MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Senin, 08 September 2025

KAJIAN TENTANG AJARAN AKAN KEMULIAAN DAN KEBERKAHAN MAKAM SYARIF BA'ALAWI


Ziarah kubur adalah salah satu amalan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Selain untuk mengingat kematian, ziarah juga bertujuan mendoakan ahli kubur dan mengambil pelajaran dari kehidupan mereka. Dalam Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja), ziarah kubur memiliki tata cara yang benar sesuai ajaran para ulama. Namun, harus diwaspadai praktik menyimpang yang sering diajarkan oleh Klan Ba’alwi, seperti meminta hajat kepada penghuni kubur dan menganggap wali yang sudah wafat memiliki kuasa juga  doa yang dipanjatkan.

Sayangnya, dewasa ini sering dipertontonkan video melalui medsos mengenahi adegan penyimpangkan makna ziarah kubur dengan cara-cara berikut:

1. Meminta hajat kepada ahli kubur seolah-olah mereka memiliki kuasa penuh untuk mengabulkan doa.

2. Menganggap wali yang sudah wafat bisa mengabulkan doa tanpa izin Allah.

3. Meyakini bahwa doa akan terkabul jika ditujukan langsung kepada wali, bukan kepada Allah.

Padahal, dalam Islam, doa hanya boleh ditujukan kepada Allah SWT, bukan kepada manusia, jin, atau makhluk lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah meminta sesuatu kepada penghuni kubur, melainkan hanya berdoa kepada Allah.

Eronisnya, maaf sebagian dari kalangan habaib maupun non habaib yang justru memberi contoh dan mengajarkan penyimpangan saat berziarah bahkan menyeru kepada pemilik makam saat berdoa dan bukan kepada Allah semata. Hal seperti itu ternyata juga diterangkan oleh Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran dalam kitabnya,

فصل

في شيء من فضل قبره الشريف وضريحه المنيف . أقوال المشايخ في ذلك كثيرة ، ولكنا نقتصر على ذكر خمسة أقوال الحمسة من المشايخ الكبار على طريق الاختصار ، كان الشيخ الكبير العارف بالله وبأيام الله

وأحكامه عبد الله بن الشيخ وحيد عصره ، وفريد دهره ، علوي بن القطب النقيه المشهور ، اذا وقف على قبر جده قطبه الاولياء الاصفياء الفقيه المذكور يقول برفع صوته : الصيد كل الصيد في جوف القراء وأشد لسان حاله ..

يادار ان غزالا فيك تيمني # 

الله درك ما تحويه يادار

وقال الشيخ فصل بن عبد الله كان الفقيه العالم العامل مجموع أنواع المحاسن و الفضائل الشيخ محمد ابن علوي بن الشيخ احمد بن القطب الفقيه المشكور يقول أحب قعدة الي في الدنيا قعدة عند قبر جدي الفقيه محمد بن علي علوي رضي الله عنهم ونفع بهم وأنشد لسان حاله خليلي هـذا ربع عزة فاعقلا قلوصيكما تم أحالا حيث حلت

ولا تيأسا ان يقبل الله منكما اذا أنها صليتها حيث صلت

حكي عن بعضهم انه قال من زار قبر جده قبل قبر الشيخ الفقيه محمد بن على بطلت زيارته وقال بعضهم رأيت حال الحرير تنشر عند قبر الفقيه محمد بن علي وكثيراً ما يروى الاخيار نزول الرحمة عند قبره على زواره واستجابة الدعاء عند ضريحه الشريف مشهورة ، فكم من مريض ببركته قد يبرى ، وسقيم قد يشفى ، ولا يزوره زائر مصدق الا ويرجع ينجح مطلوبه ، ويعود بفوز مرغوبه ، فسقما الله ذلك الضريح الشريف وقدس ذلك الروح اللطيف وبارك في تلك الاسرار وعظم في تلك الانوار ، ورفع درجاته وأعلى مقاماته مع النبي المصطفى المختار ، وأصحابه الابرار ، وأشدوا شعراً أمر على الديار ديار ليلى اقبل ذا الجدار وذا الجدار وما حب الديار شغفن قلبي ولكن حب من سكن الديار

*Bab (Pasal)*

"Tentang keutamaan makamnya yang mulia dan kuburannya yang agung. Pendapat para ulama mengenai hal ini sangat banyak, tetapi kami akan membatasi pada penyebutan lima pendapat dari para ulama besar secara singkat. Salah satu ulama besar yang mengenal Allah dan hari-hari-Nya serta hukum-hukum-Nya adalah Abdullah bin Syeikh Wahid, yang merupakan satu-satunya di zamannya dan unik di masanya, Alawi bin Qutb yang suci dan terkenal. Ketika ia berdiri di makam kakeknya, Qutb para wali yang suci, ia berkata dengan suara keras: "Buruan yang sesungguhnya ada di dalam diri para pembaca." 

Dan lebih lanjut ia berkata:

"Wahai rumah, di dalam dirimu seorang rusa terpesona, Semoga Allah memberkatimu, wahai rumah yang kau miliki."

Dan Syeikh Fashl bin Abdullah berkata, bahwa ulama yang berilmu dan beramal, yang merupakan kumpulan segala macam keutamaan dan kebaikan, Syekh Muhammad bin Alawi bin Syeikh Ahmad bin Qutb, yang terpuji, berkata: "Tempat yang paling aku cintai di dunia adalah duduk di samping makam kakekku, ulama Muhammad bin Ali Alawi, semoga Allah meridhoi mereka dan memberi manfaat melalui mereka." Ia melantunkan:

"Temanku, ini adalah tempat kebanggaan, Maka ingatlah unta kalian, saat ia pergi, Dan janganlah putus asa jika Allah menerima dari kalian, Karena ia telah aku lakukan di tempat yang telah dilakukan."

Diceritakan bahwa ada di antara mereka yang berkata, "Barang siapa yang mengunjungi makam kakeknya sebelum makam Syekh ulama Muhammad bin Ali, maka kunjungannya akan batal." Dan ada yang berkata, "Aku melihat keadaan sutra yang terbentang di makam ulama Muhammad bin Ali." Seringkali terdengar bahwa rahmat turun di makamnya kepada para pengunjungnya, dan doa-doa yang diterima di kuburannya yang mulia sangat terkenal. Betapa banyak orang sakit yang disembuhkan karena berkahnya, dan yang lemah dipulihkan. Tidak ada pengunjung yang percaya kecuali mereka kembali dengan berhasil mendapatkan keinginannya, dan kembali dengan kesuksesan yang diharapkan. Semoga Allah memuliakan makam yang mulia tersebut, dan menguduskan ruh yang lembut itu, serta memberkati rahasia-rahasia tersebut, dan mengagungkan cahaya-cahaya itu, serta mengangkat derajatnya dan mengangkat kedudukannya bersama Nabi yang terpilih dan sahabat-sahabat yang mulia. Dan nyanyikanlah puisi:

"Biarkan aku melewati rumah-rumah, rumah-rumah Layla, Mendekati dinding ini dan dinding itu, Bukan cinta pada rumah yang menyita hatiku, Tetapi cinta kepada yang menghuni rumah-rumah itu." (Al-Burqah Al-Musyiqah, Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran hal.211-212). 

Ziarah kubur adalah amalan sunnah yang dianjurkan dalam Islam, terutama dalam ajaran Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja). Berziarah di makam wali Allah memang merupakan tempat yang mustajab untuk berdoa, tetapi doa tetap harus ditujukan kepada Allah SWT, bukan kepada ahli kubur.

Waspadai ajaran yang sering menyesatkan umat dengan mengajarkan praktik yang berlebihan, seperti meminta langsung kepada wali yang sudah wafat dan menganggap mereka memiliki kuasa untuk mengabulkan doa. Kita harus tetap berpegang pada ajaran yang lurus sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para ulama shalih, agar terhindar dari praktik yang menyimpang. Wallahu a’lam 

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini  menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar