Dalam sebuah video medsos yang viral terkait ucapan bahwa kencing dan kotoran para imam adalah penyebab masuk surga, barang siapa yang minum dan makan air kencing dan kotoran (para imam) Allah haramkan masuk neraka dan Allah masukkan surga. Apa benar begitu?
Bagi ajaran syiah, ini hal yang biasa. Bagi penganut syiah, kotoran para imam bukan sesuatu yang menjijikkan, tapi sumber keberkahan. Bagi penganut syiah, kotoran para imam menyebabkan masuk surga.
Ketahuilah bahwa apa yang ada dalam video adalah salah satu dari akidah syiah yang mengkultuskan para imamnya. Dan diantara yang menjelaskan akan hal tersebut terdapat dalam kitab karya Syeikh Zainal Abidin Al-Kulbayakani (1218 H - 1289 H). Ia adalah seorang ulama dan mufassir Syiah Iran yang disebut Al-Kulbayakani, yang merujuk pada kota Kulbayakan, tempat kelahiran dan masa kecilnya. Ia kemudian berhijrah ke Isfahan untuk belajar ilmu-ilmu Islam dan belajar dari Muhammad Taqi, penulis Hasyiah Al-Ma'alim. Selanjutnya, ia pergi ke Karbala dan belajar dari Syeikhnya para ulama dan penulis Al-Fushul, kemudian dalam periode berikutnya pergi ke Najaf dan mempelajari fiqh dari Ali bin Ja'far dan penulis Al-Jawahir. Setelah itu, ia kembali ke kampung halamannya di Kulbayan dan menjadi pemimpin serta mengajar dalam berbagai urusan keagamaan.
Dalam kitab karyanya dia menuliskan,
فرق بين البول والغائط والمني وغيرها، و كذا أذهب الله عنهم الرجس وطهّرهم تطهيراً وعصمهم من السوء والخطأ والنسيان، فليس في بول المعصومين ودمائهم وأبوالهم وغائطهم استقذاء يوجب الاجتناب في الصلاة ونحوها — كما هو معنى النجاسة ولانتن في بولهم وغائطهم بل هما كالمسك الأذفر، بل من شرب بولهم ودمهم يحرم الله عليه النار واستوجب دخول الجنة.
Ada perbedaan antara air kencing, kotoran, mani, dan sejenisnya. Demikian pula Allah telah menghilangkan dari mereka (Ahlulbait) segala kotoran dan menyucikan mereka dengan sesuci-sucinya, serta memelihara mereka dari keburukan, kesalahan, dan kelupaan. Maka tidak ada pada air kencing para ma‘shum, darah mereka, air seni mereka, dan kotoran mereka sesuatu yang menjijikkan yang mewajibkan untuk dihindari dalam shalat dan semisalnya sebagaimana makna najis. Tidak ada bau busuk pada kencing dan kotoran mereka, bahkan keduanya seperti kasturi yang paling harum. Bahkan barang siapa meminum air kencing dan darah mereka, maka Allah mengharamkan neraka atas dirinya dan mewajibkan baginya untuk masuk surga." (Anwar Al-Wilayah, Mula Zainal Abidin Al-Kulbayakani, tahun 1419 H. hal.440)
Bahkan ulama syiah lainnya Abu Jafar berkata: “Ciri-ciri Imam ada 10 diantaranya,
1. Dilahirkan sudah dalam keadaan berkhitan.
2. Begitu menginjakkan kaki di bumi ia mengumandangkan dua kalimat syahadat.
3. Tidak pernah junub.
4. Matanya tidur hatinya terbangun.
5. Tidak pernah menguap
6. Melihat apa yang di belakangnya seperti melihat apa yang di depannya.
7. Bau kentut dan kotorannya bagaikan misik….” (Al-Kaafi juz 1 hal.319, Kitabul Hujjah Bab” Maulidul Aimmah).
Oleh karenanya, untuk mewaspadai ajaran Syiah, sangat perlu memahami perbedaan utama akidah, seperti keyakinan terhadap Imamah yang tidak dianut Ahlussunnah, serta potensi adanya perbedaan dalam praktik keagamaan dan pandangan terhadap sahabat Nabi. Perbedaan ini meliputi perbedaan dalam sumber hukum dan akidah yang menyebabkan kaum Syiah menganggap umat Ahlussunnah sebagai kafir, yang merupakan perbedaan mendasar yang harus diwaspadai.
Disamping itu paham Ahlussunnah harus menolak praktik keagamaan yang menyalahi syariat agama islam terlebih harus tidak meyakini sesuatu yang tidak bisa diterima dengan akal sehat tanpa adanya hujjah yang kuat. Wallahu a'lam
Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar