Iman kepada Allah
Iman kepada Allah: Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz
Terjemah Sullam Taufiq di halaman ini membahas tentang mengetahui Allah dengan iman kepada Allah meyakini 13 sifat yang wajib bagiNya, dan 13 sifat yang mustahil bagi-Nya serta sifat yang jaiz bagi Allah.
Nama kitab: Sullamut Taufiq ila Mahabbatillah alat Tahqiq
Penulis: Abdullah bin Husain bin Tohir Ba Alawi Al-Hadhromi Al-Syafi'i (1191-1272 HB/-1777 M)
Terjemah Sullam Taufiq di halaman ini membahas tentang mengetahui Allah dengan iman kepada Allah meyakini 13 sifat yang wajib bagiNya, dan 13 sifat yang mustahil bagi-Nya serta sifat yang jaiz bagi Allah.
Nama kitab: Sullamut Taufiq ila Mahabbatillah alat Tahqiq
Penulis: Abdullah bin Husain bin Tohir Ba Alawi Al-Hadhromi Al-Syafi'i (1191-1272 HB/-1777 M)
Fasal Hal yang Wajib Diimani
فَصْلٌ فِيما يَجِبُ الإيمانُ به مِنَ السَّمْعِيّاتِ
فَمِنْ ذٰلك عَذابُ القَبْرِ، ونَعِيمُهُ، وسُؤالُ المَلَكَيْنِ مُنْكَرٍ ونَكِيرٍ، والبَعْثُ، والحَشْرُ، والقِيامَةُ، والحِسابُ، والثَّوابُ، والعَذابُ، والمِيزانُ، والنّارُ، والصِّراطُ، والحَوْضُ، والشَّفاعَةُ، والجَنَّةُ، والخُلُودُ، والرُّؤْيَةُ للهِ سُبْحانَهُ وتَعالَى [لا كَما يُرَى المَخْلُوقُ، فَيَراهُ المُؤْمِنُونَ في الآخِرَةِ وهُمْ] في الجَنَّةِ [وقَبْلَ دُخُولِها] ، وأنْ تُؤمِنَ بِمَلائِكَةِ اللهِ، ورُسُلِهِ، وكُتُبِهِ، وبِالقَدَرِ خَيْرِهِ وشَرِّهِ، وأنَّهُ صَلَّى اللهُ عليه وسَلَّمَ خاتَمُ النَّبِيِّينَ وسَيِّدُ ولَدِ آدَمَ أجْمَعِينَ.
Diantara kabar tersebut adalah adanya siksa dan nikmat kubur, pertanyaan malaikat munkar dan nakir, kebangkitan, penggiringan, hari kiamat dan perhitungan.
Dan adanya pahala, siksa, timbangan amal, neraka, siroth, telaga, syafa’at, surga, kekal dan melihat Allah Ta’ala didalam surga.
Dan engkau beriman dengan para malaikat Allah, para rasulNya, kitab-kitabNya, qodar baik dan buruk, dan bahwasanya Nabi SAW itu adalah penutup para nabi dan penghulu seluruh anak adam.
