MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Sabtu, 22 Oktober 2011

BENARKAH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB KEILMUANNYA MELEBIHI SAHABAT NABI DAN ULAMA SALAF LAINNYA ?


[MEMAHAMI AL-QUR’AN DAN AL-HADITS DENGAN LOGIKANYA SENDIRI]

الرسالة المفيدة تأليف: محمد بن عبد الوهاب
رئاسة ادرة البحوث العلمية والا فتاء والدعوة والارشاد

ثم اعلم أن ضد التوحيد الشرك وهو ثلاثة أنواع: شرك أكبر، وشرك أصغر، وشرك خفي.
والدليل على الشرك الأكبر قوله تعالى: {إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالاً بَعِيداً}.

ص -43-         وقال تعالى: {وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرائيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ}.
وهو أربعة أنواع:

"النوع الأول" شرك الدعوة، والدليل قوله تعالى: {فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ}.

"النوع الثاني" شرك النية والإرادة والقصد، والدليل قوله تعالى: {مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ}.

"النوع الثالث" شرك الطاعة، والدليل قوله تعالى: {اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَاباً مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهاً وَاحِداً لا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ}: وتفسيرها الذي لا إشكال فيه،

ص -44-         طاعة العلماء والعباد في المعصية لا دعاؤهم إياهم، كما فسرها النبي صلى الله عليه وسلم، لعدي بن حاتم لما سأله، فقال: لسنا نعبدهم، فذكر له أن عبادتهم طاعتهم في المعصية.

"النوع الرابع" شرك المحبة، والدليل قوله تعالى: {وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَاداً يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ}.

Kitab Ar-Risalah Al-Mufidah penulis: Muhammad bin Abdul Wahhab [Riasah Idroh Al-Buhuts Al-Ilmiah wa Al-Ifta’ wa Ad-Da’wah wa Al-Irsyad]

Kemudian ketahuilah sesungguhnya kebalikan [lawan-pen] dari tauhid adalah syirik dan dia terbagi menjadi tiga bagian yaitu: syirik akbar [besar], syirik asghor [kecil] dan syirik khofi [samar-samar]. Dan dalil atas syirik akbar adalah firman Alloh Ta’ala: {Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.} [QS. An-Nisa’: 116]

Dan firman Alloh Ta’ala: {..........padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun} [QS. Al-Maidah: 72] hal: 43

Dan dia [syirik akbar-pen] ada empat bagian: “Bagian pertama” syirik dakwah [seruan, do’a-pen], dalil firman Alloh Ta’ala: {Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya; maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah)} [QS. Al-Ankabut: 65]

“Bagian kedua” syirik niat, kehendak dan keinginan, dalil firman Alloh Ta’ala: {Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan?} [QS. Huud: 15-16]

 “Bagian ketiga” syirik taat, dalil firman Alloh Ta’ala: {Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah, dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan} [QS. At-Taubah: 31]

Kepatuhan kepada ulama dan kepada hamba-hamba dalam kemaksiatan [kedurhakaan-pen] bukan kepatuhan pada ajakan mereka, sebagaimana penjelasan Nabi Shollallohu ‘alaihi wa sallam kpd ‘Adiy bin Hatim saat Nabi bertanya kepadanya, maka ‘Adi menjawab: kami tdk menyembah mereka [ulama-pen], maka Nabi mengingatkan kepadanya, “Sesungguhnya ibadah kamu kpd mereka adalah ketaatanmu kpd mereka dalam kemaksiatan.” Hal: 44

 “Bagian keempat” syirik mahabbah [kecintaan], dalil firman Alloh Ta’ala: {Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah} [QS. Al-Baqarah: 165]

================================>>>>>>>>>>

MENGKRITISI FATWA MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB YG MENGANDALKAN LOGIKANYA DENGAN HUJJAH PARA ULAMA LAINNYA

Pertama: Dia [Muhammad bin Abdul Wahhab] tdk menjelaskan definisi syirik akbar itu sendiri dan dia tdk menyambungkan ayat berikutnya yg menjelaskan gambaran syirik akbar, sprt firman Alloh pada ayat2 berikutnya, “yang mereka sembah selain Allah itu, tidak lain hanyalah berhala, dan (dengan menyembah berhala itu) mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, yang dilaknati Allah dan setan itu mengatakan: "Saya benar-benar akan mengambil dari hamba-hamba Engkau bahagian yang sudah ditentukan (untuk saya),” [QS. An-Nisa’: 117-118]

Dia jg tdk menguatkan fatwanya dgn riwayat shahabat atau ulama lainnya serta latarbelakangnya. Imam al-Qurthubi menyebutkan asbabun nuzul ayat ini turun berkenaan ketika masyarakat makkah menyembah berhala.

Kedua: Dia membuang/memenggal awal ayat yg seharusnya sbb:

لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ............

{Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata:  Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putra Maryam",...........} [QS. Al-Maidah: 72] ayat ini berkenaan kaum nashrani yg menuhankan Nabi Isa as.

Ketiga: Dia menjelaskan syirik dlm do’a dgn QS. Al-Ankabut: 65 tdk menyertakan asbabun nuzulnya. Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat tsb dgn memperkuat sebuah riwayat sbb:

عن عكرمة بن أبي جهل: أنه لما فتح رسول الله صلى الله عليه وسلم مكة ذهب فارًّا منها، فلما ركب في البحر ليذهب إلى الحبشة، اضطربت بهم السفينة، فقال أهلها: يا قوم، أخلصوا لربكم الدعاء، فإنه لا ينجي هاهنا إلا هو. فقال عكرمة: والله إن كان لا ينجي في البحر غيره، فإنه لا يُنَجّي غيره في البر أيضا، اللهم لك عليَّ عهد لئن خرجتُ لأذهبن فلأضعَنّ يدي في يد محمد فلأجدنه رؤوفًا رحيما، وكان  كذلك.

Dari Ikrimah bin Abu Jahal: Sesungguhnya ketika Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam telah menaklukkan makkah, pergilah sekelompok [warga makkah-pen] dgn menaiki perahu menuju Habsyah, ketika perahunya bergoncang maka berkatanya penghuninya: Wahai kaum, berdoalah kpd tuhanmu dgn ikhlas, karena sesungguhnya tdk ada yg bisa menyelamatkan dari sini kecuali Dia. Ikrimah berkata: “Demi Alloh, sesungguhnya tdk ada yg bisa menyelamatkan dari lautan selain-Nya, maka tdk ada pula yg bisa menyelamatkan di daratan selain-Nya. Ya Alloh, kepadamu aku berjanji, jika aku bisa keluar [dari lautan ini-pen] sungguh aku akan pergi dan meletakkan tanganku pada tangan Muhammad, maka sungguh aku akan menemuinya dgn penuh kasih sayang,” maka demikianlah adanya. Maksudnya, doa ikrimah tersebut sewaktu blm beriman kpd Rosul dan setelah diselamatkan oleh Alloh maka Ikrimah memenuhi janjinya dgn beriman kpd Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam.

Keempat: Dia menjelaskan syirik niat dgn hujjah QS. Huud: 15-16 tanpa menguatkannya dgn hujjah sahabat atau ulama. Sedangkan Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat tsb dgn penafsiran Ibnu Abbas ra tentang ayat dimaksud sbb:

عن ابن عباس، في هذه الآية: إن أهل الرياء يعطون بحسناتهم في الدنيا، وذلك أنهم لا يظلمون نقيرا، يقول: من عمل صالحا التماس الدنيا، صوما أو صلاة أو تهجدا بالليل، لا يعمله إلا التماس الدنيا، يقول الله: أوفيه الذي التمس في الدنيا من المثابة، وحبط عمله الذي كان يعمله التماس الدنيا، وهو في الآخرة من الخاسرين. وهكذا روي عن مجاهد، والضحاك، وغير واحد.
وقال أنس بن مالك، والحسن: نزلت في اليهود والنصارى. وقال مجاهد وغيره: نزلت في أهل الرياء

Dari Ibnu Abbas ra, tentang ini ayat: Sesungguhnya org2 yg suka riya’ [pamer] maka kebaikannya diberikan di dunia, dan mereka tdk dianiaya sedikitpun. Dia [org yg riya’] Barangsiapa yg beramal sholih akan mendapatkan dunia, puasa atau sholat, atau tahajud malam yg tdk dia lakukan, kecuali akan mendapatkan dunia. Alloh Berfirman: Atau di dalam hal mendapatkan dunia adalah balasan, dan lenyaplah amalnya yg diniatkan mendapatkan dunia, dan dia di akhirat termasuk org2 yg merugi. Dan ini riwayat dari Mujahid dan Dhihak dan tdk hanya satu org.

Berkatalah Anas bin Malik dan Hasan: Ini ayat turun berkenaan yahudi dan nashrani. Dan Mujahid berkata: ayat ini turun berkenaan org yg suka pamer.

Kelima: Dia tdk menjelaskan tentang QS. At-Taubah: 31 dan juga tentang peristiwa ‘Adiy bin Hatim dgn Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dgn jelas. Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat dimaksud dgn sebuah hadits Nabi sbb:

روى الإمام أحمد، والترمذي، وابن جرير من طرق، عن عدي بن حاتم، رضي الله عنه، أنه لما بلغته دعوة رسول الله صلى الله عليه وسلم فرَّ إلى الشام، وكان قد تنصر في الجاهلية، ............وكان رئيسا في قومه طيئ، وأبوه حاتم الطائي المشهور بالكرم، فتحدَّث الناس بقدومه، فدخل على رسول الله صلى الله عليه وسلم وفي عنق عَدِيّ صليب من فضة، فقرأ رسول الله صلى الله عليه وسلم هذه الآية: { اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ } قال: فقلت: إنهم لم يعبدوهم. فقال: "بلى، إنهم حرموا عليهم الحلال، وأحلوا لهم الحرام، فاتبعوهم، فذلك عبادتهم إياهم".

Diriwayatkan Imam Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Jarir dari ‘Adiy bin Hatim ra. Sesungguhnya ketika sampai kepadanya dakwah Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam perjalanan ke Syam, dia adalah nashrani semasa jahiliyah........... ‘Adiy adalah pemimpin kaumnya Thoyi’dan bapaknya bernama Hatim ath-Tho’i org yg terkenal kemulyaannya, maka org2 membicarakan kedatangannya. Maka masuklah kpd Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam dan dileher ‘Adiy ada salib dari perak, maka Rosululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam membaca ini ayat: {Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka ebagai tuhan selain Allah}Berkatalah ‘Adiy: aku mengatakan: sesungguhnya mereka [kaumku] tdk menyembah mereka [para rahib]. Maka Rosul bersabda: “Benar” tetapi sesungguhnya mereka [para rahib] mengharamkan yg halal dan menghalalkan yg haram, maka kamu mengikuti mereka [para rahib] maka itulah penyembahan kamu atas mereka.

Keenam: Dari ketidakdisertakannya hujjah penguat baik dgn hadits Nabi atau hujjah ulama lainnya dalam memahami dan menjelaskan ayat al-Qur’an tersebut memberi gambaran bahwa SEOLAH-OLAH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB INI lebih hebat daripada sahabat Nabi dan para ulama salaf lainnya. Wallohu a’lam bish-Showab.

IKHWAN WA AKHWAT FILLAH, BISA KITA BAYANGKAN JIKA PENGAMBILAN HUJJAH DGN CARA SERAMPANGAN SEPERTI INI TANPA MELIHAT ASBABUN NUZULNYA ATAU TDK MELIHAT KPD SIAPA AYAT ITU DIPERUNTUKKAN, MAKA YG TERJADI SELALU MERASA PALING BENAR, PALING PINTAR MELEBIHI PARA SHOHABAT ATAU ULAMA-ULAMA YG LAIN.

Semoga Alloh tunjukkan kpd saudara2ku salafi wahabi pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab ke jalan yg benar. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar