MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Kamis, 04 Maret 2021

EDISI KHUTBAH JUM'AT (TIGA HAL UTAMA DI BULAN RAJAB)

 *Khutbah Pertama*

اَلْحَمْدُ ِللهِ، اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَحْرَمَ رَجَبَ بِإِسْرَاءِ الرَّسُوْلِ مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأقْصَى ، وَالَّذِيْ يَأْمُرُنَا بِالتَّقْوَى مْدَّةَ أُمُوْرِنَا ، نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ فِيْ كُلِّ أَهْوَالِنَا ، أشْهَدْ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أشْرَفِ عِبَادِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَعِتْرَتِهِِِِ أمََّا بَعْدُ :

فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ   

*Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah,*   

Alhamdulillah, pada jum'at ini kita masih berada di bulan mulia, yaitu bulan Rajab 1442 H. Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari kata “tarjib” yang bermakna agung dan mulia. Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan keistimewaan terhadap Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab. Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah Ta'ala.   

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah Ta'ala. Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab.  

Kemuliaan bulan Rajab semakin bertambah dengan peristiwa monumental  isra’ dan mi’raj Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dari dari Masjidil haram  Makkah menuju masjidil Aqsho Palestina. Kemudian dilanjutkan dari masjidil Aqsha menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah Ta'ala sang pencipta Alam semesta. Sebagaimana firman Allah Ta'ala dalam surat Isra’ ayat 1,   

سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ  

"Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Aqsho yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. Al-Isra' : 1).

Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari,  juz 5 halaman 52. Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bertemu dengan Allah Ta'ala dan memerintahkan Nabi untuk melaksanakan shalat fardlu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari. Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan belia bertemu dengan Nabi Musa AS, Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah shalat lima puluh kali sehari, Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah Ta'ala, mohonlah keringanan untuk umatmu. Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi shalat sepuluh kali. kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagiamana yang pertama.  Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan shalat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah dan saya ridho dan pasrah kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.    

Peristiwa isra’ dan mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap kemuliaan bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan Rajab yang mulia ini?    

Pertama adalah melakukan puasa sunnah di bulan Rajab. Terkait kesunahan puasa di bulan Rajab ini terdapat hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam kitab Sahih Muslim juz 2 halaman 811,

حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ حَكِيمٍ الْأَنْصَارِيُّ، قَالَ: سَأَلْتُ سَعِيدَ بْنَ جُبَيْرٍ، عَنْ صَوْمِ رَجَبٍ وَنَحْنُ يَوْمَئِذٍ فِي رَجَبٍ فَقَالَ: سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، يَقُولُ: " كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يُفْطِرُ، وَيُفْطِرُ حَتَّى نَقُولَ: لَا يَصُومُ "   

“Utsman bin Hakim berkata: saya bertanya kepada Sa’id bin Jubair tentang puasa Rajab, ketika itu kami berada di bulan Rajab. Sa’id menjawab: saya mendengar Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah berpuasa hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan berbuka. Dan beliau juga pernah berbuka hingga kami berkata bahwa beliau tidak akan beepuasa.” (HR. Muslim)   

Menurut Imam An-Nawawi dalam kitab Syarah An-Nawawi ‘ala Muslim juz 8 halaman 38, hadits di atas tidak menunjukkan larangan khusus atau kesunahan khusus puasa di bulan Rajab. Karena itu, kesunahan puasa di bulan Rajab melihat terhadap dua aspek, pertama hukum asal puasa hukumnya adalah sunnah. Kedua, perintah Nabi yang menganjurkan puasa di bulan-bulan mulia, bulan Rajab adalah salah satunya. Imam ats-Tsauri sebagaimana dikutip Ibnu Rajab dalam kitab Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 119 menyatakan, “Aku amat menyukai amalan puasa di bulan-bulan haram (mulia). Hal ini telah dipraktikkan oleh sebagian ulama salaf yang berpuasa di setiap bulan yang mulia, seperti Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq as-Sabi’i.”    

*Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah,*   

Kedua, selalu menjalankan kewajiban shalat lima waktu tepat pada waktunya. Musthafa As Siba’i dalam kitabnya, Sirah Nabawiyah, Durus wa ‘Ibar, jilid 1 halaman 54 menjelaskan bahwa jika Nabi melakukan isra’ dan mi’raj dengan ruh dan jasadnya sebagai mu’jizat, maka sebuah keharusan bagi tiap Muslim menghadap (mi’roj) kepada Allah Ta'ala lima kali sehari dengan jiwa dan hati yang khusyu’. Dengan shalat yang khusyu’, seseorang akan merasa diawasi oleh Allah Ta'ala, sehingga ia malu untuk menuruti syahwat dan hawa nafsu, malu untuk berkata kotor, malu untuk mencaci orang lain, malu untuk berbuat bohong, dan sebaliknya lebih senang dan mudah untuk melakukan banyak kebaikan. Hal tersebut demi untuk mengagungkan keesaan Allah, kebesaran Allah, sehingga dapat menjadi makhluk Allah yang terbaik di muka bumi ini.     

Ketiga, Rajab adalah bulan yang tepat untuk bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.”    

*Jama'ah shalat Jum'at rahimakumullah,*   

Mengapa kita perlu memperhatikan bulan Rajab yang mulia ini? Karena Bulan Rajab adalah bulan yang mulia. Berdoa pada Allah di bulan ini tidak akan sia-sia. Sungguh beruntung seseorang yang memperbaiki amalan, menjauhkan diri dari perbuatan keji dan kemungkaran. Beramal di bulan ini bagaikan mendapatkan emas mulia, memanfaatkan waktu dengan taat merupakan hal yang utama.    

Syekh Dzunnun Al-Mishri sebagaimana dikutip Syekh Abdul Qadir dalam kitab al-Ghuniyah juz 1 halaman 326 mengatakan, Rajab adalah bulan untuk meninggalkan kejelekan, Sya’ban adalah bulan untuk menambah ketaatan, Ramadhan adalah bulan untuk menjemput kemuliaan. Seseorang yang tidak meninggalkan kejelekan, tidak melaksanakan ketaatan, tidak menjemput kemuliaan, maka ia adalah pengikut setan.  Na‘ûdzu billâhi min dzâlik.   

Selain itu, Rajab adalah bulan bercocok tanam, Sya’ban bulan untuk menyiram, dan Ramadhan adalah bulan panen hasil bertanam. Setiap orang akan menuai apa yang ia tanam, setiap orang akan menuai perbuatannya. Siapa pun yang tidak menghiraukan tanamannya, ia akan menyesal di hari pembalasan.   

Di Bulan Rajab ini, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan kemaksiatan, selalu beruntung dengan melakukan banyak ladang amal ibadah, mendapatkan pahala amal ibadah yang berlipat dan mendapatkan ridha dari Allah Ta'ala.  Aamiin ya rabbal ‘alamiin.     

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا    باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ.  إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ   

*Khutbah kedua*  

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا   أَمَّا بَعْدُ: 

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ   

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar