MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Selasa, 12 November 2024

KAJIAN TENTANG BENARKAH KAROMAH PARA WALI ALLAH BISA MI'RAJ


Cek and kroscek; Viralnya karomah wali dari kalangan ba'alawi mendapat pertentangan dari banyak kalangan yang menginspirasi saya membuat artikel terkait masalah mi'rojnya Al-Faqih Muqaddam 70 kali dalam satu malam yang kemudian sebagian muslimin memperbandingkan dengan karomah dan mi'rojnya para wali Allah yang lainnya semisal mi'rojnya Imam Al-Qusyairi (Abu Al-Qosim Abdul Karim bin Hauzan Al-Qusyairi) dan mi'rojnya Imam Abu Yazid Al-Busthomi sebagai penyeimbang kisah mi'rojnya Faqih Muqoddam Muhammad bin Ali.

Pertanyaannya, apakah ada selain dari Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang bisa mi'roj? Jawabnya sebagaimana yang saya dapatkan dari penjelasan kitab berikut ini,

مسألة: فإن قيل : فهل كان لغير نبينا صلوات الله عليه وسلامه معراج ؟

قيل : الطريق إلى إثبات ذلك النقل دون العقل ، وليس في الخبر ما يوجب القطع ، إلا قوله تعالى في قصة إبراهيم عليه السلام : « وَكَذَلِكَ نرِى إِبْرَاهِيمَ مَلَكُونَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ (۱) جاء في التفسير : أنه حمل صخرة بيت المقدس ورفعت الصخرة في الهواء حتى شاهد إبراهيم عليه السلام الملكوت

وقيل : إنه شاهد ذلك الوقت إنساناً يعصى ، فدعا الله عز وجل حتى أهلكه ، فاستجاب دعاءه فيه ، ثم رأى ثانياً ثم ثالثاً ثم رابعاً وهو يدعو عليهم ، فأوحى الله تعالى إليه : يا إبراهيم ، مهلاً فلو أهلكنا كل من رأيناه يعصى لم يمس الخلق إلا وقد هلك أكثرهم وقال بعض العلماء : لم يرسل الله رسولاً إلى الخاق إلا وكان له معراج على قدر رتبته ، قالوا : وقد كان معراج موسى عليه السلام حين أفاق من صعقته بعد سؤال رؤيته ، فحمل إلى السماء الدنيا فشاهد الملائكة وقالوا له : يا ابن الخيض ، مثلك من يسأل الرؤية ، فاثبت لرؤيتنا ، فغشى عليه ، ثم رفع إلى السماء الثانية ، فشاهد ملائكة ، فداخله من رؤيتهم ما داخله من رؤية من قبلهم ، كذلك رفع إلى سبع سموات ، ولكن لم يكن لأحدٍ من الرسل ما لنتينا صلى الله عليه وسلم في معراجهم من الخصائص والرتب .

________

(1) سورة الانعام : ٧٥

Masalah: Jika ditanya: Apakah ada mi'raj bagi selain Nabi kita, semoga salawat dan salam-Nya atasnya?

Dijawab: Jalan untuk membuktikannya adalah dengan nash (teks) dan bukan dengan akal, dan tidak ada dalam berita yang mengharuskan kepastian, kecuali firman-Nya dalam kisah Ibrahim as.: "Dan demikianlah Kami menunjukkan kepada Ibrahim kerajaan langit dan bumi." (1) Dalam tafsirnya disebutkan: bahwa Ibrahim mengangkat batu Rumah Suci dan batu itu terangkat di udara hingga Ibrahim as. menyaksikan kerajaan.

Dikatakan juga: Ia melihat pada saat itu seorang yang berbuat maksiat, lalu ia berdoa kepada Allah agar menghancurkannya, dan Allah mengabulkan doanya. Kemudian ia melihat yang kedua, ketiga, dan keempat, sambil berdoa atas mereka. Maka Allah berfirman: "Wahai Ibrahim, sabarlah. Jika Kami menghancurkan setiap orang yang kami lihat berbuat maksiat, maka tidak akan tersisa dari makhluk ini kecuali sebagian besar dari mereka akan hancur."

Dan beberapa ulama mengatakan: Allah tidak mengutus seorang rasul kepada makhluk kecuali memiliki mi'raj sesuai dengan derajatnya. Mereka berkata: Mi'raj Musa as. terjadi ketika ia pulih dari pingsannya setelah meminta untuk melihat (Allah), sehingga ia dibawa ke langit dunia dan melihat para malaikat. Mereka berkata kepadanya: "Wahai anak Khidr, seperti dirimu yang meminta untuk melihat, tetaplah untuk melihat kami." Ia pun pingsan, lalu diangkat ke langit kedua, dan menyaksikan malaikat. Rasa yang masuk ke dalam dirinya dari penglihatan mereka sama dengan yang ia rasakan dari penglihatan sebelumnya. Begitu seterusnya hingga ia diangkat ke tujuh langit, tetapi tidak ada salah satu dari para rasul yang memiliki keistimewaan dan derajat dalam mi'raj mereka seperti yang dimiliki oleh Nabi kita, semoga salawat dan salam-Nya atasnya." (Kitab Al-Mi'raj Imam Al-Qusyairi Wa Yalihi Mi'raj Abu Yazid Al-Busthomi karya Ali Hasan Abdul Qadir hal.74-75)

_________

(1) Surah Al-An'am : 75

هل يجوز أن يكون لهم معراج ، إذا قلتم بجواز الكرامات ؟ وما تقولون فيما يطلقه الناس من هذه الطائفة من معراج أبي يزيد البسطامي وغيره ؟

قيل : أما المعراج بالبدن فلم يُنقل عن واحدٍ ، ولم يُخبر عنه أنه كان له ، ولا يبعد أن يقال : إن ذلك لا يكون لغير المصطفى بالإجماع

"Apakah diperbolehkan bagi mereka untuk memiliki mi'raj, jika kalian mengatakan bahwa karamah itu diperbolehkan? Dan apa pendapat kalian tentang apa yang diucapkan orang-orang mengenai mi'raj Abu Yazid al-Busthami dan lainnya?

Dikatakan: Adapun mi'raj dengan tubuh, tidak ada satu pun yang diriwayatkan tentangnya, dan tidak ada yang mengabarkan bahwa dia memilikinya. Tidaklah mengherankan jika dikatakan bahwa hal itu tidak terjadi bagi selain Nabi yang terpilih, berdasarkan kesepakatan." (Kitab Al-Mi'raj Imam Al-Qusyairi Wa Yalihi Mi'raj Abu Yazid Al-Busthomi karya Ali Hasan Abdul Qadir hal.75-76)

الملحق رقم ۲

الباب التاسع 

في رؤيا أبي يزيد : في القصد إلى الله تعالى وبيان قصته .

قال أبو القاسم العارف ، رضى الله عنه : اعلموا معاشر القاصدين إلى الله سبحانه وتعالى أن لأبي يزيد حالات ومقامات لا تحتملها قلوب أهل الغفلة وعامة الناس ، وله مع الله أسرار لو اطلع عليها ، أهل الغرة لبهتوا فيها ، وإلى نظرت في كتاب فيه مناقب أبي يزيد ، فإذا فيه أشياء من حالاته وأوقاته وكلامه ، ماكلت الألسن عن نعته وصفته، فكل من أراد أن يعرف كماله ومنزلته فلينظر إلى نومه ورؤياه التى هى أصح في المعنى ، وأقرب إلى التحقيق من يقظة غيره ، فهذا ما حكى : أن خادم أبي يزيد رضى الله عنه قال : سمعت أبا يزيد

البسطامي رضى الله عنه يقول : إنى رأيت في المنام ، كأني عرجت إلى السموات قاصداً إلى الله ، طالبا لمواصلة الله سبحانه وتعالى ، على أن أقيم معه إلى الأبد ، فامتحنت بامتحان لا تقوم له السموات والأرض ومن فيهما ؛ لأنه بسط لى بساط العطايا نوعا بعد نوع ، وعرض على ملك كل سماء ، ففي ذلك كنت أغض بصرى عنها ؛ لما علمت أنه بها يجربنى ، فكنت لا ألتفت إليها إجلالا لحرمة ربى ، وكنب أقول فى كل ذلك : يا عزيزي ، مرادى غير ما تعرض على . قال : فقلت له : رحمك الله صف لى مما عرض عليك من ملك كل سماء

Lampiran Nomor 2

Bab Kesembilan  

Dalam Mimpi Abu Yazid: Mengenai Tujuan Menghadap kepada Allah dan Penjelasan Kisahnya.

Abu Qasim Al-'Arif, semoga Allah meridhoinya, berkata: "Ketahuilah, wahai orang-orang yang berniat menghadap kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, bahwa Abu Yazid memiliki keadaan dan derajat yang tidak dapat dipahami oleh hati orang-orang lalai dan kebanyakan manusia. Dia memiliki rahasia dengan Allah yang jika orang-orang yang lalai mengetahuinya, mereka akan terkejut. Dan aku melihat dalam sebuah kitab yang memuat keutamaan Abu Yazid, di mana terdapat banyak hal mengenai keadaan, waktu, dan ucapan-ucapannya yang tidak mampu diungkapkan oleh lidah dalam mendeskripsikannya. Jadi, siapa pun yang ingin mengenal kesempurnaan dan kedudukannya, hendaklah ia memperhatikan tidurnya dan mimpinya, yang lebih benar dalam makna dan lebih dekat kepada kenyataan dibandingkan dengan kesadaran orang lain.

Dikisahkan bahwa seorang pelayan Abu Yazid, semoga Allah meridhoinya, berkata: "Aku mendengar Abu Yazid Al-Bustami, semoga Allah meridhoinya, berkata: 'Aku bermimpi seolah-olah aku diangkat ke langit, menuju Allah, mencarikan persekutuan dengan Allah Subhanahu wa Ta'ala, agar aku dapat tinggal bersamanya selamanya. Aku diuji dengan ujian yang tidak dapat ditanggung oleh langit dan bumi serta semua yang ada di dalamnya; karena Dia membuka untukku karpet pemberian-Nya satu demi satu, dan menawarkan kepadaku kerajaan setiap langit. Dalam hal itu, aku menundukkan pandanganku dari hal-hal tersebut; karena aku tahu bahwa dengan hal itu Dia mengujiku, jadi aku tidak menoleh ke arahnya sebagai penghormatan terhadap keagungan Tuhan-Ku. Dan aku selalu berkata dalam semuanya itu: 'Wahai Tuhanku, keinginanku bukanlah apa yang Engkau tawarkan.' 

Dia berkata: 'Aku bertanya kepadanya: Semoga Allah merahmatimu, jelaskan kepadaku apa yang ditawarkan kepadamu dari kerajaan setiap langit.' (Kitab Al-Mi'raj Imam Al-Qusyairi Wa Yalihi Mi'raj Abu Yazid Al-Busthomi karya Ali Hasan Abdul Qadir hal.129)

Dari penjelasan kitab yang saya paparkan tentu mi'rojnya Faqih Muqaddam dengan mi'rojnya Imam Qusyairi dan Imam Abu Yazid Al-Busthomi dimana mi'rojnya melalui mimpi seolah-olah diangkat kelangit sangatlah berbeda karena dalam Syarhul 'Ainiyah dijelaskan bahwa Al-Faqih Muqaddam Muhammad bin Ali dengan mengatakan, عرج بي الى سدرة المنتهى "Aku di-mi'raj-kan ke Sidratul Muntaha" dan tidak menyebutkan رأيت فى المنام "Aku melihat dalam (mimpi) tidurku." Wallahu a'lam bis-Shawab

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Senin, 11 November 2024

KAJIAN TENTANG KAROMAH SYEIKH FAQIH MUQADDAM (MUHAMMAD BIN ALI)




Cek and kroscek; Ketika viral video seorang dari habaib menyampaikan kisah tentang karomah Faqih Muqaddam mi'raj 70 kali dalam satu malam muncul berbagai tanggapan yang menolak bahkan mencelanya. Namun tidak banyak yang mencari tahu darimana maroji' kisah tersebut didapatkan.

Meski termasuk salah satu yang menolak kisah karomah Faqih Muqaddam Muhammad bin Ali yang melebihi mi'rajnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam tidak serta merta menyalahkan begitu saja sebelum mencari tahu kitab rujukannya, dan akhirnya saya menemumukan Syarah Al-'Ainiyah adalah buku yang berisi riwayat dan wasiat dari para wali dan shalihin, termasuk Ahlul Bait Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, Tabi'in, Para Imam Madzhab, Tokoh-tokoh Sufi, Para Imam Ahli Thariqah, dan Para Ulama Dari Kalangan Saadah Bani Alawi. Buku ini juga dilengkapi dengan berbagai nasehat dan wasiat mereka. 

Al-Faqih Muqaddam adalah julukan yang ditujukan kepada Syeikh Muhammad bin Ali bin Muhammad Shahib Mirbath, pendiri Tarekat Alawiyyin dan leluhur dari para keturunan Alawiyyin yang tersebar di Indonesia. Al-Faqih Muqaddam dilahirkan di Tarim, Hadramaut, Yaman Selatan, pada 574 H/1176 M dan wafat tahun 653 H.

Terkait kisah mi'rajnya Al-Faqih Muqaddam 70 kali dalam satu malam dan karomah lainnya terdapat dalam kitab diantaranya Al-Jauhar Asy-Syafaf, Syarh Al-'Ainiyah dan Al-Ustadz Al-A'zham Al-Faqih Al-Muqaddam sebagai berikut,

رواية الخطيب في الجوهر الشفاف: ومن جملة ما كتب إليه شيخ شيوخنا محمد بن علي بن أبي علوي أنه عرج بي إلى سدرة المنتهى سبع مرات في ليلة واحدة، وفي رواية سبع وعشرين، وفي رواية سبعين مرة، وذكر أن رجلًا من أهل السريات الصادقات، والكرامات الخارقات أتى من دمشق يقال له الفضل، فلما قدم أتى إلى الشيخ الجليل شيخ شيوخنا الفقيه محمد بن علي بن أبي علوي وقال له: ما أتيت إليك إلا لأعلمك أني ما وجدت جاثمًا على قلبك إلا الشيخ عبدالرحمن المقعد، وأنت تحكم له، فهو رجل مكتسب، وأنت صاحب نسبة، فقال شيخ شيوخنا: وما هذه النسبة؟ قال: سدرة المنتهى، وقال أيضًا: لو اجتمع أهل المشرق والمغرب على أن يفكوا قفلك لما قدروا«

Dalam riwayat Al-Khatib di Al-Jauhar Asy-Syafaf: "Di antara yang ditulis kepada kami oleh Syekh Syekh kami, Muhammad bin Ali bin Abi Alawi, adalah bahwa aku diangkat ke Sidrat Al-Muntaha tujuh kali dalam satu malam. Dalam riwayat lain disebutkan tujuh puluh kali, dan dalam riwayat lain lagi tujuh puluh kali. Ia menyebutkan bahwa seorang laki-laki dari kalangan para wali yang ikhlas dan memiliki karamah luar biasa datang dari Damaskus, yang dikenal dengan nama Al-Fadhil. Ketika ia tiba, ia mendatangi syekh yang mulia, Syekh Syekh kami, Faqih Muhammad bin Ali bin Abi Alawi, dan mengatakannya: 'Aku datang kepadamu hanya untuk memberitahumu bahwa aku tidak menemukan sesuatu yang menghalangimu kecuali Syekh Abdul Rahman yang terkurung, dan kamu harus memberikan keputusan untuknya, karena dia adalah orang yang berusaha, dan kamu adalah orang yang memiliki nasab.' Maka Syeikh-Syeikh kami bertanya: 'Apa nasab ini?' Ia menjawab: 'Sidrat Al-Muntaha,' dan ia juga berkata: 'Seandainya orang-orang dari timur dan barat berkumpul untuk membukakan kunci hatimu, mereka tidak akan mampu.'" (Jauhar Asy-Syafaf juz 1 hal. 79)

وكان يقول، يعني الفقيه محمدا : أنا فيكم كمحمد في قومه . وروى غير السقاف : أنا فيكم كعيسى في قومه وردها الشيخ عبد الرحمن السقاف. وقال الشيخ الكبير أبو الغيث ابن الجميل : ماوصلنا إلى درجة عن الفقيه محمد بن علي باعلوي حتى نصفها. قال ذلك ابتداء كشفا . حال بعض المشائخ الحضرميين، أراد أن يسأله عن حال سيدنا الفقيه .

وقال الشيخ الكبير عبد الله بن محمد عباد: ماتمضي على الفقيه محمد بن علي ساعة إلا وهو فيها سكران من حميا محبة الله الرحيم الرحمن . وقال الشيخ الجليل الفقيه محمد بن أبي بكر عباد : الذي يغلب على الظن أن الشيخ محمد بن علي يشفع بن علي يشفع حتى في نهد وكانوا سلطنة حضرموت .

ولما وقف الشيخ سفيان اليمني على كتاب سيدنا الفقيه الذي أرسله إليه،

قال في جوابه مامعناه هذا شيء لم نعرفه ومقام لم نبلغه . وكان من جملة ماكتب به إلى الشيخ سعد، أنه قال : عرج بي إلى سدرة المنتهى سبع مرات. وفي رواية سبعة وعشرين مرة في ليلة واحدة. وفي رواية سبعين مرة. 

ومن جملة ماكتب إليه الشيخ سعد بن علي، بعد ماعرف تمكينه وتأييده وحراسته عن الزيغ أني أقول قول ناصح محب مشفق فلايكون قلبك متعلقا بالكرامات ولا غيرها، ولا تلتفت إليها، ولوظهرت لك أي ظهور، وليكن قلبك متعلقا بمحبة الله ، والزم حالك الذي أنت عليه، ولو قامت عليك القيامة، ولو رأيت أي هول فلا يهولنك . وكلما عرض عليك شيء، فزنه بميزان الشرع وكتاب الله ، فما

وافق الحق ، فاتبعه ومالم يوافق الحق فاتركه . وأنت يافقيه ! أهدى من أن تهدى إن شاء الله ، وأعلم بالشريعة والحقيقة .

Ia, yakni Faqih [Muqaddam] Muhammad [bin Ali] berkata: "Saya di antara kalian seperti Muhammad (Shallallahu 'alaihi wa sallam) diantara kaumnya." Dan dikatakan oleh selain As-Seqaf: "Saya di antara kalian seperti Isa ('alaihissalam) diantara kaumnya," yang dibantah oleh Syekh Abdul Rahman As-Seqaf. Dan Syeikh besar Abu Al-Ghaith Ibnu Al-Jamil berkata: "Kami tidak sampai pada derajat Faqih (Muqaddam) Muhammad bin Ali Ba'alawi untuk dapat mengukurnya." Hal ini diungkapkan sebagai pembuka untuk menjelaskan keadaan beberapa ulama Hadramaut, yang ingin menanyakan tentang keadaan Sayid Faqih (Muqaddam).

Dan Syeikh besar Abdullah bin Muhammad Abbad berkata: "Tidak ada satu jam pun berlalu bagi Faqih (Muqaddam) Muhammad bin Ali kecuali ia berada dalam keadaan mabuk dari cinta kasih Allah yang Maha Pengasih." Dan Syekh yang mulia, Faqih Muhammad bin Abu Bakar Abbad berkata: "Yang paling mungkin adalah bahwa Syeikh Muhammad bin Ali akan memberikan syafaat."

Ketika Syekh Sufyan Al-Yamani menghadapi kitab Tuan Faqih yang dikirimkan kepadanya, ia berkata dalam jawabannya yang artinya: "Ini adalah sesuatu yang tidak kami ketahui dan kedudukan yang belum kami capai." Diantara yang ditulisnya kepada Syeikh Sa'ad adalah bahwa ia berkata: "Saya (di-mi'raj-kan) diangkat ke Sidratul Muntaha tujuh kali. Dalam riwayat lain, dua puluh tujuh kali dalam satu malam. Dalam riwayat lain, tujuh puluh kali."

Dan di antara yang ditulis oleh Syeikh Sa'ad bin Ali, setelah ia mengetahui kemampuannya, dukungannya, dan penjagaannya dari penyimpangan, adalah: "Saya berkata dengan penuh kasih dan perhatian, jangan biarkan hatimu terikat pada karamah atau hal lainnya, dan jangan berpaling kepadanya, meskipun itu muncul di hadapanmu. Biarkan hatimu terikat pada cinta Allah, dan tetaplah pada keadaanmu yang sekarang, meskipun kiamat terjadi, atau meskipun kamu melihat sesuatu yang menakutkan, jangan biarkan itu menakutkanmu. Setiap kali sesuatu muncul di hadapanmu, timbanglah dengan timbangan syariat dan kitab Allah; apa pun yang sesuai dengan kebenaran, ikutilah, dan apa pun yang tidak sesuai, tinggalkanlah. Dan engkau, wahai fakih! Lebih terarah daripada yang bisa diarahkan, insya Allah, dan lebih mengetahui tentang syariat dan hakikat." (Syarh Al-'Ainiyah karya Al-Habib Ahmad bin Zain bin Alawi Al-Habsyi hal.158)

روى المشايخ رضي اللّه عنهم أن شيخ شيوخنا الفقيـه المقـدممحمد بن علي رضي اللّه عنه خرج ذات يوم من الأيام إلى شـارع من شوارع تريم وكان ذلك الشارع مطروقا، فوقف الشيخ فيه فمَرَّ به بدويٌّ معه جملٌ عليه سعف،ٌ فساومه الشيخ في الـسعف فـأبى البدوي أن يبيع السعف للشيخ بالذي أراد، فقال له الحاضرون : بِعِالسعفَ للشيخ بالذي أراد، فأتى إليه الفقيه الأجل الإمام الأكمـل أحمد بن عبد الرحمن أبو علوي وقال له : بِعِ الشيخَ السعفَ بما أرادفإن الشيخ كذا وكذا، وذكر شيئا من مناقب الشيخ، فقـال لـه البدوي : هو الشيخ محمد بن علي اللّه ؟ فلما سمع الشيخُ ذِكْرَ اللّه قال بأعلى صوته : نعم.. أنا اللّه.. وسقط مغشياً عليه .. إلخ .

Diceritakan oleh para ulama, semoga Allah meridhoi mereka, bahwa seorang ulama terkemuka, Muhammad bin Ali, keluar suatu hari ke salah satu jalan di Tarim. Jalan tersebut ramai, dan sang ulama berhenti di situ. Lewatlah seorang Badui yang mengendarai unta yang membawa daun palma (daun palem hias). Sang ulama menawar daun palma tersebut, namun Badui menolak untuk menjualnya dengan harga yang diminta. Orang-orang di sekitarnya berkata: "Jual daun palma itu kepada sang ulama dengan harga yang diminta." Lalu datanglah seorang ulama terhormat, Imam Ahmad bin Abdul Rahman Abu Alawi, dan berkata: "Jual daun palma itu kepada sang ulama dengan harga yang diminta, karena beliau adalah demikian dan demikian," dan menyebutkan beberapa keutamaan sang ulama. Badui itu pun bertanya: "Apakah dia Sheikh Muhammad bin Ali, Allah?" Ketika sang ulama mendengar penyebutan nama Allah, ia berteriak dengan suara keras: "Ya, saya Allah!" dan kemudian pingsan karena terkejut mendengar pernyataan Badui tersebut. (Al-Ustadz  Al-A'zham Al-Faqih Al-Muqaddam [574-653 H] karya Abu Bakar Al-Adni bin Abu Bakar Al-Masyhur hal.92-93)

Meski karomah yang dimiliki Al-Faqih Muqaddam ada sebagian saya menolaknya, namun doa beliau saya amalkan karena sangat bagus maknanya sebagaimana berikut,

بسم اللّه الرحمن الرحيم

اللهم انقلنا والمسلمين من الشقاوة إلى السعادة ، ومن النـار إلى الجنة ، ومن العذاب إلى الرحمة ، ومن الذنوب إلى المغفرة ، ومـن الإساءة إلى الإحسان ، ومن الخوف إلى الأمان ، ومن الفقـر إلى الغنى ، ومن الذل إلى العز ، ومن الإهانة إلى الكرامة ، ومن الضيق إلى السعة ، ومن الشر إلى الخير، ومن العسر إلى اليـسر ، ومـن الإدبار إلى الإقبال ، ومن السقم إلى الصحة ، ومـن السخط إلى الرضى ، ومن الغفلة إلى العبادة ، ومن الفترة إلى الاجتهاد ، ومـن الخذلان إلى التوفيق ، ومن البدعة إلى السنة ، ومن الجور إلى العدل. اللهم أعنّا على ديننا بالدنيا ، وعلى الدنيا بـالتقوى ، وعلـى التقوى بالعمل، وعلى العمل بالتوفيق ، وعلى جميع ذلك بلطفـك المفضي إلى رضاك، المُنْهِي إلى جنتك ، المصحوب ذلك بـالنظر إلىوجهك الكريم.

"Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"

"Ya Allah, pindahkanlah kami dan umat islam dari kesengsaraan ke kebahagiaan, dari api neraka ke surga, dari siksaan ke rahmat, dari dosa ke pengampunan, dari keburukan ke kebaikan, dari ketakutan ke keamanan, dari kemiskinan ke kekayaan, dari kehinaan ke kemuliaan, dari penghinaan ke kehormatan, dari kesempitan ke kelapangan, dari kejahatan ke kebaikan, dari kesulitan ke kemudahan, dari penolakan ke penerimaan, dari sakit ke kesehatan, dari kemarahan ke keridhaan, dari kelalaian ke ibadah, dari keterpurukan ke usaha yang gigih, dari keputusasaan ke keberhasilan, dari bid'ah ke sunnah, dan dari ketidakadilan ke keadilan. Ya Allah, bantu kami dalam agama kami dengan dunia ini, dan bantu dunia ini dengan ketakwaan, serta bantu ketakwaan dengan amal, dan bantu amal dengan keberhasilan, dan semua itu dengan kelembutan-Mu yang mengantarkan kepada keridhaan-Mu, yang mengarah ke surga-Mu, disertai dengan pandangan kepada wajah-Mu yang mulia." (Al-Ustadz  Al-A'zham Al-Faqih Al-Muqaddam [574-653 H] karya Abu Bakar Al-Adni bin Abu Bakar Al-Masyhur hal.113-115)

Lantas bagaimana dalam mensikapi kisah karomah para wali? Terdapat penjelaskan dalam kitab Al-Ustadz Al-A'zhom Al-Faqih Muqaddam sebagai berikut,

ليس من شرط الايمان ان أصدق بكرمة فلان او خريقة علان, وان شرط الايمان ان لا اكذب بحصول لمن اتقى الله عموما

"Bukan syarat iman untuk mempercayai karamah seseorang atau keajaiban dari orang lain, tetapi syarat iman adalah tidak berdusta tentang apa yang terjadi bagi orang yang bertakwa kepada Allah secara umum." (Al-Ustadz  Al-A'zham Al-Faqih Al-Muqaddam [574-653 H] karya Abu Bakar Al-Adni bin Abu Bakar Al-Masyhur hal.90). Wallahu a'lam bis-Shawab 

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Jumat, 08 November 2024

VIRAL, KAROMAH YANG TIDAK PATUT DICONTOH DAN DIYAKINI KEBENARANNYA


Cek and kroscek; Berawal dari sebuah postingan di FB dari beberapa teman sebuah video youtube Gus Aziz Jazuli, Lc. MA dimana beliau menyampaikan kandungan sebuah kitab yang di dalamnya menyebutkan sebuah karomah seorang habib yang menurut saya agak membagongkan karena berbau esek-esek, dan saya termasuk orang yang tidak langsung percaya dengan berita yang saya dengar dan ketahui, terlebih bila berita tersebut menyebutkan referensi kitabnya sebelum mengkroscek kebenaran tulisan kitabnya.

Prosesnya menulis artikel ini sangat rumit karena setelah saya temukan videonya di youtube dan disana beliau menyebutkan sebuah kitab bernama Kunuz As-Sa'adah Al-Abadiyah karya Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi kemudian membaca sebuah lembaran kitab yang ditayangkan dalam video tentang karomah habib Ahmad tanpa menyebutkan habib ahmad bin siapa juga tanpa menyebutkan halamannya. 

Setelah saya berhasil mendownload kitabnya dan melihat daftar isinya tambah bingung karena ternyata banyak nama habib Ahmad disana yang akhirnya saya harus baca lembar demi lembar untuk mendapatkan teks yang dikutip oleh Gus Aziz Jazuli, Lc. MA dan habib Ahmad yang memiliki karomah yang nyeleneh tersebut dan akhirnya saya dapatkan teksnya.

Pada halaman 236 jelas disebutkan bahwa habib Ahmad ini bernama lengkap habib Ahmad Al-Haddar dan kemudian karomahnya yang berbau esek-esek terdapat dihalaman 237-238 sebagai berikut,

وذكروا ان الحبيب احمد المذكور كان إذا رأي امرأة في الطريق قبصها في ثديها والحكمة في ذلك أنه يخرج شهوة الزنا منها فقال بعض الساده لزوجته أن خليتي عمي أحمد يقبص ثديك فعلت بك وفعلت فلما كان في بعض الأيام أقبلت تلك المرأة تسير وزوجها يمشي في تلك الطريق فاذا الحبيب أحمد واصل اليها فأسرعت المشي وخبت خوفا من الحبيب أحمد ومن زوجها فخب الحبيب أحمد و راءها وقال لها مالك عذر من قبصة عمك أحمد وان حبيبتي فلحقها وقبصها في ثديها و زوجها ينظر وقال لها تأتي بسبعة أولاد كلهم پر کبون الخيل على رغم أنف زوجك فقال زوجها اذا كان هكذا فلا بأس فولدت الأولاد السبعة وركبوا الخيل كما ذكر الحبيب.

"Disebutkan bahwa Al-Habib Ahmad yang dimaksud (Al-Habib Ahmad Al-Haddar lihat hal.236), ketika melihat seorang wanita di jalan, dia akan meremas dadanya (payudaranya). Hikmahnya (tujuannya) adalah untuk menghilangkan dorongan (nafsu) zina dari wanita tersebut. Kemudian, berkatalah seorang lelaki kepada istrinya, 'Kalau aku izinkan paman Ahmad meremas dadamu, maka kamu akan melihat apa yang terjadi padamu.' Suatu hari, wanita itu berjalan di jalan tersebut, dan suaminya juga berada di sana. Ketika wanita itu melihat bahwa paman Ahmad mendekatinya, dia mempercepat langkahnya karena takut pada paman Ahmad dan suaminya. Namun, paman Ahmad mempercepat langkahnya dan berkata kepadanya, 'Kamu tidak bisa menghindar (uzur) dari remasan paman Ahmad.' Lalu dia meremas dadanya di hadapan suaminya, dan berkata bahwa dia akan memiliki tujuh anak yang semuanya akan menjadi penunggang kuda yang hebat. Suaminya pun menerima hal tersebut. Benar saja, wanita itu melahirkan tujuh anak dan mereka semua menjadi penunggang kuda yang mahir, seperti yang dikatakan habib Ahmad." (Kunuz As-Sa'adah Al-Abadiyah karya Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi, cet. Tarim Li Ad-Dirasat wa An-Nasyr hal.237-238)

#Catatan: Teks diatas memiliki unsur cerita yang mungkin merupakan bagian dari kisah atau cerita rakyat yang mengandung kepercayaan tradisional tertentu. 

Singkatnya, keberadaan karomah para wali Allah harus kita yakini, hanya saja karomah yang model esek-esek seperti ini tidak harus diyakini karena hanya akan menambah halusinasi dan khayalan liar semata. Ambil hikmah yang baik dan tinggalkan yang kurang dan tidak baik dari kisah-kisah yang terdapat dalam kitab-kitab ulama salaf. Wallahu a'lam bis-Shawab 🙏

Demikian Asimun Mas'ud menyampaikan semoga bermanfaat dan dapat menambah wawasan. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*