Dalam artikel saya sebelumnya menyampaikan Kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah karya Imam Fakhrurrazi menyebutkan bahwa anak Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa hanya 3 orang yaitu Muhammad, Ali dan Husain.
Demikian halnya dalam Kitab Al-Majdi fi Ansab Ath-Thalibin karya Najmuddin Ali bin Muhammad Al-Umari (w. 490 H), menyampaikan hal yang sama tidak menyebutkan nama Abdullah atau Ubaidillah,
وأحمد ابو القاسم الابح المعروف بالنفاط لانه كان يتجر النفط له بقية ببغداد من الحسن ابي محمد الدلال على الدور ببغداد رأيته مات بآخره ببغداد بن محمد بن علي بن محمد بن أحمد بن عيسى بن محمد بن العريضي. ( المجدي في أنساب الطالبين للعمري، مكتبة آية الله عظمي المرعشي، 1422 ص. 337)
"Ahmad Abu Al-Qasim Al-Abah, yang dikenal dengan julukan An-Naffath karena ia berdagang minyak tanah, memiliki keturunan di Baghdad dari Hasan Abu Muhammad Ad-Dallal, yang tinggal di Baghdad. Aku melihatnya, ia meninggal di Baghdad pada akhirnya. (Ia adalah) putra Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa bin Muhammad Al-Uraidhi." (Al-Majdi fi Ansab Ath-Thalibin karya Imam Al-Umari, Maktabah Ayatullah Al-Uzhma Al-Mar'ashi, 1422 H, hlm. 337).
Dan baru saya ketemukan penjelasan bahwa anak Ahmad (Al-Muhajir) bin Isa Ar-Rumi ada nama Ubaid (Ubaidillah) dalam Kitab Al-Burqah Al-Musyiqah karya Abu Bakar bin Ali As-Sakran juga kitab-kitab lainnya karya ulama ba'alawi. Sementara dalam Kitab Al-Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi An-Nasab wa As-Sirah wa Al-Hijrah karya Musthafa bin Abdurrahman bin Abdulllah Al-Athas pada halaman 102-103 menyebutkan bahwa anak Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa ada yang bernama Abdullah bukan Ubaidillah sebagaimana berikut,
أولاده وحفدته :
للامام أحمد المهاجر أربعة أولاد :
ا - محمد ، الذي تخلف على الاموال بالبصرة ، وتوفي بها ، وسلالته بالبصرة والدي ، ذكره ابن عنبة قال : ومن عقبه أبو محمد الحسن ابن محمد بن علي بن محمد بن أحمد بن عيسى المعروف بالغلال وله أولاد منهم أبو القاسم المعروف بالنفاط لأنه كان يتجر بالنفط ، وله بقية أولاد ببغداد
٢ - علي ، سلالته بالرملة .
٣ - الحسين ، سلالته بنيسابور
٤ - عبد الله ، ذكره عدد من المؤرخين وعلماء الأنساب ، سافر مع والده من البصرة إلى حضرموت، ولما توفي والده بالحسيسة ارتحل وعائلته من الحسيسة ، ووهب الأراضي التي اشتراها والده الجعفر مخدم ، واشترى بسمل عقارات وتزوج بفتاة من سمل ورزق منها ابنه جديد .
تلقى علومه بالبصرة واليمن ، وحج عام ٣٠٥ ه ثم عام ٣١٧ هـ مع والده ، وتوفي في سمل سنة ٣٨٣ هـ
وله ثلاثة أبناء :
۱ - بصري ، ولد بالبصرة ، معروف بسعة العلم والرواية ، تعلم من أبيه وأخيه علوي وتأدب بهما وتفقه على كثير ، وبرع في العربية والحديث والفقه حتى نصب للفتوى والتدريس جديد ، ولد بحضرموت وتعلم من والده واخوانه وتأدب بهم وسمع من خلائق بحضرموت واليمن والحجاز والعراق والاحساء وظفار. (ص ١.٢)
– علوي ، وهو أول من سمى بعلوي ، توفي بعد القرن الرابع ، واليه ينتمي علويو حضرموت والهند والحجاز وافريقيا وأندونيسيا وجاراتها وغيرها(۱)
_______
(۱) كان اللقب العلوي في الأصل لمن ينتسب إلى الإمام علي بن أبي طالب عن ذريته ، وقد يطلق على أتباعه ، كما يقال أحياناً لمن يميل إلى الامام علي ويتبعه ، كما يقال سفيانياً لمن يميل إلى أبي سفيان ، وهكذا . ثم أطلق في حضرموت واليمن والحجاز على ذرية الامام علوي بن عبيد الله بن أحمد بن عيسى ، وقد يطلق عليهم في الكتب
آل أبي علوي ، وفي الاصطلاح الحضر مي العام آل باعلوي .
على أن ملوك المغرب الاقصى وأسرهم يطلق عليهم اللقب العلوي إلى الآن لثبوت نسبهم العلوي . وفي سوريا توجد طائفة يطلق عليهم الآن العلويون ، ولم يكن هذا الاطلاق يفيد الانتساب إلى علي بن أبي طالب ، ولكنه يفيد الموالاة له . (ص ١.٣)
*Anak-anak dan Cucu-cucunya (Ahmad Al-Muhajir) :*
Imam Ahmad al-Muhajir memiliki empat anak:
*1. Muhammad*: Dia menetap di Basrah (Irak) dengan hartanya, dan meninggal di sana. Keturunannya masih ada di Basrah hingga sekarang. Ibnu ‘Anbah menyebutkan bahwa dari keturunannya ada Abu Muhammad Al-Hasan bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa, yang dikenal dengan nama Al-Ghallal, dan dia memiliki beberapa anak, di antaranya adalah Abu Al-Qasim, yang dikenal sebagai Al-Naffath karena dia berdagang minyak tanah. Keturunan lainnya juga ada di Baghdad.
*2. Ali*: Keturunannya berada di Ramalah (tepi barat Palestina).
*3. Husain*: Keturunannya berada di Naisabur (Khurasan Iran).
*4. Abdullah*: Beberapa sejarawan dan ahli genealogi menyebutnya. Dia melakukan perjalanan bersama ayahnya dari Basrah ke Hadramaut. Ketika ayahnya meninggal di Al-Hassisa, dia pindah bersama keluarganya dari Al-Hassisa, dan memberikan tanah yang dibeli oleh ayahnya kepada Ja'far Makhdum. Dia kemudian membeli properti di Sumal, menikah dengan seorang gadis dari Sumal, dan dikaruniai seorang putra bernama Jadid. Dia memperoleh ilmunya di Basra dan Yaman, menunaikan haji pada tahun 305 H, kemudian pada tahun 317 H bersama ayahnya, dan meninggal di Sumal pada tahun 383 H.
Dia memiliki tiga anak:
*1. Basri*: Lahir di Basrah (Irak), dikenal karena ilmunya yang luas dan keahliannya dalam periwayatan hadits. Dia belajar dari ayahnya dan saudaranya, Alawi, dan dididik oleh keduanya. Dia juga mendalami ilmu dari banyak ulama, mahir dalam bahasa Arab, hadits, dan fikih hingga dia diberi wewenang untuk memberikan fatwa dan mengajar.
*2. Jadid*: Lahir di Hadramaut, dia belajar dari ayahnya dan saudara-saudaranya, serta dididik oleh mereka. Dia mendengar dari banyak orang di Hadramaut, Yaman, Hijaz, Irak, Al-Ahsa, dan Dhofar.
*3. Alawi*: Dia adalah orang pertama yang diberi nama Alawi, dan dia meninggal setelah abad keempat. Dari keturunannya lahir keluarga Alawi di Hadramaut, India, Hijaz, Afrika, Indonesia, dan sekitarnya.(1)
_________
(1) Gelar Alawi pada awalnya digunakan untuk mereka yang merupakan keturunan dari Imam Ali bin Abi Thalib dari keturunannya, atau kadang-kadang juga digunakan untuk para pengikutnya. Sebagaimana orang yang condong kepada Imam Ali dan mengikutinya disebut Alawi, demikian pula orang yang condong kepada Abu Sufyan disebut Sufyani. Kemudian di Hadramaut, Yaman, dan Hijaz, gelar ini digunakan untuk keturunan Imam Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Dalam kitab-kitab, mereka disebut dengan "Al Abi Alawi" atau dalam istilah umum Hadramaut disebut "Al Ba'alawi". Namun, di Maroko, gelar Alawi digunakan hingga sekarang untuk keluarga raja-raja dan keluarga mereka yang terbukti memiliki keturunan Alawi. Di Suriah, ada sebuah sekte yang disebut Alawiyun, tetapi penamaan ini tidak menunjukkan keturunan dari Ali bin Abi Thalib, melainkan menunjukkan loyalitas kepada Ali. (Kitab Al-Imam Al-Muhajir Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi An-Nasab wa As-Sirah wa Al-Hijrah karya Musthafa bin Abdurrahman bin Abdulllah Al-Athas hal.102-103). Wallahu a'lam bis-Shawab 🙏🏻
Adakah yang berkenan menjelaskan berikut referensi kitab karya ulama dari selain karya ba'alawi yang bisa menguatkan bahwa nama Abdullah bin Ahmad bin Isa tersebut adalah Ubaidillah yang menjadi akar masalah batal tidaknya nasab ba'alawi? Atas jawabannya saya ucapkan Jazakumullah ahsanal jaza' wa syukron.
Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar