Masya Allah, setelah memperhatikan, mencermati dan menyimpulkan titik permasalahan nasab habaib yang tidak kunjung selesai ini ternyata bukan karena kebencian umat islam kepada dzurriyah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, akan tetapi kontroversi ini terjadi disebabkan oleh adanya sebagian umat islam yang meragukan akan keabsahan dan validitasnya nasab habaib di negeri tercinta ini.
Salah satu usaha terbaik dalam mencari solusi adalah duduk bersama saling memberikan bukti baik argumentasi secara ilmiah maupun legalitas yang dipermasalahkan dan dari masing-masing pihak bisa menahan diri tidak larut dalam perpecahan. Karena sesungguhnya mencintai dzurriyah nabi suatu kewajiban bersama sebagaimana banyak riwayat hadits menyebutkan tentang hal itu. Sebagaimana secara panjang lebar dijelaskan oleh seorang ulama yaitu Sayyid Radhiyuddin bin Muhammad bin Ali Haidar Al-Musawi Al-Amili Al-Makki dalam kitab karyanya Tandhid Al-Uqud As-Saniyah bi At-Tamhid Ad-Daulah Al-Hasaniyah berikut,
ووجب مَحَبَّةُ ذُرِّيَّةِ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ.
وعلى الجملة، فقد كان هذا السيد ظالماً، فتاكاً للدماء، ذا جراءةٍ على حرمات الله تعالى؛ هكذا ذكر أهل التواريخ والسير، غير أن اتصال نسبه الشريف برسول الله ﷺ لا ريب فيه، ولا تشكيكَ بغنائه، فلعل الرحمة الإلهية تداركه ببركة ذلك واتّقائه، فمن كان فرعه البرهـوتة الشريفة، والنبعة المنيفة، فقد أوجب الله عليه تعظيمه وتشريفه، من غير تعرّض لما يصدر منه وينقل عنه من الأمور القبيحة، والحركات المستهجَنة، والإغضاء وعدم الانتقاد لما يصدر من ذريته ﷺ في أخَل القربات، وأعظم الموجبات في توفيق الإيمان للبازِرِيّ (٢). إنَّ من علامات محبّة الله محبّة ذريته، وإكرامهم، والإغضاءَ عن انتقاصهم، لما انتقد ذرية محمدٍ ﷺ فقد آذاه، ومن آذاه فقد آذى الله، ومن آذى الله فقد كفر.
وأن ينبغي المؤمن عن انتقاد أولاد الصحابة أيضاً، كما أغضى عن انتقاد ذرية رسول الله ﷺ، وأهل البيت؛ لأنهم قومٌ شرَّفهم الله تعالى، وأخلاقهم تغلب، فلا تعتب.
عليها أعمالهم، كما تتبلب الأعمال فيمن أقدارهم بحسب أعمالهم (١) انتهى.
نقل ذلك السيد العلامة السيد عبد الرحيم السمهودي في تأليفه الإشراف في فضل الأشراف (٢)، وكان مختصر جواهر العقدين لعمته العلامة السيد علي السمهودي (٣).
ثم قال: قالت: والإغضاء هو غض البصر، والتغافل هو التطّلع إلى الشيء ليعرف حقيقة ذلك الشيء، فلا ينبغي التطلع إلى أحد من ذرية محمد ﷺ وأهل البيت، يعني: إذا كانو على شيء من التباغض، بل يغض طرفه ويتشاغل (٤) عنهم. هذا ما ظهر لي في معنى ذلك (٥)، انتهى كلامه رفع الله بيرهم مقامه.
أقول: هذا كله نظر إلى أن فاطمة عليها السلام بضعة من رسول الله ﷺ، فإن أوذيَت يؤذيه، فلا شك أنهم بضعة من رسول الله ﷺ يغضبوا إذا اُغضبتها.
وإلى هذا الأصل طمح نظر عمر بن الخطاب حين خطب أم كلثوم ابنة فاطمة عليها السلام، بل قال: إني أحب أن يكون عندي عضو من أعضاء رسول الله ﷺ.
"Dan wajib mencintai keturunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Secara umum, orang ini adalah seorang yang zalim, penggenggam darah, berani melanggar kehormatan Allah Ta'ala; demikianlah yang disebutkan oleh para sejarawan dan ahli sejarah. Namun, tidak diragukan lagi bahwa hubungan nasabnya yang mulia dengan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah pasti, dan tidak ada keraguan tentang kemuliaannya. Semoga rahmat ilahi menyertainya dengan berkah dari itu dan ketakwaannya, karena siapa pun yang memiliki keturunan yang mulia dan terhormat, Allah telah mewajibkan untuk memuliakannya dan menghormatinya, tanpa mencela apa yang dilakukan dan dikatakan oleh keturunannya Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal-hal yang tidak baik, gerakan yang tidak disukai, dan mengabaikan serta tidak mengkritik apa pun yang muncul dari keturunannya Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah, dan merupakan salah satu sebab terbesar dalam mendapatkan keberkahan iman bagi yang berusaha. Sesungguhnya, salah satu tanda cinta Allah adalah mencintai keturunan-Nya, memuliakan mereka, dan mengabaikan penghinaan terhadap mereka. Barang siapa yang mengkritik keturunan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, maka ia telah menyakitinya, dan siapa yang menyakitinya, berarti ia telah menyakiti Allah, dan siapa yang menyakiti Allah, maka ia telah kafir.
Seharusnya seorang mukmin juga menghindari mengkritik anak-anak para sahabat, sebagaimana ia mengabaikan kritik terhadap keturunan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Ahlul bait; karena mereka adalah umat yang dimuliakan oleh Allah Ta'ala, dan akhlak mereka unggul, maka jangan ada yang mencela."
"Di atas mereka adalah amal perbuatan mereka, sebagaimana amal perbuatan terbalik pada orang-orang yang ditentukan menurut amal perbuatan mereka (1) selesai.
Hal itu dikutip oleh Sayyid Alim Sayyid Abdul Rahim Al-Samhudi dalam karyanya 'Al-Isyraf fi Fadhil Al-Asyraf' (2), dan juga merupakan ringkasan dari 'Jawahir Al-Aqdain' oleh bibinya, Sayyid Ali Al-Samhudi (3).
Kemudian dia berkata: Dia berkata: 'Mengalihkan pandangan adalah menahan pandangan, dan berpura-pura tidak melihat adalah mengamati sesuatu untuk mengetahui hakikatnya, maka tidak seharusnya mengamati siapa pun dari keturunan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan Ahlul Bait, maksudnya: jika mereka dalam keadaan saling membenci, sebaiknya menahan pandangan dan tidak memperhatikan (4) mereka. Ini adalah apa yang terlihat bagi saya dalam makna itu (5), selesai ucapannya, semoga Allah mengangkat derajatnya.
Saya katakan: Semua ini merujuk pada bahwa Fatimah 'alaihassalam adalah bagian dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena jika dia disakiti, maka dia juga disakiti. Tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah bagian dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang akan marah jika dia disakiti.
Dan pada prinsip inilah Umar bin Khattab menginginkan saat melamar Ummu Kulthum, putri Fatimah 'alaihassalam, bahkan dia berkata: 'Saya ingin memiliki salah satu anggota Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam." (Tandhid Al-Uqud As-Saniyah bi At-Tamhid Ad-Daulah Al-Hasaniyah, Ar-Ridha Al-Amili Al-Makki, tahqiq Sayyid Mahdi Ar-Raja'i, juz 1 hal.164-165)
قال السيد علي السمهودي: فكل من يشاهد اليوم من ولدها، فهو بعظمة من تلك البضعة، وإن تعددت الوسائط كما سبقت الإشارة إليه، فمن تأمل في ذلك، كيف لا ينبعث عن قلبه داعي الإجلال والتعظيم لهم، ويجتنب بغضهم على أية حالة كانوا عليها. انتهى.
وقال في موضع آخر: واحذر أن تبغض النفس في بغضهم بما يرى به بعضهم من الابتداء ومعاندة الأتباع، فهذا لا يخرجهم من دائرة الذرية، ولا النسبة النبوية. وقال كل يعمل على شاكلته. انتهى.
قلت: هذا إذا كان في الأديان التي عليها المشاحة العظيمة، وإراقة الدماء، في بعض المخالفات، كارتكاب ما لا يليق من سب ونحوه، فما بالك بمن كان على سنن مستقيم، إنما صدر منه بعض الغلو وأخطأ على وجهٍ لا يحتاج الملك إلى من السياسات. وعلى كل حال فلهم رحم وقرابة، يستوجبون بها غفرانه تعالى وثوابه. وكيف لا نسلم هذه المقدمة المهمة، وخدمهم شفيع هذه الأمة.
فقد روى عبد الرحمن بن أبزاع، عن أم هانئ ابنة أبي طالب رضي الله عنها، أنها خرجت متجردة قد بدت قدماها، فقال لها عمر بن الخطاب: اعلمي أن محمدًا لا يغني عنك شيئًا. فحاجت إلى النبي صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فأخبرته، فقال رسول الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أقوم يُزْعَمون أن شفاعتي لا تنال أهل بيتي، وأن شفاعتي تنال حا وحكم.
روى هذا الحديث السيد السهمدي في "الإشراف" قال: وأخرجه الطبراني في الكبير، «وحا وحكم» قبيلتان من اليمن (١)(٢).
وروي عن أبي سعيد الخدري، قال: سمعت رسول الله ﷺ يقول على المنبر: ما بال رجالٍ يقولون إن رحم رسول الله ﷺ لا ينفع قومه يوم القيامة؟ بلى والله إن رحمي موصولة في الدنيا والآخرة، وإني أيها الناس على فُرطة يوم القيامة (٣).
قال السيد السهمدي: رواه أحمد (٤)، والحاكم في صحيحه (٥).
والبيهقي من طريق عبد الله بن محمد هو ابن عقيل عن حمزة بن سعيد بن سعيد، عن أبيه (٦).
وروي عن عباس رضي الله عنه، أنه ﷺ قال: ما بال أقوامٍ يزعمون أن قرابتي لا تنفع؟ والله إن رحمي موصولة في الدنيا والآخرة.
قال عمر بن الخطاب: فَتَزَوَّجْتِ أُمَّ كَلْثُومٍ بِنْتَ عَلِيٍّ عَلَيْهِ السَّلَامُ مِنْ فَاطِمَةَ عَلَيْهَا السَّلَامُ، لَمَّا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ ﷺ يَوْمَئذ، وَأَحْبَبْتُ أَنْ يَكُونَ بَيْنِي وَبَيْنَهُ نَسَبٌ وَسَبَبٌ (٧).
Kata Sayyid Ali As-Samhudi: "Setiap orang yang melihat hari ini dari keturunannya, maka dia adalah bagian dari keagungan dari bagian kecil itu, meskipun ada banyak perantara seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Siapa yang merenungkan hal ini, bagaimana bisa tidak muncul dari hatinya panggilan untuk menghormati dan mengagungkan mereka, dan menjauhi kebencian terhadap mereka dalam keadaan apapun mereka berada." Selesai.
Dan dia berkata di tempat lain: "Hati-hatilah agar tidak membenci diri sendiri karena membenci mereka, dengan alasan melihat sebagian dari mereka memulai dan melawan para pengikut, karena ini tidak mengeluarkan mereka dari lingkup keturunan, atau dari hubungan kenabian. Dan setiap orang melakukan sesuai dengan karakternya." Selesai.
Saya katakan: Ini jika berkaitan dengan agama yang memiliki perselisihan yang besar, dan penumpahan darah, dalam beberapa pelanggaran, seperti melakukan hal-hal yang tidak pantas seperti mencaci dan sejenisnya, bagaimana dengan orang yang berada di jalan yang benar, hanya saja ia melakukan sedikit ekstremisme dan melakukan kesalahan yang tidak perlu disikapi secara politik. Dalam keadaan apapun, mereka memiliki hubungan dan kerabat, yang membuat mereka layak untuk mendapatkan ampunan dan pahala dari-Nya. Dan bagaimana kita tidak menerima premis penting ini, sementara pelayan mereka adalah syafaat untuk umat ini.
Telah diriwayatkan oleh Abdul Rahman bin Abza, dari Umm Hani putri Abu Thalib radhiyallahu 'anhu, bahwa dia keluar tanpa mengenakan pakaian dan telapak kakinya terlihat, lalu Umar bin Khattab berkata kepadanya: "Ketahuilah bahwa Muhammad tidak bisa memberi manfaat bagimu." Dia mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan memberitahunya, lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Aku mendengar mereka mengklaim bahwa syafa'atku tidak menjangkau keluarga ku, dan bahwa syafa'atku menjangkau Ha dan Hukum.
Hadits ini diriwayatkan oleh Sayyid As-Samhudi dalam "Al-Isyraf", dan juga dikeluarkan oleh At-Thabrani dalam kitab besarnya, "Ha" dan "Hukum" adalah dua suku dari Yaman.
Dan diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata di atas mimbar: Mengapa ada orang-orang yang mengatakan bahwa kerabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak akan berguna bagi kaumnya pada hari kiamat? Demi Allah, sungguh kerabatku terhubung di dunia dan akhirat, dan aku, wahai manusia, akan berada di posisi terdepan pada hari kiamat.
Kata Sayyid As-Samhudi: Ini diriwayatkan oleh Ahmad, dan Al-Hakim dalam kitab sahihnya. Dan Al-Baihaqi dari jalan Abdullah bin Muhammad, yaitu bin Aqil dari Hamzah bin Sa'id bin Sa'id, dari ayahnya.
Dan diriwayatkan dari Abbas ra., bahwa ia Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata: Mengapa ada orang-orang yang mengklaim bahwa kerabatku tidak akan berguna? Demi Allah, sungguh kerabatku terhubung di dunia dan akhirat.
Kata Umar bin Khattab: Aku menikahi Ummu Kultsum, putri Ali 'alaihissalam dan Fatimah 'alaihassalam ketika aku mendengar dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pada suatu hari, dan aku ingin ada hubungan dan sebab di antara aku dan dia." (Tandhid Al-Uqud As-Saniyah bi At-Tamhid Ad-Daulah Al-Hasaniyah, Ar-Ridha Al-Amili Al-Makki, tahqiq Sayyid Mahdi Ar-Raja'i, juz 1 hal.166-167)
رواه المحب الطبري (¹) بغير إسناد، ولا غرْو.
والأحاديث متوفرة بهذه المعاني، عامرة لأغاني هذه المعاني. وما أوردناه لمعة من رياض، وجرعة من بحر فياض، وإلا فما ورد في أهل البيت ﷺ وذريتهم من بعدهم، من الحث على إكرامهم وتعظيمهم، والإغضاء عنهم فيما يصدر عنهم من المخالفات، فهو شيء قد طُفحت به كتب الحديث والتواريخ والسير، وشاع بين أهل الملل الإسلامية، واستفاض وظهر.
وها نحن نغضّ البصر عن انتقادهم، والتعرض لهم، كما حكم به، وأمر، فَصَلّى الله عليه وعلى آله، ورزقنا السعادة بالمودّة لقربه، فهي سعادة فاخرة، كافلة بنيل الحسنى في الدنيا والآخرة.
ثمّ تقول: إنّا هنا نقول: لا بأس بإيرادها في هذا المقام، لاحقاً بما تقدّم من الكلام، فهي بالمقصود وافية، ولتعذرنّ الجهّال نادمة.
روى العلاّمة السيّد عبد الرحيم السمهودي في كتابه *الإشراف* عن عمّه السيّد الجليل السيّد علي السمهودي في *جواهر العقدين*، قال رحمه الله تعالى: أخبرني الإمام الشيخ العلّامة المحقق شيخ المالكية في زمنه شهاب الدين أحمد بن يونس القسطلاّني (²) المغربي نزيل الحرمين الشريفين في مجاورته بالمدينة النبوية سنة خمس وسبعين وثمانمائة؛ إنّ بعض مشايخه ممّن يثِق به أخبره أنّ شخصاً من أعيان المغاربة عزم على التوجه من بلاده للحج؛ قال: فحضر إليه شخص من أصحاب البركة، وملأه تألُّماً مادّاً يديه، وقال له: وصلت إلى المدينة النبوية، فسل عن شخصٍ من الأشراف بها يكون صحيح النسب، فدفعني ذلك إليه، عسى أن يكون لي بذلك وصلة بعده صلوات الله وسلامه عليه.
قال: فلما رجع إليهم ذلك المغربي، أخبر أنه قدم المدينة وسأل عن أشرافها، فَقيل له: إن نسبهم غير صحيح، غير أنهم من الشيعة الذين يبكون، قال: فكرهتُ دفع ذلك لأحدٍ منهم.
قال: ثم جلستُ إلى واحدٍ منهم، أو قال: جلستُ إليه، فسألته عن مذهبه، فقال: شيعي. فقلت له: لو كنتُ من أهل السنة لدفت إليك بالمال عندي، فقال: فشكى فاقته وشدة احتياجه، وسألني شيئًا منه، فقلت له: لا. ليس إليّ أن أعطيك شيئًا، فذهب عني.
قال: ثم تلك الليلة، رأيت أن القيامة قامت، والناس يعبرون على الصراط، فأُردت أن أجوز، فخرجت فاطمة ﷺ تبعني، فصرت أستحيي، ولا أجد مَتْبَعًا حتى أقبل رسول الله ﷺ فاستحيتُ به، وقلت: يا رسول الله، منعتني فاطمة عن الجواز على الصراط، فالتفت إليها رسول الله ﷺ، وقال: ألم تمنعي هذا؟ فقالت: لأنه منع ولدي رزقه.
قال: فالتفت وقال: قد قالت إنها منعت ولدها رزقه، فقلت: والله يا رسول الله ما منعته إلا أنه يسب الشيخين، قال: فالتفت إليها، وقال: قد قال: إنه ما منعه إلا لأنه يسب الشيخين. قالت: فالتفت فاطمة ﷺ إلى الشيخين، وقالت لهما: أزوجاني ولدي بولدي؟ فقالا: لا، بل ساجِدًا بذلك. قال: فالتفت إليّ وقال: ما الذي أدخلك بين ولدي وسبّ الشيخين؟ فانتبهت فزعًا، وأخذت الدراهم، وجئت بها إلى ذلك الشريف، فدفعتها له، فتعجب من ذلك، وقال: بالأمس أسألك فيسير منه!
"Diriwayatkan oleh Al-Muhibb At-Thabari tanpa sanad, dan tidak mengherankan.
Hadits-hadits yang mengandung makna ini berlimpah, kaya akan lagu-lagu makna tersebut. Apa yang kami sampaikan adalah secercah dari taman, dan seteguk dari lautan yang melimpah. Selain itu, apa yang telah disebutkan mengenai Ahlul Bait Shallallahu 'alaihi wa sallam dan keturunan mereka setelahnya, tentang dorongan untuk memuliakan dan mengagungkan mereka, serta mengabaikan kesalahan yang mungkin mereka lakukan, adalah sesuatu yang telah banyak dibahas dalam buku-buku hadis, sejarah, dan biografi, serta telah tersebar di antara umat Islam, dan telah dikenal luas.
Kini kami menahan diri untuk mengkritik mereka dan tidak mencampuri urusan mereka, sebagaimana telah ditentukan dan diperintahkan. Semoga Allah mencurahkan salawat-Nya kepada beliau dan keluarganya, serta memberikan kami kebahagiaan dengan mencintainya, karena itu adalah kebahagiaan yang mulia, yang menjamin mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.
Kemudian, kami katakan: tidak ada salahnya menyebutkan hal ini dalam konteks ini, berkaitan dengan pembicaraan sebelumnya, karena hal ini sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan, dan semoga para orang bodoh tidak menyesal.
Alim besar Sayyid Abdul Rahim As-Samhudi dalam bukunya Al-Isyraf meriwayatkan dari pamannya, Sayyid Ali As-Samhudi dalam Jawahir Al-Aqdain, beliau rahimahullah berkata: Imam Syekh Alim yang mumpuni, Syekh Maliki pada zamannya, Shahabuddin Ahmad bin Yunus Al-Qasthalani (²) Al-Maghribi, yang tinggal di dua tanah suci, di Madinah pada tahun 875 Hijriah; bahwa salah satu gurunya yang ia percayai memberitahunya bahwa seorang tokoh dari Maroko berniat untuk berangkat dari negerinya untuk menunaikan haji; ia berkata: Maka hadir seorang dari kalangan orang yang diberkahi, dan mengisinya dengan rasa sakit sambil mengulurkan tangannya, dan berkata kepadanya: "Saya tiba di kota Nabi, lalu menanyakan tentang seseorang dari kalangan bangsawan di sana yang memiliki nasab yang benar. Hal itu mendorong saya untuk mencari tahu, semoga saya dapat terhubung dengannya setelah beliau, salawat dan salam Allah untuknya.
Dia berkata: Ketika orang Maghrib (Maroko) itu kembali kepada mereka, dia mengabarkan bahwa dia telah tiba di kota dan menanyakan tentang bangsawannya. Dikatakan kepadanya: Nasab mereka tidak benar, tetapi mereka adalah dari golongan Syiah yang menangis. Dia berkata: Maka saya tidak ingin memberikan itu kepada salah satu dari mereka.
Dia berkata: Lalu saya duduk di dekat salah satu dari mereka, atau dia berkata: Saya duduk kepadanya, lalu saya bertanya tentang mazhabnya. Dia berkata: Saya seorang Syiah. Saya berkata kepadanya: Seandainya saya termasuk golongan Sunni, saya akan memberikan uang saya kepadamu, tetapi dia mengeluh tentang kemiskinan dan kebutuhan mendesaknya, dan meminta sesuatu dari saya, saya berkata: Tidak. Bukan hak saya untuk memberimu sesuatu, lalu dia pergi dari saya.
Dia berkata: Lalu malam itu, saya melihat hari kiamat telah tiba, dan orang-orang melintasi jembatan. Saya ingin melintasi, tiba-tiba Fatimah ''alaihassalam mengikuti saya, sehingga saya merasa malu dan tidak menemukan jalan hingga saya menemui Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Saya merasa malu di hadapannya dan berkata: Ya Rasulullah, Fatimah menghalangiku untuk melintasi jembatan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepadanya dan berkata: Bukankah dia menghalangimu? Dia berkata: Karena dia menghalangi rezeki anakku.
Dia berkata: Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh dan berkata: Dia berkata bahwa dia menghalangi rezeki anaknya. Saya berkata: Demi Allah, wahai Rasulullah, saya tidak menghalanginya kecuali karena dia mencela dua Khalifah. Dia berkata: Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepadanya dan berkata: Dia berkata bahwa dia tidak menghalanginya kecuali karena dia mencela dua Khalifah. Fatimah ''alaihassalam menoleh kepada kedua Khalifah dan berkata kepada mereka: Apakah kalian mau menikahkan anakku dengan anak kalian? Mereka berkata: Tidak!. Bahkan sujudlah dengan itu. Dia berkata: Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepada saya dan berkata: Apa yang membuatmu terlibat antara anakku dan celaan terhadap dua Khalifah? Saya terbangun dengan ketakutan, mengambil uang logam, dan membawanya kepada bangsawan itu, lalu saya memberikannya kepadanya. Dia heran dengan itu dan berkata: Kemarin saya minta padamu, dan kini kamu memberikannya." (Tandhid Al-Uqud As-Saniyah bi At-Tamhid Ad-Daulah Al-Hasaniyah, Ar-Ridha Al-Amili Al-Makki, tahqiq Sayyid Mahdi Ar-Raja'i, juz 1 hal.168-169)
فانصرفت والآن كيف جئتني به؟ قال: فقصصت عليه القصة(١)، فبكى، وقال: أُشهدك على الله ورسوله أَني لا أُسيئهما أبدًا ما حييت(٢). انتهى.
وروى السيد المذكور، قال: روى التقي المقريزي عن يعقوب بن يوسف بن علي بن محمد المغربي، أنه كان بالمدينة الشريفة في رجب سنة تسع عشرة وثمانمائة، فقال له الشيخ العالم أبو عبدالله محمد الفارسي وهما بالروضة النبوية: إني كنتُ أُبغِضُ أشراف المدينة النبوية بني حسين، لما ظهروا من التعصب على أهل السنة، وتظاهرون به من البدع.
فرأيت وأنا نائم بالمسجد النبوي تجاه القبر الشريف رسول الله ﷺ، وهو يقول لي: يا فلان، ما لي أراك تبغض أولادي؟ فقلت: يا رسول الله، إنما أبغض أفعالهم وما هم عليه من التعصب على أهل السنة. فقال لي: أليس الولد يلحق بالنسبة؟ فقلت: بلى، يا رسول الله. فقال: هذا ولد عاقّ. قال: فانتهيت، صرت لا ألقى أحدًا من بني حسين أشراف المدينة إلا أَلفتُ في إكرامه(٤). انتهى.
Maka aku pergi, dan sekarang bagaimana kamu bisa membawaku kepadanya? Dia berkata: Maka aku menceritakan kepadanya kisah itu, dia menangis, dan berkata: Aku bersaksi kepada Allah dan Rasul-Nya bahwa aku tidak akan menyakiti mereka selama aku hidup. Selesai.
Dan diceritakan oleh orang yang disebutkan, bahwa At-Taqi Al-Maqrizi meriwayatkan dari Ya'qub bin Yusuf bin Ali bin Muhammad Al-Maghribi, bahwa dia berada di kota suci pada bulan Rajab tahun 819, lalu seorang ulama bernama Abu Abdullah Muhammad Al-Farisi berkata kepadanya saat mereka berada di Raudhah Nabawiyah: Sesungguhnya aku membenci para bangsawan kota Nabi, Bani Husain, karena mereka menunjukkan sikap fanatik terhadap ahli sunnah dan memperlihatkan kebid'ahan.
Maka aku melihat dalam tidurku di masjid Nabawi di hadapan makam mulia Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Dia berkata kepadaku: Wahai si fulan, mengapa aku melihatmu membenci anak-anakku? Aku berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku membenci tindakan mereka dan sikap mereka yang fanatik terhadap ahli sunnah. Dia berkata: Bukankah anak itu dihubungkan melalui nasab? Aku menjawab: Ya, wahai Rasulullah. Dia berkata: Ini adalah anak yang durhaka. Maka aku berhenti, tidak ada satu pun dari Bani Husain, para bangsawan kota, yang kutemui kecuali aku menghormati mereka. Selesai." (Tandhid Al-Uqud As-Saniyah bi At-Tamhid Ad-Daulah Al-Hasaniyah, Ar-Ridha Al-Amili Al-Makki, tahqiq Sayyid Mahdi Ar-Raja'i, juz 1 hal.170). Wallahu a'lam
Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
.jpeg)







Tidak ada komentar:
Posting Komentar