MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Rabu, 05 Februari 2020

KAJIAN TENTANG PREDIKSI ULAMA MUNCULNYA "VIRUS CORONA




Virus Corona pertama kali merebak di Wuhan, China, sejak akhir 2019. Hingga akhir Januari, jumlah kasus pengidap Corona ada sekitar 5.974 kasus dan 132 orang dilaporkan meninggal dunia pada Rabu (29/01/2020) sebagaimana dilansir dari South China Morning Post.

Dari data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan sumber lain yang diolah, Virus Corona berawal dari penularan antar hewan seperti kelelawar, burung, monyet, ayam, sapi, hingga ular. Penularan kepada manusia diduga dimulai dari Pasar SeaFood Huanan yang menjual berbagai macam hewan tersebut. Pemerintah Cina pun telah menutup pasar Huanan.

Berbicara tentang kelelawar sebagai salah satu sumber virus Corona, Islam sejak dulu telah melarang umatnya untuk mengkonsumsi binatang ini. Diperkuat lewat sebuah hadits  yang menyatakan haramnya memakan kelelawar. Pendapat yang tepat menurut ulama Hambali dan Syafi’iyah dalam masalah ini, kelelawar haram dimakan karena dilarang untuk dibunuh sebagaimana disebutkan dalam hadits,

عن عَبد الله بن عَمْرو ، أنه قال : لاَ تقتلوا الضفادع فإن نقيقها تسبيح ، ولا تقتلوا الخفاش فإنه لما خرب بيت المقدس قال : يا رب سلطني على البحر حتى أغرقهم

Dari ‘Abdullah bin ‘Amru, ia berkata,  “Janganlah kalian membunuh katak, karena suaranya adalah tasbih. Jangan kalian pula membunuh kelelawar, karena ketika Baitul-Maqdis roboh ia berkata : ‘Wahai Rabb, berikanlah kekuasaan padaku atas lautan hingga aku dapat menenggelamkan mereka” (HR. Al Baihaqi dalam Al-Kubraa 9: 318 dan Ash-Shughraa 8: 293 no. 3907, dan Al-Ma’rifah hal. 456. Al Baihaqi berkata bahwa sanad hadits ini shahih)

“Imam Ahmad ditanya mengenai orang yang makan kelelawar dan ditanyakan pula mengenai khuthof (sejenis kelelawar). Imam Ahmad menjawab, “Saya tidak tahu (mengenai hukumnya).” An Nakho’i mengatakan, “Setiap burung itu halal kecuali kelelawar.” (Lihat Al Mughni  11: 66).

Melihat dari berbagai respon sebagian orang yang menisbatkan kalimat corona dengan apa yang tertulis dalam buku Iqro' kata خ ل ق، ق ر ن، ز م ن، ك ذ ب yang dimaknai dengan "ducipatakan corona di zaman penuh dusta" ada baiknya kita baca prediksi ulama akan munculnya virus corona tersebut dalam kitab Al-Asas Wa Al Munthalaqat karya Al-Habib Abu Bakar Al-Adni bin Ali Al-Masyhur
(كتاب الاسس والمنطلقات للحبيب ابوبكر العدني بن علي المشهور)
Disana terlulis kata virus "demam corona" (حمى الكرونا). Apakah hal tersebut ada kaitannya atau hanya suatu kebetulan munculnya virus corona yang mewabah di wuhan (2019-nCoV). Maka saya jadi tertarik ingin menyampaikan sebuah analysis tentangnya. Diamana dalam kitab tersebut tertulis di dalam sub bab،

ظهور الامراض التي لم تكن فى الاسلاف

ومن العلامة الصغرى المنصوص عليها فى أحاديث من لا ينطق عن الهوى انتشار العدد من الامراض الوبائية على غير سابق عهدها فى ألامم الشعوب، وقد برزة هذه الظاهرة وتفشت وخاصة فى مراحلنا الاخرة، فظهرة الامراض الوبائية الخطيرة كاالابذير وانفلونز الطيور والخنازير وحمى الكرونا وغيرها من الامراض المستعصية التي لا زال العلماء يبحثون عن وسائل علاجها ومعرفة اسباب انتشارها فى الشعوب الى اليوم.

"Munculnya berbagai macam penyakit yang dahulu belum pernah ada."

"Munculnya berbagai jenis penyakit yg sebelumnya tidak pernah ada. Diantara tanda-tanda kiamat kecil yg telah disebutkan dalam hadits adalah mewabahnya berbagai macam penyakit yg belum pernah dikenal oleh generasi sebelumnya. Hal ini mulai nampak dan mewabah khususnya pada akhir-akhir ini. Hal ini dimulai dengan munculnya berbagai macam penyakit yg berbahaya dan bersifat menular ke banyak korban, seperti aids, flu burung dan babi, DEMAN CORONA, dan berbagai jenis penyakit yg sulit disembuhkan yg lain yg para ilmuam masih terus berusaha mencari solusi penanganan dan pengobatannya serta berusaba mencari tahu tentang sebab penyebarannya di tengah masyarakat hingga hari ini." (Lihat Kitab Al-Asas Wa Al Munthalaqat karya Al-Habib Abu Bakar Al-'Adni bin Ali Al-Masyhur juz 1 hal. 218)

Bukannya tidak mungkin juga jika penyakit ini sengaja dibuat oleh tokoh-tokoh yang berniat buruk di dunia, dengan alasan dorongan politik, ekonomi, dan permainan lainnya.

Perlu diketahui bahwa sebenarnya mulai dari pertengahan tahun 1960 sampai saat ini setidaknya sudah ada 7 rumpun virus corona yang terdeteksi yakni: 229E, NL63, OC43, HKU1, SARS-CoV (di China 2002= asal kelelawar), MERS-CoV (di Saudi Arab 2012 = asal unta) dan 2019-nCov (di China 2019= asal kelelawar). Namun, yang paling populer dan banyak makan korban adalah SARS-CoV, MERS-CoV dan 2019 –nCoV.

Jadi menurut pandangan saya terkait kitab diatas, "Dari judul sub bab, beliau menyampaikan “Penyakit yang sebelumnya tidak ada.” Nah dari sini dapat dianalisa bahwa saat beliau (Al-Habib Abu Bakar Al-'Adni bin Ali Al-Masyhur) menuliskannya berarti wabah tersebut sudah ada. akan tetapi sebelumnya memang belum ada.

Berdasarkan isi yang terlampir  didalam kitab cetakan tahun 2015 tersebut (yang ada di poto) bahwa yang dimaksudakan oleh beliau adalah  MERS-CoV (Corona Virus MERS) yang sempat mewabah di Saudi Arab pada tahun 2012 lalu. Dimana wabah yang sedemikian memang tidak pernah ditemukan di Saudi Arab sebelumnya. Jadi Bukan corona virus yang saat ini mewabah di Wuhan (2019-nCov). Hal ini terlihat berdasarkan pada cetakan tahun 2010 lalu yang tidak melampirkan kalimat demam corona. Itu artinya beliau menuliskan ini setelah wabah MERS-CoV ini terjadi.

Selain itu juga pada cetakan tahun 2010 beliau menuliskan flu burung (Avian Influenza = H5N1)  dan flu babi. Terkait hal Avian Influenza ini sejalan dengan kasus penyakit tersebut yang baru saja mewabah ditanah arab  pada maret tahun 2007 lalu, sebelum pencetakan kitab thn 2010 tsb.

Begitu juga flu babi yang sempat mewabah ditanah saudi arab pada tahun 2009 silam yang mana sebelumnya penyakit sedemikian tidak pernah ditemukan di tanah Saudi Arab.

Selain itu juga dimana dalam kitab tersebut beliau menyampaikan bahwa para ahli lagi terus mencari solusi akan hal ini. Terkait pengobatan, vaksin dan penanganan yang masih saja belum ditemukan dan terus membutuhkan pengembangan (itu artinya kasus telah ada hingga mencari solusi).

Jadi, berdasarkan anylisis tersebut menurut saya yang beliau maksudkan disini adalah penyakit wabah yang ditanah saudi arab (MERS-CoV) bukan (2019-nCoV). Wallahu a’lam.

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar