MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Selasa, 17 September 2019

KAJIAN TENTANG, BENARKAH JODOH ITU TAQDIR TUHAN?


Jodoh bermakna pasangan hidup. Bagi seorang pria, jodohnya adalah seorang wanita. Dan sebaliknya, jodoh seorang wanita adalah seorang pria. Untuk menemukan jodohnya, manusia harus mencarinya. Jika sudah bertemu jodohnya, pasangan pria-wanita kemudian melakukan pernikahan.

Ada ungkapan yg menyebutkan bahwa jodoh di tangan Tuhan. Bagi yg belum beristri, ungkapan tersebut mempunyai arti yg sangat penting. Benarkah ungkapan tersebut?

Allah Subhanahu wa Ta'ala menetapkan tiga bentuk takdir dalam masalah jodoh.

1. Cepat mendapatkan jodoh.

2. Lambat mendapatkan jodoh, tapi suatu ketika pasti mendapatkannya di dunia.

عن أبي هريرة قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : إذا أتاكم من ترضون خلقه و دينه فانكحوه إلا تفعلوا تكن فتنة في الأرض وفساد عريض . رواه الحاكم وقال هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه

Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam  bersabda: “Apabila datang kepada kalian siapa yg kalian ridhoi akhlak dan agamanya, maka nikahkanlah ia. Jika tidak kalian lakukan, niscaya akan menjadi fitnah dan muka bumi dan kerusakan yg luas.” (HR. Al-Hakim – sanadnya shahih)

Lelaki yg bertaqwa akan mencintai dan memuliakan istrinya. Jika ia marah tidak akan menzholimi istrinya.

Kaum jahiliyah menikah dengan melihat kedudukan, kaum Yahudi menikah dengan melihat harta, kaum Nasrani menikah dengan melihat rupa sedangkan umat Islam menikahkan dengan melihat agama.

Nabi bersabda:

الدنيا متاع وخير متاع المراءة الصالحة

"Sesungguhnya dunia seluruhnya adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita (istri) yg solehah”. (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

"تنكح المرأة لأربع لمالها ولحسبها ولجمالها ولدينها فاظفر بذات الدين تربت يداك".

”Wanita dinikahi kerana empat perkara yakni kerana kekayaannya, kerana kedudukannya, kerana kecantikannya dan kerana agamanya. Hendaknya pilihlah yg beragama agar berkah kedua tanganmu.” (HR. Abu Daud dan Nasa'i dari Abu Hurairah ra)

Sulit mencari jodoh boleh jadi kerana kriteria terlalu memilih. Janganlah kita menginginkan kesempurnaan orang lain padahal diri kita tidak lah orang yg sempurna.

3. Menunda mendapatkan jodoh (Tabattul/membujang) sampai di akhirat kelak. Apapun pilihan jodoh yg ditentukan Alloh adalah hal terbaik untuk kita.

Allah Ta'ala berfirman:

وعسى أن تكرهوا شيئا فهو خير لكم وعسى أن تحبوا شيئا وهو شر لكم والله اعلم وانتم لا تعلمون

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (QS. Al Baqarah: 216).

Selama ini tersebar pemahaman di tengah masyarakat bahwa pasangan hidup –baik suami mupun isteri– setiap manusia sudah ditetapkan oleh Alloh Ta'ala. Anggapan ini antara lain disandarkan kepada dalil2 berikut:

وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ [الروم/21]

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian isteri-isteri dari diri kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS Ar-Rum [30]: 21)

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ أَفَبِالْبَاطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَةِ اللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ [النحل/72]

“Allah menjadikan bagi kalian isteri-isteri dari diri kalian dan menjadikan bagi kalian dari isteri-isteri kalian itu anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezki dari yang baik-baik. Maka Mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah ?.” (QS. An-Nahl [16]: 72)

Benar, Alloh Ta'ala telah menciptakan ibunda Hawa dari bagian tubuh Nabi Adam as yaitu tulang rusuk sebelah kiri, dan sekaligus Alloh Ta'ala menetapkannya sebagai jodoh Beliau. Namun tidak berarti setiap wanita yg datang berikutnya juga diciptakan dari hal serupa, sehingga menganggap pasangan atau jodoh mereka adalah laki2 pemilik tulang rusuk yg darinya mereka diciptakan. Penciptaan dari tulang rusuk tersebut hanya terjadi pada Hawa, berdasarkan ayat:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا [النساء/1]

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisaa- [4]: 1)

Sedangkan manusia berikutnya -baik laki2 maupun wanita-, diciptakan melalui percampuran antara Adam dan Hawa. Dengan kata lain mereka tidak lagi diciptakan dari tanah liat dan tulang rusuk, melainkan dari air mani. Berdasarkan firman Alloh:

الَّذِي أَحْسَنَ كُلَّ شَيْءٍ خَلَقَهُ وَبَدَأَ خَلْقَ الْإِنْسَانِ مِنْ طِينٍ * ثُمَّ جَعَلَ نَسْلَهُ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ [السجدة/7، 8]

“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).” (QS. As-Sajdah [32]: 7-8)

أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ مِنْ مَاءٍ مَهِينٍ [المرسلات/20]

“Bukankah Kami menciptakan kamu dari air yang hina [air mani]?” (QS. Al-Mursalat [77]: 20)

Adapun redaksi ayat yg artinya “Dia menciptakan untuk kalian istri2 dari diri kalian sendiri” maksudnya adalah: Dia menciptakan untuk kalian istri2 dari jenis kalian sendiri. Berikut penjelasan Imam Ibn Katsir, terkait ayat di atas.

يذكر تعالى نعمه على عبيده، بأن جعل لهم من أنفسهم أزواجًا من جنسهم وشكلهم ، ولو جعل الأزواج من نوع آخر لما حصل ائتلاف ومودة ورحمة، ولكن من رحمته خلق من بني آدم ذكورًا وإناثا، وجعل الإناث أزواجا للذكور .

Alloh Ta'ala menyebutkan nikmat2-Nya atas hamba-Nya, bahwa Dia telah menciptakan bagi mereka dari diri2 mereka istri2 dari jenis dan bentuk mereka. Jika saja Dia ciptakan istri2 mereka tersebut dari jenis lain, niscaya tidak akan tercapai ketenangan, cinta, dan kasih sayang. Akan tetapi merupakan rahmat Allah Ta'ala menciptakan keturunan Adam (dalam bentuk) laki2 dan perempuan, dan menjadikan yg perempuan sebagai pasangan bagi yang laki2. (Tafsir Ibn Katsir, juz IV, hlm 586)

Sampai di sini diketahui bahwa ayat2 Al-Qur'an yg disebut di atas bukan merupakan dalil untuk bisa mengatakan bahwa urusan jodoh sudah ditetapkan oleh Alloh Ta'ala tanpa dibarengi Ikhtiyar/usaha mendapatkannya.

Adapun dari hadits, tidak ditemukan yg secara sharih menunjukkan hal tersebut. Yang ada adalah hadits2 yg menyebutkan ditetapkannya empat perkara bagi janin setelah usia kandungan melewati empat puluh hari ke-tiga, yaitu: ajal, rizqi, amal perbuatan, dan bahagia atau sengsara di dunia. Tidak disebutkan di situ ketetapan jodoh atau pasangannya.

Syara’ Menghendaki Manusia Memilih Sendiri Jodohnya

Berikut ini nash2 yg menunjukkan bahwa jodoh adalah perkara ikhtiyari, bukan merupakan qadha’ Alloh Ta'ala, kecuali pasangan Adam as dan Hawa di atas, dan pasangan2 tertentu yg tidak diketahui.

Nikah adalah amal shalih, syara’ memerintahkan kepadanya dan melarang dari ber-tabattul (sengaja membujang selamanya)

عن عبيد بن سعد قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : من أحب فطرتي فليستن بسنتي ومن سنتي النكاح . رواه أبو يعلى قال حسين سليم أسد : رجاله ثقات

Dari Ubaid bin Sa’ad, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yg menyukai fitrahku hedaknya ia bersunnah dengan sunnahku, dan termasuk sunnahku adalah menikah.”  (HR. Abu Ya’la – Husain Salim Asad: rijalnya terpercaya)

عن عبد الله بن مسعود قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء . متفق عليه واللفظ لمسلم

Dari Abdullah bin Mas’ud ra, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam  bersabda: “Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yg mampu ba’ah (memberi tempat tinggal) hendaknya ia menikah, sungguh nikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Dan barangsiapa yg belum mampu ba’ah maka hendaknya ia berpuasa, sungguh puasa itu akan menjadi perisai baginya.” (HR. Muttafaq ‘Alayh – lafazh milik Muslim)

عن الحسن عن سمرة : ان نبي الله صلى الله عليه و سلم نهى عن التبتل  . رواه أحمد . تعليق شعيب الأرنؤوط : رجاله ثقات

Dari Samurah ra, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari tabattul (sengaja membujang untuk selamanya). (HR. Ahmad bin Hambal – Syu’aib Al-Arnauth: rijalnya terpercaya)

Karena tergolong amal shalih, maka manusia diberi pilihan antara melakukannya atau meninggalkannya dengan konsekwensinya masing2. Dengan menikah berarti melakukan sunnah Rasulullah saw, dan dengan ber-tabattul  berarti seseorang akan mendapatkan dosa.

Dengan demikian, maka sikap seorang muslim adalah menentukan jodoh atau calon pasangannya dengan sebaik mungkin, yaitu dengan mengacu kepada kriteria2 yg telah ditentukkan syara’, serta tidak lupa pula mengiringinya dengan doa:

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا [الفرقان/74]

"Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yg bertakwa.” (QS. Al-Furqon [25]: 74)

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا

“Apa saja kebaikan yang datang kepadamu, maka sesungguhnya itu adalah dari Allah. Dan apa saja bencana yang datang kepadamu, maka itu berasal dari perbuatanmu sendiri. Kami telah mengutusmu untuk menjadi rasul bagi umat manusia dan cukuplah Allah sebagai saksi”. (QS. An-Nisa' : 79)

Dari uraian diatas dapatlah diambil hikmah bahwasanya takdir tidak hanya sebuah ketetapan yg tidak bisa dirubah. Tetapi takdir adalah kesepakatan bersama antara Alloh dan manusia di dalam mengatur kehidupan. Saling memberi dan saling menghargai serta saling mencintai antara satu dengan yg lainnya tentu akan menciptakan hubungan yg harmonis antara manusia dan Tuhannya, sehingga takdir yg tadinya menjadi sesuatu yang kelihatan jelek, menjadi suatu nikmat yg tidak akan pernah didapatkan dari mahkluk-Nya.

Bagi yg sudah dipertemukan jodoh, atau yg melihat orang lain belum berjodoh sebaiknya tidak menyudutkan. Memang, kita hanya tahu mereka belum menikah sehingga kita berhak bertanya mengapa mereka belum menikah. Kita tidak tahu mereka sedang memperjuangkan sesuatu, dan yg kita lupa jodoh adalah misteri yg ditulis sendiri oleh Allah, sehingga mereka tidak kuasa mendatangkan jodohnya sendiri. Wallohu a'lam bis-Showab

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud At-Tamanmini menjelaskan dalam kajiannya semoga bermanfaat. Aamiin

والله الموفق الى اقوم الطريق

Tidak ada komentar:

Posting Komentar