID'AHKAN


Kata 'Imsak' diambil dari bahasa Arab امسك (amsaka) يمسك (yumsiku) امساكا (imsak) yang artinya adalah menahan. Namun, ketika waktu imsak saat bulan puasa, kita masih diperbolehkan untuk makan sahur, selama belum masuk waktu subuh (ditandai dengan adzan subuh).

Kaum muslimin di negeri kita ini umumnya memahami bahwa pengertian imsak adalah saat seseorang 'harus' berhenti makan sahur agar tidak terlewat hingga masuk subuh. Pengertian tersebut sebenarnya keliru.

Karena waktu 'imsak' sendiri bukanlah merupakan awal start mulai berpuasa. Oleh karenanya, jika sedang makan sahur lalu tiba-tiba mendengar seruan 'Imsaaaak', maka tetap diperbolehkan untuk makan sahur selagi belum mendengar adzan subuh.

Dan waktu dimulai puasa itu bukan sejak mendengar seruan 'Imsaaaak', melainkan sejak masuknya waktu subuh atau mendengar adzan subuh. Ini penting untuk diketahui agar jangan sampai nanti ada orang yg salah dalam memahami. Dan merupakan tugas kita untuk menjelaskan hal-hal seperti ini kepada saudara kita yg lain.

*Jika ada pertanyaan, kenapa ada jadwal imsak di Indonesia?*

Istilah imsak di zaman Rasulullah memang tak pernah ada, Bahkan dalam kitab hadits manapun, Namun dalam kitab dalam *“at-Taqriiraat as-Sadiidah fil Masaa-ilil Mufiidah”* pada halaman 444 dijelaskan bahwa:

"Dan memulai imsak (menahan diri) dari makan dan minum (yakni bersahur) itu adalah mandub (disunnatkan) sebelum fajar, kira-kira sepadan dengan waktu yang dibutuhkan untuk  membaca 50 ayat (sekitar seperempat jam)"

Meski belum ada istilah imsak di zaman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, tetapi Rasulullah telah melakukan tradisi ini. Hal ini tercantum dalam hadits yg diriwayatkan oleh Anas ra, “Kami telah makan sahur bersama junjungan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian, baginda bangun mengerjakan salat. Anas bertanya kepada Zaid berapa lama antara azan Subuh dan makan sahur. Zaid lalu menjawab, sepadan dengan membaca 50 ayat”.

Ketika itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak menyantap sahur lagi hingga azan Subuh berkumandang. Jadi, sesuai tuntunan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, jika sudah diperdengarkan imsak, kita sebaiknya berhenti bersantap sahur dan membaca ayat suci Al Quran sambil menunggu kumandang azan Subuh.

*1. Awal Mula Disyari’atkannya Makan Sahur*

Al-Imam Al-Bukhari memberikan bab tersendiri dalam kitab Shahihnya :

“Bab Firman Allah ta’ala :

أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ هُنَّ لِبَاسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِبَاسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ فَالْآَنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ) البقرة: ١٨٧

“Dihalalkan bagi kalian berjima’dengan istri-istri kalian di malam hari bulan shaum (Ramadhan). Mereka adalah pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa sebelumnya tidak bisa menahan nafsu, karena itu Allah mengampuni dan memaafkan kalian. Maka sekarang gauilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” [Al-Baqarah : 187]

Al-Hafizh Ibnu Hajar menerangkan maksud dari bab tersebut, yaitu dalam rangka menjelaskan keadaan kaum muslimin (para shahabat) pada saat nuzul (turun)nya ayat di atas. Bahwa dari sebab nuzul ayat ini diketahui tentang permulaan disyari’atkannya sahur. Al-Imam Al-Bukhari menjadikan bab ini sebagai bab permulaan untuk bab-bab berikutnya yang menjelaskan tentang berbagai hukum yang berkaitan dengan makan sahur. (Fathul Baari Bab Firman Allah subhanahu wa ta’ala : أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَا مِ الرَّفَثُ اِلَى نِسَائِكُمْhadits no.1915)

Kemudian Al-Imam Al-Bukhari menyebutkan hadits Al-Barra‘ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata :

كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ rإِذَا كَانَ الرَّجُلُ صَائِمًا فَحَضَرَ اْلإِفْطَارُ فَنَامَ قَبْلَ أَنْ يُفْطِرَ لَمْ يَأْكُلْ لَيْلَتَهُ وَلاَ يَوْمَهُ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنَّ قَيْسَ بْنَ صِرْمَةَ الأَنْصَارِي كَانَ صَائِمًا فَلَمَّا حَضَرَ اْلإِفْطَارُ أَتَى اِمْرَأَتَه فَقَالَ لَهَا : أَعِنْدَكِ طَعَامٌ ؟ قَالَتْ : لاَ لكِنْ أَنْطَلِقُ فَأَطْلُبُ لَكَ – وَكَانَ يَوْمَهُ يَعْمَلُ فَغَلَبَتْهُ عَيْنَاهُ- فَجَاءَتْ اِمْرَأَتَهُ فَلَمَّا رَأَتْهُ قَالَتْ : خَيْبَةً لَكَ! فَلَمَّا اِنْتَصَفَ النَّهَارُ غُشِيَ عَلَيْهِ، فَذُكِرَ لِلنَّبِي rفَنَزَلَتْ هَذِهِ اْلأَيَةُ : ( أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ ) فَفَرِحُوا بِهَا فَرْحًا شَدِيْدًا فَنَزَلَتْ ( وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَد ) [رواه البخاري رقم : 1915؛ وأبو داود رقم : 2314].

“Dahulu para shahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam jika salah seorang di antara mereka bershaum kemudian tertidur sebelum sempat berbuka maka dia tidak boleh makan dan minum pada malam tersebut dan siang hari berikutnya hingga datang waktu berbuka lagi. Ketika suatu hari seorang shahabat (bernama) Qois bin Shirmah Al-Anshari bershaum, tatkala tiba waktu berbuka, dia datang kepada istrinya seraya berkata : “Apakah kamu punya makanan?” Istrinya menjawab : “Tidak, tapi akan kucarikan untukmu.”. Padahal dia (Qais) telah bekerja keras sepanjang siang, sehingga (sambil menunggu istrinya datang) akhirnya ia tertidur lelap. Kemudian sang istri datang. Ketika ia melihat sang suami tertidur ia pun berkata : “Sungguh telah rugi engkau!”

Akhirnya pada pertengahan siang berikutnya Qais pun jatuh pingsan. Kemudian peristiwa ini dikabarkan kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam. Lalu turunlah ayat :

( أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَائِكُمْ ) البقرة: ١٨٧

“Dihalalkan bagi kalian berjima’ dengan istri-istri kalian di malam hari bulan shaum (Ramadhan)”

Maka para shahabat pun sangat berbahagia dengan turunnya ayat tersebut. Lalu turun juga ayat berikutnya :

( وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَد ) البقرة: ١٨٧

”Dan makan serta minumlah sampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitam yaitu fajar.” (Al-Bukhari hadits no. 1915)

Dari hadits ini terdapat keterangan tentang kondisi permulaan ketika diwajibkannya shiyam, yaitu apabila ada diantara mereka yang tertidur sebelum ifthar maka tidak boleh baginya makan dan minum sepanjang malam tersebut sampai datang waktu ifthar di hari berikutnya. Demikian pula cara shaum Ahlul Kitab, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah atsar yang diriwayatkan dari As-Suddi dan selainnya dari kalangan ahli tafsir, dengan lafazh :

كُتِبَ عَلَى النَّصَارَى الصِّيَامُ، وَكُتِبَ عَلَيْهِمْ أَنْ لاَ يَأْكُلُوا وَلاَ يَشْرَبُوا وَلاَ يَنْكِحُوا بَعْدَ النَّوْمِ، وَكُتِبَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ أَوَّلاً مِثْلُ ذَلِكَ حَتَّى أَقْبَلَ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ، فَذَكَرَ الْقِصَّةَ .

“Telah diwajibkan kepada kaum Nashara bershaum, dan bahwa tidak boleh bagi mereka untuk makan, minum, dan senggama setelah tertidur. Diwajibkan atas kaum muslimin pada mulanya seperti itu, sampai terjadi peristiwa yang menimpa seorang pria dari Anshar.”

Kemudian beliau menyebutkan kisahnya.

disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar melalui jalur riwayat Ibrahim At-Taimi dengan lafazh :

كَانَ المُسْلِمُونَ فِي أَوَّلِ الإِسْلاَمِ يَفْعَلُونَ كَمَا يَفْعَلُ أَهْلُ الكِتَابِ : إِذَا نَامَ أَحَدُهُمْ لَمْ يَطْعَمْ حَتَّى القَابِلَةِ

“Kaum Muslimin pada permulaan Islam melakukan shaum seperti cara yang dilakukan oleh Ahlul Kitab, yaitu apabila seorang di antara mereka tertidur (sebelum berbuka) maka tidak boleh makan hingga tiba (waktu berbuka) keesokan harinya.”

Hal ini dikuatkan oleh hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim dari shahabat ‘Amr bin Al-‘Ash secara marfu‘ :

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ اْلكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ (رواه مسلم )

“Pembeda antara shaumnya kita dengan shaum Ahlul Kitab adalah makan sahur.” (Muslim hadits no. 46 – [1096]); (Fathul Bari syarh hadits no. 1915)

Para shahabat sangat bergembira dengan turunnya ayat 187 surat Al-Baqarah tersebut. Mereka paham dari kandungan ayat tersebut bahwa apabila jima‘ ( َالرَّفَثُ ) dihalalkan berarti makan dan minum tentunya lebih dihalalkan.

Kemudian turun lanjutan ayat berikutnya : ( وَكُلُوا وَاشْرَبُوا…) yang secara nash (konteks zhahir) dari ayat ini semakin menegaskan dihalalkannya makan dan minum pada malam hari Ramadhan. Ini semua adalah dari rahmat Allah subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya.

*2. Batas Akhir Makan Sahur dan Waktu Mulai Bershaum*

Allah subhanahu wa Ta’ala berfirman :

( وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ) البقرة: ١٨٧

“Makan dan minumlah kalian sampai jelas bagi kalian benang putih dari benang hitamg, yaitu waktu fajar.” [Al-Baqarah : 187]

Al-Imam Al-Bukhari membawakan bab khusus untuk ayat ini (( وَكـُلـُوا وَاشْرَبُوا …)) dalam rangka menerangkan batas akhir dibolehkannya makan sahur dan dimulainya ash-shaum. Kemudian beliau menyebutkan hadits Adi bin Hatim radhiallahu ‘anhu, beliau berkata :

لَمَّا نَزَلَتْ ( وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ ) عَمَدْتُ إلَى عِقَالٍ أَسْوَدَ وَإلَى عِقَالٍ أبْيَضَ فَجَعَلْتُهَا تَحْتَ وِسَادَتِي فَجَعَلْتُ أَنْظُرُ فِي اللَّيْلَ فَلاَ يَسْتَبِيْنَ لِي فَغَدَوْتُ عَلَى رَسُولِ اللهِ r فَذَكَرْتُ لَهُ، فَقَالَ : (( إنَّمَا ذلِكَ سَوَادُ اللَّيْلِ وَبَيَاضُ النَّهَارِ )).

“Ketika turunnya ayat (وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ اْلخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ اْلخَيْطِ اْلأَسْوَدِ) saya mencari tali hitam dan tali putih, saya letakkan di bawah bantal, kemudian saya mengamatinya di malam hari dan tidak nampak. Keesokan harinya saya menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan saya ceritakan kepadanya, kemudian beliau berkata : Yang dimaksud dengannya adalah gelapnya malam dan terangnya siang.” (Al-Bukhari hadist no. 1917)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan maksud ‘benang putih’ dan ‘benang hitam’ dengan kegelapan malam dan cahaya siang, tidak seperti yang disangka oleh Adi bin Hatim dan beberapa shahabat lainya. Hal ini terjadi karena nuzul (turunnya) ayat ( مِنَ اْلفَجْرِ) tidak bersamaan dengan ayat ((وَكُلُوا وَاشْرَبُوا melainkan turun sesudahnya. Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim dari shahabat Sahl bin Sa’d radhiallahu ‘anhu:

أُنْزِلَتْ ( وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ ) ، وَلَمْ يَنْزِلْ (( مِنَ اْلفَجْرِ))، فَكَانَ رِجَالٌ إذا أرَادُوا الصَّوْمَ رَبَطَ أَحَدُهُمْ فِي رِجْلِهِ اْلخَيْطَ اْلأبْيَضَ وَالخَيْطَ الأسْوَدَ، وَلَمْ يَزَلْ يَأكُلُ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لهُ رُؤْيَـتُهُمَا، فَأَنْزَلَ اللهُ بَعْدُ (مِنَ الْفَجْرِ ) ، فَعَلِمُوا أنَّهُ إنَّمَا يَعْنِي الليْلَ وَ النـَّهَارَ.

“Ketika turun ayat ((وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ اْلخَيْطُ اْلأَبْيَضُ مِنَ اْلخَيْطِ اْلأَسْوَدِ ..)) dan belum turun potongan ayat selanjutnya ((مِنَ اْلفـَجْرِ)), dahulu para shahabat jika ingin bershaum maka salah seorang diantara mereka mengikatkan benang putih dan benang hitam di kakinya dan melanjutkan makan sampai jelas perbedaan antara keduanya, kemudian Allah subhanu wata’ala menurunkan ((مِنَ اْلفـَجْرِ)) sehingga mereka faham bahwa yang dimaksud dengannya adalah cahaya siang dan kegelapan malam.” (Al-Bukhari (hadits no. 1917, Muslim (hadits no. 35-1901)

Atas dasar ini jelaslah permulaan waktu shaum, yaitu dimulai sejak munculnya fajar yang kedua atau fajar shadiq. Karena fajar itu ada dua macam:

1. Fajar kadzib, yaitu fajar yang cahayanya naik (vertikal) seperti ekor serigala. Dengan fajar ini belum masuk waktu shalat Subuh, dan masih diperbolehkan makan dan minum. Sebagaimana diterangkan dalam hadits Jabir bin ‘Abdillah dan Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhum bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam berkata :

اَلْفَجْرُ فَجْرَانِ : فَأَمَّا اْلفَجْرُ الَّذِي يَكُونُ كَذَنَبِ السَّرْحَانِ فَلاَ تَحِلُّ الصَّلاَةُ فِيْهِ وِلاَ يُحْرَمُ الـَّطعَامُ، وَأَمَّا اَّلذِي يَذْهَبُ مُسْتَطِيْلاً فِي اْلأُفُقِ فَإنَّهُ تُحِلُّ الصَّلاَةُ وَ يُحْرَمُ الـَّطعَامُ ( رواه الحاكم )

“Fajar ada dua macam (pertama), fajar yang bentuknya seperti ekor serigala maka belum dibolehkan dengannya shalat (subuh) dan masih dibolehkan makan. Dan (kedua) fajar yang membentang di ufuk timur adalah fajar yang dibolehkan di dalamnya shalat (subuh) dan diharamkan makan (sahur).” HR. Al-Hakim (1)

2. Fajar shadiq, yaitu fajar yang cahayanya memanjang ( mendatar ).

Sebagaimana terdapat dalam hadits Samuroh bin Jundub dan selainnya yang diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim secara marfu‘ dengan lafadz :

لاَ يَغُرَّنكمْ أحَدَكمْ نِدَاءُ بِلاَلٍ مِنَ السَّحُوْرِ وَلاَ هذا البَيَاضُ حَتَّى يَسْتطِيْرَ.

وفي رواية : هُوَ المُعْتـَرِضُ وَليْسَ بالمُسْتَطِيلِ

“Janganlah adzannya Bilal mencegah kalian dari sahur dan tidak pula cahaya putih ini sampai mendatar (horisontal). Dalam riwayat yang lain : yaitu cahaya yang mendatar bukan yang menjulang ke atas.” ( Muslim hadits no. 1093)

Oleh karena itu seharusnya bagi kaum muslimin untuk menghidupkan sunah Rasullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berupa mengangkat dua orang muadzin, dan adzan subuh dua kali, untuk membantu ketika hendak melakukan ibadah ash-shaum dan shalat serta yang berkaitan dengan keduanya. Demikianlah sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam hadits Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma diriwayatkan oleh Al-Imam Muslim, beliau mengatakan :

سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ r يَقولُ : (( إنَّ بلاَلاً يُؤَذِّنُ بِلَيْلٍ، فَكلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى تَسْمَعُوا أذَانَ ابْنِ أمِّ مَكْتومٍ ))

“Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata : "Sesungguhnya Bilal mengumandangkan adzan di malam hari, maka makan dan minumlah sampai mendengar adzannya Ibnu Ummi Maktum.” (HR. Muslim hadits no. 37-1092)

Al-Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari jalur periwayatan Aisyah radhiallahu ‘anha dengan lafazh :

كُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يُؤَذنَ اِبْنُ أمِّ مَكتُومٍ فَإنَّهُ لاَيُؤَذِّنُ حَتَّى يَطْلُعَ الفَجْرُ

“Makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan karena dia tidak mengumandangkannya kecuali jika telah terbit fajar.” ( HR. Al-Bukhari Kitabush Shaum bab 17 hadits no. 1918, 1919)

Jadi anggaplah imsak yg antum nilai bid'ah munkaroh tersebut sebagai pengganti adzan shubuh awal Bilal sebagai sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yg antum tinggalkan. Fahimtum?

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan kajiannya semoga bermanfa'at. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼

Rabu, 20 Mei 2020

GIAT BERBAGI TAKJIL TAHAP 3 MWC NU CIPAYUNG


MERAIH BERKAH DI BULAN RAMADHAN 1441 H

Jakarta: Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat, ampunan dan pembebasan dari api neraka. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam usaha meraihnya diantaranya adalah apa yang selama ini dilakukan oleh MWC NU Cipayung dengan LTM PCNU Jakarta Timur dan Banom NU Cipayung dimasa PSBB dampak Covid 19.

Dalam aksi Berbagi Takjil Tahap 3 yang dilaksanakan di Jl. Binamarga Raya Cipayung tepatnya pertigaan jalan depan Mc.D Cipayung telah membagukan 1000 takjil kepada para pengguna jalan diantaranya ojek online, sopir, warga masyarakat sekitar dan para pekerja yang melewati jalan tersebut tak luput dari aksi sosial ini. Besar harapan aksi nyata ini berlanjut aksi berikutnya yang akan dilaksanakan hari Kamis, 21 Mei 2020 di Jl. Raya Ceger depan Masjid H. Moch. Andi Galib Ceger Kec. Cipayung Jakarta Timur dengan 1000 takjil plus penyaluran zakat, infaq dan shalaqah kolektif pengurus NU Cipayung kepada mustahiq warga setempat.

Pada tahap terakhir aksi Berbagi Takjil yang akan dilaksanakan hari ini MWC NU Cipayung bersama LTM PCNU Jakarta Timur dan Banom NU Cipayung ingin membuktikan kepada warga masyarakat bahwa ditengah kesulitan yang dialami oleh kaum muslimin khususnya masih banyak cara untuk saling berempati kepada sesama guna memudahkan para pengguna jalan dalam  mendapatkan takjil puasa disaat masih dalam perjalanan pulang.

Seberkas harapan dalam usaha dan berdoa dipenghujung aksi berbagi takjil ramadhan 1441 H tahun ini mampu memberikan kontribusi positif dalam berkhidmad kepada NU guna membangkitkan ghirrah keagamaan dalam meraih rahmat dan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aamiin

Teriring ucapan terima kasih kepada segenap donatur atas partisipasinya sehingga aksi sosial ini bisa terlaksana dengan baik. Mohon maaf lahir batin dan selamat meraih kemenangan dihari yang fitri beberapa hari lagi.

https://youtu.be/ESxy68_tmDg

Senin, 18 Mei 2020

GIAT MERAIH BERKAH DI BULAN PENUH RAHMAH RAMADHAN 1441 H


Ribuan Paket Takjil MWC NU bersama LTM PCNU Jaktim Disambut Antusias Warga

Jakarta, NU Online
Bulan Ramadhan yang penuh rahmah dan ampunan ini selalu membuat manusia berlomba untuk berbuat kebaikan. Salah satu ide spontanitas yang tercipta adalah membagikan menu takjil gratis di pinggir jalan.

Ketua Lembaga Takmir Masjid Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (LTM PCNU) Jakarta Timur KH Asimun Mas’ud mengatakan, ribuan takjil yang dibagikan timnya di pinggir jalan kemarin disambut antusias warga.

“Kegiatan yang diberi nama Giat Berbagi Takjil ini merupakan kerja sama antara LTM PCNU Jakarta Timur dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama Kecamatan Cipayung dan Banom NU di daerah ini,” ujar Kiai Asimun kepada NU Online, Ahad (17/5).

Ia mengatakan, pihaknya kembali menggelar kegiatan pembagian makanan dan minuman takjil tahap ketiga di Jl Bina Marga Kelurahan Cipayung, tepatnya di pertigaan McD Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Sabtu 16/5) sore.

“Para pengguna jalan, sopir ojol, pedagang keliling, dan masyarakat sekitar merupakan target pembagian makanan dan minuman takjil ini. Respon positif dan doa masyarakat yang merasakan langsung giat ini sungguh nyata,” ungkapnya.

“Mudah-mudahan membawa berkah untuk NU Cipayung sebagai motivasi untuk terus berkiprah dan memberi manfaat kepada masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Cipayung,” sambung kiai muda asal Pati ini.

Wakil Rais Syuriyah MWCNU Kecamatan Cipayung ini menambahkan, dalam tahap ketiga ini pembagian takjil pihaknya menyalurkan lebih kurang 1000 paket takjil terdiri dari makanan dan minuman. Acara tersebut berjalan lancar. Karena kesuksesan itu, banyak donatur yang ikut serta berpartisipasi memberikan paket takjil tersebut.

Ia menambahkan, kegiatan berbagi takjil ini dalam rangka program meraih berkah Ramadhan 1441 H. Selain ibadah dan berbagai hal baik di dalamnya, salah satu hal yang dirindukan ketika Ramadhan datang adalah makanan takjil.

“Bahkan, di kala situasi normal istilah berburu takjil menjadi tradisi saat sore hari menjelang waktu berbuka,” tutur Kiai Asimun.

Pekan lalu, lanjut dia, pihaknya telah mengadakan kegiatan yang sama tahap kedua di Jl Albaidho depan klinik Asshomadiyah Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu 9/5) sore.

Dalam video dokumentasi MWCNU Cipayung Jakarta Timur, salah seorang pegawai klinik Asshomadiyah, Dokter Ined Wanendra Komarudin mengatakan sangat berterima kasih kepada MWCNU Cipayung yang telah mengajak Klinik Ashomadiyah untuk berbagi takjil kepada masyarakat sekitar.

“Kami berharap agar dapat berkah dari alim ulama NU Cipayung. Melalui kegiatan ini kami bisa berbagi berkah kepada sesame. Semoga NU semakin jaya, semakin hidup, semakin bermakna untuk masyarakat,” ujar dr Wanendra.

Sebelumnya, dalam menyambut Ramadhan 1441 H MWCNU Cipayung dan LTM PCNU Jakarta Timur telah mengadakan giat penyemprotan disinfektan masjid, mushalla, dan lingkungan di wilayah Kecamatan Cipayung.

Pewarta: Musthofa Asrori
Editor: Kendi Setiawan

https://nu.or.id/post/read/120123/ribuan-paket-takjil-ltmnu-jaktim-disambut-antusias-warga-

Sabtu, 16 Mei 2020

GIAT BERBAGI TAKJIL TAHAP KEDUA MWC NU CIPAYUNG JAKARTA TIMUR


GIAT MERAIH BERKAH RAMADHAN, MWC NU CIPAYUNG, LTM PCNU JAKARTA TIMUR DAN BANOM NU CIPAYUNG BERBAGI MENU TAKJIL

Jakarta,- Sabtu, 09 Mei 2020 Tak terasa, Ramadan sudah dua pekan dilalui semoga penuh berkah. Bagaimana puasamu? Insya Allah selalu diberikan kelancaran. Aamiiin.

Selain ibadah dan berbagai hal baik di dalamnya, salah satu hal yang dirindukan ketika Ramadhan datang adalah makanan takjil, bahkan dikala situasi normal istilah "berburu takjil" menjadi tradisi saat sore hari menjelang waktu berbuka.

Bulan yang penuh kebaikan ini selalu membuat para manusia berlomba untuk berbuat kebaikan. Hingga salah satu ide spontanitas yang tercipta adalah membagikan menu takjil gratis di jalanan atau di masjid dan mushalla, setelah sebelumnya dalam menyambut Ramadhan 1441 H MWC NU Cipayung dan LTM PCNU Jakarta Timur telah mengadakan giat penyemprotan disinfektan masjid, musholla dan lingkungan di wilayah Kec. Cipayung.

Takjil, adalah sebuah kosakata yang bermakna menyegerakan. Dalam pengertian ini, maka takjil diartikan sebagai menyegerakan berbuka puasa. Karena dalam Islam, menyegerakan berbuka puasa adalah sebuah anjuran.

MWC NU Cipayung, LTM PCNU Jakarta Timur dan Banom NU Cipayung kembali mengadakan kegiatan pembagian makanan dan minuman takjil tahap kedua di Jl. Albaidho depen klinik Asshomadiyah Kel. Lubang Buaya Kec. Cipayung Jakarta Timur

Pengguna jalan, masyarakat sekitar, supir ojol, pedagang keliling, dll. adalah target pembagian Makanan dan minuman takjil ini. Respon positif dan do'a masyarakat yang merasakan langsunseeg giat ini, mudah-mudahan membawa berkah untuk NU Cipayung, sebagai motivasi untuk terus berkiprah dan memberi manfaat kepada masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Cipayung. Aamiiin.

Dalam tahap kedua ini pembagian takjil telah menyalurkan lebih kurang 1000 paket takjil terdiri dari makanan dan minuman berjalan lancar, karena keberhasilan ini banyak warga masyarakan yang akan ikut serta berpartisipasi memberikan paket takjil berikutnya dan insya Allah berlanjut ke tahap ketiga dengan 1000 paket takjil yang akan dilaksanakan Sabtu, 16 Mei 2020 di Jl. Bina Marga Kel. Cipayung tepatnya pertigaan Mc.D Kec. Cipayung Jakarta Timur.

Dengan semangat Ramadhan dan doa serta dukungan dari berbagai pihak maka MWC NU Cipayung, LTM PCNU Jakarta Timur dan Banom NU Cipayung akan memanfaatkan momen Ramadhan 1441 H tahun ini berbuat dalam khidmad NU untuk berbagai takjil bersama masyarakat. Semoga Allah meridhoi. Aamiim

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

#MWCNU_Cipayung
#LTM_PCNU_Jakarta_Timur
#BanomNU_Cipayung

Selasa, 12 Mei 2020

KAJIAN TENTANG LAFAZH NIAT PUASA RAMADHAN


NIAT BACAAN PUASA BOLEH DENGAN "ROMADHONA" ATAU "ROMADHONI"

Terkait lafazh niat puasa akhir-akhir ini sering diperdebatkan bahkan ada video yang viral seorang ustadz ceramah yang menyalahkan orang lain terkait bacaan niat puasanya gara-gara membaca ROMADHONA bukan ROMADHONI seperti yang dia ketahui.

Sering kali kita mendengar niat puasa itu dilantunkan dalam bentuk pujian sebelum atau setelah shalat witir di bulan ramadhan. Namun kita sering dibingungkan sebab beberapa komunitas masyarakat khususnya warga NU membacanya dengan beberapa versi. Berikut niat puasa dalam bahasa Arab yang paling umum digunakan,

1. "Nawaitu shouma ghodin 'an-adai fardhis syahri *ROMADHONA* hadzihis sanati Lillahi Ta’ala"

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هذِهِ السَّنَةِ ِللهِ تَعَالَى

*Jika lafazh romadhon dibaca ROMADHONA kedudukannya jadi ISIM GHOIRU MUNSHORIF (isim yang tetap dibaca fathah (NA) tidak menerima perubahan akhir kalimatnya (NA, NI, NU)*

Al-‘Allâmah Abû ‘Abdillâh Muhammad Jamâluddîn ibn Mâlik at-Thâî alias Ibnu Malik dalam nadham Alfiyah,

وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ ¤  مَا لَمْ يُضَفْ اَوْ يَكُ بَعْدَ اَلْ رَدِفْ

“Tandailah jar isim ghairu munsharif dengan fathah, selagi tak di-idhafah-kan (digabung dengan kata setelahnya) atau tidak menempel setelah ‘al’.”

2. "Nawaitu shouma ghodin 'an-adai fardhis syahri *ROMADHONI* hadzihis sanati Lillahi Ta’ala"

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

*Jika lafazh romadhon dibaca ROMADHONI kedudukannya menjadi MUDHOF yang harus dibaca kasroh (NI)*

Jika ramadlâni diposisikan sebagai mudhaf (disamping sekaligus jadi mudhaf ilaih-nya "syahri") maka hadzihis sanati mesti berposisi sebagai mudhaf ilaih dan harus dibaca kasrah.

Kedua niat puasa diatas memiliki arti yang sama yaitu, *"Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta'ala."

Dalam kajian ilmu nahwu, romadhon adalah isim ghoiru munshorif (tidak berubah). Kata romadhon adalah isim alam yang ada tambahan alif dan nun, yang apabila majrur maka alamatnya dengan FATHAH, namun apabila menjadi mudhof atau kemasukan Alif-Lam (AL) maka majrurnya isim ghoiru munshorif menggunakan KASROH menjadi ROMADHONI (kasroh) bukan ROMAHONA (fathah).

Imam Ibnu Malik di dalam bait alfiyahnya berkata,

وَجُرَّ بِالْفَتْحَةِ مَا لاَ يَنْصَرِفْ * مَا لَمْ يُضَفْ أَوْ يَكُ بَعْدَ أَلْ رَدِفْ

"Dan dijerkan dengan FATHAH terhadap isim yang tidak menerima tanwin, selama tidak dimudhofkan atau berada setelah AL yang mengiringinya."

*CATATAN*

Ciri-ciri isim ghoiru munshorif adalah :

1. Tidak bertanwin, tidak bersamaam dengan alif lam (ال), dan tidak dimudhofkan baik ia terdiri dari isim mufrod seperti,
فاطمة، عثمان، سلمى، احاد، احمد، ابرهيم، حمراء، احمر، رمضلن
Atau terdiri dari dari jamak taksir seperti,
مساجد، دواهيم، مصابيح

2. Lafazh dari isim ghoiru munshorif jika dimasuki alif lam (ال) atau dimudhofkan dgn lafazh lain maka tanda jar-nya menggunakan kasroh bukan fathah dan *dihukumi menjadi munshorif.* Seperti contoh,
صلى المسلمون فى المساجد
صلى المسلمون فى مساجدهم

Di dalam Kitab I’anatu at-Tholibin, juz 2/253, dijelaskan,

يقرأ رمضان بالجر بالكسرة لكونه مضافا إلى ما بعده وهو إسم الإشارة

Romadhoni (ni) dibaca jer dengan KASROH karena keadaannya menjadi mudhof kepada kalimat setelahnya yaitu isim isyaroh

Dan niat puasa tetap SAH walaupun salah i’rob di dalamnya, karena letak niat itu di dalam hati. Namun apabila niat diucapkan, maka hendaknya tidak salah dalam i’rob. Wallahu a'lam

Demikian Asimun Mas'ud menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Senin, 11 Mei 2020

GIAT MERAIH BERKAH RAMADHAN, 1441 H MWC NU CIPAYUNG


*GIAT MERAIH BERKAH RAMADHAN, MWC NU CIPAYUNG, LTM PCNU JAKARTA TIMUR DAN BANOM NU CIPAYUNG BERBAGI MENU TAKJIL*

Jakarta,- Sabtu, 02 Mei 2020 Tak terasa, Ramadan sudah satu pekan dilalui semoga penuh berkah. Bagaimana puasamu? Insya Allah selalu diberikan kelancaran. Aamiiin.

Selain ibadah dan berbagai hal baik di dalamnya, salah satu hal yang dirindukan ketika Ramadhan datang adalah makanan takjil, bahkan dikala situasi normal istilah "berburu takjil" menjadi tradisi saat sore hari menjelang waktu berbuka.

Bulan yang penuh kebaikan ini selalu membuat para manusia berlomba untuk berbuat kebaikan. Hingga salah satu ide spontanitas yang tercipta adalah membagikan menu takjil gratis di jalanan atau di masjid dan mushalla, setelah sebelumnya dalam menyambut Ramadhan 1441 H MWC NU Cipayung dan LTM PCNU Jakarta Timur telah mengadakan giat penyemprotan disinfektan masjid, musholla dan lingkungan di wilayah Kec. Cipayung.

Takjil, adalah sebuah kosakata yang bermakna menyegerakan. Dalam pengertian ini, maka takjil diartikan sebagai menyegerakan berbuka puasa. Karena dalam Islam, menyegerakan berbuka puasa adalah sebuah anjuran.

MWC NU Cipayung, LTM PCNU Jakarta Timur dan Banom NU Cipayung kembali mengadakan kegiatan pembagian makanan dan minuman takjil di Jl. Raya Bambu Apus Cipayung tepatnya sisi jalan pertigaan H. Sajim Kel. Bambu Apus Kec. Cipayung Jakarta Timur.

Pengguna jalan, masyarakat sekitar, supir ojol, pedagang keliling, dll. adalah target pembagian Makanan dan minuman takjil ini. Respon positif dan do'a masyarakat yang merasakan langsung giat ini, mudah-mudahan membawa berkah untuk NU Cipayung, sebagai motivasi untuk terus berkiprah dan memberi manfaat kepada masyarakat khususnya di wilayah Kecamatan Cipayung. Aamiiin.

Dalam tahap awal pembagian takjil telah menyalurkan lebih kurang 750 paket takjil terdiri dari makanan dan minuman berjalan lancar, karena keberhasilan ini banyak warga masyarakan yang akan ikut serta berpartisipasi memberikan paket takjil berikutnya dan insya Allah berlanjut ke tahap dua dengan 1000 paket takjil yang akan dilaksanakan Sabtu, 09 Mei 2020 di Jl. Albaidho depen klinik Asshomadiyah Kel. Lubang Buaya Kec. Cipayung Jakarta Timur

Dengan semangat Ramadhan dan doa serta dukungan dari berbagai pihak maka MWC NU Cipayung, LTM PCNU Jakarta Timur dan Banom NU Cipayung akan memanfaatkan momen Ramadhan 1441 H tahun ini berbuat dalam khidmad NU untuk berbagai takjil bersama masyarakat. Semoga Allah meridhoi. Aamiim

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

#MWCNU_Cipayung
#LTM_PCNU_Jakarta_Timur
#BanomNU_Cipayung

Sabtu, 09 Mei 2020

KITAB AL-MAWAIZH AL-'USHFURIYAH


(المواعظ العصفورية)

HADITS 10 - 11 BERSAMBUNG...

*HADITS KE-10 : ANJURAN MENCARI SURGA DAN MENJAUHI NERAKA*

الحديث العاشر : الحث على طلب الجنة والهرب من النار

عن كليب بن حازم رضي الله تعالى عنه قال، سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول يا قوم اطلبوا الجنة بجهدكم واهربوا من النار بجهدكم فإن الجنة لاينام طالبها وإن النار لاينام هاربها وإن الجنة محفوفة بالمكار وإن النار محفوفة باللذات والشهوات فلا تلهينكم عن الآخرة.

Dari Kalib bin Hazim RA berkata: aku mendengar Rasululloh SAW bersabda “Wahai kaumku, carilah surga dengan kesungguhanmu, dan jauhilah neraka dengan kesungguhanmu, karena orang yang mencari surga itu tidak tidur, dan orang yang menjauhi neraka tidak tidur, sesungguhnya surga itu penuh dengan siasat, dan neraka itu penuh dengan kelezatan dan syahwat, maka janganlah kalian berpaling dari akhirat”.

وجاء في حديث آخر عن أبي سعيد الخدري رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال، ينادي مناد إذا دخل أهل الجنة في الجنة آن لكم أن تحيوا ولا تموتوا أبدا وآن لكم أن تصحوا ولا تسقموا أبدا وآن لكم أن تشبوا ولا تهرموا أبدا وآن لكم أن تنعموا فلا تبأسوا أبدا وذلك قوله تعالى “ونودوا أن تلكم الجنة أورثتموها بما كنتم تعملون”.

Pada hadis yang lain, dari Abu Said Al Khudri RA, dari Nabi SAW bahwasannya beliau SAW bersabda “Bila penduduk surga telah masuk surga, ada suara memanggil: telah tiba waktu bagi kalian untuk hidup dan tidak mati selamanya, telah tiba waktu bagi kalian untuk sehat dan tidak sakit selamanya, telah tiba waktu bagi kalian untuk menjadi muda dan tidak menjadi tua selamanya, telah tiba waktu bagi kalian untuk hidup nikmat dan tidak hudup sulit selamanya, dan hal tersebut sebagaimana firman Allah SWT “Dan diserukan kepada mereka: “ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan” (Al-A’rof : 43)

وعن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، يقول الله تعالى أعددت لعبادي الصالحين في الجنة مالا عين رأت ولا أذن سمعت ولا خطر على قلب بشر اقرؤوا إن شئتم قوله تعالى “وظل ممدود، وماء مسكوب، وفاكهة كثيرة، لامقطوعة ولا ممنوعة، وفرش مرفوعة، إنا أنشأناهن إنشاء” الآية.

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasululloh SAW bersabda “Allah berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang sholih di surga sesuatu yang tidak pernah dilihat, sesuatu yang tidak pernah didengar dan tidak terlintas di hati manusia, bacalah semau kalian firman-Nya “Dan naungan yang terbentang luas. Dan air yang tercurah. Dan buah-buahan yang banyak. Yang tidak berhenti (berbuah) dan tidak terlarang mengambilnya. Dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.  Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung” (Al-Waqiah : 30-35).

وروي عن المغيرة بن شعبة رضي الله تعالى عنه أن النبي صلى الله تعالى عليه وسلم قال، ناجي موسى ربه قال: يا رب اخبرني عن آخر من يدخل الجنة كم يكون له من الجنة، قال الله تعالى: يا موسى لا يبقى في النار مسلم إلا رجل واحد أخرجه برحمتي فيقف على باب الجنة فأقول له: ادخل الجنة، فيقول: كيف أدخل الجنة وقد أخذ الناس منازلهم ودرجاتهم فلم يبقى لي شيء ولامكان، فأقول: يا عبدي أترضني في الجنة من المكان مقدار مملكة ملكين من الدنيا، فيقول: قد رضيت، فأقول له: ادخل الجنة ولك أضعاف ذلك فأعطاه بقدر مملكة أربعة من ملوك الدنيا. قال المصنف رحمة الله عليه: يكون مثل خرسان وعراق ويمن وشام، قال صفة الجنة أكثر مما يحصى ولكن لابد من ذكر النار عنده.

Diriwayatkan dari al-Mughiroh bin Syu’bah bahwasannya Nabi SAW bersabda “Musa AS bermunajat kepada Tuhannya, dia berkata “Wahai Tuhan, kabarilah aku tentang orang yang terakhir masuk surga? Apa yang dia dapat baginya dari surga?”, Allah Ta’ala berfirman “Wahai Musa, tidaklah tersisa seorang muslim di neraka kecuali satu orang, Aku keluarkan dia dengan rahmat-Ku, lalu dia berhenti di pintu surga dan Aku berfirman kepadanya “Masuklah surga!”, dia menjawab “Bagaimana aku akan masuk surga sedangkan orang-orang telah mengambil tempat dan kedudukan mereka, hingga tidak tersisa sesuatu dan tempat bagiku”, Aku berfirman “Wahai Hamba-Ku, apakah kau rela di surga dengan tempat seukuran dua kerajaan di dunia?”, dia menjawab “Aku Rela”, Allah berfirman kepadanya “Masuklah surga dan kamu mendapat lipatan ganda dari itu”, lalu Allah memberinya seukuran empat kerajaan dari kerajaan bunia. Berkatalah Al Mushonif semoga Allah merahmatinya: seukuran Khurasan, Iraq, Yaman dan Syam, beliau berkata “Sifat surga lebih banyak dari apa yang dihitung tetapi harus menyebut neraka pula.

قال أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه لما نزلت هذه الآية “وإن جهنم لموعدهم أجمعين” بكى رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم بكاء شديدا وبكى أصحابه لبكائه ولايدرون ما نزل به جبرائيل عليه السلام ولم يستطع أحد أن يسأله وكان النبي صلى الله تعالى عليه وسلم إذا رأى فاطمة رضي الله تعالى عنها فرح بها فانطلق عبد الرحمن بن عوف إلى باب فاطمة، وفي رواية عمر بن الخطاب رضي الله تعالى عنه قال: السلام عليك يا بنت رسول الله، قالت: وعليك السلام، فقالت: من أنت؟، فقال: أنا عبد الرحمن بن عوف، فقالت: يا ابن عوف ما جاء بك؟، قال: تركت النبي عليه الصلاة والسلام باكيا حزينان ولا أدري ما نزل به جبرائيل عليه السلام، فقالت: تنح من بين يدي حتى أضم على نفسي ثيابي وانطلق إلى النبي عليه الصلاة والسلام لعله يخبرني بما نزل به جبرائيل فلبست شملة خلقا قد حيط باثنى عشر مكانا بسعف ورق النخل فلما خرجت فاطمة نظر إليها عمر رضي الله تعالى عنه فوضع يده على رأسه ونادى ياحزناه لحزن بنت محمد صلى الله تعالى عليه وسلم فإن بنات قيصر وكسرى يلبسن الحرير والسندس وبنت رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم في شملة من صوف وقد حيط باثنى عشر مكانا بورق سعف النخل فلما دخلت فاطمة رضي الله تعالى عنها قالت: يارسول الله ألا ترى أن عمر يتعجب من لباسي فوالذي بعثك بالكرامة مالي ولالعلي فراش منذ خمس سنين إلا مسك كبش نعلف عليه بالنهار بعيرنا فإذا كان الليل افترشناه وإن مرفقتنا من أديم حشوها سعف النخل، قال النبي عليه الصلاة والسلام: يا عمر دع ابنتي لعلها تكون في الخيل السابق، قالت فاطمة رضي الله تعالى عنها: فداك نفسي ما الذي أبكاك، قال النبي عليه الصلاة والسلام: فكيف لا أبكي وقد نزل جبرائيل عليه السلام بهذه الآية “وإن جهنم لموعدهم أجمعين” قالت: يا رسول الله اخبرني عن باب منها، قال النبي عليه الصلاة والسلام: يا فاطمة إن أهون باب منها سبعون ألف جبل من نار، وفي كل جبل سبعون ألف واد من النار، وفي كل واد سبعون ألف ألف شعب من نار، وفي كل شعب ألف ألف مدينة، وفي كل مدينة سبعون ألف ألف قصر من نار، وفي كل قصر ألف ألف دار من نار، وفي كل دار سبعون ألف ألف بيت من نار، وفي كل بيت سبعون ألف ألف صندوق من نار ، وفي كل صندوق سبعون ألف ألف نوع من العذاب ليس فيها عذاب يشاكل صاحبه قال فسقطت فاطمة رضي الله تعالى عنها على وجهها وهي تقول الويل لمن دخل النار، فسمع عمر رضي الله تعالى عنه قال: يا ليتني كنت كبشا لأهلي فذبحوني وأكلوا لحمي وفرقوا أعضائي ومزقوا عظامي ولم أسمع بذكر جهنم فأقبل أبو بكر الصديق رضي الله تعالى عنه وهو يقول: يا ليتني كنت طائرا في المفلوز أكل الثمار وأشرب من الأنهار وآوى الأغصان من الأشجار وليس على حساب ولا عذاب ولم أسمع بذكر جهنم، ثم خرج علي كرم الله وجهه وهو يقول يا ليت أمي لم تلدني ويا ليتني مت صبيا ويا ليتني كنت حشيشا أكلتني البهائم ويا ليتني السباع مزقت لحمي ولم أسمع بذكر جهنم، ثم خرج سلمان رضي الله عنه نحو بقيع الغرقد وهو واضع يده على رأسه وهو ينادي بأعلى صوته وابعد سفراه وقلة زاداه في سفر القيامة ثم لقيه بلال رضي الله تعالى عنه فقال بلال: ما لي أراك يا عبد الله باكيا حزينا، قال: الويل لي ولك يا بلال إن كان مصيرنا بعد لبس القطن والكتان نلبس من مقطوعات النيران، قال: فالويل لي ولك يا بلال إن كان مصيرنا بعد معانقة الأزواج نقرن مع الشيطان في الأغلال الويل لي ولك يا بلال إذا سقينا من حميمها وأطعمنا من زقومها.

Anas bin Mailk RA berkata, ketika turun ayat ini “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya” (Al Hijr : 43) Rasululloh SAW menangis dengan tangisan yang menjadi-jadi, para sahabat beliau menangis sebab tangisan beliau dan mereka tidak tahu apa yang telah dibawa turun oleh Jibril AS, tidak ada satupun yang bisa menanyai beliau, dan Nabi SAW bila melihat Fatimah RA beliau gembira maka Abdurrohman bin Auf menuju pintu Fatimah, dalam riwayat Umar bin Khottob dia berkata “Assalamualaikum wahai putri Rasululloh”, dia (Fatimah) menjawab “Waalaikum salam”, dia (Fatimah) bertanya “Siapa anda?”, dia menjawab “Saya Abdurrohman bin Auf”, dia (Fatimah) bertanya “Wahai Ibn Auf, apa yang membuatmu datang kemari?”, dia menjawab “Aku meninggalkan Nabi SAW dalam keadaan menangis sedih, dan aku tidak tahu apa yang dibawa turun oleh Jibril AS”, dia (Fatimah) berkata “Tinggalkan aku hingga aku memakai pakaian lalu aku pergi kepada Nabi SAW barangkali beliau akan memberitahuku apa yang telah dibawa turun oleh Jibril AS”, maka dia (Fatimah) memakai jubah buatan yang telah dijahit pada dua belas tempat dengan pelepah pohon kurma, ketika Fatimah keluar, Umar RA melihatnya dan meletakkan tangannya diatas kepalanya sambil berbicara “Betapa sedihnya sebab kesedihan putri Muhammad SAW, karena sesungguhnya putri-putri kaisar dan kerajaan-kerajaan memakai pakaian sutra dan tenun sedangkan putri Rasululloh SAW berbalut pakaian sufi berjahit pada dua belas tempat dengan pelepah pohon kurma”, ketika Fatimah RA masuk dia berkata “Wahai Rasululloh, tidakkah engkau melihat bahwa Umar takjub dengan pakaianku, maka demi yang mengutusmu dengan kemuliaan, tidaklah aku dan tidaklah pula Ali memiliki sebuah kasur sejak lima tahun kecuali kulit kambing yang kami buat makanan ternak di siang hari untuk unta kami, maka bila malam kami gunakannya untuk kasur, dan sesungguhnya bantal kami adalah tulang belulang yang diselimuti pelepah kurma”, Nabi SAW bersabda “Wahai Umar, tinggalkan putriku, barangkai dia akan berubah menjadi kuda pacuan”, Fatimah RA berkata “Maka tebusan untukku, apa yang membuatmu menangis?”, Nabi SAW bersabda “Maka bagaimana aku tidak menangis sedangkan Jibril AS turun membawa ayat ini “Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengikut-pengikut syaitan) semuanya” (Al Hijr : 43), dia (Fatimah) berkata “Wahai Rasululloh, beritahukan kepadaku tentang satu bagian darinya”, Nabi SAW bersabda “Wahai Fatimah, sesungguhnya bagian yang paling ringan darinya adalah 70.000 gunung dari api, pada setiap gunung ada 70.000 lembah dari api, pada setiap lembah ada 70.000.000 daerah dari api, pada setiap daerah ada 1.000.000 kota, pada setiap kota ada 70.000.000  istana dari api, pada setiap istana ada 1.000.000 rumah dari api, pada setiap rumah ada 70.000.000 kotak dari api, pada setiap kota ada 70.000.000 macam siksaan, tidak ada siksaan yang menyerupai pemiliknya”, lantas Fatimah terjatuh  kedepan sambil berkata “Celakalah bagi orang yang masuk neraka”, kemudian Umar mendengar dan berkata “Andai aku adalah kambing milik keluargaku, mereka menyembelihku dan memakan dagingku, mereka pisahkan bagianku dan mencerai beraikan tulangku, dan aku tidak mendengar sebutan jahanam”, lalu sampailah pada Abu Bakar ash Shiddiq beliau berkata “Andai aku seekor burung di mafluz, aku makan buah-buahan dan minum dari sungai, lalu bertengger di ranting pohon, dan tidak dihisab serta tidak diadzab, dan aku tidak mendengar sebutan jahanam”, kemudian Ali RA keluar dan berkata “Andai ibuku tidak melahirkanku, andai aku mati di saat kecil, andai aku rumput yang hewan hewan memakanku, andai aku hewan buas aku cabik-cabik dagingku dan aku tidak mendengar sebutan jahanam”, kemudian Salman RA keluar menuju baqi’ al ghorqod, lalu dia letakkan tangannya diatas kepala sambil memanggil dengan suara keras “Menjauhlah dari pergi dari-Nya serta sedikit menambah-Nya dalam perjalanan kiamat”, kemudian Bilal RA menemuinya lalu Bilal berkata “Aku tidak pernah melihatmu menangis sedih wahai hamba Allah”, dia berkata “Celakalah aku dan engkau wahai Bilal, bila tempat kembali kita setelah memakai katun dan jerami kita akan memakai potongan-potongan api”, dia berkata “Celakalah aku dan engkau wahai Bilal, bila tempat kembali kita setelah memeluk pasangan kita menemani syaitan di belenggu neraka, celakalah aku dan engkau bila kita minum dari hamimnya dan makan dari zaqumnya”.

(وحكي) عن منصور ابن عمار قال كنت نازلا من سكك الكوفة في حجة حججتها فمضيت في ليلة ظلماء في حاجة لي فإذا أنا مررت في منزل من منازلها فسمعت في جوف الليل قائلا يقول إلهي بعزتك وجلالك ما أردت بمعصيتي خلافك وماكنت لك عند المعصية جاهلا ولكن خطيئة عرضت لي وغرني سترك المرخي علي وأعانني عليها شقاوتي فاقتحمت فى المعصية بجهلي فالآن أرجو من فضلك أن تقبل عذري فإن لم تقبل عذري فواطول حزني فى العذاب إن لم ترحمني فلما سكت قرأت عليه آية من كتاب الله تعالى “ياأيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة عليها ملائكة غلاظ شداد لايعصون الله ما أمرهم ويفعلون مايؤمرون” فسمعت صيحة شديدة وضجة وحركة ثم سكنت الحركة ولم أسمع بعدها حسا فقضيت الحاجة ثم رجعت إلى موضعي فلما أصبحت رجعت في مدرجي فإذا أنا أسمع بالبكاء ورأيت الناس يعزى بعضهم بعضا فإذا عجوز كبيرة تبكي وإذا هي أم الميت وهي تقول لاجزى الله قاتل ابني خيرا تلا على ابني آية فيها ذكر العذاب وهو قائم يصلي فلما سمعها فعظم ذلك عنده فخر ميتا قال فرأيته تلك الليلة فى المنام فقلت له: ما فعل الله بك؟، قال: فعل بي ما فعل بشهداء بدر، قلت: فكيف؟، قال: لأنهم قتلوا بسيوف الكفار وقتلت أنا بسيف الغفار.

(Diceritakan) Dari Manshur bin Ammar berkata, Aku tinggal di gang kufah pada suatu waktu, lalu pada malam yang gelap aku ada keperluan, maka aku melewati suatu rumah dari rumah-rumah di kufah, aku mendengar di tengah malam seseorang berkata “Wahai Tuhanku, dengan kemuliaan-Mu dan keagungan-Mu, aku tidak bermaksud menentangmu dengan kemaksiatanku, dan ketika bermaksiat tidaklah aku tidak mengenal-Mu, tetapi kesalahanku membawaku pada kemaksiatan, penutup dosa yang Kau berikan mengajakku pada perbuatan dosa, dan kebinasaanku juga menolongku untuk berbuat dosa hingga aku jatuh kedalam kemaksiatan karena kebodohanku, sekarang aku berharap keutamaan-Mu menerima penyesalanku, bila Engkau tidak menerima penyesalanku maka aku berada dalam kesedihan yang panjang dalam siksaan jika Engkau tidak merahmatiku, ketika dia diam maka aku membaca sebuah ayat dari kitab Allah Ta’ala “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan” (QS at-Tahrim : 6), lalu aku mendengar jeritan keras dengan gerakan kemudian gerakan tersebut berhenti dan aku tidak mendengar suara setelahnya, lalu aku menunaikan keperluanku kemudian aku kembali ke tempatku, ketika pagi aku kembali ke tempat malam yang aku lewati, tiba tiba aku mendengar tangisan dan aku melihat orang-orang bertakziyah, disana ada orang tua sedang menangis ternyata dia adalah ibu si mayit, dia berkata “Semoga Allah tidak membalas pembunuh anakku dengan kebaikan, dia telah membacakan pada anakku sebuah ayat yang menyebutkan siksaan sedangkan dia dalam keadaan berdiri sholat, ketika dia mendengarnya dia jatuh tersungkur dalam keadaan meninggal”, Manshur bin Ammar berkata “Aku melihatnya malam itu dalam mimpi lalu aku bertanya padanya “Apa yang Allah lakukan padamu?”, dia menjawab “Allah memperlakukanku seperti Dia memperlakukan syuhada badar”, aku berkata “Bagaimana?”, dia menjawab “Karena mereka (syuhada badar) terbunuh oleh pedang orang-orang kafir sedangkan aku terbunuh dengan pedang Al Ghaffar (Allah Yang Maha Pengampun)”.

*HADITS KE-11 : ANJURAN ZUHUD TERHADAP DUNIA*

الحديث الحادي عشر : الحث على الزهد في الدنيا

عن جعفر بن محمد عن أبيه عن جده قال أخبرني علي قال جاء علي إلى بيته من عند النبي صلى الله تعالى عليه وسلم حتى دخل على فاطمة بنت رسول الله فرآها قائدة وسلمان الفارسي بين يديها ينفش لها صوفا وهي تغزل فقال لها يا كريمة النساء أعندك شيء تطعمين بعلك قالت والله ما عندي شيء ولكن هذه ستة دراهم أتاني بها سلمان غزلت بها صوفا وأريد أن أشتري بها طعاما للحسن والحسين رضي الله عنهما فقال لها علي كرم الله وجهه يا كريمة النساء هاتيها فوضعتها في كفه فخرج علي كرم الله وجهه ليبتاع بها طعاما فإذا برجل قائم وهو يقول من يقرض الله الولي الوفي فدنا علي فناوله ستة دراهم ودخل إلى منزل فاطمة صفر اليدين فلما نظرت إليه فاطمة رضي الله عنها فرأته فارغ اليدين بكت فقال لها يا كريمة النساء مايبكيك فقالت يا ابن عم رسول الله ما لي أراك فارغ اليدين قال لها يا كريمة النساء أقرضتها الله تعالى قالت لقد وفقت وخرج علي يريد النبي عليه الصلاة والسلام فإذا بأعرابي معه ناقة يقودها فدنا منه علي فقال يا أبا الحسن اشتر هذه الناقة مني قال ما معي  شيء قال أنا أبيعك بالتأخير قال فبكم قال بمائة درهم قال قد اشتريت فإذا هو بأعرابي آخر جاءه قال يا أبا الحسن أتبيع هذه الناقة قال نعم قال بكم قال بثلثمائة درهم قال اشتريتها فنقده الأعرابي ثلثمائة درهم ثم أخذ بزمام الناقة فدفعها إليه فأقبل إلى منزل فاطمة رضي الله تعالى عنها فلما نظرته تبسمت ثم قالت ماهذا يا أبا الحسن قال علي يا بنت رسول الله اشتريت ناقة بتأخير بمائة درهم وبعتها بثلاثمائة درهم نقدا قالت لقد وفقت ثم خرج علي كرم الله وجهه من عندها يريد النبي عليه الصلاة والسلام فلما دخل من باب المسجد نظر إليه النبي عليه الصلاة والسلام وتبسم فلما أتى وسلم على النبي عليه الصلاة والسلام فقال يا أبا الحسن أتخبرني أوأخبرك قال بل تخبرني أنت يا رسول الله فقال يا أبا الحسن هل تعرف الاعرابي الذي باعك الناقة والاعرابي الذي اشترى منك الناقة فقال الله ورسوله أعلم فقال النبي عليه الصلاة والسلام طوبى لك بخ بخ ياعلي أعطيت قرضا لله تعالى ستة دراهم فأعطاك الله ثلاثمائة درهم بدل كل درهم خمسين درهما فالاول جبرائيل والاخر إسرافيل عليهما السلام وفي رواية الأول كان جبرائيل والآخر ميكائيل.

Dari Ja’far bin Muhammad dari ayahnya dari kakeknya beliau (kakeknya) berkata sayyidina Ali
menceritakan pada saya: setelah beliau berada di hadapan nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam beliau kembali kerumahnya sehingga beliau masuk dan bertemu Fatimah putri Rasulullah, maka beliau melihat sayyidah Fatimah sedang duduk dan Salman Al-Farisy berada di hadapanya sambil menata bulu sedang sayyidah Fatimah dalam keadaan menenun, kemudian sayyidina Ali berkata: wahai perempuan yang paling mulia apakah engkau mempunyai makanan untuk suamimu (sayyidina Ali) lalu beliau menjawab: demi Allah saya tidak punya apa-apa tetapi disini ada enam dirham yang diberi oleh Salman dan hendak saya
belikan makanan untuk Hasan dan Husain, maka sayyidina Ali berkata
kepadanya: wahai perempuan yang paling mulia berikanlah uang itu padaku, lalu beliau beliau menaruh uang tersebut di telapak tangan sayyidina Ali kemudian beliau keluar untuk membeli makanan, maka ketika beliau keluar beliau bertemu
dengan orang laki-laki yang berdiri sambil berkata: barang siapa yang mau menghutangi Allah yang mengasihi, kemudian Ali mendekati laki-laki tersebut lalu memberikan uang enam dirham tersebut padanya, lalu Sayydina Ali masuk beliau menjawab wahai anak paman Rasullah apa sebabnya engkau kosong tangan? Beliau menjawab wahai perempuan yang paling mulia saya menghutangi Allah dan Syyidah Fatimah :saya setuju lalu Syyidina Ali keluar untuk menemui nabi, maka ketika beliau keluar beliau bertemu dengan orang pegunungan yang membawa unta yang dituntun lalu orang tersebut mendekati sayyidina Ali dan berkata: wahai ayahnya
Husain belilah unta ini dariku beliau menjawab: saya tidak punya apa-apa, dia berkata lagi: saya menjualnya secara tempo (tidak secara langsung) beliau
berkata: berapa harganya, dia menjawab: seratus dirham beliau berkata: ia saya beli. Ketika beliau membelinya beliau bertemu dengan orang arab pegunungan yang lain,
orang itu berkata: wahai ayah Husain apakah engkau menjual unta ini, beliau menjawab: ya, orang terssebut bertaya lagi: berapa harganya, beliau menjawab
tiga ratus dirham lalu dia berkata: iya saya membelinya, maka ia membayar secara kontan, kemudian ia mengambil kendalinya lalu sayyidina Ali memberikan padanya, oleh karena itu beliau kembali ke rumah Sayyidah Fatimah, Melihat
Sayyidina Ali beliau lalu terseyum sambil berkata: apa ini wahai ayahnya Hasan? beliau menjawab: saya membeli unta secara tempo dengan harga 100 dirham dan
saya menjualnya lagi secara kontan dengan harga 300 dirham, lalu sayyidah Fatimah berkata: engkau benar-benar memberikan pertolongan, kemudian sayyidina
Ali keluar dari hadapan Sayyidah Fatimah menuju kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, ketika beliau masuk dari pintu Masjid
nabi melihatnya sambil terseyum. Ketika beliau datang sambil mengucapkan salam pada nabi, maka nabi menjawabya dan berkata: wahai ayah hasan apakah enkau
tahu tentang orang arobi yang menjual onta padamu dan orang arobi yang membeli onta darimu, maka sayyidina Ali menjawab: Allah dan rosulnya lebih tahu, maka nabi menjawab dan berkata: keberuntungan bagimu sungguh kamu beruntung, sungguh kamu beruntung, wahai Ali berikanlah
hutang tiga ratus dirham hanya karena Allah, maka Allah akan memberikan 300 dirham padamu sebagai ganti tiap dirhamnya 50 dirham, adapun yang pertama itu
malikat Jibril dan sedangkan yang terakhir adalah malikat Isrofil dan pada riwayat yang lain ada yang mengatakan bahwa yang pertama adalah malikat Jibril dan sedangkan yang terakhir adalah Malaikat Mika’il

(والحديث) الآخر من المسموعات عن علي رضي الله تعالى عنه أنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، الصدقة إذا خرجت من يد صاحبها تقع في يد الله قبل أن تدخل في يد السائل فتتكلم بخمس كلمات أولها تقول كنت صغيرا فكبرتني وكنت قليلا فكثرتني وكنت عدوا فأحببتني وكنت فانيا فأبقيتني وكنت حارسي فالآن صرت حارسك.

(Hadist yang lain) di dengar dari sayyidina Ali ra sesungguhnya beliau berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, shodaqoh ketika kekuar dari tangan pemiliknya maka sampai di tangan Allah sebelum sampai pada tanganya orang yang meminta maka sedekah tersebut berbicara dengan 5 kalimat: saya itu kecil maka kamu membesarkanku, saya sedikit maka kamu memperbanyak aku, saya itu musuh maka kamu mencintai aku,
saya itu rusak maka kamu menetapkan dan menjaga saya maka sekarang menjadi saya yang menjaga kamu

وروي عن مكحول الشامي رحمة الله عليه قال إذا تصدق المؤمن صدقة رضى الله بها عنه ونادت جهنم يارب ائذن لي بالسجود شكرا لك فقد أعتقت أحدا من أمة محمد عليه الصلاة والسلام من عذابي لأني كنت أستحي من محمد عليه الصلاة والسلام أن أعذب أحدا من أمته ولابد لي من طاعتك ونزلت هذه الآية على فضل الصدقة “خذ من أمواله صدقة تطهرهم وتزكيهم بها وصل عليهم إن صلاتك سكن لهم والله سميع عليم” يعني دعاؤك واستغفارك طمأنينة لهم إن الله تعالى قد قبل منهم قال الله تعالى ألم يعلموا أن الله هو يقبل التوبة عن عباده ويأخذ الصدقات كما أخذها الرسول عليه الصلاة والسلام منهم

Diriwayatkan Makhul Asy-Syami dia berkata: ketika orang mu’min memberikan sedekah maka orang
mu’min tersebut berarti ridho dengan sedekah dan neraka jahannam berkata: ya tuhan ijinkanlah aku untuk bersujud syukur padamu maka saya memerdekakan satu orang dari ummat Muhammad dari siksaku karena saya malu pada Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, atas siksaan salah satu dari umat Muhammad dan pasti bagi saya untuk ta’at dan ayat ini hilang atas fadhillah sedekah, ambillah dari sebagian harta orang-orang mukmin sebagai sedekah untuk membersihkan (harta mereka) dan mensucikan (diri mereka) dengan sedekah, dan doakanlah untuk mereka, sesungguhnya doamu bisa menenangkan hati mereka. Dan Allah itu Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Yaitu Allah mengetahui, do’a dan istighfarmu bisa menenangkan hati mereka.
Sesungguhnya Allah Ta’ala itu Maha Menerima sedekah dari mereka. “Allah berfirman, apakah orang mu’min tidak mengetahui sesungguhnya Allah itu dzat penerima taubat dari hamba-hambahnya dan Allah mengambil sedekah kemudian Allah menerimanya sebagaimana Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam menerima sedekah.

وروي عن عبد الله بن عمر رضي الله عنهما لما نزلت هذه الآية “فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره” قلت يا رب هذا قليل في حق أمتي قال الله عز وجل أن قللت هذا فلتكن الحسنة الواحدة بحسنتين قوله تعالى “أولئك يؤتون أجرهم مرتين بما صبروا قلت يا رب هذا قليل في حق أمتي قال فليكن بحسنة واحدة عشر أمثالها قوله تعالى “من جاء بالحسنة فله عشر أمثالها” قلت يا رب هذا أيضا قليل في حق أمتي قال الله فليكن بحسنة واحدة سبعمأئة قوله تعالى “مثل الذين ينفقون أمواله في سبيل الله كمثل حبة أنبتت سبع سنابل في كل سنبلة مائة حبة والله يضاعف لمن يشاء والله واسع عليم” قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم يا رب زد لأمتي فنزلت هذه الآية “من ذا الذي يقرض الله قرضا حسنا فيضاعفه له أضعافا كثيرة” قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يا رب زد لأمتي فنزلت هذه الآية “إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب” فقد جاء في الأخبار “من تصدق بتمرة يجد ثوابها يوم القيامة مثل جبل في ميزانه”.

Dan diriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra, ketika ayat ini diturunkan: "Barangsiapa yang memiliki seberat atom kebaikan ia akan melihatnya." Saya berkata, Tuhan, ini sedikit untuk hak bangsaku. Tuhan Yang Maha Kuasa berfirman, "Jika kamu mengurangi ini, biarkan perbuatan baik dilakukan dengan dua perbuatan baik." Ya Tuhan, ini sedikit sebagai hak bangsaku. Allah berfirman: Maka adalah satu kebaikan sepuluh kali lipat, Allah yang Maha Kuasa berfirman: "Barangsiapa yang datang dengan satu kebaikan, maka sepuluh kali lipat seperti itu." Aku berkata, "Ya Tuhan, ini juga sedikit sebagai hak bangsaku." Allah berfirman, "Biarlah dengan satu amal kebajikan, tujuh ratus kali lipat dari Allah." "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa, "Ya Tuhan, tambahkan rizki umatku, maka  diturunkan ayat ini, “Siapa pun yang meminjamkan kepada Tuhan pinjaman yang baik, Allah akan melipatgandakan kepadanya berkali-kali lipat.” Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa,, "Ya Tuhan, tambahkan rizki umatku, maka  diturunkan ayat ini, “Hanya mereka yang bersabar yang akan menerima balasan yang tidak terhitung.” Maka telah dijelaskan dalam hadits, "Barangsiapa yang bersedekah dengan satu kurma, maka dia akan mendaoatkan pahalanya di hari kiamat seperti gunung dalam timbangannya."

اعلم أن في الصدقة سبع خصال أولها أن الصدقة تفك رقبتك قال النبي عليه الصلاة والسلام إن الصدقة لتدفع سبعين بابا من البلاء (والثاني) انها طبيبك قال النبي عليه الصلاة والسلام داووا مرضاكم بالصدقة (والثالث) أنها صارت حارسك قال النبي عليه الصلاة والسلام حصنوا أموالكم بالصدقة (والرابع) انها تطفئ غضب الرب قال النبي عليه الصلاة والسلام الصدقة تطفئ غضب رب (والخامس) انها ألفة للإخوان قال النبي عليه الصلاة والسلام الصدقة هدية تهادوا تحابوا (والسادس) انها رقة في القلوب قال عليه الصلاة والسلام من وجد في قلبه قساوة فلينشر الصدقة (والسابع) انها تزيد في العمر قال النبي عليه الصلاة والسلام الصدقة ترد البلاء وتزيد في العمر.

Ketahuilah bahwa sedekah ada tujuh bentuk, yang pertama adalah bahwa sedekah bisa  melonggarkan lehermu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya sedekah bisa menolak tujuh puluh pintu malapetaka." (dan yang kedua) bahwa sedekah sebagai doktermu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Obatilah orang yang sakit dari kalian dengan bersedekah." (dan ketiga) Sedekah adalah penjagamu. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Pelihara dan jagalah hartamu dengan bersedekah." (Dan yang keempat) Sedekah bisa  memadamkan amarah Tuhan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sedekah dapat memadamkan murka Tuhan." (dan kelima) Sedekah adalah pertalian bagi saudara-saudara. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sedekah adalah petunjuk maka saling memberi petunjuklah kalian dan saling mencintai." (dan keenam) Sedekah adalah bentuk kelembutan hati. Nabi Shallalllahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Baramgsiapa yang mendapati hatinya keras, maka bersegera menyebarkan sedekah." (Dan yang ketujuh) Sedekah bisa menambah usia. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sedekah bisa menolak bala dan memperpanjang usia."

(حكي ) عن عائشة رضي الله تعالى عنها أن امرأة أتت إلى النبي عليه الصلاة والسلام قد يبست يدها اليمني فقالت يا رسول الله ادع الله حتى يصلح يدي ويعيدها إلى الحالة الاولي فقال لها النبي عليه الصلاة والسلام ماالذي أيبس يدك قالت رأيت في منامي كأن القيامة قد قامت والجحيم قد سعرت والجنة أزلفت وصارت النار أودية فرأيت في واد من أودية جهنم والدتي وفي يدها قطعة من شحم وفي يدها الأخرى خرقة صغيرة تتقى بها من النار قلت ما لي أراك يا أماه في هذا الوادي وكنت مطيعة لربك وراض عنك زوجك فقالت لي يا ابنتي إني كنت بخيلة فى الدنيا فهذا موضع البخلاء قلت لها هذه الشحمة والخرقة اللتان أراها في يدك قالت هذه الصدقة التي تصدقت بهما فى الدنيا وماتصدقت في جميع عمري إلا بهذه الخرقة والشحمة فأعطيت ذلك فأنا أتقى بهما من النار والعذاب عن نفسي قلت لها أين أبي قالت هو كان سخيا فهو في موضع الأسخياء فى الجنة فجئت إلى الجنة وإذا والدي قائم على شط حوضك يارسول الله يسقى الناس يأخذ الكأس من يدعلي وعلي من يد عثمان وعثمان من يد عمر وعمر من يد أبي بكر الصديق وأبو بكر منك يا رسول الله فقلت يا أبي إن والدتي امرأتك المطيعة لربها وراض أنت عنها وهي في وادي كذا في جهنم وأنت تسقى الناس من حوض النبي عليه الصلاة والسلام وهي عطشانة فاعطها شربة من ماء فقال يا ابنتي إن والدتك في موضع البخلاء والعصاة والمذنبين وان الله تعالى حرم ماء حوض النبي عليه الصلاة والسلام على البخلاء والعصاة والمذنبين قالت فأخذت منه كأسا بكف من ماء لأشربها فسقيت بها أمي فلما شربت سمعت صوتا يقول أيبس الله تعالى يدك جئت سقيت العاصية البخيلة من حوض النبي عليه الصلاة والسلام فانتبهت فإذا يدي يبست فقال لها النبي عليه الصلاة والسلام أضربك بخل والدتك فى الدنيا فكيف لها فى العقبي ثم قالت عائشة رضي الله تعالى عنها أن النبي عليه الصلاة والسلام قد وضع عصاه على يدها فقال إلهي بالرؤيا التي حكت عنها أن تصلح يدها فصلحت يدها على المكان فصارت كما كانت.

(Dikisahkan) dari Aisyah rah, bahwa seorang wanita yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang tangan kanannya mengerut, dan berkata: Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah sampai Dia memperbaiki tanganku dan mengembalikannya ke keadaan semula. Lalu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya,  "Apa yang mengakibatkan tanganku mengkerut?" Dia menjawab, "Aku melihat dalam mimpi tidurku telah terjadi kiamat dan neraka jahim sudah menyala dan surga telah tertutup, Jadilah dalam neraka itu lembah-lembah dan aku melihat satu lembah dari lembah-lembah jahannam terdapat ibuku sedang memegang sepotong bara api dari minyak panas dan ditangan lainnya sebuah kain kecil untuk menghindarkan api darinya. Aku mengatakan, 'apa yang harus saya lihat hai ibuku di lembah ini, engkau telah taat kepada Tuhanmu dan suamimu telah meridhoimu.' Dia berkata kepadaku, 'Wahai anak perempuanku sesungguhnya aku adalah wanita bakhil saat di dunia, ini adalah tempat kepelitan.' Aku berkata kepadanya, 'Apa ini minyak yang membara dan kain lap keduanya ada ditanganmu." Dia berkata kepadaku, 'Ini adalah sedekah yang aku bersedekah dengan keduanya di dunia tetapi tidak bersedekah disepanjang umurku, kecuali hanya sepotong bara abi dari aspal dan kain lap yang aku sedekahkan itu karena aku takut akan neraka dan adzab dari diriku.' Aku berkata kepadanya, 'Dimana ayahku,' Dia menjawab, 'Ayahmu adalah orang deemawan dia berada ditempat para dermawan di dalam surga, dan aku datang ke dalam surga dan melihat ayahku berada di tepi telagamu ya Rasulallah, dia sedang memberi minum orang-orang, dia mengambil gelas dari tangan Ali, Ali mengambil dari tangan Utsman, Utsman mengambil dari tangan Umar, Umar mengambil dari tangan Abu Bakar As-Siddiq, dan Abu Bakar mengambil darimu ya Rasulallah.' Aku berkata, 'Hai ayahku, sesungguhnya ibuku adalah istrimu yang taat kepada Tuhanmu dan engkau meridhoinya, dia saat ini berada di lembah itu di dalam neraka jahannam. Sementara engkau memberi minum kepada orang-orang dari telaga Nabi Shallallqhu 'alaihi wa sallam, dia sedang sangat kehausan berikanlah dia minum dari air (telaga). Maka dia berkata, 'Hai anak perempuanku, swsungguhnya ibumu berada di tempat orang-orang orang yang bakhil, durhaka dan para pendosa. Maka sesungguhnya Allah mengharamkan air telaga Nabi Shallallahu 'alaihi wa salam untuk orang-orang bakhil, durhaka dan para pendosa.' Aku berkata, 'maka aku ambilkan air dari telaga nabi segenggang telapak tanganku dan aku berikan minum ibuku dan setelah ibuku meminumnya aku mendengar suara berkata, "Allah akan membuat tanganmu keriput karena telah memberi munum orang yang durhaka dan bakhil dari air telaga Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam." Maka aku perhatikan tiba-tiba tanganku mengkerut. Maka Nabi Shalllallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya, "Aku memukulmu di dunia karena bakhil, bagaimana dia (ibumu) balasannya di akhirat." Kemudian Aisyah rah berkata, "Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam meletakkan tongkatnya di tangannya (wanita) dan berdoa, "Ya Tuhanku yang memgetahui mimpi yang diceritakan darinya (wanita), sembuhkanlah tangannya." Maka seketika itu tangan si wanita sembuh seperti sedia kala.

*BERSAMBUNG....*

KITAB AL-MAWAIZH AL-'USHFURIYAH


(المواعظ العصفورية)

HADITS 6 - 9 BERSAMBUNG...

*HADITS KE-6 : AMALAN YANG MENEBUS SEBAGIAN DOSA*

الحديث السادس : في الأعمال التي تكفر بعض الذنوب

عن أبي نصر الواسطي قال سمعت أبا رجاء العطاردي يحدث عن أبي بكر الصديق رضي الله عنه أن أعرابيا أتى إلى النبي صلى الله تعلى عليه وسلم فقال بلغني عنك أنك تقول من الجمعة إلى الجمعة ومن الصلاة إلى الصلاة كفارة لما بينهن لمن اجتنب الكبائر قال رسول الله صلى الله عليه وسلم نعم ثم زاد فقال الغسل يوم الجمعة كفارة والمشي إلى الجمعة كفارة وكل قدم منها كعمل عشرين سنة فإذا فرغ من الجمعة أجيز بعمل مائتي سنة.

Dari Abu Nashr al Wasithy berkata, aku mendengar  Abu Roja al Athoridy meriwayatkan hadits dari Abu Bakar ash Shiddiq RA, bahwasannya seorang badui datang kepada Nabi SAW, dia berkata “Telah sampai padaku darimu bahwa engkau bersabda dari jumat ke jumat dan dari sholat ke sholat adalah tebusan dosa diantara keduanya bagi orang yang menghindari dosa-dosa besar”, Rasululloh SAW bersabda “benar”, kemudian beliau SAW bersabda “Mandi di hari jumat adalah tebusan dosa, berjalan menuju sholat jumat adalah tebusan dosa, setiap langkah dari menuju sholat jumat seperti beramal dua puluh tahun, maka bila telah selesai sholat jumat dia dibalas dengan semisal amalan dua ratus tahun”.

روي هذا الحديث أبو بكر الصديق رضي الله عنه وذكر أنه تاجرا وقت الجاهلية وكان سبب إسلامه أنه رآى رؤيا فى الشام فرآى في منامه أن الشمس والقمر يكونان في حجره فأخذهما بيده وضمهما إلى صدره ولبس عليهما رداءه فلما انتبه ذهب إلى راهب النصارى ليسأله عن الرأيا ليسأله عن الرأيا فحضر وقال الرأيا وطلب منه التعبير فقال الراهب من أين أنت قال من مكة قال من أي قبيلة قال من قبيلة تميم قال وما شأنك قال التجارة قال سيخرج  في ز مانك رجل هاشمي يقال له محمد الأمين ويكون من قبيلة هاشم وهو يكون نبي آخر الزمان لولا ذلك لماخلق الله السموات والأرضين ومايكون فيهما وما خلق آدم وماخلق الأنبياء والمرسلين وهو سيد الأنبياء والمرسلين وخاتم النبيين وأنت تدخل في إسلامه وتكون وزيرا له وخليفة من بعده وهذا تعبير رؤياك ثم قال وجدت نعته وصفته فى التوراة والإنجيل والزبور وإني أسلمت له وكتمت إسلامي خوفامن النصارى فلما سمع أبو بكر رضي الله عنه من الراهب صفة النبي صلى الله عليه وسلم رق قلبه واشتاق إلى زيارته وقدم إلى مكة وطلبه فوجده وكان يحبه لايصبر ساعة من غير رؤيته فلما طال الأمر قال رسول الله صلى الله تعالى عليه وسلم يوما يا أبا بكر كل يوم تجيء إلي وتجلس معي لم لاتسلم فقال أبو بكر رضي الله عنه لو كنت نبيا فلابد لك من المعجزة فقال النبي عليه السلام أما تكفيك المعجزة التي رأيت فى الشام وعبرها الراهب وأخبرك عن إسلامه فلما سمع أبو بكر رضي الله عنه قال أشهد أن لا إله إلا الله وأنك رسول الله وأسلم وحسن إسلامه.

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakar ash Shiddiq RA, disebutkan bahwa beliau adalah seorang pedagang pada masa jahiliyah, adapun sebab keislaman beliau adalah bahwa beliau melihat sebuah mimpi di Syam, dalam mimpi beliau melihat matahari dan bulan dalam pangkuannya, kemudian beliau mengambil keduanya dengan tangan, didekap di dadanya, dan memakaikan jubahnya kepada keduanya, ketika beliau RA terjaga beliau pergi ke rahib nasrani untuk menanyakan tentang mimpi tersebut, beliau datang dan mengatakan tentang mimpi tersebut serta meminta ta’bir darinya, rahib tersebut bertanya “Engkau darimana?”, beliau RA menjawab “Dari Makkah”, dia bertanya “Dari kabilah apa?”, beliau RA menjawab “Dari Kabilah Tamim”, dia bertanya “Apa pekerjaanmu?”, beliau RA menjawab “Berdagang”, dia berkata “Pada masamu akan keluar seorang lelaki dari Hasyimy namanya Muhammad al Amin, dia dari kabilah Hasyim dan dia akan menjadi Nabi akhir zaman, jika bukan karena itu maka tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi serta isi keduanya, dan tidaklah Allah menciptakan Adam, dan tidaklah Allah menciptakan para Nabi dan para Rasul, dia adalah baginda para Nabi dan para Rasul serta penutup para Nabi, dan engkau akan masuk dalam islamnya, engkau akan menjadi menterinya dan kholifah setelahnya, inilah ta’bir mimpimu”, kemudian dia (rahib) berkata “Aku mendapati perangai dan sifatnya di Taurat, Injil dan Zabur, dan sesungguhnya aku telah masuk islam baginya dan aku menyembunyikan keislamanku karena takut dari orang-orang Nasrani”, ketika Abu Bakar ash Shiddiq telah mendengar dari rahib tersebut tentang sifat Nabi SAW, luluhlah hatinya dan dia RA rindu mengunjungi beliau SAW, datanglah dia RA ke Makkah, dia RA mencari beliau SAW dan menemukan beliau SAW, dia RA menyukai beliau SAW, dia RA tidak sabar walau sesaat tanpa memandang beliau SAW, setelah sekian lama pada suatu hari Rasululloh SAW bersabda “Wahai Abu Bakar, setiap hari engkaudatang kepadaku dan duduk bersamaku, mengapa engkau tidak masuk islam?” Abu Bakar RA menjawab “Andakata engkau adalah seorang Nabi, maka engkau harus memiliki mukjizat”, Nabi bersabda “Tidakkah cukup bagimu mukjizat yang telah engkau lihat di Syam dan telah dita’birkan oleh rahib tersebut, dan dia telah mengabarimu tentang keislamannya”, maka ketika Abu Bakar RA mendengar itu, beliau dia RA berkata “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah dan bahwa engkau adalah utusan Allah”, masuklah beliau kepada islam dan memperbagus keislamannya.

(حكاية أخرى) كان أخوان مجوسيان فى زمان مالك بن دينار عبد النار أحدهما ثلاثا وسبعين سنة والآخرخمسا وثلاثين سنة فقال الأخ الأصغر لأخيه الأكبر تعال حتى نجربها هل تحترمنا أو تحرقنا كما تحرق الذي لم يعبدها فإن احترمتنا النار نعبدها وإلا فلا قال نعم فأوقدا نارا فقال الأخ الأصغر لأخيه الأكبر أأنت تضع يدك أم أنا أضعها فقال بل أنت تضعها فوضع الأصغر يده عليها فاحترقت أصبعه فقال آه ونزع يده عنها فقال أعبدك منذ خمس وثلاثين سنة فتؤذيني فقال يا أخ تعال حتى نعبد ربا و إلها واحدا لو أذنبنا وتركنا أمره خمسمائة عام مثلا تجاوز عنا وعفا عنا بطاعة ساعة واحدة واستغفار مرة واحدة فأجابه الأخ الأكبر إلى ذلك فقال تعال حتى نذهب إلى من يدلنا على الطريق المستقيم ويعلمنا دين الاسلام قال فاجتمع رأيهما على أن يذهبا إلى مالك بن دينار ليعرض عليهما الإسلام فقصداه فأتياه فوجداه وهو فى سواد البصرة يجلس للعامة ويعظهم وقداجتمع عليه خلق كثير فلما وقع بصرهما عليه قال الأخ الأكبر لأخيه الأصغر قدبدا لي ان لاأسلم فانه قد مضى أكثر عمري في عبادة النار ولو اني أسلمت ورجعت إلى دين الاسلام ودين محمد يعيرني أهل بيتي وجواري والنار أحب إلي من تعييرهم فقال له الأخ الأصغر لا تفعل لأن تعييرهم قد يزول والنار أبدا لا تزول فلم يستمع إليه فقال له أنت وشأنك أنت شقي ابن شقي يا بطال الدنيا والآخرة فرجع الأخ الأكبر ولم يسلم وجاء الأخ الأصغر مع أولاده الصغار ومع امرأته ودخلوا بين الناس فى المجلس وجلسوا حتى فرغ مالك من كلامه ووعظه ثم قام إليه الشاب وقص عليه القصة وسأله أن يعرض عليه الإسلام وعلى أهل بيته فعرض عليهم وأسلموا جميعا فبكى الناس كلهم فرحا وأراد الشاب أن يرجع فقال له أجلس حتى أجمع لك من أصحابي شيئا من أموال الدنيا فقال لاأريد أن أبيع الدين بالدنيا ثم انصرف فدخل خربة فوجد فيها بيتا معمورا فنزل فيه فلما أصبح من الغد قالت له امرأته اذهب إلى السوق واطلب عملا واشتر بأجرتك شيئا نأكله ثم قام فذهب إلى السوق فلم يستأجره أحد فقال في نفسه حتى أعمل فيه لله تعالى فدخل مسجدا متروكا عن الجماعة صلى فيه لله تعالى إلى الليل ثم رجع إلى منزله صفر اليدين فقالت امرأته ألم تجد اليوم شيئا فقال أيتها المرأة عملت اليوم للملك فلم يعطني شيئا عسى أن يعطني غدا فباتوا جميعا جائعين فلما أصبح من الغد فخرج إلى السوق فلم يجد عملا فذهب إلى ذلك المسجد وصلى فيه لله تعالى إلى الليل ثم رجع إلى منزله صفر اليدين فقالت له إمرأته ألم تجد اليوم أيضا شيئا فقال عملت اليوم للملك الذي عملت له أمس أرجو أن يعطني غدا وهو يوم الجمعة فباتوا أيضا جائعين فلما أصبح من الغد وهو يوم الجمعة فذهب إلى السوق فلم يجد عملا فذهب إلى ذلك المسجد فصلى ركعتين ثم رفع يده إلى السماء فقال إلهي وسيدي ومولاي لقد أكرمتني بالاسلام وتوجتني بتاج الاسلام وهديتني بتاج الهدى فبحرمة الدين الذي رزقتنيه وبحرمة اليوم المبارك الشريف الذي قدره عندك عظيم وهويوم الجمعة أسألك أن ترفع شغل نفقة عيالي عن قلبي وترزقني من حيث لا أحتسب فأنا والله أستحيي من أهلي وعيالي وأخاف عليهم من تغير الحال لحداثة حالهم فى الاسلام قال ثم قام واشتغل بالصلاة وصلى ركعتين فلما كان وقت انتصاف النهار خرج هذا الشاب إلى الجمعة وغلب على أولاده الجوع وجاء رجل إلى باب بيته الذي فيه عياله وقرع عليهم باب فخرجت امرأته فإذا هو شاب حسن الوجه بيده طبق من ذهب مغطي بمنديل مذهب فقال لها خذي هذا الطبق وقولي لزوجك هذه أجرة عملك في يومين فزد أنت فى العمل نزيدك نحن فى الأجرة خاصة فى هذ اليوم يعني يوم الجمعة فإن العمل القليل فى هذا اليوم عند الملك الجبار كثير فأخذت الطبق فإذا فيه ألف دينار فأخذت دينارا وذهبت إلى الصراف وكان الصراف نصرانيا فوزن الدينار فزاد عن المثقال مثقالين فنظر إلى نقشه فعرف أنه من هدايا الأخرة قال لها من أين وجدت هذا فقصته قال الصراف اعرضي علي الإسلام فأسلم ثم دفع إليها ألف درهم فقال انفقيها فإن فنيت فاعلميني فلما صلى الشاب مضى إلى منزله صفر اليدين وبسط منديله وملأه من التراب وقال فى نفسه لو انها قالت ماهذا قلت لها حملت دقيقا فلما دخل الخربة نظر الى بيته فاذا هو مهيأ بفراش ووجد فيه رائحة الطعام فوضع المنديل عند الباب كيلا تشعر هي ثم سألها عن الحال وما رآى فى البيت فقصت عليه القصة فسجد لله شاكرا عز وجل ثم قالت له امراته ماجئت في المنديل فقال لها لاتسأليني فذهبت وفتحت المنديل فإذا التراب صار دقيقا بإذن الله تعالى فسجد الشاب شاكرا وعبد الله حتى توفاه الله عز وجل قال الفقيه رحمة الله عليه ارفعوا أيديكم إلى السماء وقولوا بحرمة الجمعة اغفر لنا ذنوبنا واكشف عنا كربتنا وهذ الشاب لما دعا الله وشفع إليه بحق يوم الجمعة حتى قضى حاجته ورزقه من حيث لايحتسب فكذلك نحن إذا دعونا يوم الجمعة عسى الله أن يقضي حوائجنا فإنه رءوف رحيم وإله كريم.

(kisah lain) Dahulu ada dua orang majusi pada zaman Malik bin Dinar, salah satunya telah menyembah api selama 73 tahun dan yang lain 35 tahun, berkatalah adik kepada kakaknya “Kemarilah, kita akan mencobanya, apakah dia (api) akan melindungi kita atau membakar kita sebagaimana dia (api) membakar orang yang tidak menyembahnya, jika api melindungi kita maka kita akan menyembahnya, dan jika tidak maka kita tidak menyembahnya”, kakak berkata “Ya”, lantas keduanya menyalakan api dan adik berkata pada kakanya “Apakah kamu yang akan meletakkan tanganmu atau aku yang akan meletakkannya?”, kakak menjawab “Kamu yang akan meletakkan tangan”, maka adik meletakkan tangannya diatas api dan terbakarlah jarinya, dia berkata “Ah”, dia menarik tangannya dari api dan berkata “Aku menyembahmu sejak 35 tahun kemudian engkau menyakitiku”, kemudian dia berkata “Wahai saudaraku kemarilah, kita akan menyembah satu Tuhan yang andaikata kita berdosa dan meninggalkan perintahnya selama 500 tahun Dia akan mengampuni dan memaafkan kita sebab ketaatan sesaat dan sekali minta ampun”, maka kakak menurutinya dan berkata “Mari kita pergi kepada orang yang akan menunjukkan kita kepada jalan yang lurus dan akan mengajarkan kita agama islam”, maka keduanya berpendapat pergi ke Malik bin Dinar untuk masuk islam, keduanya menuju beliau dan mendatangi beliau, keduanya mendapat beliau sedang berada di sekumpulan orang Bashrah, beliau duduk bersama orang umum dan memberi mereka nasihat, dan sungguh banyak orang yang berkumpul pada beliau, maka ketika keduanya melihat hal tersebut berkatalah kakak kepada adiknya “Tampaknya aku tidak masuk islam, karena umurku telah terlewat banyak dalam menyembah api, andaikata aku masuk islam dan aku kembali ke agama islam serta agama Muhammad SAW maka keluargaku dan tetanggaku akan menghinaku, dan api lebih aku sukai daripada perubahan mereka”, berkatalah adik “Jangan kau lakukan, karena hinaan mereka akan hilang sedangkan neraka selamanya, jangan kau berlalu”, maka kakak tidak mendengarnya dan berkata kepadanya “Kamu dan kebiasaanmu, kamu adalah seorang yang celaka dari anaknya orang yang celaka wahai pejuang dunia dan akhirat”, kembalilah sang kakak dan tidak masuk islam, kemudian datanglah sang adik bersama anak-anaknya yang kecil bersama istrinya, mereka masuk diantara orang-orang dalam majelis, mereka duduk hingga Malik selesai berbicara dan menasehati, kemudian pemuda tersebut datang kepadanya dan menceritakan kepada beliau kisah tersebut dan memintanya masuk islam beserta keluarganya, maka beliau menerima mereka dan mereka semua masuk islam, menangislah semua orang karena gembira, kemudian pemuda itu hendak kembali dan beliau berkata kepadanya “Duduklah hingga aku mengumpulkan untukmu dari para sahabatku beberapa harta dunia”, dia menjawab “Aku tidak ingin menjual agama dengan dunia”, kemudian dia kembali, kemudian dia masuk di tempat yang rusak, dia mendapati sebuah masjid dan dia singgah di dalamnya, ketika pagi di hari esoknya, istrinya berkata padanya “Pergilah ke pasar dan carilah pekerjaan, belilah sesuatu untuk kita makan dengan upahmu”, kemudian dia pergi ke pasar namun tidak mendapati seseorang yang akan mengupahinya, dia berkata pada dirinya sendiri “Aku akan bekerja di dalamnya karena Allah Taala” maka dia masuk masjid yang ditinggalkan jamaahnya, dia sholat di dalamnya karena Allah hingga malam, kemudian dia kembali ke rumahnya dengan tangan kosong, istrinya berkata “Tidakkah engkau menemukan sesuatu di hari ini?”, dia menjawab “Wahai istriku, aku telah bekerja di hari ini pada Raja, Dia belum memberiku sesuatu, semoga besok Dia akan memberiku”, maka mereka semua melewati malam hari dalam keadaan lapar, ketika pagi esok hari dia pergi ke pasar dan tidak mendapat pekerjaan, dia pergi masjid tersebut dan sholat di dalamnya karena Allah Taala hingga malam, kemudian dia kembali ke rumahnya dengan tangan kosong, istrinya berkata kepadanya “Tidakkah engkau hari ini mendapat sesuatu juga?”, dia menjawab “Hari ini aku telah bekerja untuk Raja yang kemarin aku telah bekerja pada-Nya, aku berharap Dia akan memberiku besok pada hari jumat”, maka mereka melewati malam hari itu juga dalam keadaan lapar, ketika pagi hari di esok yaitu hari jumat dia pergi ke pasar dan dia tidak menemukan pekerjaan, pergilah dia ke masjid tersebut dan dia sholat dua rokaat kemudian dia mengangkat tangannya ke langit dan berkata “Tuhanku, Tuanku, Bagindaku, sungguh Engkau telah memuliakanku dengan islam, Engkau mahkotai aku dengan mahkota islam, Engkau beriku petunjuk dengan mahkota petunjuk, maka dengan kehormatan agama yang telah Engkau rizkikan kepadaku dan dengan kehormatan hari berkah mulia yang disisi-Mu bernilai agung yaitu hari jumat, aku memohon kepada-Mu untuk menghapus kesibukan nafkah keluargaku dari hatiku dan Engkau beriku rizki dari yang tidak aku duga, maka Demi Allah aku malu kepada keluargaku dan aku takut mereka berubah keadaan sebab barunya kondisi mereka dalam islam”, kemudian dia sibuk berdoa dan sholat dua rokaat. ketika sampai di penghujung siang pemuda ini pergi ke sholat jumat dan anak-anaknya kelaparan, datanglah seseorang ke pintu rumahnya yang di dalamnya ada keluarganya, dia mengetuk pintu dan keluarlah istrinya, dia mendapati seseorang yang wajahnya indah, di tangannya ada sebuah piring dari emas yang ditutup sengan sapu tangan emas, dia berkata padanya “Ambillah piring ini, dan katakanlah pada suamimu ini adalah upah pekerjaanmu dalam dua hari, tambahlah dalam bekerja maka kami akan menambahmu dalam upah khususnya pada hari ini yakni hari jumat, karena pekerjaan sedikit pada hari ini disisi Raja Yang Maha Perkasa adalah banyak”, maka dia mengambil piring tersebut tiba tiba didalamnya ada 1000 dinar, dia mengambil satu dinar dan pergi ke tukang emas, tukang emas tersebut adalah seorang nasrani, dia menimbang dinar tersebut dan menambah dari satu menjadi dua, dia melihat ukirannya dan dia tahu bahwa itu adalah hadiah akhirat, dia berkata padanya “Dari mana engkau mendapat ini?” kemudian dia menceritakan kepadanya, tukang emas tersebut berkata “Tunjukkan Islam kepadaku”, maka dia masuk islam kemudia dia menmbayar kepada sang istri 1000 dirham, dia berkata “Nafkahkanlah, jika engkau kehilangan maka beritahu aku”, ketika pemuda telah sholat, dia berlalu ke rumahnya dengan tangan kosong, dia menggenggam sapu tangannya dan mengisinya dengan debu, dia berkata pada dirinya sendiri “Jika dia bertanya apa ini maka aku katakan padanya aku membawa gandum”, ketika dia masuk daerah yang rusak dia melihat rumahnya berkasur dan mendapati di dalamnya aroma makanan, dia letakkan sapu tangan di pintu supaya istrinya tidak tahu, kemudian dia menanyai istrinya tentang keadaan tersebut dan apa yang dia lihat di rumah, sang istri bercerita padanya kisah tersebut, diapun bersujud syukur pada Allah, kemudian istrinya bertany padanya “Apa yang kau bawa di sapu tangan?” dia menjawab “Jangan kau tanyakan padaku” kemudian sang istri pergi dan membuka sapu tangan tersebut, tiba-tiba dia mendapati debu tersebut berubah menjadi gandum dengan izin Allah Taala, maka bersujud syukurlah pemuda tersebut, dan dia menyembah Allah hingga Allah mewafatkannya, al Faqih berkata “Angkatlah tanganmu ke langit, katakanlah dengan kemuliaan Jumat ampuni dosa-dosa kami, hilangkan kesusahan kami”, pemuda ini ketika berdoa pada Allah dan minta tolong pada-Nya dengan kebenaran hari jumat hingga Allah mengabulkan hajatnya serta rizkinya dari yang tidak disangka, maka begitupula kita bila berdoa pada hari jumat, semoga Allah mengabulkan hajat-hajat kita karena Dia Maha Pemurah lagi Maha Penyayang serta Tuhan yang Mulia.

*HADITS KE-7 : TENTANG HAL YANG DINUKIL DARI ZABUR NABI DAUD AS*

الحديث السابع : فيما نقل عن زبور داود عليه السلام

عن عبد الصمد بن مغفل قال: سمعت أن وهب بن منبه رضي الله تعالى عنه يقول: قرأت في آخر زبور داود صلوات الله عليه ثلاثين سطرا قال: يا داود هل تدري أي المؤمن أحب إلي أن أطيل حياته؟ قال: لا، قال: الذي إذا قال لا إله إلا الله اقشعر جلده وارتعدت مفاصله فإني أكره له بذلك الموت كما يكره الوالد لولده ولكن لابد له منه اني أريد أن أسره في دار سوى هذه الدار فإن نعيمها بلاء ورخاءها شدة وفيها عدو لايألونكم خبالا يجري منكم كمجرى الدم من أجل ذلك عجلت أوليائي إلى الجنة لولا ذلك لما مات آدم وولده حتى ينفخ في الصور.

قوله لا يألونكم خبالا أي لايقصرون في فساد أمورهم والخبال الفساد.

Dari Abdushomad bin Mughoffal berkata: aku mendengar Wahab bin Munabbih RA berkata: aku membaca tiga puluh baris di akhir kitab Zabur Nabi Daud AS bahwa Allah SWT berfirman: “Wahai Daud, apakah engkau tahu mukmin mana yang lebih Aku suka Kupanjangkan hidupnya?”, beliau AS menjawab: “Tidak”, Allah SWT berfirman: “Yaitu orang yang jika mengucap Laa Ilaaha Illalloh maka kulitnya merinding dan persendiannya bergetar karena sesungguhnya Aku tidak menyukai kematian baginya sebagaimana orang tua tidak menyukai (kematian) anaknya, tetapi dia harus mati, sesungguhnya Aku ingin membahagiakannya di tempat selain tempat ini, sebab nikmatnya (dunia) adalah bencana dan kemakmurannya (dunia) adalah kesulitan, di dalamnya (dunia) ada musuh yang tidak main-main merusakmu, dia berjalan pada kalian seperti aliran darah, oleh karena itu Aku menyegrakan kekasih-kekasihku ke surga, andai bukan karena hal tersebut pastilah Adam dan anaknya tidak mati hingga sangkakala ditiup”.

Kata لا يألونكم خبالا artinya tidak main-main dalam merusak urusan mereka, الخبال artinya rusak.

وبهذا الإسناد رواية عن أنس بن مالك رضي الله تعالى عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم من قال لا إله إلا الله ومدها هدمت له أربعة آلاف دنب من الكبائر قاله علي رضي الله تعالى عنه.

Pada sanad ini ada riwayat Anas bin Malik RA berkata, Rasululloh SAW bersabda “Siapa mengucap Laa Ilaaha Illalloh dan memanjangkannya maka dihapus baginya empat ribu dosa dari dosa-dosa besar”, dikatakan oleh Sayyidina Ali RA.

وورد في مجلس تفسير القرآن للشيخ الإمام الزاهد  يعقوب الكسائي رحمه الله تعالى إن حازم بن وليد رضي الله تعالى عنه مرض فأتى طبيبا فأخذ نبضه قال ليس فيه علة ولكن اسألوه عن حاله فإن المرء أعلم بشأنه فسألوه قال ليس في نفسي علة وعلتي الخوف من الله تعالى العزيز الوهاب وخوف العرض والحساب وخوف زوال الإيمان وأصير مستحقا للعذاب فطوبى لمن كان خروجه عن الدنيا بالإيمان ومصيره إلى الجنان.

Disebutkan dalam majelis tafsir al Quran Syekh Imam az Zahid Ya’qub al Kisa’i semoga Allah merahmati beliau, sesungguhnya Hazim bin Walid RA sakit, dia mendatangi dokter dan dokter tersebut mulai memeriksa denyut nadinya, dokter berkata “Tidak ada penyakit, tetapi kalian tanyalah kepada dia tentang keadaannya, karena seseorang terkadang lebih tahu keadaanya sendiri”, maka mereka bertanya kepadanya, dia menjawab “Sakit bukan pada diriku, sakitku adalah takut Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Penganugerah, takut disodorkan dan diperhitungkan, takut hilangnya iman hingga aku harus diadzab, beruntunglah orang yang keluar dari dunia dengan iman dan tempat kembalinya ke surga”.

(وحكي عن أبي بكر بن عبد الله المزني رحمة الله عليه) قال ان ملكا من الملوك كان متمردا على ربه تعالى فغزاه المسلمون فأخذوه سليما فقالوا بأي شيء نقتله لتمرده على ربه تعالى فاجتمع رأيهم على أن يجعلوه في قمقم عظيم وسدوا رأسه وأوقدوا تحته النار ولما وجد حرارة النار جعل ينادى آلهته التي عبدهم من دون الله يالات خلصني ياهابل خلصني ياعزى خلصني مما أنا فيه ياهابل كنت أمسح رأسك وخدمتك كذا وكذا سنة فكلما التجأ إليهم تزيد حرارة النار فلما علم أنهم ليسوا يغنون عنه فأيس منهم ورجع إلى الله ونادى في القمقم لا إله إلا الله محمد رسول الله بعث الله تعالى غيثا من السماء على تلك النار فأطفاها وبعث ريحا فحملت القمقم إلى السماء فجعل يتجلجل بين السماء والأرض وهو يقول لا إله إلا الله محمد رسول الله حتى غاب عن البصر ثم ألقته الريح بين قوم لا يعرفون الله فأخذوه وفتحوه وأخرجوه من القمقم فقالوا له من أنت وماقصتك قال أنا ملك في موضع كذا فأخبرهم عن قصته وحاله وأسلموا جميعا.

(Dikisahkan dari Abu Bakar bin Abdulloh al Muzni semoga Allah merahmati beliau) berkata, sesungguhnya dahulu ada seorang raja dari beberapa raja yang menentang Allah Ta’ala, kemudian orang-orang islam memeranginya, mereka menjadikannya tawanan, mereka berkata “Dengan apa kita akan membunuhnya sebab menentang Allah Ta’ala?”, maka pendapat mereka berkumpul menjadi membuatnya pada bejana besar, mereka ikat kepalanya dan mereka nyalakan api dibawahnya, ketika dia mendapati api yang panas dia memanggil Tuhannya selain Allah yang telah ia sembah “Wahai Lata selamatkan aku, wahai Habil selamatkan aku, wahai Uzza selamatkan aku dari apa yang aku alami, wahai Habil aku usap kepalamu dan aku berkhidmat kepadamu sekian tahun”, maka tiap kali dia bersandar kepada mereka (Lata, Habil, Uzza) bertambahlah panas api, ketika dia tahu bahwa mereka (Lata, Habil, Uzza) tidak menghiraukannya, dia putus asa dari mereka (Lata, Habil, Uzza), kembalilah dia kepada Allah, dia memanggil dari dalam bejana “Laa Ilaaha Illalloh Muhammadur rosululloh”, maka Allah mengutus penolong dari langit kepada api tersebut, dia padamkan api tersebut, dan Allah mengutus angin kemudian angina tersebut membawa bejana tersebut ke langit mengitari langit dan bumi sambal mengucap Laa Ilaaha Illalloh Muhammadur rosululloh hingga hilang dari pandangan, kemudian angin tersebut menjatuhkannya pada suatu kaum yang tidak mengenal Allah, mereka mengambilnya, membukanya dan mengeluarkannya dari bejana tersebut, mereka bertanya padanya “Siapa kamu? Dan bagaimana ceritamu?”, dia menjawab “Aku adalah Raja di suatu tempat” kemudian dia menceritakan kisahnya dan kondisinya, kemudian mereka semua masuk islam.

*HADITS KE-8 : ANJURAN UNTUK BERGEGAS PADA HARI JUMAT*

الحديث الثامن : الحث على التبكير يوم الجمعة

عن على بن أبي طالب كرم الله وجهه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم يجلس على كل باب من المسجد يوم الجمعة سبعون ملكا يكتبون الناس بأسمائهم حتى يكون آخر من يكتب رجل جاء حين جلس الإمام على المنبر فلم يؤذ أحدا في مجلسه ولم يقل إلا خيرا فذلك أدنى أهل يوم الجمعة حظا. وذلك الذي يغفر له ما عمل من السيئات بين الجمعتين.

Dari Ali bin Abi Tholib karromallohuwajhahu berkata, Rasululloh SAW bersabda “Pada hari jumat tujuh puluh malaikat duduk di setiap pintu masjid, mereka menulis nama-nama orang hingga orang terakhir ditulis yang datang pada saat imam telah duduk diatas mimbar, dia tidak menyakiti siapapun di tempat duduknya dan tidak berkata kecuali yang baik, maka itulah ahli hari jumat yang paling rendah bagiannya, dan hal tersebut yang membuatnya diampuni atas apa yang telah ia perbuat dari keburukan diantara dua jumat”.

الخبر بتمامه كما قال تعالى وإذ قال ربك للملائكة إني جاعل في الأرض خليفة قالت الملائكة أتجعل فيها من يفسد فيها ويسفك الدماء ونحن نسبح بحمدك ونقدس لك فلام الله عليهم وقال إني أعلم ما لاتعلمون فخافت الملائكة فطافوا حول العرش سبع مرات فتجاوز عنهم فأمرهم الله أن يبنوا بيتا على وجه الأرض حتى لو أذنب أولاد آدم فيطوفون حول البيت سبع مرات فيتجاوز عنهم كما تجاوز عن الملائكة ثم نزلوا فبنوا على الأرض الكعبة ثم رفعها الله تعالى وقت الطوفان إلى السماء الرابعة وخلق الله تعالى منارة في جنب البيت يعني الكعبة ثم سماه البيت المعمور وطول المنارة خمسمائة عام فإذا كان يوم الجمعة يصعد جبرائيل عليه السلام على المنارة ويؤذن ويصعد إسرافيل على المنبر ويخطب ويؤم ميكائيل للملائكة فإذا فرغوا من الصلاة فيقول جبرائيل ما حصل لي من الثواب لأجل الآذان وهبته لجميع المؤذنين في وجه الأرض ويقول إسرافيل ما حصل لي من الثواب للخطبة وهبته لجميع الخطباء في وجه الأرض ثم يقول ميكائيل ما حصل لي من الثواب لأجل الإمامة وهبته لمن يؤم يوم الجمعة في وجه الأرض ثم تقول الملائكة ما حصل لنا من الثواب من الجماعة وهبناه لجميع من صلى صلاة الجمعة خلف الإمام ويقول الله يا ملائكتي أتتكرمون على عبادي وأنا أكرم الأكرمين يا ملائكتي أشهدكم إني قد غفرت لهم وهذا كله مخصوص في هذه الأمة ولانصيب من هذا السائر الأمم الماضية.

Kabar yang meyempurnakan, sebagaimana Allah berfirman: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?”, maka Allah menyalahkan mereka dan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. Takutlah malaikat dan mereka berthowaf disekitar arsy tujuh kali, kemudian Allah memaafkan mereka dan memerintah mereka untuk membangun bait/rumah di muka bumi, sehingga andaikata anak-anak Adam berdosa kemudian mereka berthowaf di sekitar bait/rumah tujuh kali, maka mereka akan dimaafkan sebagaimana malaikat dimaafkan, kemudian para malaikat turun dan membangun ka’bah di bumi, lalu Allah mengangkatnya (ka’bah) ke langit keempat saat bencana taufan, dan Allah menciptakan menara disisi bait/rumah (ka’bah) kemudian dinamakan baitul makmur, Allah memanjangkan menara hingga lima ratus tahun, bila tiba hari jumat maka Jibril AS naik keatas menara dan mengkumandangkan adzan, Israfil naik keatas mimbar dan berkhutbah, Mikail mengimami malaikat, maka bila mereka telah usai sholat berkatalah Jibril AS “Pahala yang aku dapat dari adzan aku berikan kepada seluruh muadzin di muka bumi”, Israfil AS berkata “Pahala yang aku dapat dari berkhutbah aku berikan kepada seluruh khotib di muka bumi”, kemudian Mikail AS berkata “Pahala yang aku dapat dari mengimami aku berikan kepada orang yang menjadi imam hari jumat di muka bumi”¸kemudian para malaikat berkata “Pahala yang kami dapat dari berjamaah kamu berikan kepada seluruh orang yang sholat jumat dibelakang imam”, dan Allah berfirman “Wahai para malaikat-Ku, Apakah kalian memuliakan hamba-hamba-Ku sedangkan Aku adalah Yang paling Mulia dari Yang Mulia, Wahai para malaikat-Ku, Aku bersaksi pada kalian, sesungguhnya Aku telah mengampuni mereka, dan ini semua dikhususkan untuk umat ini, dan tidak ada bagian dari ini untuk seluruh umat terdahulu”.

قال الشيخ الإمام عالم الملة والدين الزندوستي سمعت الإمام أبا محمد بن عبد الله بن الفضل يحكى في عامة الدرس بالفارسية عن الأوزاعي قال مر ميسرة بن خنيس في المقابر يوما فقال السلام عليكم يا أهل القبور أنتم لنا سلف ونحن لكم خلف فرحم الله إيانا وإياكم وغفر لنا ولكم وبارك الله لنا ولكم في القدوم عليه إذا صرنا إلى ما صرتم إليه قال فرد الله الروح إلى جسد رجل منهم فأجابه بلسان فصيح طوبى لكم يا أهل الدنيا تحجون في كل شهر أربع مرات فقال ميسرة إلى أين نحج في كل شهر أربع مرات يرحمك الله تعالى قال الجمعة ثم قال أما تعلمون أنها حجة مبرورة مقبولة قال أخبرنا ما نداوم عليه يرحمك الله قال الإستغفار يا أهل الدنيا أنفع الأشياء في الآخرة قال فما منعك أن ترد علينا السلام قال السلام حسنة والحسنات قد رفعت عنا فلا حسنة لنا تزيد ولا سيئة لنا تنقص قال قد رضينا عنكم يا أهل الدنيا بقولكم لنا رحم الله فلانا المتوفى

Syaikh imam ‘alimul millah wa din az-Zandusty berkata, aku mendengar imam abu Muhammad bin Abdulloh bin al Fadhl bercerita pada pelajaran umum di Persia dari al Auza’I berkata, suatu hari Maisaroh bin Khonis lewat perkuburan, dia berkata “Semoga keselamatan atas kalian wahai ahli kubur, kalian mendahului kami dan kami dibelakang kalian, semoga Allah merahmati kami dan kalian, mengampuni kami dan kalian, memberkahi kami dan kalian dalam menyambutnya bila kami sampai kepada apa yang telah kalian sampai”, dia berkata “Allah telah memisah ruh dari jasad salah seorang dari mereka”, kemudian dia menjawab dengan ucapan yang fasih, “Beruntunglah kalian wahai penduduk dunia, kalian berhaji tiap bulan empat kali”, maisaroh berkata “Kemana kami berhaji tiap bulan empat kali? Semoga Allah merahmatimu”, dia menjawab “Jumat”, kemudian dia berkata “Tidakkah kalian tahu bahwa jumat adalah haji mabrur yang diterima?”, dia (Maisaroh) berkata “Kabarkan kepada kami tentang apa yang harus kami biasakan”, dia menjawab “Wahai penduduk dunia, istighfar adalah sesuatu yang paling bermanfaat di akhirat”, dia (Maisaroh) berkata “Lalu apa yang mencegahmu membalas salam kami?”, dia menjawab “Salam adalah kebaikan, dan kebaikan terkadang dihapus bagi kami, maka tidak ada kebaikan bagi kami yang bertambah dan tidak ada keburukan bagi kami yang berkurang”, dia berkata “Sungguh kami telah merelakan kalian wahai penduduk dunia dengan ucapan kalian bagi kami semoga Alloh merahmati fulan yang telah wafat”.

قال الشيخ الإمام عالم الملة والدين الزندوستي قال سمعت أبا منصور المذكور يقول أعطى الله تعالى يوم السبت لموسى ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الأحد لعيسى ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الإثنين لمحمد عليه السلام ولثلاث وستين نبيا ومرسلا معه لأن الأنبياء عليهم السلام مائة ألف وأربعة وعشرين ألف نبي والمرسلون منهم ثلثمائة وثلاثة عشر فالأفضل محمد عليهم السلام زيد معه ثلاثة عشر نبيا ومرسلا وأعطى يوم الثلاثاء سليمان ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الأربعاء ليعقوب ولخمسين نبيا ومرسلا معه وأعطى يوم الخميس لآدم عليه السلام ولخمسين مرسلا معه صلوات الله عليهم أجمعين فيبقى يوم الجمعة لله تعالى قال النبي عليه السلام يا رب ما حظ أمتي منك قال الله تعالى يا محمد يوم الجمعة والجنة لي وأعطيت الجمعة والجنة لأمتك ورضائ مع الجمعة والجنة هدية لهم.

Syaikh imam ‘alimul millah wa din az-Zandusty berkata, aku mendengar Abu Manshur al Madzkur berkata “Allah memberikan hari sabtu untuk Musa dan untuk 50 Nabi serta Rasul bersamanya, Allah memberikan hari Ahad untuk Isa dan untuk 50 Nabi serta Rasul bersamanya, Allah memberikan hari senin untuk Muhammad dan untuk 63 Nabi serta Rasul bersamanya, karena para Nabi ada 124.000 dan para Rasul diantara mereka ada 313, maka yang paling utama adalah Muhammad ditambahkan bersamanya 13 Nabi dan Rasul, Allah memberikan hari selasa untuk Sulaiman dan untuk 50 Nabi serta Rasul bersamanya, Allah memberikan hari rabu untuk Ya’qub dan untuk 50 Nabi serta Rasul bersamanya, Allah memberikan hari kamis untuk Adam dan untuk 50 Nabi serta Rasul bersamanya, sholawat Allah untuk mereka semua, maka tersisalah hari jumat untuk Allah Ta’ala, Nabi SAW bersabda “Wahai Tuhan, apa bagian untuk umatku dari-Mu?”, Allah berfirman “Wahai Muhammad, hari jumat dan sorga adalah milik-Ku, dan Aku telah memberikan jumat dan surga untuk umatmu, serta keridhoan-Ku bersama jumat dan surga sebagai hadiah untuk mereka”.

*HADITS KE-9 : ANJURAN TAKUT KEPADA ALLAH*

الحديث التاسع : الحث على الخوف من الله

عن معاذ بن جبل رضي الله تعالى عنه أنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم، يقول الله: يا ابن آدم استحي مني عند معصيتك وأنا أستحي منك يوم العرض الأكبر فلا أعذبك، يا ابن آدم تب إلي أكرمك كرامة الأنبياء، يا ابن آدم لا تحول قلبك عني فإنك إن حولت قلبك عني أخذلك فلا أنصرك، يا ابن آدم لو لقيتني يوم القيامة ومعك حسنات مثل أهل الأرض لم أقبل منك حتى تصدقني بوعدي ووعيدي، يا ابن آدم إني أنا الرزاق وأنت المرزوق وتعلم أني أوفيك رزقك فلا تترك طاعتي بسبب الرزق فإنك إن تركت طاعتي بسبب رزقك أوجبت عليك عقوبتي، يا ابن آدم احفظ لي هذه الخصال الخمس ولك الجنة

Dari Muadz bin Jabal RA berkata: Rasululloh SAW bersabda: “Allah berfirman “Wahai anak Adam, malulah kepada-Ku ketika kamu bermaksiat maka Aku malu kepadamu di hari kiamat dan Aku tidak menyiksamu, wahai anak Adam, bertaubatlah kepada-Ku maka Aku akan memuliakanmu seperti kemuliaan para Nabi, wahai anak Adam, jangan kau palingkan hatimu dari-Ku karena bila engkau palingkan hatimu dari-Ku maka Aku akan menyiksamu dan tidak menolongmu, wahai anak Adam, andai engkau bertemu Aku di hari kiamat dan engkau membawa kebaikan seukuran penduduk bumi maka Aku tidak menerima darimu hingga engkau membenarkan janji-Ku dan ancaman-Ku, wahai anak Adam sesungguhnya Aku Maha Pemberi Rizki dan engkau adalah yang diberi rizki, engkau mengetahui sesungguhnya Aku memenuhi rizkimu, maka jangan engkau tinggalkan taat kepada-Ku dengan alasan rizki, karena sesungguhnya bila engkau meninggalkan ketaatan kepada-Ku dengan alasan rizki maka Aku mewajibkan siksa-Ku padamu, wahai anak Adam jagalah lima hal ini maka kamu mendapat surga”.

الخبر بتمامه (حكاية) يا إخواني لاتغتموا على الرزق ولايمنعكم رزقكم عن الطاعة بسبب قول الله تعالى “ومامن دابة فى الأرض إلا على الله رزقها” كما جاء فى الخبر ان الله تعالى خلق طيرا أخضر فى الهواء وجعل على ظهره رمحا وتحت بطنه رمحا آخر وخلق حوتا فى البحر يأكل السمك ويدخل بين أسنانه لحم السمك ويضره ويؤلمه فيخرج رأسه من الماء ويفتح فمه فيجئ ذلك الطير الأخضر فيدخل في فم الحوت يأكل ما كان بين أسنانه ويكون الرمحان كعمودين في فم الحوت لا يقدر على مضغه وأكله فلما فني اللحم من بين أسنانه يطير فى الهواء، جعل الله تعالى رزقه من بين أسنانه ويرجع الحوت إلى مكانه ويستريح بسببه ويكون كل واحدمنهما سببا للآخر ولايترك الطير بلا رزق فكيف يترك الإنسان بلارزق.

Kabar yang menyempurnakan, (sebuah kisah), Wahai saudara-saudaraku, janganlah kalian bersedih atas rizki, dan janganlah rizki kalian mencegah untuk taat sebab Allah Ta’ala berfirman: “Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya” (Hud:6), sebagaimana telah datang kabar bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan seekor burung hijau di udara, dan Allah membuat ujung runcing di atas punggungnya dan ujung runcing di bawah perutnya, lalu Allah menciptakan ikan Paus di laut, dia (paus) makan ikan dan daging ikan tersebut masuk diantara gigi-giginya, daging ikan tersebut melukai dan menyakitinya, kemudian ikan paus mengeluarkan kepalanya dari air dan membuka mulutnya, lantas datanglah burung hijau tersebut, dia masuk ke mulut ikan paus dan memakan yang ada diantara gigi-giginya (daging ikan), dua tombak tersebut seperti dua tiang di mulut ikan paus, sehingga dia (paus) tidak bisa mengunyah dan memakannya (burung), maka ketika telah habis daging diantara gigi-giginya, burung tersebut terbang ke udara, Allah telah membuat rizkinya ada diantara gigi-gigi ikan paus, dan kembalilah ikan paus ke tempatnya, dia istirahat sebab hal tersebut, masing-masing dari keduanya menjadi sebab bagi yang lain, Allah tidak meninggalkan burung tanpa rizki maka bagaimana Allah meninggalkan manusia tanpa rizki.

( وفي حكاية ) إبراهيم بن أدهم رحمة الله عليه وكان سبب توبته إنه كان يوما من الأيام خرج إلى الصيد فنزل منزلا وبسط السفرة ليأكل الطعام فبينما هو كذلك جاء غراب و أخذ من السفرة خبزا بمنقاره وطار فى الهواء فتعجب إبراهيم من ذلك وركب فرسه وذهب إلى خلف الطير حتى صعد الغراب إلى الجبل وغاب عن عين إبراهيم فصعد إبراهيم أيضا الجبل لطلب الغراب فرأى من بعيد ذلك الغراب فلما دنا إبراهيم طار الغراب فرأى إبراهيم رجلا مشدودا بالحبل مضطجعا على قفاه فلما رأى إبراهيم ذلك الرجل على هذه الحالة نزل عن فرسه وحل شداده وسأل عن حاله وقصته فقال الرجل إني كنت تاجرا فأخذني قطاع الطريق وأخذوا ما كان معي من المال وقتلوني وشدوني وطرحوني في هذا الموضع وصار لي سبعة أيام كل يوم يجىء الغراب بالخبز ويجلس على صدري ويكسر الخبز بمنقاره ويضعه فى فمي وما تركني الله جائعا في تلك الأيام فركب إبراهيم فرسه وأردفه وجاء به إلى موضعه الذي كان نزل فيه وتاب إبراهيم بن أدهم ورجع إلى الله تعالى ونزع ثيابه الفاخرة ولبس الصوف وأعتق عبيده وأوقف عقاره و أملاكه وأخذ بيده عصا وتوجه إلى مكة بلا زاد ولا راحلة وتوكل على الله تعالى ولم يهتم على الزاد ولم يبق جائعا حتى وصل إلى الكعبة وشكر الله تعالى وأثنى عليه قال ومن يتوكل على الله فهو حسبه إن الله بالغ أمره قد جعل الله لكل شيء قدرا الآية.

(sebuah kisah) Ibrahim bin Adham semoga Allah merahmatinya, adapun sebab taubatnya adalah sesungguhnya pada suatu hari dia keluar untuk berburu, kemudian dia duduk di suatu tempat dan membuka alas untuk makan makanan, ketika dia melakukan hal tersebut datanglah seekor burung gagak, burung tersebut mengambil sepotong roti dari alas dengan paruhnya lalu dia terbang ke udara, Ibrahim kagum pada hal tersebut, diapun menaiki kudanya dan pergi membuntuti burung tersebut sambal melihat burung gagak itu dari kejauhan, ketika Ibrahim mendekat, terbanglah burung gagak tersebut, lantas Ibrahim melihat seorang laki-laki terikat tali yang kencang sambal berbaring diatas punggungnya, ketika Ibrahim melihat laki-laki itu dalam keadaan tersebut, dia turun dari kudanya dan melepas ikatannya, dia menanyakan keadaannya dan laki-laki tersebut bercerita kepadanya, lelaki tersebut berkata “Sesungguhnya aku adalah seorang pedagang, lalu para pencuri mengambil harta yang aku bawa, mereka menyakitiku mengikatku dan meninggalkanku di tempat ini, aku lalui tujuh hari di tiap hari datang burung gagak dengan roti dan duduk diatas dadaku, dia cuilkan roti dengan paruhnya dan meletakkan di mulutku, dan tidaklah Allah meninggalkanku kelaparan pada hari-hari tersebut”, kemudian Ibrahim menaiki kudanya, dia mengikutinya dan membawanya ke tempat yang dia duduki, Ibrahim bin Adham bertaubat dan kembali kepada Allah Ta’ala, dia lepas bajunya yang mewah dan memakai baju sufi, dia merdekakan budaknya yang kecil, dia waqofkan perkebunan serta harta bendanya, dia ambil tongkat dengan tangannya dan menuju Mekkah tanpa bekal dan kendaraan, dia tawakkal kepada Allah Ta’ala, dia tidak memperhatikan bekal, dan dia tidak kelaparan hingga dia sampai ke ka’bah, dia bersyukur kepada Allah Ta’ala dan memuji-Nya, Allah berfirman “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu” (Thalaq:3).

*BERSAMBUNG....*