Fasal Ringkasan Memahami Allah Taala
فَصْلٌ في خُلاصَةِ مَعْرِفَةِ اللهِ تَعالَى
ما يَجِبُ للهِ تَعالَى: خُلاصَةُ ما تَقَدَّمَ في مَعْنَى الشَّهادَةِ الأُولَى إثْباتُ ثَلاثَ عَشْرَةَ صِفَةً للهِ تَعالَى، أي اعْتِقادُ أنَّها مِنْ صِفاتِهِ تَعالَى الَّتِي لا حَدَّ لَها في العَدِّ، ولا يُحْصِيها أَحَدٌ مِنَ الخَلْقِ، وتَدُلُّ على الكَمالِ المُطْلَقِ؛ وهٰذه الصِّفاتُ الثّلاثَةَ عَشَرَ دَلَّ العَقْلُ على وُجُوبِها للهِ تَعالَى، بِمَعْنَى أنَّ العَقْلَ لا يَقْبَلُ ولا يُصَدِّقُ نَفْيَ أيٍّ منها عَنِ اللهِ تَعالَى، وقالَ العُلَماءُ إنَّه يَجِبُ مَعْرِفَتُها على كُلِّ مُكَلَّفٍ وُجُوبًا عَيْنِيًّا، لِأنَّها تَكَرَّرَ ذِكْرُها كَثِيرًا في النَّقْلَِ أي القُرْآنِ والحَدِيثِ، إمّا لَفْظًا وإمّا مَعْنًى؛ ولَيْسَتْ مَعْرِفَتُها الواجِبَةُ مَعرِفَةَ إحاطَةٍ بِحَقائِقِها، فَالخَلقُ جَمِيعًا عاجِزُونَ عن مَعْرِفَةِ حَقِيقَةِ اللهِ تَعالَى وصِفاتِهِ، فَلا يَعْرِفُ اللهَ على الحَقِيقَةِ إلّا اللهُ، وهي:
صِفَةُ الوُجُودِ وصِفَةُ الوَحْدانِيَّةِ وصِفَةُ الأزَلِيَّةِ وصِفَةُ البَقاءِ وصِفَةُ عَدَمِ مُشابَهَةِ غَيْرِهِ وصِفَةُ الاسْتِغْناءِ المُطْلَقِ عَنْ غَيْرِهِ وصِفَةُ القُدْرَةِ وصِفَةُ الإرادَةِ وصِفَةُ العِلْمِ وصِفَةُ السَّمْعِ (بِلا أُذُنٍ) وصِفَةُ البَصَرِ (بِلا عَيْنٍ) وصِفَةُ الحَياةِ (بِلا رُوحٍ) وصِفَةُ الكَلامِ (بِلا حَرْفٍ ولا صَوْتٍ ولا لُغَةٍ)
وصِفاتُ الأُلُوهِيَّةِ هٰذه لا تَتَغَيَّرُ فَلَيْسَتْ طارِئَةً بَلْ هي صِفاتٌ للهِ بِلا ابْتِداءٍ، لأنَّ صِفاتِ الأَزَلِيِّ لا تَكُونُ إلّا أَزَلِيَّةً، ولا شَبَهَ بَيْنَ صِفاتِ اللهِ وبَيْنَ ما يُسَمَّى بِأَسْمائِها مِنْ صِفاتِ المَخْلُوقاتِ، وإنْ كانَتِ المَعانِي اللُّغَوِيَّةُ لِما يُسَمَّى بِاسْمِها مِنْ صِفاتِ المَخْلُوقاتِ تُقَرِّبُ لِعُقُولِنا فَهْمَ ما يُمْكِنُنا فَهْمُهُ عَنْها، مَعَ اسْتِحْضارِ أَنَّهُ لَيْسَ بَيْنَ صِفاتٍ الخَلْقِ وصِفاتِ الحَقِّ اشْتِراكٌ أَصْلًا ولا مُشابَهَةٌ بَتاتًا.
ما يَسْتَحِيلُ على اللهِ تَعالَى: وحُكْمُ العَقْلِ بِوُجُوبِ هٰذِهِ الصِّفاتِ المَذْكُورَةِ للهِ تَعالَى يَعْنِي أنَّ العَقْلَ لا يَقْبَلُ ولا يُصَدِّقُ أنْ يَكُونَ اللهُ مُتَّصِفًا بأَضْدادِها، أي أنَّ العَقْلَ يَحْكُمُ أيْضًا بِاسْتِحالَةِ صِفاتِ النَّقْصِ الَّتِي تُقابِلُها وتُنافِيها عليه تَعالَى، ويَنْفِيها قَطْعًا عنه تَعالَى، وكذٰلك النَّقْلُ يَدُلُّ على انْتِفائِها عنه تَعالَى، وهي: العَدَمُ والتَّعَدُّدُ والابْتِداءُ والانْتِهاءُ
ومُشابَهَةُ غَيْرِهِ والاحْتِياجُ إلى غَيْرِهِ والعَجْزُ عن شَيْءٍ وأنْ يَكُونَ مُكْرَها على أمْرٍ، أو بِلا اخْتِيارٍ في فِعْلٍ والجَهْلُ بِشَيْءٍ والصَّمَمُ والعَمَى والمَوْتُ والبَكَمُ (بِمَعْنَى انْتِفاءِ صِفَةِ الكَلامِ الأزَلِيِّ الذي لَيْسَ بِلُغَةٍ وصَوْتٍ عنه تَعالَى)
ما يَجُوزُ في حَقِّ اللهِ تَعالَى: ودَلَّ العَقْلُ والنَّقْلُ أيْضًا على أنَّهُ يَجُوزُ أنْ يُوجِدَ اللهُ أيَّ مُمكِنٍ أو يَتْرُكَ إيجادَهُ، ولٰكِنَّهُ تَعالَىٰ لا يُوجِدُ إلّا ما سَبَقَ في عِلْمِهِ الأزَليِّ ومَشِيئَتِهِ الأزَلِيَّةِ أنَّهُ يَدْخُلُ في الوُجُودِ، فَيُوجِدُ اللهُ تَعالَى المَخْلُوقَ في وَقْتِهِ على حَسَبِ ما عَلِمَهُ اللهُ وشاءَهُ بِلا ابْتِداءٍ.
Yang wajib bagi Allah: Ringkasan makna kalimat Syahadat yang pertama adalah menetapkan 10 sifat Allah yakni meyakini bahwa ke-13 sifat tersebut bagian dari sifat-sifat Allah yang tidak terbatas dan tidak ada makhluk yang dapat menghitungnya. Itu menunjukkan atas kesempurnaan mutlak. Sifat yang 13 ini menurut akal wajib atas Allah dalam arti bahwa akal tidak menerima dan tidak membenarkan tidak adanya ke-13 sifat itu dari Allah. Ulama berkata: wajib mengetahuinya bagi setiap muslim mukalaf secara fardhu ain karena ia disebut secara berulang-ulang dalam Al-Quran dan hadits baik secara lafazh atau makna. Wajibnya mengetahui ke-13 sifat ini bukanlah wajib mengetahui hakikatnya secara mendalam. Karena semua makhluk tidak mampu mengetahui hakikat Allah dan sifat-sifatNya sehingga tidak akan ada yang mengetahui hakikat Allah kecuali Dia sendiri.
13 Sifat Wajib Bagi Allah
Ketigabelas sifat itu adalah: sifat wujud, wahdaniyat (satu), azali (tidak berawal), baqa (abadi), tidak menyerupai yang lain, tidak butuh yang lain secara mutlak, qudrah, iradat, ilm, mendengar (tanpa telinga), melihat (tanpa mata), hidup (tanpa ruh), berbicara (tanpa huruf, suara dan bahasa).
Sifat uluhiyah (ketuhanan) tidak akan berubah dan bukanlah hal baru. Ia adalah sifat-sifat Allah yang tanpa permulaan, karena sifat azali tidak terjadi kecuali azali (tanpa awal). Tidak ada keserupaan antara sifat-sifat Allah dengan nama serupa dari sifat makhluk. Walaupun makna bahasanya antara nama sifat Allah dengan sifat makhluk memiliki kedekatan arti menurut akal dan pemahaman kita. Walaupun kita tahu bahwa sifat makhluk dan sifat Allah tidak ada kesamaan atau keserupaan sama sekali.
13 Sifat yang mustahil bagi Allah
Hukum akal atas wajibnya sifat-sifat tersebut bagi Allah bermakna bahwa akal tidak menerima dan tidak membenarkan apabila Allah memiliki sifat sebaliknya. Yakni bahwa akal menghukumi mustahilnya sifat kekurangan yang berbanding dengan sifat wajibNya dan meniadakan sama sekali dari Allah. Begitu juga Al-Quran dan hadits menunjukkan tidak adanya sifat-sifat mustahil itu dari Allah. Sifat mustahil itu adalah: tidak ada, lebih dari satu (ta'addud), ada permulaan (ibtida), ada akhir (intiha), serupa dengan yang lain, butuh pada yang lain, lemah dari sesuatu, terpaksa dalam melakukan sesuatu, tidak tahu (jahl), tuli (shomam), buta (ama), mati (maut), bisu (bakam).
Sifat yang jaiz (mungkin) bagi Allah
Akal dan dalil naqli menunjukkan bahwa Allah bisa mewujudkan perkara yang mungkin atau tidak mewujudkannya. Akan tetapi Allah tidak mengadakan sesuatu kecuali karena ilmunya yang azali dan kehendakNya yang azali bahwa hal itu masuk dalam wujud. Maka, Allah akan mewujudkan makhluk pada saatnya berdasarkan pada ilmu dan kehendakNya tanpa permulaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar