Selama mengikuti polemik nasab Bani Alawi di medsos dan melihat video atau membaca tulisan KH.Imaduddin Usman dan beberapa Ulama Lainnya seperti KH.Nur Ihya yang menyatakan nasab Banu Alawi kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam terputus di seluruh dunia, karena berdasarkan peneltian KH.Imadudin Usman bahwa Ubaidillah sebagai putra Sayyid Ahmad bin Isa Al-Muhajir tidak terkompirmasi dalam kitab-kitab nasab pada abad ke-4,5,6,7 dan 8 H. dan Nama Ubaidillah sebagai putra dari Sayyid Ahmad bin Isa baru di sebutkan oleh Al Imam Abu Bakar As-Syakran (w. 895 H) dalam kitab karyanya Al-Burqah Al-Mussiqah di halaman 150.
Dari sinilah saya tertarik untuk mendownload dan mengkroscek kitab dimaksud, yang kemudian saya temukan nasab keluarga ba'alawi di halaman 151-152 sebagai berikut,
{{نسب أل بعلوى}} من اول اجدادهم الشيخ الامام واحد زمانه الذى اذا قال فى وقت الصلاة او غيرها ببلدت تريم او غيرها من البلاد السلام عليك ايهاالنبي ورحمة الله وبركاته سمع فى ذالك الوقت كشفالمصطفى صلى الله عليه وسلم يقول له عليك السلام ياشيخ, شيخنا الامام الشيخ علي بن علوى بن محمد بن علوي بن عبد الله بن احمد بن عيسى بن محمد بن علي بن جعفر الصادق بن محمد الباقر بن علي زين العابدين بن حسين بن علي بن ابي طالب كرم الله وجوههم ورضي عنهم لعلوي ابن عبد الله بن احمد بن عيسى بن محمد بن علي بن جعفر اخ اسمه الشيخ جديدبن عبد الله بن احمد بن عيسىوهو جد الشيخ الامام ابى الحسن علي بن محمد بن احمد بن محمد المكنى بجديد بن علي بن محمد بن جديد ابن عبد الله بن احمد بن عيسى.
"Keturunan Keluarga Ba'lawi berasal dari leluhur mereka yang pertama, yaitu Sheikh Imam yang merupakan satu-satunya pada zamannya. Ketika dia mengucapkan salam kepada Nabi "Assalamu 'alaika ayyuhan nabiyyu warahtullahi wabarakatuh" (keselamatan dan rahmat serta berkah Allah kepada wahai nabi) di waktu shalat atau kesempatan lain di kota Tarim atau tempat lainnya, dia mendengar pada saat itu penyingkapan (kasih sayang) dari Al-Musthafa (orang yang terpilih yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam) yang berkata kepadanya, "Salam 'alaika (keselamatan atasmu) ya Sheikh." Sheikh kami, Imam Sheikh Ali bin Alawi bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Ja'far As-Sadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abu Thalib, semoga Allah memberkahi dan meridhai wajah-wajah mereka. *Al-Ba'lawi adalah anak dari Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Ja'far, saudara yang bernama Sheikh Jadid bin Abdullah bin Ahmad bin Isa, yang merupakan kakek dari Sheikh Imam Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Muhammad yang dikenal dengan Jadid bin Ali bin Muhammad bin Jadid bin Abdullah bin Ahmad bin Isa."
Sementara dalam halaman 150 disana disebutkan oleh Syeikh Ali As-Sakran, bahwa leluhur mereka (ba'alawi) ditulis secara berkesinambungan sebagai Ubaid bin Ahmad bin Isa, hanya demikian belum ada urutan ke atas. Lalu ia berijtihad (berasumsi) bahwa Ubaid ini adalah sama dengan Abdullah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad al-Naqib, seperti yang disebut dalam kitab Al-Suluk karya al-jundi (w. 730. H). Inilah yang menjadi salah satu alasan KH. Imaduddin Usman dalam tesisnya menolak keberadaan Ubaidillah bin Ahmad bin Isa.
Leluhur Habib Ali Al-Sakran, yang dikenal pada zamannya bernama Ubaid, tanpa idlofah kepada “Allah” (Ubaidillah). Hal ini diakui oleh Habib Ali Al-Sakran dalam kitabnya tersebut dengan ibaroh,
وهكذا هو هنا عبيد المعروف عند اهل حضرموت والمسطر في كتبهم والمتداول في سلسلة نسبهم ونسبتهم انه عبيد بن احمد بن عيسى (البرقة المشيقة: 150)
“Dan demikianlah, ia disini (bernama) Ubaid yang dikenal penduduk Hadramaut, dan ditulis dalam kitab-kitab mereka dan berkesinambungan dalam silsilah nasab mereka. Dan penisbatan mereka adalah: Ubaid bin Ahmad bin Isa”. (Al-Burqah Al-Musyiqah: 150).
Wallahu a'lam bis-Shawab
Demikianlah Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat dan menambah wawasan. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar