MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Jumat, 14 November 2025

KAJIAN TENTANG CARA MEMBEDANKAN ANTARA KAROMAH DENGAN KISAH KHURAFAT



Apa itu Karamah yang Sebenarnya?

Sebelum kita menilai sebuah kisah sebagai "karamah" atau "khurafat", kita harus memahami terlebih dahulu apa arti karamah dalam Islam?

1. *Karamah: Hadiah dari Allah untuk Hamba-Hamba yang Saleh*

Karamah adalah sesuatu yang luar biasa yang terjadi pada wali-wali Allah yang saleh, tanpa ada klaim kenabian atau mencari ketenaran. Ini bukan sihir atau tipuan, tapi anugerah dari Allah yang diberikan kepada hamba-Hamba yang bertakwa dan ikhlas.

2. *Perbedaan antara Karamah, Mukjizat, dan Sihir*

- Mukjizat: Hanya terjadi pada nabi, seperti terbelahnya laut untuk Nabi Musa AS.

- Karamah: Terjadi pada wali, seperti doa yang dikabulkan seketika atau berjalan di atas air.

- Sihir: Tipuan yang dilakukan oleh dukun dengan bantuan setan.

3. *Syarat-Syarat Karamah yang Sebenarnya*

Untuk menerima sebuah kisah sebagai karamah, harus memenuhi syarat-syarat berikut:

- Sesuai dengan syariat Islam

- Terjadi pada hamba yang saleh

- Tidak ada klaim atau pamer

- Tidak digunakan untuk mencari uang atau ketenaran

*Bagaimana Membedakan Khurafat dari Karamah?*

Dengan banyaknya kisah-kisah ajaib, kita harus berhati-hati. Berikut beberapa langkah untuk membedakan karamah yang sebenarnya dan khurafat:

1. Apakah kisah tersebut sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah?

2. Apakah kisah tersebut memiliki sumber yang jelas dan terpercaya?

3. Apakah orang yang melakukan karamah tersebut mengklaim dirinya sebagai wali?

4. Apakah ada penipuan atau sihir dalam kisah tersebut?

5. Apakah karamah tersebut membuat orang lebih dekat kepada Allah atau malah membuat orang menyembah manusia

6. Jika kamu menemukan bahwa orang-orang lebih menyembah seseorang daripada mengagungkan Allah, maka itu bukanlah karamah, melang merupakan fitnah. Karamah yang sebenarnya membuat orang lebih dekat kepada Allah, bukan kepada hamba yang saleh.

*Contoh Praktis: Karamah atau Khurafat?*

- Karamah yang Sebenarnya: Imam Syafi'i dan Penyembuhan dengan Doa

Imam Syafi'i menderita sakit parah, dan seseorang berkata kepadanya, "Mengapa kamu tidak berdoa kepada Allah untuk menyembuhkanmu?" Imam Syafi'i menjawab, "Jika Allah ingin menyembuhkanku, maka itu akan terjadi tanpa doa. Jika Allah ingin mengujiku, maka doa tidak akan mengubah kehendak-Nya." Dan benar, Imam Syafi'i sembuh tanpa perawatan medis. Ini adalah karamah yang sebenarnya karena:

- Terjadi pada orang yang shaleh

- Tidak diklaim oleh dirinya sendiri

- Tidak digunakan untuk mencari ketenaran

- Khurafat yang Meragukan: Syaikh yang Mengubah Tanah menjadi Emas!

Di beberapa masyarakat, ada syaikh yang mengklaim dapat mengubah tanah menjadi emas atau memberikan "kertas" yang dapat berubah menjadi uang. Ini adalah khurafat karena:

- Melanggar hukum alam yang ditetapkan oleh Allah

- Mengeksploitasi orang secara materi

- Tidak membuat orang lebih bertakwa, tapi malah membuat orang lebih tamak dan rakus

*Tips Praktis untuk Melindungi Diri dari Khurafat*

- Jangan percaya pada setiap kisah yang kamu dengar

- Kembali kepada ulama yang terpercaya

- Waspada terhadap penipu yang meminta uang dengan alasan "barokah"

- Jangan biarkan emosi mengalahkan akal

Jangan mengingkari atau mempercayai secara buta! Karamah para wali adalah kebenaran yang disyariatkan, tapi itu tidak berarti bahwa setiap kisah yang kita dengar adalah benar. Kita harus menjadi rasional dan beriman pada saat yang sama, sehingga kita menerima apa yang sesuai dengan syariat dan menolak apa yang merupakan khurafat atau penipuan.

Sebagaimana para ulama telah menjelaskan terkait kisah-kisah karomah para wali atau hanya sebuah kisah khurafat, diantaranya yang disampaikan Imam Ath-Thusi (Abi Nashr Abdullah bin Ali As-Siraj Ath-Thusi) dalam karyanya kitab Al-Luma' fi Tarikh At-Tashawwuf Al-Islami,

باب في ذكر مقامات أهل الخصوص في الكرامات

وذكر من ظهر له شيء من الكرامات فكره ذلك وخشي من الفتنة

قال الشيخ رحمه الله: ذكر عند سهل بن عبد الله رحمه الله الكرامات فقال:

وما الآيات وما الكرامات شيئ تقض لوقتها، ولكن أكبر الكرامات أن تبدل خلقا مذموما من أخلاق نفسك بخلق محمود.

ومن أبي يزيد البسطامي رحمه الله أنه قال: كان في بدايتي يريني الحق الآيات والكرامات فلا ألتفت إليها، فلما رأني كذلك جعل لي إلى معرفته سبيلا.

وقيل لأبي يزيد رحمه الله: فلان يقال: إنه يمر فى ليلة الى مكة فقال: الشيطان يمر فى لحظة من المشرق إلى المغرب وهو فى لعنة الله، وقيل له: إن فلانا يمسى على ماء فقال: الحيتان في الماء، والطير في الهواء أعجب من ذلك.

سمعت طيفور بن عيسى يقول: قال موسى بن عيسى قال أبي: قال أبو يزيد رحمه الله: لو أن رجلا بسط مصلاه على الماء، وتربع في الهواء، فلا تغتروا به حتى تنظروا تجدونه في الأمر والنهي.

قال الجنيد رحمه الله: حجاب قلوب الخاصة المختصة، برؤية النعم، والتلذذ بالعطء والسكون إلى الكرامات.

سمعت ابن سالم يقول: سمعت أبي يقول: كان رجل يصحب سهل بن عبد الله رحمه الله، يقال له عبد الرحمن بن أحمد فقال يوما لسهل: يا أبا محمد ربما اتوضأ للصلاة فيسيل الماء من يدى، فيصير قضبان ذهب وفضة، فقال له سهل: يا حبيبي أما علمت ان الصبيان إذا يكون يناولون  خشخاشة حتى يشتغلوا بها، فانظر أيش هو ذا تعمل.

Bab tentang kedudukan orang-orang yang memiliki karamah dan menyebutkan orang-orang yang telah muncul karamah pada mereka, namun mereka tidak menyukai dan khawatir akan fitnah.

Syaikh rahimahullah berkata: "Sahal bin Abdullah rahimahullah pernah ditanya tentang karamah, maka dia berkata: 'Apa itu ayat-ayat dan karamah? Itu semua hanyalah sesuatu yang akan berakhir pada waktunya. Namun, karamah yang paling besar adalah ketika kamu mengganti akhlakmu yang tercela dengan akhlak yang terpuji'."

Abu Yazid Al-Bustami rahimahullah berkata: "Pada awalnya, Allah menunjukkan kepadaku ayat-ayat dan karamah, namun aku tidak memperhatikannya. Ketika Allah melihatku demikian, maka Dia memberikan aku jalan untuk mengenal-Nya."

Abu Yazid juga berkata: "Jika ada seseorang yang dapat berjalan di atas air, maka janganlah kamu tertipu olehnya sampai kamu melihat bagaimana dia menjalankan perintah dan larangan Allah."

Junaid (Al-Baghdadi) rahimahullah berkata: "Tabir yang menutupi hati orang-orang yang khusus adalah melihat nikmat, menikmati pemberian, dan merasa tenang dengan karamah."

Saya mendengar Ibnu Salim berkata: "Saya mendengar ayahku berkata: 'Ada seorang laki-laki yang bergaul dengan Sahal bin Abdullah rahimahullah, namanya Abdurrahman bin Ahmad. Suatu hari, dia berkata kepada Sahl: 'Wahai Abu Muhammad, terkadang aku berwudhu untuk shalat, maka air wudhuku berubah menjadi emas dan perak.' Sahal berkata: 'Wahai anakku, tidakkah kamu tahu bahwa anak-anak kecil jika diberi mainan, maka mereka akan sibuk dengannya? Lihatlah apa yang kamu lakukan itu.'" (Al-Luma', Abu Nashir Aa-Siraj Ath-Thusi, Daar Al-Kutub Al-Haditsiyah bi Mishr - Baghdad, hal.400)

وحُكِيَ عن أبي يزيد البسْطامي رحمه الله أنه قال: دخل عليَّ أبو عليٍّ السِّنْدي رحمه الله، وكان أستاذه، وكان معه جرابٌ فصبه بين يدى، فإذا هو الوان الجواهر. فقلت له: من أين لك هذا؟ قال: وافيتُ وادياً هاهنا، فإذا تضىئ كالسراج. فحملت: هذا منها؟ قال: فقلتُ له: كيف كان وقتُك وقت ورودك الوادى؟ قال: كان وقتي وقت الفترة عن الحال الذي كنت فيه قبْل ذلك، وذكَرَ الحِكَاية ومعنى فى ذالك: إن فى وقت فترته سغلوه بالجواهر.

Diriwayatkan dari Abu Yazid Al-Bustami rahimahullah bahwa dia berkata: "Abu Ali Al-Sindi rahimahullah, yang merupakan gurunya, datang menemuiku. Dia membawa sebuah kantong, lalu menuangkan isinya di depanku, dan ternyata isinya adalah berbagai jenis permata. Aku bertanya kepadanya: 'Dari mana kamu mendapatkan ini?' Dia menjawab: 'Aku pergi ke sebuah lembah di sini, dan aku menemukan cahaya yang terang seperti lampu. Aku mengambil beberapa dari itu.' Aku bertanya lagi: 'Bagaimana keadaanmu ketika kamu tiba di lembah itu?' Dia menjawab: 'Keadaanku ketika itu adalah keadaan yang lemah, aku telah diangkat dari keadaan yang aku alami sebelumnya.'"

Kisah ini mengandung makna bahwa pada saat kelemahan, mereka diberi permata sebagai karamah." (Al-Luma', Abu Nashir Aa-Siraj Ath-Thusi, Daar Al-Kutub Al-Haditsiyah bi Mishr - Baghdad, hal.401). Wallahu a'lam 

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat untuk menambah wawasan. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar