Tersenyumlah ketika pertama kali membaca judul artikel saya ini dan pastinya merasa penasaran akan uraian dan penjelasannya. Baiklah artikel ini bertujuan untuk mangingatkan bahayanya menzholimi dan memakan harta anak yatim dan memotivasi agar kita semangat dalam membantu janda miskin dan anak-anak yatimnya.
Imam Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz bin Abdullah Adz-Dzahabi Al-Fariqi, yang lebih dikenal sebagai Al-Imam Adz-Dzahabi (673 - 748) dalam kitab karyanya Kitab Al-Kabair bab dosa besar yang ke-13 : Memakan Harta Anak Yatim dan Menzaliminya hal.68-69 sebagai berikut,
و مما جاء في فضل الاحسان إلى الارملة واليتيم عن بعض العلويين ـ وكان نازلاً يبلغ من بلاد العجم وله زوجة علوية وله منها بنات وكانوا في سعة ونعمة ، فمات الزوج وأصاب المرأة وبناتها بعده الفقر والقلة ، فخرجت ببناتها إلى بلدة أخرى
خوف شماتة الأعداء ، واتفق خروجها في شدة البرد فلما دخلت ذلك البلد
أدخلت بناتها في بعض المساجد المهجورة ، ومضت تحتال لهم في القوت فمرت يجمعين : جمع على رجل مسلم وهو شيخ البلد ، وجمع على رجل مجوسي وهو ضامن البلد . فبدأت بالمسلم وشرحت حالها له ، وقالت : أنا امرأة علوية ومعي بنات ايتام ادخلتهم بعض المساجد المهجورة ، وأريد الليلة قوتهم . فقال لها : أقيمي عندي البينة انك علوية شريفة. فقالت : انا امرأة غريبة ما في البلد من يعرفني فاعرض عنها ، فضت من عنده منكسرة القلب فجاءت إلى ذلك الرجل المجوسي فشرحت له حالها، وأخبرته ان معها بنات ايتام وهي امرأة شريفة غريبة ، وقصت عليه ما جرى لها مع الشيخ المسلم فقام وارسل بعض نسائه ، وأتوا بها وبناتها الى داره فاطعمهن أطيب الطعام، والبسهن أفخر اللباس وباتوا عنده في نعمة و كرامة.
قال فلما انتصف الليل رأى ذلك الشيخ المسلم في منامه كأن القيامة قد قامت ، وقد عقد اللواء على رأس النبي ، وإذا القصر من الزمرد الأخضر شرفاته من اللؤلؤ والياقوت وفيه قباب اللؤلو والمرجان ، فقال : يا رسول الله لمن هذا القصر ؟ قال لرجل مسلم موحد . فقال : يا رسول الله أنا رجل مسلم موحد . فقال رسول الله : أقم عندي البينة انك مسلم موحد . قال : فبقي متحيراً فقال له : لما قصدتك المرأة العلوية قلت اقيمي عندي البينة انك علوية ، فكذا أنت أقم عندي البينة انك مسلم : فانتبه الرجل حزيناً على رده المرأة خائبة ، ثم جعل يطوف بالبلد ويسأل عنها حتى دل عليها انها عند المجوسي ، فأرسل اليه فأتاه فقال له : ازيد منك المرأة الشريفه العلوية وبناتها . فقال : ما الى هذا من سبيل وقد لحقني من بركاتهم ما لحقني . قال : خذ مني الف دينار وسلمهن إلي ، فقال : لا أفعل فقال : لا بد منهن . فقال : الذي تريده أنت أنا أحق به والقصر الذي رأيته في منامك خلق لي . أتدل على بالاسلام ؟ فوالله ما نمت البارحة أنا وأهل داري حتى أسلمنا كلنا على يد العلوية ، ورأيت مثل الذي رأيت في منامك ، وقال لي رسول الله ﷺ : العلوية وبناتها عندك ؟ قلت: نعم يا رسول الله . قال : القصر لك ولأهل دارك وأنت وأهل دارك من أهل الجنة خلقك الله مؤمنا في الأزل . قال فانصرف المسلم وبه من الحزن والكآبة ما لا يعلمه إلا الله . فانظر رحمك الله إلى بركة الاحسان إلى الأرملة والأيتام ما اعقب صاحبه من الكرامة في الدنيا !
"Dan di antara yang disebutkan tentang keutamaan berbuat baik kepada janda dan anak yatim adalah kisah tentang seorang dari kalangan Alawiyin (keturunan Ali) yang tinggal di negeri Ajam. Ia memiliki seorang istri yang juga berasal dari keluarga Alawiyin (Syarifah) dan beberapa anak perempuan. Mereka hidup dalam kelimpahan dan kenikmatan, namun kemudian sang suami meninggal dunia, dan setelah itu, istri dan anak-anak perempuannya mengalami kemiskinan dan kesulitan. Karena takut diejek oleh musuh-musuhnya, sang istri pergi bersama anak-anak perempuannya ke kota lain. Saat mereka tiba di kota tersebut, cuaca sangat dingin. Ia membawa anak-anaknya ke sebuah masjid yang sudah tidak digunakan, kemudian ia pergi mencari cara untuk mendapatkan makanan bagi mereka.
Ia pertama kali menemui seorang pria Muslim yang merupakan kepala desa, kemudian ia menjelaskan keadaannya dan berkata, 'Saya adalah seorang wanita Alawiyah dan saya memiliki anak-anak perempuan yatim yang telah saya masukkan ke sebuah masjid yang sudah tidak digunakan. Saya memerlukan makanan untuk malam ini.' Pria Muslim tersebut berkata, 'Buktikan bahwa engkau adalah seorang Alawiyah yang mulia.' Sang wanita menjawab, 'Saya adalah seorang asing, tidak ada yang mengenal saya di sini.' Namun, pria itu mengabaikannya dan wanita tersebut pergi dengan hati yang hancur.
Kemudian ia menemui seorang pria Majusi (penganut Zoroastrianisme) yang merupakan orang yang bertanggung jawab atas desa itu. Ia menjelaskan keadaannya dan memberitahukan bahwa ia memiliki anak-anak yatim dan bahwa ia adalah seorang wanita mulia yang berasal dari luar kota. Ia juga menceritakan apa yang terjadi padanya ketika ia bertemu dengan kepala desa Muslim. Pria Majusi itu segera mengirim salah satu istrinya untuk menjemput wanita tersebut dan anak-anaknya, membawa mereka ke rumahnya, memberi mereka makanan terbaik, serta pakaian yang mewah. Mereka pun bermalam di sana dengan nikmat dan kehormatan.
Pada tengah malam, kepala desa Muslim itu bermimpi seolah-olah kiamat telah tiba dan bendera kenabian dipegang oleh Rasulullah ﷺ. Ada sebuah istana dari zamrud hijau dengan balkon-balkon dari mutiara dan yakut, serta kubah-kubah dari mutiara dan karang. Ia bertanya, 'Wahai Rasulullah, untuk siapakah istana ini?' Rasulullah menjawab, 'Untuk seorang Muslim yang bertauhid.' Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, saya adalah seorang Muslim yang bertauhid.' Rasulullah berkata, 'Buktikan bahwa engkau adalah seorang Muslim yang bertauhid.' Ia terdiam kebingungan. Rasulullah melanjutkan, 'Ketika wanita Alawiyah itu datang kepadamu, engkau meminta bukti bahwa ia adalah Alawiyah yang mulia, maka sekarang, buktikan bahwa engkau adalah seorang Muslim.'
Ketika terbangun, kepala desa itu merasa sangat sedih karena telah menolak wanita tersebut. Ia kemudian berkeliling kota mencari wanita itu hingga ia diberitahu bahwa wanita tersebut berada di rumah pria Majusi. Ia mengirim pesan kepada pria Majusi itu untuk datang menemuinya. Ia berkata, 'Serahkan wanita Alawiyah yang mulia beserta anak-anaknya kepadaku.' Pria Majusi itu menjawab, 'Tidak mungkin, karena aku telah mendapatkan berkah dari mereka.' Kepala desa itu menawarkan, 'Ambil seribu dinar dariku dan serahkan mereka kepadaku.' Pria Majusi itu menjawab, 'Aku tidak akan melakukannya.' Kepala desa itu bersikeras, 'Aku harus mendapatkan mereka.' Pria Majusi itu menjawab, 'Apa yang engkau inginkan, aku lebih berhak untuk memilikinya. Istana yang kau lihat dalam mimpimu sebenarnya telah diciptakan untukku. Apakah engkau ingin menunjukkan jalan Islam kepadaku? Demi Allah, semalam aku dan seluruh keluargaku masuk Islam karena wanita Alawiyah itu, dan aku juga melihat mimpi yang sama dengan yang engkau lihat. Rasulullah ﷺ berkata kepadaku, 'Apakah wanita Alawiyah itu bersamamu?' Aku menjawab, 'Ya, wahai Rasulullah.' Rasulullah berkata, 'Istana itu milikmu dan milik keluargamu, dan engkau serta keluargamu adalah penghuni surga. Allah menciptakanmu sebagai orang yang beriman sejak azali.'
Maka, kepala desa itu pergi dengan hati yang sangat sedih dan muram, yang hanya diketahui oleh Allah. Maka perhatikanlah, semoga Allah merahmatimu, bagaimana berkah berbuat baik kepada janda dan anak yatim membawa kehormatan bagi pelakunya di dunia!" (Kitab Al-Kabir Imam Adz-Dzahabi bab dosa besar yang ke-13 : "Memakan Harta Anak Yatim dan Menzaliminya" hal.68-69). Wallahu a'lam bis-Shawab 🙏🏻
Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar