Dalam sebuah video yang viral Habib Husein Ba'abud menceritakan bahwa Al-Habib Ali Al-Habsyi pernah bermimpi bertemu dengan Allah Ta'ala 40 kali. Bagi sebagian muhibbin langsung takjub dan percaya cerita dongeng tersebut, tapi bagi sebagian muhibbin seperti saya salah satunya tidaklah semudah itu mempercayai kisah religi terkait karamah tanpa cek and kroscek kebenaran berita tersebut melalui searching hujjah pendukungnya.
Setelah melakukan penelusuran dan pencarian saya mendapatkan keterangan dari sebuah kitab karya Habib Ali bin Muhsin As-Segaf yaitu Kitab Mas'alah Ar-Ru'yah dijelaskan bahwa seorang bisa bertemu atau melihat Allah Ta'ala dalam mimpinya adalah suatu hal yang mustahil (kedustaan) dan pengakuan tersebut terbantahkan oleh penjelasan kitab Ba'alawi berikut,
عن عبد الله بن أحمد قال : سمعت أبي يقول : رأيت رب العزة في المنام فقلت : يا رب ما أفضل ما تقرب به إليك المتقربون ؟ قال : بكلامي يا أحمد . قلت : يا رب بفهم أو بغير فهم ؟ قال : بفهم وبغير فهم. وليس في هذه الرواية كما ترى أنه رآه تسعة وتسعين مرة !! ثم إن هذا ليس من الحجج الشرعية باتفاق .
فالصحيح عندنا بل الذي نقطع به ونرى أن ما سواه خرافة من الخرافات أن الله تعالى لا يرى في النوم البتة ، لأن الله تعالى لا شكل له ولا صورة ولا هيئة وليس بنور بمعنى الضوء ليس كمثله شيء ولم يكن له كفواً أحد ، والمعروف أن من يقول بأنه رأى ربه في النوم أنه يرى رجلاً أو صورة إنسان يكلمه ويقع في قلبه أنه الله تعالى، وهذا ما يسميه بعض الناس بحجاب الصورة ، والله تعالى منزه عن الصور والأشكال قطعاً ، فعلى التحقيق يكون هذا الرائي لم ير الله تعالى ، والمنقول عن أحمد كذب ولا حجة فيه لو كان ثابتاً ، والأحكام لا تثبت بالرؤيا إجماعاً ، وبعض الناس يرون إنساناً ما في المنام فيقع في قلوبهم أو في خيالهـم أنـه اللـه تعـالى عمـا يتصورون ، فيُكلمهم ويكلمونه ونحن نقطع بأن هذا المرئي ليس الله تبارك وتعالى الذي ليس كمثله شيء
والحاصل أننا نقول بأن الله تعالى لا يرى في النوم البتة
Dari Abdullah bin Ahmad, dia berkata: Saya mendengar ayahku berkata: Saya melihat Tuhan Yang Maha Agung dalam mimpi, maka saya bertanya: Wahai Tuhan, apa yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada-Mu bagi orang-orang yang ingin mendekatkan diri kepada-Mu? Dia menjawab: Dengan firman-Ku, wahai Ahmad. Saya bertanya lagi: Wahai Tuhan, dengan pemahaman atau tanpa pemahaman? Dia menjawab: Dengan pemahaman dan tanpa pemahaman.
Namun, dalam riwayat ini tidak disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw. melihat Allah sebanyak 99 kali. Riwayat ini juga tidak termasuk dalam hujjah syar'iyah berdasarkan kesepakatan ulama. Menurut kami, yang benar dan yang kami yakini dengan pasti adalah bahwa Allah Ta'ala tidak dapat dilihat dalam mimpi sama sekali. Karena Allah Ta'ala tidak memiliki bentuk, rupa, atau sosok, dan Dia bukanlah cahaya dalam arti cahaya fisik. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia tidak memiliki tandingan.
Apa yang diketahui umum adalah bahwa orang yang mengaku melihat Allah dalam mimpi, sebenarnya melihat seorang laki-laki atau sosok manusia yang berbicara dengannya, dan terlintas dalam hatinya bahwa itu adalah Allah Ta'ala. Ini adalah apa yang disebut oleh sebagian orang sebagai "Hijab Ash-Shurah" (tabir bentuk). Padahal Allah Ta'ala terbebas dari bentuk dan rupa secara pasti. Maka, hakikatnya orang yang melihat itu tidaklah melihat Allah Ta'ala. Riwayat yang dinisbatkan kepada Ahmad adalah palsu dan tidak bisa dijadikan hujjah, bahkan jika riwayat itu shahih. Hukum-hukum agama tidak bisa ditetapkan berdasarkan mimpi, berdasarkan ijma' (kesepakatan ulama). Sebagian orang melihat seseorang dalam mimpi, lalu terlintas dalam hati atau khayalannya bahwa itu adalah Allah Ta'ala, padahal Allah jauh lebih tinggi dari apa yang mereka bayangkan. Orang itu berbicara dengan mereka dan mereka berbicara dengannya. Kami yakin bahwa apa yang dilihat itu bukanlah Allah Ta'ala yang tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.
Jadi, kami katakan bahwa Allah Ta'ala tidak dapat dilihat dalam mimpi sama sekali." (Mas'alah Ar-Ru'yah, Al-Habib Ali bin Muhsin As-Segaf, cet. Dar Al-Imam An-Nawawi, cetakan kedua tahun 1428 H/2007 M hal.123)
وحكي أن الإمام أحمد رأى المولى سبحانه وتعالى في المنام تسعاً وتسعين مرة وقال : وعزته إن رأيته تمام المائة لأسألنه ، فرآه فقال : سيدي ومولاي ما أقرب ما يتقرب به المتقربون إليك ؟ قال : تلاوة كلامي . فقال : بفهم أو بغير فهم . فقال : يا أحمد بفهم وبغير فهم(١٢٢)
=========
(۱۲۲) هذا كذب موضوع لا يثبت ! وتقدم في هذه الرسالة بيان عدم ثبوت ذلك وأنه لو ثبت لا حجة فيه . فأحمد بن حنبل لم تقع معه هذه الواقعة ولا رأى تلك الرؤية وإنما هي من صنع أصحاب الخيالات الفاسدة من المجسمة والمشبهة ! ولو وقعت وصحت لم يكن فيها حجة كما قدمنا !!
"Dikisahkan bahwa Imam Ahmad (bin Hanbal) melihat Allah SWT dalam mimpi sebanyak 99 kali dan dia berkata, "Demi keagungan-Mu, jika aku melihat-Nya untuk yang ke-100 kalinya, aku pasti akan bertanya kepada-Nya." Lalu dia melihat-Nya dan berkata, "Wahai tuanku dan tuhanku, apa yang paling dekat untuk mendekatkan diri kepada-Mu?" Allah menjawab, "Membaca firman-Ku." Imam Ahmad bertanya lagi, "Dengan pemahaman ataukah tanpa pemahaman?" Allah menjawab, ya Ahmad, dengan pemahaman dan tanpa pemahaman."(122)
========
(122) Namun, ini adalah kedustaan dan riwayat palsu yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya! Di awal risalah ini telah dijelaskan bahwa riwayat tersebut tidak dapat dibuktikan dan bahwa jika pun riwayat itu shahih, tidak ada hujjah di dalamnya. Imam Ahmad bin Hanbal tidak pernah mengalami peristiwa seperti itu dan tidak pernah melihat Allah dalam mimpi seperti yang dikisahkan. Kisah ini hanyalah hasil rekaan orang-orang yang memiliki khayalan rusak dari kalangan Mujassimah dan Musyabbihah! Jika pun peristiwa itu benar-benar terjadi dan sahih, tidak ada hujjah di dalamnya sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya." (Mas'alah Ar-Ru'yah, Al-Habib Ali bin Muhsin As-Segaf, cet. Dar Al-Imam An-Nawawi, cetakan kedua tahun 1428 H/2007 M hal.135)
وقد قال بعض الصوفية : إنه رأى ربه في منامه على وصفه ، فقيل له : كيف رأيته ، فقال : انعكس بصري في بصيرتي فصرت كلي بصراً فرايـــت من ليس كمثله شيء
ومما علقناه على هذه الفقرات للإمام النووي والعلامة الباجوري رحمهما الله تعالى يتبين لك فساد أدلة القائلين بالرؤية وأن مبناها على التقليد لا التحقيق ، ويكفي أن يصل المتأمل إلى فهم ما انطوت عليـه مـن أخطاء
ومغالطات !
فقد حاولنا استقصاء هذه المسألة على حسب القدرة والاستطاعة
Sebagian kalangan sufi ada yang mengatakan, "Aku melihat Tuhanku dalam mimpi sesuai dengan sifat-Nya." Ketika ditanya, "Bagaimana kamu melihat-Nya?" Dia menjawab, "Penglihatanku memantul ke dalam bashirah (mata batin)ku, sehingga aku menjadi seluruhnya penglihatan. Maka, aku melihat Dzat yang tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya."
Dari catatan yang kami cantumkan pada paragraf-paragraf ini dari Imam An-Nawawi dan Al-'Allamah Al-Baijuri, semoga Allah merahmati keduanya, dapat diketahui bahwa dalil-dalil orang yang mengatakan bahwa Allah dapat dilihat adalah rusak. Dasar pendapat mereka hanya mengikuti taklid, bukan hasil penelitian yang mendalam. Cukuplah bagi orang yang mau berpikir untuk memahami kesalahan dan kekeliruan yang terkandung dalam pendapat tersebut.
Kami telah berusaha untuk membahas masalah ini secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan kami." (Mas'alah Ar-Ru'yah, Al-Habib Ali bin Muhsin As-Segaf, cet. Dar Al-Imam An-Nawawi, cetakan kedua tahun 1428 H/2007 M hal.136). Wallahu a'lam 🙏🏻
Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamii
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar