MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Senin, 08 September 2025

KAJIAN KITAB AL-BURQAH AL-MUSYIQAH TENTANG KISAH HIJRAHNYA AHMAD BIN ISA (Karya Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran)



Mengawali kajian saya ini permohonan maaf kepada sahabat fillah semuanya atas kesalahan yang mungkin terjadi dalam pemaparan terkait kisah hijrahnya Imam Ahmad bin Isa Al-Muhajir dari Basrah Irak hingga sampai ke Tarim Hadhramaut Yaman sebagaimana yang dijelaskan oleh Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran dalam kitab karyanya Al-Burqah Al-Musyiqah mulai halaman 30-32 sebagai berikut,

ومنهم السيد الامام والحبر الهمام ذو العقل الكبير والقلب المستنير والعلم العزيز شهاب الدين أبو الشيوخ ومعدن الكرم والفتوح الشيخ احمد بن عيسى بن محمد بن على بن جعفر الصادق ذكره ارباب التواريخ واثنوا عليه كان ممن فاق في الفضائل والمحاسن وعلا اقرانه وسما في انواع المجد شانه وارتفع فى محل الكرم والسخاء مقامه كان له بالعراق موطن ومدينة البصرة له محل ومنزل كان صاحب بصيرة بسيطة ومعرفة واسعة عزيرة فلما كمل في الطاعة والمعرفة محله وانصقلت بنور خصوصية الولاية عين بصيرة جنانه وكان له في العراق الجاء الواسع والعيش الرمحميد النافع ولكنه كان له بعقله المستنير وعلمه البسيط الغزير نظر عظيم في العواقب وفكر جسيم في سموم الشهوات المواطب وفيما يحصل به السعادة العظمى والدرجات العلى والفوز في العقبى واللذة العظيمة الكبرى التي هي النظر الى وجه الله المليك الاعلى فحين اشرق في عين سويداء بصيرته وجوهر مرآة مجلى حقيقته عواقب الامور ومحصول زبد الخيرات واالسرور وحقايق الدنيا والآخرة وما في بر از خما من منافع وشرور وغم وترح وفرح وسرور ، وما اطلاع عليه بنور فراسته وشهود عين بصيرته ما يحصل في العراق من الفتن الدينية والدنيوية فامتثل امر الله تعالى حيث يقول في كتابه العزيز وفروا الى الله الآية. 

"Di antara mereka adalah Sayyid Imam dan ahli ilmu yang agung, yang memiliki akal yang besar, hati yang bercahaya, dan ilmu yang berharga, Syihabuddin Abu Asy-Syuyukh, sumber kemurahan dan keberkahan, Syeikh Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Ja'far Ash-Shadiq. Nama beliau disebutkan oleh para ahli sejarah dan mereka memujinya. Ia termasuk orang yang unggul dalam keutamaan dan kebaikan, melebihi rekan-rekannya, serta mengangkat derajatnya dalam berbagai jenis kemuliaan. Ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam kemurahan hati dan dermawan. Ia memiliki tempat tinggal di Irak, yaitu kota Basrah, di mana ia memiliki rumah dan tempat tinggal. Ia adalah orang yang memiliki wawasan sederhana dan pengetahuan yang luas. 

Ketika ia menyempurnakan ketaatan dan pengetahuannya, cahaya khusus dari wilayah menyinari mata batinnya, dan ia memiliki pandangan yang luas tentang masa depan serta pemikiran yang mendalam mengenai racun syahwat yang berbahaya. Ia memikirkan apa yang akan mendatangkan kebahagiaan abadi, derajat yang tinggi, kemenangan di akhirat, dan kenikmatan yang agung, yaitu melihat wajah Allah Yang Maha Tinggi. Ketika cahaya kebijaksanaan menyinari mata batinnya dan ia melihat dengan jelas esensi dari berbagai perkara, hasil dari kebaikan dan kebahagiaan, serta hakikat dunia dan akhirat, beserta apa yang ada di dalamnya berupa manfaat, keburukan, kesedihan, kesenangan, dan kebahagiaan, ia menyaksikan dengan cahaya ketajaman pandangannya apa yang terjadi di Irak berupa berbagai fitnah, baik yang bersifat agama maupun duniawi.

Ia pun melaksanakan perintah Allah SWT yang berfirman dalam kitab-Nya yang mulia: 'Lari lah kepada Allah' (QS. Al-Zariyat: 50). (Al-Burqah Al-Musyiqah hal.30)

وحيث أمر الله ورسوله بالهجرة فقر بنفسه ودينه وأهله وأولاده ومن يقبل مشورته من عشيرته وأصحابه وقرابته عن الاوطان مهاجراً في رضا الرحمن واحتمل المشقة وتعب النقلة في ذات الله الكريم المنان ورغبته فها عند الله من جزيل الثواب وحسن المآب وزهدا في الحظوظ العاجلة والشهوات الزائلة وبذل النفس والمال والجاه وفراراً الى حضرة الرحمن وطلباً للسعادات الاخروية والمعالي العلوية والدرجات الرضوانية فرحل من البصرة بمن معه الى المدينة الشريفة ثم الى مكة المشرفة ثم تنقل في قرى اليمن ثم الى حضرموت متنقلا من بلد الى بلد الى ان استوطن بحضرموت ثم استقر بتريم المحروس واولاده وذريته واستوطنوا بها وكان في كل اموره ومجامع احواله وشانه يطلب من الله تعالى الخيرة ويكرر الاستخارة وكل ذلك بامر من الحق له واذن ربانى واشارة رحمانية اعني إيداع هذه السلالة النبوية والعصبة الشريفة العلوية في البلد المبارك والمدينة الشريفة تريم المصانة المحروسة ببركة المصطفى وقد بلغنى عن بعض الاخيار انه رأى المصطفى المختار بأعلى مكان من تريم وهو يقول يا اهل هذه البلدة ان لنا عندكم وديعة من أغضبها أغضبنا ومن أرضاها أرضانا هذا معنى كلامه أو قريب من لفظه. ورأى الشيخ المحقق العارف بالله المدقق أبو العباس المريني المغربي فاطمة البتول بنت محمد المصطفى الرسول كشفا وهي تقول له في أشراف يبغضون الشيخين ومذهبهم باطل انفك منك وان كان أجدع والنسب لا ينقطع بالمعصية .

فكيف بهؤلاء السادة بني علوي الذين أدناهم والمقصر منهم في أموره هو الشريف السني وهو في غير جهة حضرموت أغرب من عنقا مغرب.

"Dan karena perintah Allah dan Rasul-Nya untuk berhijrah, ia pun meninggalkan tanah airnya demi Allah, agama, keluarga, anak-anaknya, dan siapa pun yang menerima nasihatnya dari kerabat dan sahabatnya. Ia hijrah menuju keridhaan Sang Maha Pengasih, menanggung kesulitan dan kepenatan berpindah demi Allah Yang Maha Pemurah. Ia berharap akan ganjaran yang besar dari Allah dan tempat kembali yang baik, serta menjauhkan diri dari kenikmatan yang sementara dan syahwat yang fana. Ia rela mengorbankan jiwa, harta, dan kedudukan, serta berlari menuju kehadiran Allah Yang Maha Pengasih, mencari kebahagiaan di akhirat, kemuliaan yang tinggi, dan derajat keridhaan. Maka ia berangkat dari Basrah bersama rombongannya menuju kota suci Madinah, kemudian ke Mekkah yang mulia, lalu berpindah-pindah di desa-desa Yaman, kemudian ke Hadhramaut, berpindah dari satu tempat ke tempat lain hingga akhirnya menetap di Hadhramaut, lalu tinggal di Tarim yang terjaga. Ia dan anak-anaknya tinggal di sana, dan dalam setiap urusannya serta segala hal yang dihadapinya, ia selalu meminta kepada Allah SWT agar diberikan kebaikan dan mengulangi shalat istikharah. Semua itu adalah perintah dari Tuhan dan izin Ilahi, serta petunjuk rahmat, yaitu memasukkan keturunan nabi ini dan golongan mulia Alawi ke dalam negeri yang diberkati dan kota suci Tarim yang terpelihara dengan berkah Muhammad. Saya (Abu Bakar Sakran) mendengar dari beberapa orang baik (orang terpilih) bahwa mereka (bermimpi) melihat Muhammad Al-Musthafa (yang terpilih) di tempat tertinggi di Tarim, dan beliau bersabda, 'Wahai penduduk negeri ini, sesungguhnya kami memiliki titipan di antara kalian; siapa yang membuat marahnya, maka kami akan marah, dan siapa yang membuatnya senang, maka kami akan senang.' Ini adalah makna ucapannya atau yang mendekati kata-katanya. Dan Syekh Al-Muhaqqiq (seorang peneliti) Al-'Arif Billah Al-Mudaqqiq (seorang yang mumpuni ilmunya) Abu Abbas Al-Murini Al-Maghribi (bermimpi) melihat Fathimah Al-Batul, putri Muhammad Al-Mustafa Rasulullah, yang mengungkapkan kepadanya tentang orang-orang terhormat yang membenci kedua syeikh tersebut, dan bahwa mazhab mereka adalah batil, mereka terputus dari nasab, meskipun mereka adalah orang-orang yang paling hina, dan nasab tidak akan terputus karena kemaksiatan. Lalu bagaimana dengan para sultan ini, keturunan Alawi, yang paling dekat dengan kita, dan yang kurang dalam hal urusannya, padahal dia adalah seorang yang mulia dan sunni, sementara dia berada di luar wilayah Hadhramaut, lebih asing dari pada unta yang datang dari arah barat." (Al-Burqah Al-Musyiqah hal.31-32)

Dari penjelasan kitab tersebut ada dua hal yang musykil menurut pemahaman saya, sehingga perlu penguat argumentasi dari statement Syeikh Ali bin Abu Bakar As-Sakran tersebut dengan hujjah ilmiah sebagai landasannya.

Pertama; Syeikh Abu Bakar Sakran berkata pernah mendengar dari beberapa orang baik (orang terpilih) bahwa mereka (bermimpi) melihat (Nabi) Muhammad Al-Musthafa (yang terpilih) di tempat tertinggi di Tarim, dan beliau bersabda, 'Wahai penduduk negeri ini, sesungguhnya kami memiliki titipan di antara kalian; siapa yang membuat marahnya, maka kami akan marah, dan siapa yang membuatnya senang, maka kami akan senang."

Kedua; Syeikh Abu Bakar As-Sakran mengatakan bahwa Syekh Al-Muhaqqiq (seorang peneliti) Al-'Arif Billah Al-Mudaqqiq (seorang yang mumpuni ilmunya) Abu Abbas Al-Murini Al-Maghribi (bermimpi) melihat Fathimah Al-Batul, putri Muhammad Al-Mustafa Rasulullah, yang mengungkapkan kepadanya tentang orang-orang terhormat yang membenci kedua syeikh tersebut, dan bahwa mazhab mereka adalah batil, mereka terputus dari nasab, meskipun mereka adalah orang-orang yang paling hina, dan nasab tidak akan terputus karena kemaksiatan." Wallahu a’lam 

Oleh karenanya, besar harapan saya buat sahabat fillah semuanya berkenan memberikan penjelasan dan pencerahan demi mencari pemahaman dan kebenaran untuk umat manusia. 

Demikianlah Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar