Kamis, 08 Agustus 2019
KAJIAN TENTANG TANDA-TANDA KIAMAT MUNCULNYA GUNUNG EMAS DI IRAK
Dalam hadits, telah disebutkan sebagian tanda akhir zaman -yang diantaranya akan terjadi satu peristiwa besar di wilayah yang bernama Ghouta, Suriah-.
عن أبي الدرداء رضي اللَّه عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «إن فسطاط المسلمين يوم الملحمة بالغوطة إلى جانب مدينة يقال لها: دمشق، من خير مدائن الشام» (أخرجه أحمد [21725]، وأبو داود [4298)
Dari Abu Darda radhiyallaahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullaah shallallaahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tempat berlindung kaum Muslimin pada hari huru hara adalah di Ghouta, sebelah kota yang disebut sebagai Damaskus. Tempat itu adalah salah satu tempat terbaik wilayah Syam.” (HR. Ahmad No. 21725, Abu Dawud No. 4298)
Dishahihkan oleh Imam Al-Hakim : 4/486 dishahihkan pula oleh Imam Adz-Dzahabi dan Imam Al-Mundziri.
Akan tetapi makna dari Al-Malhamah Al-Kubra (peperangan yang besar) yang tersebut di dalam hadits ini bukanlah peperangan yang saat ini sedang terjadi di Ghouta saat ini.
Karena Malhamah Kubra yang dimaksud dalam hadits ini adalah malhamah kubra yang menjadi salah satu tanda dekatnya hari kiamat. Peperangan ini terjadi antara kaum nasrani melawan penduduk Syam yang kemudian dibantu oleh tentara dari kota Madinah. Dan kaum muslimin akan mendapatan kemenangan sebagaimana disebutkan dalam riwayat shahih sebagai berikut,
لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَنْزِلَ الرُّومُ بِاْلأَعْمَاقِ أَوْ بِدَابِقٍ، فَيَخْرُجُ إِلَيْهِمْ جَيْشٌ مِنَ الْمَدِينَةِ، مِنْ خِيَارِ أَهْلِ اْلأَرْضِ يَوْمَئِذٍ، فَإِذَا تَصَافُّوا، قَالَتِ الرُّومُ: خَلُّوا بَيْنَنَا وَبَيْنَ الَّذِينَ سَبَوْا مِنَّا نُقَاتِلْهُمْ. فَيَقُولُ الْمُسْلِمُونَ: لاَ وَاللهِ لاَ نُخَلِّي بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ إِخْوَانِنَا، فَيُقَاتِلُونَهُمْ، فَيَهْزُمُ ثُلُثٌ لاَ يَتُوبُ اللهُ عَلَيْهِمْ أَبَدًا، وَيُقْتَلُ ثُلُثُهُمْ أَفْضَلُ الشُّهَدَاءِ عِنْدَ اللهِ، وَيَفْتَتِحُ الثُّلُثُ لاَ يُفْتَنُونَ أَبَدًا، فَيَفْتَتِحُونَ قُسْطَنْطِينِيَّةَ، فَبَيْنَمَا هُمْ يَقْتَسِمُونَ الْغَنَائِمَ، قَدْ عَلَّقُوا سُيُوفَهُمْ بِالزَّيْتُونِ، إِذْ صَاحَ فِيهِمُ الشَّيْطَانُ: إِنَّ الْمَسِيحَ قَدْ خَلَفَكُمْ فِـي أَهْلِيكُمْ، فَيَخْرُجُونَ، وَذَلِكَ بَاطِلٌ، فَإِذَا جَاءُوا الشَّأْمَ، خَرَجَ فَبَيْنَمَا هُمْ يُعِدُّونَ لِلْقِتَالِ يُسَوُّونَ الصُّفُوفَ، إِذْ أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَيَنْزِلُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ.
“Tidak akan tiba hari Kiamat hingga bangsa Romawi datang ke A’maq dan Dabiq, lalu pasukan dari Madinah datang menghadang mereka. Mereka termasuk penduduk bumi yang terbaik waktu itu.
Ketika mereka telah berbaris, bangsa Romawi berkata, “Biarkanlah antara kami dan orang yang tertawan dari kalangan kami sehingga kami dapat membunuh mereka.”
Kemudian kaum muslimin berkata, “Demi Allah, kami tidak akan membiarkan antara kalian dengan saudara-saudara kami (tawan dari bangsa Romawi yang telah masuk Islam),”
Lalu (kaum muslimin) memerangi mereka. Sepertiga dari mereka kalah dan lari kocar-kacir, Allah tidak menerima taubat mereka selamanya, sepertiga dari mereka terbunuh, mereka adalah sebaik-baiknya syuhada di sisi Allah, sepertiga-nya melakukan penaklukan, mereka tidak akan terkena fitnah untuk selamanya.
Akhirnya mereka dapat menaklukkan Konstantinopel. Ketika mereka sedang membagikan harta rampasan perang dan menggantungkan pedang-pedang mereka di atas pohon zaitun, tiba-tiba saja syaitan berteriak, ‘Sesungguhnnya al-Masih (ad-Dajjal) telah mendatangi keluarga kalian,’
Kemudian mereka keluar, akan tetapi hal itu tidak benar. Selanjutnya mereka datang ke Syam, ternyata dia (Dajjal) keluar. Ketika mereka sedang mempersiapkan diri untuk perang, mereka meluruskan barisan, tiba-tiba iqamat untuk shalat dikumandangkan, saat itulah ‘Isa bin Maryam Alaihissallam turun.” (HR Muslim : 2897).
Di antara tanda kecil akan terjadinya kiamat (asyraatus saa’ah ash-sughra/اشراط الساعة الصغرى) adalah mengeringnya sungai Efrat di Irak, sehingga muncullah gunung emas dari sungai tersebut. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو
“Kiamat tidak akan terjadi sampai sungai Efrat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan, ‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat.’” (HR. Muslim no. 2894)
Bukanlah yang dimaksud dengan “gunung emas” di sini adalah minyak bumi, sebagaimana yang disangka oleh sebagian orang. Meskipun minyak bumi sendiri dalam bahasa kita sering disebut dengan istilah “emas hitam”. Anggapan semacam ini adalah tidak tepat, dengan ditinjau dari beberapa sisi:
*Pertama,* hadits di atas tegas menyebutkan “gunung emas”, adapun minyak bumi secara hakikatnya bukanlah emas. Karena emas adalah barang tambang yang sudah kita kenal, berbeda dengan minyak bumi.
*Kedua,* Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa air sungai Efrat akan mengering, lalu tampaklah (muncullah) gunung emas tersebut, sehingga bisa dilihat oleh manusia. Adapun minyak bumi, harus diambil dari dalam bumi dengan alat-alat tambang di kedalaman yang sangat jauh.
*Ketiga,* Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhususkan sungai Efrat saja, tanpa menyebutkan sungai atau lautan yang lain. Sedangkan minyak bumi, sebagaimana yang kita ketahui, bisa ditambang dari laut atau dari dalam bumi, di tempat-tempat penambangan yang sangat banyak.
*Keempat,* Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa manusia akan saling bunuh untuk memperebutkan simpanan ini. Kenyataannya, hal ini tidaklah terjadi ketika ditemukannya cadangan minyak bumi, baik di sungai Efrat ataupun di tempat-tempat lainnya.
Bahkan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang siapa saja yang melihat kemunculan gunung emas tersebut untuk mengambilnya sedikit pun. Sebagaimana yang juga diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يُوشِكُ الْفُرَاتُ أَنْ يَحْسِرَ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، فَمَنْ حَضَرَهُ فَلَا يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئًا
“Segera saja sungai Efrat akan mengering lalu nampaklah gunung emas. Barangsiapa yang menjumpainya, jangan diambil sedikit pun.” (HR. Muslim no. 2894)
Dalam redaksi hadits yang lain disebutkan,
عَنْ كَنْزٍ مِنْ ذَهَبٍ
“ … lalu nampaklah simpanan berupa emas …” (HR. Bukhari no. 7119 dan Muslim no. 2894)
Oleh karena itu, barangsiapa yang menganggap bahwa yang dimaksud dengan gunung (simpanan) emas tersebut adalah minyak bumi, konsekuensinya adalah melarang siapa pun untuk menambang (mengambil) minyak bumi sebagaimana larangan dalam hadits di atas. Tentu saja, tidak ada satu pun yang berani mengatakan demikian.
Semua ini adalah bukti bahwa memaknai “gunung emas” dengan “minyak bumi” adalah anggapan yang tidak tepat dan mengada-ada.
Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah menjelaskan bahwa sebab dilarangnya mengambil emas dari gunung tersebut adalah untuk mencegah terjadinya kekacauan dan saling bunuh di antara manusia. (Fathul Baari, 13/81)
Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, akan saling berselisih tiga orang putera mahkota saat seorang raja penguasa Mekah Madinah meninggal dunia. Tidak seorang diantara mereka bertiga yang akan benar-benar menguasai Mekah Madinah, karena pemimpin Mekah Madinah saat itu akan jatuh ke tangan ahlul baitku dari keturunan kandungku, Al Mahdi.
Pendiri kerajaan Arab Saudi modern itu adalah Abdul Azis bin Saud, dia punya istri yang banyak, dari sekian istrinya itu empat orang yang resmi sebagai permaisurinya. Lahirlah para putera dan puteri yang banyak, apa yang beliau tetapkan -yang hingga kini menjadi pegangan kerajaan Saudi- ? Puteranya dari empat isteri resminya ada 12 orang, pesan beliau yang berhak menjadi raja di Arab Saudi adalah para putera mahkota ini secara berurutan, tidak boleh yang menjadi raja itu level cucu selama putera mahkota masih hidup.
Sekarang kita sudah mendengar bahwa masing-masing kubu putera mahkota ini sedang mempersiapkan kekuatan untuk menggulingkan kekuasaan, dan bahkan ada upaya-upaya untuk membunuh Salman dengan cara meracuninya, dengan cara membunuh jarak dekat, dan cara-cara lainnya.
Fenomena dan fakta ini tidak ada yang bisa membantahnya, menandakan betapa dekatnya Al Mahdi akan muncul, kemudian Rasulullah menjelaskan saat-saat menjelang Al-Mahdi muncul bumi akan dipenuhi peperangan karena mengeringnya sungai Eufrat, dan kata Rasulullah, apabila sungai Eufrat ini mengering, akan munculah gunung emas, yang menyebabkan para lelaki satu bumi ini akan membawa senjata mereka ke negeri Irak untuk memperebutkan emas itu. Dari setiap 100 laki-laki 99 mati terbunuh, satu yang hidup, setiap mereka berkata, semoga yang hidup itu akulah orangnya.
George Walker Bush -saat dia menjabat presiden AS- pernah mengatakan, satelit kita telah menangkap potensi emas yang sangat besar di Irak. Amerika Serikat selaku polisi dunia akan memastikan emas ini aman tidak terjatuh ke tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab. Ini namanya maling mau mengawal emas.
Bagaimana kondisi sungai Eufrat di Irak sekarang ini? Tidak akan terjadi kiamat sampai sungai Eufrat mengering, kata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Pada tanggal 12 Februari 2013 NASA membuat pernyataan yang dimuat di The New York Times, sungai Eufrat hari ini sudah menyusut 60% airnya dan menurut perhitungan kami 2014 sungai Eufrat akan kering 100%. Ternyata tepat prediksi NASA, April 2014 sungai Eufrat sudah kering total sampai sekarang, Laa hawla walaa quwwata illaa billaah.
Munculnya gunung emas nanti di sungai Eufrat yang mengering akan memicu perang dunia ke 3, sebab apa? Semua orang berebut untuk menguasai gunung emas tersebut. Maret 2014, Barrack Obama tidak jadi menarik pasukannya sejumlah 135.000 prajurit darat dari negeri-negeri Teluk, karena apa? Dipersiapkan untuk mengamankan emas yang ada di Irak -yang insya Allah tak lama lagi akan muncul ke permukaan. Sebenarnya Amerika Serikat sudah tak sanggup membiayai pasukannya yang beroperasi di luar negara mereka, kita tahu bahwa Amerika Serikat adalah negara terbangkrut di dunia, ekonomi mereka sudah sakaratul maut.
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah berwasiat untuk kita umatnya, Kalau besok pasti terjadi Kiamat, dan hari ini kamu ada sebutir biji kurma yang dapat kamu tanam, maka tanamlah hari ini. Padahal kita tahu pohon kurma itu baru menghasilkan buah setelah berumur 3-5 tahun, apa makna daripada hadits Nabi ini? Maksudnya adalah selama masih ada hal positif yang dapat diperbuat hari ini, maka perbuatlah jangan ditunda-tunda, jangan dihentikan.
Semua kesempatan yang ada untuk beramal shalih jangan diabaikan dan disia-siakan, tak lama lagi uang kita yang banyak di bank takkan berguna, pesawat terbang takkan berfungsi, teknologi modern semuanya musnah. Masa-masa tenang seperti saat ini, bisa bebas beribadah dengan aman dan nyaman, sebentar lagi sudah tidak ada, keadaan akan seperti di negara-negara konflik, panik, kacau dan penuh dengan peperangan.
Semakin dekat dengan Kiamat kita harus semakin semangat menjalani hidup [untuk mempersiapkan bekal di akherat], memperbanyak amal shalih, stop amal yang salah. Wallahu a'lam
Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar