Dalam kitab Kasyf Asrar Al-Bathinyah karya ulama Yaman yaitu Muhammad bin Malik bin Abi Al-Fadhail Al-Hamadi Al-Yamani pada halaman 27-29 menjelaskan tentang dua tokoh syiah Ismailiyah yang membawa ajaran islam tetapi sebenarnya mereka sangat membenci islam.
Pertama; Abdullah bin Maimun Al-Qaddah (270 H.) adalah seorang tokoh penting dalam sejarah mazhab Syiah Ismailiyah, dikenal sebagai salah satu arsitek utama dan pengembang ajaran Batiniyah di bawah pengaruh ayahnya, Maimun Al-Qaddah. Ia juga dikaitkan dengan pendirian Dinasti Fatimiyah, sebuah kekhalifahan Syiah. Gelarnya Al-Qaddah merujuk pada penggunaan celak olehnya. Dengan tipu dayanya, dia (Abdullah bin Maimun Al-Qaddah) merusak hati orang-orang bodoh dan memperindah kekufuran dan kesesatan bagi mereka.
Abdullah bin Maimun Al-Qaddah sebenarnya berakidah (beragama) Yahudi dan menampakkan keislamannya. Dia adalah seorang Yahudi dari keturunan Asy-Syal'ala' dari sebuah kota di Syam. Dia tidak melihat cara untuk mempengaruhi orang-orang kecuali dengan mengajak mereka kepada ajaran ahlul bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena itu adalah cara yang paling halus untuk menarik mereka keluar dari Islam. Dia adalah seorang rabbi Yahudi dan ahli filsafat dan mengetahui berbagai aliran pemikiran.
Kedua; Ḥamdan Qarmaṭ bin Al-Asyʿats (874–899 H.) Dinamakan Qarmat karena memiliki kaki yang pendek. Dia adalah pendiri sekte syi'ah Isma'iliyah Qaramithah. Awalnya adalah kepala misionaris (da'i) Isma'ili di Irak hilir, pada tahun 899 ia berselisih dengan pimpinan gerakan di Salamiyah setelah diambil alih oleh Sa'id bin Al-Husain (calon Khalifah Fathimiyah pertama).
Mereka berdua mengajarkan kesesatan mengatasnamakan ajaran islam, sebagaimana dalam penjelasan kitab berikut,
المقالة في أصل هذه الدعوة الملعونة ومبدئها
وقد رأيت أيها الناس وفقنا الله وإياكم للصواب، وجنبنا وإياكم طرق الكفر والارتِيَاب – أن أذكر أجيال هذه الدعوة الملعونة؛ لئلا يميل إلى مذهبهم مائل، ولا يصبو إلى مقالتهم لبيب عاقل، ويكون في هذا القدر من الكلام في هذا الكتاب إنذارًا لمن نظره، وإعذارًا لمن وقف عليه واعتبره.
باب
إعلموا يا إخواني في الإسلام أن لكل شيء من أسباب الخير والشر والنفع والضر والداء والدواء أصولًا، وفروعًا، وأصل هذه الدعوة الملعونة التي استهوَت بها الشيطان أهل الكفر والشقوة ظهور عبد الله بن ميمون القداح في الكوفة، وما كان له من الأخبار المعروفة والمنكرات المشهورة الموصوفة، ودخوله في طرق الفلسفة واستعماله الكتب المزخرفة وتمشيته إيّاها على الطغام، ومكيدته لأهل الإسلام.
وكان ظهوره في سنة سبعين ومائتين من التاريخ للهجرة النبوية، فقصَد المسلمين الجهال وبنى لهم القواعد، وليس الدين بالباطل.
*Risalah tentang Asal-usul Dakwah yang Terlaknat dan Awal Mula Kemunculannya*
Wahai manusia, semoga Allah membimbing kita semua menuju jalan yang benar dan menjauhkan kita dari jalan kekufuran dan keraguan. Saya bermaksud untuk menyebutkan generasi-generasi dakwah yang terlaknat ini agar tidak ada orang yang terpedaya oleh ajaran sesat mereka dan agar orang-orang yang berakal sehat tidak terpengaruh oleh ucapan mereka. Dengan demikian, penjelasan ini dapat menjadi peringatan bagi yang memikirkannya dan hujjah bagi yang memperhatikannya.
Bab
Ketahuilah, wahai saudara-saudaraku se-Islam, bahwa setiap sesuatu yang baik atau buruk, bermanfaat atau berbahaya, penyakit atau obat, memiliki asal-usul dan cabang-cabang. Asal-usul dakwah yang terlaknat ini, yang telah menyesatkan setan dan orang-orang kafir, adalah munculnya Abdullah bin Maimun Al-Qaddah di Kufah. Dia memiliki riwayat yang terkenal dan perbuatan munkar yang sangat tercela. Dia mendalami filsafat dan menggunakan kitab-kitab yang penuh tipu daya, serta menyebarkannya di kalangan orang-orang bodoh. Dia juga berusaha menipu umat Islam.
Abdullah bin Maimun Al-Qaddah muncul pada tahun 270 H (Hijriyah), dan dia berusaha menipu kaum Muslimin yang bodoh dengan membangun fondasi-fondasi kesesatan, padahal agama tidaklah dibangun di atas kebatilan." (Kasyf Asrar Al-Bathinyah, Muhammad bin Malik bin Abi Al-Fadhail Al-Hamadi Al-Yamani, cet. Al-Maktabah Al-Azhariyah li At-Turats, hal.27)
﴿وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ﴾ [فاطر: ١٠]
وجعل لكل آية من كتاب الله تفسيرًا، ولكل حديث عن رسول الله ﷺ تأويلًا، وزخرف الأقوال، وضرب الأمثال، وجعل لأيّ القرآن شكلا يوازيه ومثلا يضاهيه، وكان الملعون عارفًا بالنجوم معطّلًا لجميع العلوم، ﴿يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ﴾ [الصف: ٨].
فجعل أصل دعوته التي دعاها، وأساس نحلته التي بناها الدعاء إلى الله وإلى رسوله، ويحتجّ بكتاب الله ومعرفة مثله وممثوله، والاختصاص لعلي بن أبي طالب رضي الله عنه – بالتقديم والإمامة، والطعن على جميع الصحابة بالنسب والأذى.
وقد رُوي عن رسول الله ﷺ أنّه قال: «لَعَنَ اللَّهُ مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي». وقال عليه السلام: «أَصْحَابِي كَالنُّجُومِ بِأَيِّهِمُ اقْتَدَيْتُمُ اهْتَدَيْتُم». وقال ﷺ: «مَنْ سَبَّ أَصْحَابِي فَقَدْ سَبَّنِي، وَمَنْ سَبَّنِي فَقَدْ سب اللَّهَ, ومن سب الله فقد كبه الله على وجهه فى النار. فأفسد بتمويهه قلوب الجهال وزين لهم الكفر والضلال, وله شرح يطول فيه الخطاب غير أني اختصر, وفيما اشرحه كفاية واعتبار لاولى الالباب والابصار وكان هذا الملعون يعتقده اليهودية ويظهر الاسلام, وهو من اليهودى من ولد الشلعلع من مدينة بالشام
"Dan mereka (orang-orang kafir) membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka. Dan Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Ali Imran: 54 atau QS. Al-Anfal: 30, atau yang lebih tepat QS. Fathir: 10 tidak tepat juga, karena kata yang digunakan adalah الْمَاكِرِينَ bukan seperti itu di QS Fathir: 10)
Dia (Abdullah bin Maimun Al-Qaddah) memberikan tafsiran terhadap setiap ayat Al-Qur'an dan memberikan penafsiran terhadap setiap hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Dia memperindah kata-kata dan memberikan perumpamaan, serta memberikan bentuk dan contoh yang serupa dengan Al-Qur'an. Meskipun dia mengaku mengenal ilmu bintang, namun dia tidak memiliki pengetahuan tentang ilmu-ilmu yang lain.
Mereka (orang-orang kafir) ingin memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya. (QS. Ash-Shaff: 8)
Dia menjadikan dasar dakwahnya yang dia serukan dan asas agama yang dia bangun adalah seruan kepada Allah dan Rasul-Nya. Dia berhujjah dengan kitab Allah dan pengetahuan tentang perumpamaan dan semisalnya. Dia juga mengkhususkan Ali bin Abi Thalib dengan keutamaan dan kepemimpinan, serta mencela semua sahabat dengan celaan yang buruk.
Telah diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda: "Allah melaknat orang yang mencaci maki sahabatku." Beliau juga bersabda: "Sahabat-sahabatku seperti bintang-bintang, siapa saja di antara mereka yang kamu ikuti, kamu akan mendapatkan petunjuk." Beliau juga bersabda: "Barang siapa mencaci maki sahabatku, maka dia telah mencaci maki aku. Barang siapa mencaci maki aku, maka dia telah mencaci maki Allah. Dan barang siapa mencaci maki Allah, maka Allah akan lemparkan dia ke dalam neraka dengan wajahnya."
Dengan tipu dayanya, dia (Abdullah bin Maimun Al-Qaddah) merusak hati orang-orang bodoh dan memperindah kekufuran dan kesesatan bagi mereka.
Dia memiliki penjelasan yang panjang tentang hal ini, tetapi saya akan mempersingkatnya. Apa yang saya jelaskan sudah cukup dan menjadi peringatan bagi orang-orang yang berakal dan memiliki pandangan.
Orang yang terlaknat ini (Abdullah bin Maimun Al-Qaddah) sebenarnya berakidah (beragama) Yahudi dan menampakkan keislamannya. Dia adalah seorang Yahudi dari keturunan Asy-Syal'ala' dari sebuah kota di Syam." (Kasyf Asrar Al-Bathinyah, Muhammad bin Malik bin Abi Al-Fadhail Al-Hamadi Al-Yamani, cet. Al-Maktabah Al-Azhariyah li At-Turats, hal.28)
من مدينة بالشام يقال لها "سلمية"، وكان من أحبار اليهود وأهل الفلسفة الذين عرفوا جميع المذاهب، وكان صانعاً يخدم (شيعة) إسماعيل بن جعفر الصادق بن محمد الباقر بن علي زين العابدين بن الحسين بن علي بن أبي طالب – عليهم السلام – وكان حريصاً على هدم الشريعة المحمدية لما ركبه الله في اليهود من عداوة الإسلام وأهله، والبغضاء لرسول الله ﷺ، فلم ير وجها يدخل به على الناس حتى يردهم عن الإسلام الطف من دعوته إلى أهل بيت رسول الله ﷺ، وكان قد خرج في أيام "قرمط" البقار، وكان اسمه له لقبه، لأنه كان يقرمط في سيره إذا مشى، ولذلك نسب إلى أهل مذهبه ومذهب ابن ميمون إلى قرمط لأنهما اجتمعا وعملا ناموسا بدعوان إليه، وكان يعرفان النجوم وأحكام الأزمان فدلهما الوقت عند تأسيس ماعاملاه فخرج ميمون إلى الكوفة، وأقام بها مدة، وله أخبار يطول شرحها مما كان منه ومن "علي بن فضل" "والمنصور" صاحب المسور و ابى سعيد الجنابي وأنا أشرح ذلك عند انتهائي إليه إن شاء الله تعالى. وأما قرمط البقار فإنه خرج إلى بغداد فقتل هناك – لا رحمه الله.
Dari kota di Syam yang bernama "Salamiyah". Dia adalah seorang rabbi Yahudi dan ahli filsafat dan mengetahui berbagai aliran pemikiran. Dia bekerja sebagai seorang pelayan bagi pengikut (Syiah) Ismail bin Ja'far Ash-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib -semoga Allah meridhai mereka-. Dia sangat bersemangat untuk menghancurkan syariat Muhammad karena sifat permusuhan yang Allah tanamkan dalam diri orang-orang Yahudi terhadap Islam dan pemeluknya, serta kebencian mereka terhadap Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Dia tidak melihat cara untuk mempengaruhi orang-orang kecuali dengan mengajak mereka kepada ajaran ahlul bait Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena itu adalah cara yang paling halus untuk menarik mereka keluar dari Islam. Dia muncul pada zaman Qarmat Al-Biqar, yang nama aslinya adalah Hamdan bin Al-Asy'ats, dan dijuluki Qarmat karena cara jalannya yang unik. Karena itu, pengikutnya dan pengikut Ibnu Maimun dinisbahkan kepadanya, karena mereka berdua bekerja sama dan membuat ajaran baru yang mengajak orang-orang kepada kesesatan.
Keduanya memiliki pengetahuan tentang ilmu bintang dan hukum-hukum zaman, sehingga mereka dapat menentukan waktu yang tepat untuk memulai aksi mereka. Ibnu Maimun pergi ke Kufah dan tinggal di sana untuk beberapa waktu, memiliki banyak cerita yang panjang tentang dirinya dan beberapa orang lainnya seperti Ali bin Fadl, Al-Mansur, dan Abu Sa'id Al-Jannabi. Saya akan menjelaskan hal ini lebih lanjut ketika tiba waktunya, insya Allah.
Adapun Qarmat Al-Biqar, dia pergi ke Baghdad dan terbunuh di sana -semoga Allah tidak merahmatinya." (Kasyf Asrar Al-Bathinyah, Muhammad bin Malik bin Abi Al-Fadhail Al-Hamadi Al-Yamani, cet. Al-Maktabah Al-Azhariyah li At-Turats, hal.29). Wallahu a'lam
Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar