MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Kamis, 18 Juni 2020

EDISI KHUTBAH JUM'AT (Meraih Amalan Hidup Yang Berkualitas)


*Khutbah Pertama*

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ  أَمَرَنَا بِتَرْك الْمَنَاهِيْ وَفِعْل
الطَّاعَاتِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى بِقَوْلِهِ وَفِعْلِهِ إِلَى الرَّشَادِ. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَاِبهِ الهَادِيْنَ لِلصَّوَابِ وَعَلَى التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ اْلمَآبِ. اَمَّا بَعْدُ،

فَيَااَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّوَأَنـْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ:

*Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah*

Sebagai manusia, kita memiliki keterbatasan dalam memahami makna hidup ini. Pada umumnya, manusia tidak mengetahui banyak hal tentang makna dari hidup ini, yang diketahui hanyalah realitas yang nampak saja. Makna hidup dalam Islam tak sekadar hanya berjuang untuk mempertahankan hidup, akan tetapi hidup yang berkualitas “memberi kemanfaatan dan pencerahan kepada sesama”.

Allah Subhanahu wa Ta'ala menuntut hamba-Nya untuk mengerjakan dan memprioritaskan ibadah serta kegiatan yang berkualitas. Sebagaimana firman-Nya di bawah ini,

الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

"Dialah (Tuhan) yang menjadikan kematian dan kehidupan, untuk menguji kamu, siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Mahaperkasa, lagi Maha Pengampun." (QS. Al-Mulk : 2).

*Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah*

Berkenaan dengan ayat di atas, Tafsir Ibn Katsir menafsirkan kata ‘amalan sebagai amalan yang baik (ahsan) ialah sebaik-baik amal dan bukan sebanyak amal. Artinya, amal yang berkualitas lebih diutamakan ketimbang kuantitas atau banyaknya amalan.

إن الموت أمر وجودي لأنه مخلوق. معنى الآية: أنه أوجد الخلائق من العدم، ليبلوهم ويختبرهم أيهم أحسن عملا؟ كما قال: { كَيْفَ تَكْفُرُونَ  ِاللَّهِ وَكُنْتُمْ أَمْوَاتًا فَأَحْيَاكُمْ } [البقرة:28]

Dalam sebuah riwayat, Ibnu Hatim menjelaskan maksud dari Surat al-Mulk ayat 2. Ayat tersebut mengingatkan bahwa kematian merupakan penunduk manusia. Dengan mengingat kematian orang akan mempersiapkan diri menuju kehidupan di akhirat.

. وقال ابن أبي حاتم: حدثنا أبو زُرْعَة، حدثنا صفوان، حدثنا الوليد، حدثنا خُلَيْد، عن قتادة في قوله: { الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ } قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: “إن الله أذل بني آدم بالموت، وجعل الدنيا دار حياة ثم دار موت، وجعل الآخرة دار جزاء ثم دار بقاء”. ورواه مَعْمَر، عن قتادة.

Ibnu Hatim berkata; telah meriwayatkan kepada kami Abu Zur’ah, Shofwan telah meriwayatkan kepada kami, al-Walid telah meriwayatkan kepada kami, Khalid telah meriwayatkan kepada kami, dari Qatadah mengenai firman Allah Ta'ala “alladziy khalaqa al-maut wa al-hayaah”.

Lalu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta'ala menundukkan manusia dengan kematian, dan menjadikan dunia sebagai tempat kehidupan, lalu menjadikannya sebagai tempat kematian. Dan Allah Ta'ala menjadikan akherat sebagai negeri pembalasan, dan kemudian negeri yang kekal abadi”.

Dalam ayat tersebut, kata “liyabluwakum” bermakna bahwa Allah Ta'ala menguji kalian (manusia) dengan dibebankannya kewajiban-kewajiban. Sedangkan kata ”ayyukum ahsan ’amalan” bermakna amalan yang paling benar dan ikhlas.

*Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah*

Makna ahsan ’amalan adalah perbuatan yang paling benar dan ikhlas ini dijelaskan Imam Fudlail bin 'Iyadh. Beliau mengatakan bahwa ikhlas merupakan kunci sebuah perbuatan akan diterima. Keikhlasan akan melekat pada diri seorang hamba ketika tujuan amalnya adalah Allah semata.

 وقال فضيل بن عياض “أحسن عملا” أخلصه وأصوبه. وقال: العمل لا يقبل حتى يكون خالصًا صوابًا الخالص: إذا كان لله والصواب: إذا كان على السنة.

Berbeda dengan Imam al-Baghawi dalam kitabnya. Beliau menjelaskan bahwa makna ahsanu ’amalan adalah paling baik-baiknya akal, paling wara'nya menjauhi larangan Allag Ta'ala dan paling cepat menjalankan ketaatan kepada-Nya.

 روي عن ابن عمر  مرفوعا: ” أحسن عملا” أحسن عقلا وأورع عن محارم الله، وأسرع في طاعة الله

Imam al-Baghawiy mengatakan, ”Diriwayatkan dari Ibnu ’Umar secara marfu’; bahwasanya, yang dimaksud dengan ”ahsanu ’amalan” (sebaik-baik perbuatan)  adalah sebaik-baik akalnya, se-wara’-wara’nya dari larangan Allah, dan secepat-cepatnya menuju ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Imam al-Qurthuby dalam tafsirnya menjelaskan makna penggalan ayat liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalan adalah yang paling banyak mengingat kematian, paling baik persiapannya, dan paling takut serta waspada terhadapnya. Lalu Imam al-Qurthuby menambahkan pendapat Ibnu Umar bahwa Rasulullah saw. ketika membaca ayat pertama surah al-Mulk sampai pada redaksi liyabluwakum, lantas bersabda: “Yang paling menjaga diri dari perkara yang diharamkan oleh Allah swt dan yang paling bersegera dalam melakukan ketaatan kepada Allah swt.”

Sedangkan Imam al-Tustari dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim memaknai redaksi liyabluwakum ayyukum ahsanu ‘amalan sebagai amal yang terjaga dari hal-hal yang sifatnya syubhat (tidak jelas) apalagi haram dan amal yang ikhlas.

Selanjutnya al-Alusi dalam Kitab Ruh al-Ma’ani fi Tafsir al-Qur’an al-Adzim wa al-Sab’i al-Matsani, memaparkan kata liyabluwakum bermakna bahwa Allah akan melakukan sesuatu untuk menguji kalian sehingga ia tercapai tujuan untuk mengetahui ayyukum ahsanu ‘amalan. Makna ‘amalan di sini ialah perkara yang mencakup amal hati dan anggota badan.

*Jama'ah Shalat Jum'at Rahimakumullah*

*Pentingnya Menjaga Kualitas Ibadah*

Islam sangat menekankan kualitas dalam setiap hal. Hal ini telah disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Sesungguhnya, Allah itu suci lagi bersih dan Allah tidak akan menerima, kecuali yang suci bersih pula.”

Pada zaman Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat sering kali membawa buah kurma yang baru mereka petik untuk dibawa ke masjid supaya dimakan oleh fakir miskin. Pada suatu hari, salah seorang dari mereka membawa buah kurma dengan kualitas yang rendah ke masjid. Pemberian yang tidak berkualitas ini ditegur oleh Allah melalui firman-Nya dalam Surah al-Baqarah ayat 267,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنْفِقُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُمْ مِنَ الْأَرْضِ ۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنْفِقُونَ وَلَسْتُمْ بِآخِذِيهِ إِلَّا أَنْ تُغْمِضُوا فِيهِ ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ

“Wahai mereka yang beriman, nafkahkanlah di jalan Allah sebagian hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Janganlah kamu memilih yang buruk-buruk, lalu kamu nafkahkan sedangkan kamu sendiri enggan mengambilnya kecuali dengan memejamkan mata terhadapnya.  Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Al-Baqarah : 267) Kisah ini diriwayatkan oleh Imam al-Hakim.

Tatkala berbicara kualitas, saya teringat akan satu bait syair yang terdapat dalam kitab Ta’lim al-Muta’allim karya Syaikh Muhammad bin Hasan sebagai berikut,

فَإِنَّ فَقِيْهًا وَاحِدًا مُتَوَرِّعًا # أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنْ أَلْفِ عَابِدِ

"Maka sesungguhnya satu ahli faqih (berilmu) lagi wara’ itu lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang yang ahli ibadah."

Syair tersebut mempertegas bahwa satu orang yang berilmu atau berkualitas lagi wara’ (menjaga diri dari perkara syubhat atau tidak jelas) itu lebih berat bagi syaitan untuk menggodanya ketimbang seribu orang yang ahli ibadah.

Dengan demikian, seorang muslim dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas hidupnya sehingga keberadaannya bermakna dan bermanfaat tidak hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'qla, melainkan kepada sesama. Untuk mencapai derajat kebermanfaatan tersebut, maka setiap muslim diwajibkan beribadah, bekerja, berkarya serta berinovasi dalam bingkai amal shalih. Semoga kita semua termasuk golongan hamba-Nya yang ahsanu ‘amalan. Aamiin.

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ: أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا  باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

*Khutbah Kedua*

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ :

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar