MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Sabtu, 05 November 2011

KHUTHBAH IEDUL ADHHA 1432 H



[Spirit Pengorbanan Nabi Ibrahim untuk Restorasi Peradaban Bangsa]
Oleh Fahmi Salim, MA

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله أكبر (9مرات) لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد ، . الحمد لله الذي أرسل رسوله بالهدى ودين الحق ليظهره على الدين كله ، أشهد أنى إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، أدى الأمانة وبلغ الرسالة ، ونصح الأمة ، وجاهد في الله حق جهاده ، وتركنا على المحجة البيضاء ، ليلها كنهارها لا يزيغ عنها إلا هالك ، اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين وبعد ، فيا أيها المسلمون، أصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته في كل وقت لعلكم تفلحون. قال تعالى : { يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُون}. آل عمران 102.
Allahu Akbar 3x wa Lillahi al-Hamdu, jama’ah rahimakumullah..!

Di pagi hari yang dimuliakan dan disaksikan oleh Allah dan para malaikat-Nya ini, kita seluruh umat Islam bergembira dan bersyukur serta melantunkan takbir, tahmid dan tahlil bersama-sama dengan para jamaah haji tamu-tamu Allah (dhuyufu ar-Rahman) di tanah suci. Kita semua bersama mereka mengharap ridho dan karunia Allah agar dapat meneladani Khalilullah, Nabi Ibrahim ‘alayhissalam beserta keluarganya, yang telah membuktikan kesungguhan hati (mujahadah) bahwa mentaati dan mencintai Allah ta’ala dan semua perintah-Nya adalah diatas segala-galanya yang bersifat duniawi dan berujung kefanaan.
Nabi Ibrahim, Bunda Hajar dan putranya Nabiyullah Ismail ‘alayhim assalam telah membuktikan itu semua sehingga keteladanan mereka itu diabadikan Allah ta’ala di dua tempat dalam kitab suci Al-Qur’an, firman Allah yang berbunyi
فبشرناه بغلام حليم فلما بلغ مع السعي قال يا بني إني أرى في المنام أني أذبحك فانظر ماذا ترى قال يا أبت افعل ما تؤمر ستجدني إن شاء الله من الصابرين فلما أسلما وتله للجبين وناديناه أن يا إبراهيم قد صدقت الرؤيا إنا كذلك نجزي المحسنين وإن هذا لهو البلاء المبين وفديناه بذبح عظيم
101. Maka kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. 102. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". 103. Tatkala keduanya Telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). 104. Dan kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, 105. Sesungguhnya kamu Telah membenarkan mimpi itu Sesungguhnya Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. 106. Sesungguhnya Ini benar-benar suatu ujian yang nyata. 107. Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. (Shaaffat: 101-107)

لقد كان لكم فيهم اسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر ومن يتول فإن الله هو الغني الحميد
6. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.(Al-Mumtahanah: 6)

Allahu Akbar 3x wa Lillahil Hamdu, Jama’ah Rahimakumullah.
Kesungguhan hati dan keteladanan moral keluarga Nabi Ibrahim ‘alayhissalam itu pada hakikatnya adalah buah dari keimanan kepada Allah yang benar dan sangat kokoh. Dengan keimanan yang kuat itulah, Ibrahim sanggup berkonfrontasi dengan ayahnya sendiri dan melawan bangsanya sendiri karena telah menyekutukan Allah ta’ala. Allah berfirman,
ولقد آتينا إبراهيم رشده من قبل وكنا به عالمين إذ قال لأبيه وقومه ما هذه التماثيل التي أنتم لها عاكفون قالوا وجدنا آباءنا لها عابدين قال لقد كنتم أنتم وأباءكم في ضلال مبين
51. Dan Sesungguhnya Telah kami anugerahkan kepada Ibrahim hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah kami mengetahui (keadaan)nya. 52. (ingatlah), ketika Ibrahim Berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah Ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" 53. Mereka menjawab: "Kami mendapati bapak-bapak kami menyembahnya". 54. Ibrahim berkata: "Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata". (Al-Anbiya’: 51-54)

Keimanan yang kuat itulah yang mendorong lahirnya etos, tekad dan keberanian untuk menumpas segala bentuk kezaliman dan kemunkaran, yang pada saat itu diwakili oleh penyembahan patung-patung, dengan menghancurkannya. Allah berfirman,
وتالله لأكيدن أصنامكم بعد أن تولوا مدبرين فجعلهم جذاذا إلا كبيرا لهم لعلهم اليه يرجعون قالوا من فعل هذا بآلهتنا إنه لمن الظالمين قالوا إنا سمعنا فتى يذكرهم يقال له إبراهيم قالوا فأتوا به على أعين الناس لعلهم يشهدون قالوا أأنت فعلت هذا بآلهتنا يا إبراهيم قال بل فعله كبيرهم هذا فاسألوهم إن كانوا ينطقون
57. Demi Allah, Sesungguhnya Aku akan melakukan tipu daya terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya. 58. Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. 59. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim." 60. Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala Ini yang bernama Ibrahim ". 61. Mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan". 62. Mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Hai Ibrahim?" 63. Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar Itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". (Al-Anbiya’: 57-63)

Dan juga karena kekuatan iman dan tekad untuk memurnikan tauhid kepada Allah ta’ala, Nabi Ibrahim menanggung resiko dibakar hidup-hidup, namun Allah pasti menyelamatkan hamba yang memperjuangkan nilai-nilai tauhid dengan konsisten.
قالوا حرقوه وانصروا آلهتكم إن كنتم فاعلين فقلنا يا نار كوني بردا وسلاما على إبراهيم
68. Mereka berkata: "Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benar-benar hendak bertindak". 69. Kami berfirman: "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim", (Al-Anbiya’: 68-69)

Subhanallah, wal Hamdu lillah wa la ilaha illa Allah wa Allahu Akbar! 

Kisah kepahlawanan dan teladan dari Nabi Ibrahim ‘alayhissalam itulah yang seharusnya dijadikan pelajaran dan pemicu semangat umat Islam, dimanapun mereka berada, untuk menegakkan system Islam yang Allah ridhai dan memberantas segala macam bentuk kemunkaran dan kezaliman dengan efektif, efisien, cara yang makruf, dan komitmen yang tinggi.
Oleh sebab itulah Allah telah takdirkan umat beriman sebagai umat terbaik, karena mereka selain berkomitmen dengan keimanan kepada Allah, juga tak henti-hentinya melakukan amar makruf-nahy munkar sebagai ikhtiar untuk merestorasi peradaban dan menghadirkan kebaikan serta menghindari kehancuran masal. Allah berfirman,
كنتم خير أمة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر وتومنون بالله
110. Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. (Ali Imran: 110)
Jamaah shalat idul Adha rahimakumullah,

Perlu Deradikalisasi Koruptor, Tak Hanya Teroris 

Bangsa Indonesia yang mayoritas muslim, saat ini dililit dua problem besar; korupsi dan terorisme, atau kekerasan atas nama agama. Kedua-duanya selain dinilai perbuatan fasad fil ardh (kerusakan di muka bumi) adalah juga ironi bagi bangsa kita yang dikenal bermoral baik dan cinta damai selama berabad-abad.

Korupsi dan aksi terror adalah 2 jenis kemunkaran yang dahsyat, dan ironisnya berkembang dan tumbuh pesat di tengah masyarakat muslim seperti cendawan di musim hujan. Baik teroris maupun koruptor, sama-sama radikal, menyimpang, dan tindakan mereka itu dinilai dosa besar. Karena dengan tindakan mereka itulah banyak manusia yang jadi korban, baik secara fisik dalam kasus aksi terror maupun korban salah sasaran pembangunan yang memiskinkan dan menyengsarakan rakyat banyak.
Terkait korban fisik yang berjatuhan karena aksi terror (menakut-nakuti dan menimbulkan kepanikan luar biasa), Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda,
لا يحل لمسلم أن يروع مسلما
“Tidaklah dihalalkan bagi seorang muslim tindakan yang dapat menakut-nakuti (meneror) muslim lainnya” (HR. Ahmad dan Abu Dawud) yang menunjukkan bahwa aksi biadab itu, apalagi bertujuan menghancurkan rumah-rumah ibadah, adalah haram dan dosa besar.

Disisi lain, Rasul menekankan bahwa menebar rasa takut di tengah orang banyak secara umum tidak diperbolehkan, karena: “Seorang mukmin adalah orang yang orang lain merasa aman atas darah dan harta mereka (dari gangguannya)” (HR. At-Tirmidzi)
المؤمن من أمنه الناس على دمائهم وأموالهم
Seiring dengan itu, tindakan korupsi oleh Rasulullah saw diancam siksa neraka,
إنه لا يدخل الجنة لحم نبت من سحت النار أولى به
Setiap daging yang tumbuh karena (memakan) harta haram tidak akan masuk syurga, sebab api neraka lebih berhak untuk menjilatnya” (HR. Ahmad dari Jabir bin ‘Abdillah)

Seiring dengan kasus-kasus terorisme di tanah air kita sejak Bom Bali (2002) hingga kini, bangsa kita makin akrab dengan istilah deradikalisasi yang diusung pemerintah lewat Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Deradikalisasi merupakan upaya menetralisir paham radikal bagi mereka yang terlibat aksi terorisme dan para simpatisannya serta anggota masyarakat yang telah terekspos paham-paham radikal, melalui reedukasi dan resosialisasiserta menanamkan multikuralisme. Langkah untuk mengubah mindset para mantan napi teroris dengan menekankan Islam yang rahmatan lil ‘alamin dan berdakwah dengan cara yang santun dan damai adalah benar. Namun jangan diartikan salah dan apalagi disalahgunakan untuk merevisi dan mengubah-ubah ajaran Islam yang prinsip seperti jihad dan kesungguhan untuk menegakkan syariah Islam dalam kehidupan umat. Sehingga menimbulkan stigmatisasi, saling tuduh dan curiga, dan alergi terhadap penegakan syariah Islam di tengah masyarakat kita yang mayoritas muslim.
Harus dibedakan tindakan terror yang membabi buta dengan tuntutan menegakkan ajaran Islam secara kaffah dengan cara yang damai dan beradab seperti yang dituntut oleh mayoritas umat yang konsisten menjalankan agamanya. Jangan lalu deradikalisasi ini salah alamat dan menjadikan umat Islam yang istikamah beragama sebagai objek sasaran tembak dan fitnah, dan akhirnya dimanfaatkan oleh kekuatan-kekuatan asing untuk memukul umat Islam dan memecah belah persatuan anak-anak bangsa.
Drama penangkapan pelaku teror yang sering ditampilkan media massa dan euphoria kemarahan terhadap ideologi menyimpang yang ada dalam otak pelaku teror, sering melalaikan kita atas penanganan dan pemberantasan korupsi. Ada ketimpangan cukup besar dalam upaya aparat penegak hukum memberantas aksi terror dan korupsi.
Biasanya vonis untuk kasus terorisme rata-rata diatas 7 tahun penjara hingga hukuman mati. Bandingkan dengan vonis untuk kasus korupsi yang mayoritas “hanya” diganjar 2-4 tahun penjara, dan bisa dapat remisi, serta tak ada hukuman mati buat koruptor.
Allahu Akbar 3x wa Lillahil Hamdu, Jama’ah Rahimakumullah.
Selain soal vonis yang ringan itu, tak ada program atau langkah serius dari aparat penegak hukum untuk menetralisir dan membunuh keserakahan materi sebagai akar persoalan korupsi, seperti halnya program deradikalisasi untuk teroris dan simpatisannya. Padahal kedua-duanya, jika kita mau jujur, berdaya rusak yang tinggi bagi moral dan keadaban manusia yang universal. Jika ulama sering berdalil dengan Al-Qur’an bahwa,
...أنه من قتل نفسا بغير نفس أو فساد في الأرض فكأنما قتل الناس جميعا ومن أحياها فكأنما أحيا الناس جميعا
“siapa saja yang membunuh satu jiwa bukan karena membunuh orang lain atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan dia telah membunuh semua manusia, dan siapa yang menghidupkan satu jiwa maka seakan ia telah menghidupkan manusia seluruhnya” (Q.s. Al-Maidah: 32) untuk mengutuk aksi terror, maka ayat yang sama juga harus dipakai untuk mengutuk keras korupsi dan mendorong hukuman yang menjerakan secara efektif bagi para koruptor dan calon-calon koruptor.

Bukankah dengan korupsi, seseorang telah merampas kekayaan Negara yang seharusnya digunakan untuk membangun fasilitas-fasilitas umum dan memperkuat program pemberantasan kemiskinan, yang melanda sebagian besar bangsa ini?
Bukankah dengan demikian, si koruptor telah membunuh dan menghilangkan kesempatan mayoritas anak bangsa untuk hidup lebih sejahtera dan masa depan yang lebih cerah?
Jika Densus 88 dan BNPT ditugasi memberantas terorisme dan program deradikalisasi, maka sudah sepantasnya KPK, selain mencegah dan menindak pidana korupsi, harus bekerjasama dengan kekuatan masyarakat madani di tanah air untuk melakukan deradikalisasi koruptor dengan langkah rehabilitasi akidah dan keimanan bahwa Allah Maha Pemberi Rizki; tak perlu ada korupsi jika semua orang sadar bahwa rezekinya telah diatur secara adil oleh Allah. Juga perlu reedukasi akhlak bagi para penyelenggara Negara, serta wacana pemiskinan koruptor, hukuman mati, dan penerapan pembuktian terbalik dalam kasus korupsi perlu segera diimplementasikan.
Allahu Akbar 3x wa Lillahil Hamdu, jamaah rahimakumullah.

Mari Kita Hijrah dari Budaya Korupsi

Sebenarnya, genderang perang melawan korupsi sudah lama ditabuh oleh seluruh elemen anak bangsa. Terlebih iklim Indonesia untuk memberantas korupsi sudah tumbuh kuat bersama dengan bergulirnya reformasi. Spirit kejuangan anti KKN pada tahun 1998 adalah trigger utama tumbangnya rezim Orde Baru yang korup. Dan dalam lima tahun pertama paska reformasi, bangsa ini telah melahirkan banyak produk perundangan dan lembaga pemberantasan korupsi seperti KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan), dan KY (Komisi Yudisial). Lembaga-lembaga ini turut memperkuat institusi hukum yang telah ada seperti kehakiman, kejaksaan dan kepolisian.

Di samping itu, ada pers dan LSM-LSM yang vokal dan kritis terhadap korupsi. Boleh dibilang, Indonesia memiliki semua perangkat yang dibutuhkan untuk sukses dalam agenda pemberantasan korupsi. Namun nyatanya perang anti-korupsi jalan di tempat, seperti olahraga tredmill, kalau tak mau dibilang mundur. Rakyat hanya disuguhi pidato memukau tanpa komitmen politik yang tinggi. Sejatinya kita tidak membutuhkan pidato para pemimpin yang indah dengan retorika melangit, tapi minus keberpihakan untuk memperkuat lembaga-lembaga penegak hukum untuk memberantas korupsi. Sehingga bukannya malah semakin membaik, justru semakin terpuruk.
Oleh sebuah jajak pendapat koran nasional terungkap bahwa budaya korupsi, bukan hanya sekedar praktik korupsinya, ternyata menjadi keprihatinan banyak warga bangsa ini. Sebanyak 38,6 % responden menyatakan bahwa budaya korupsi adalah ancaman terbesar bagi bangsa ini. Selebihnya mengatakan Krisis Ekonomi (15,1 %), lalu Angka Pengangguran yang tinggi (10,3 %), Terorisme (9,7 %), dan Konflik antar Massa (9,3 %).
Sedihnya lagi, Indonesia pada tahun ini berada satu kelas dengan negara-negara terbelakang seperti Benin, Bolivia, Gabon, Kosovo dan Salomon Islands yang sama-sama punya skor 2,8 Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Dunia, dan berada dalam urutan 110 seperti rilis TII (Transparancy International Indonesia).
Hal ini pula yang berpotensi besar menurunkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tahun 2010 berada di urutan 108, jauh di bawah Thailand, Malaysia apalagi Singapura. Dengan tiga indikator penilaian di bidang kesehatan, pendidikan, dan tingkat kehidupan yang layak diukur dari pertumbuhan domestik produk per kapita, maka dugaan sementara kalangan agaknya benar. Bahwa ada korelasi positif antara kualitas IPK dan IPM Indonesia yang sama buruknya, terutama jika dilihat praktek korupsi dana pembangunan dari pajak negara yang masih terus terjadi. Sehingga tingkat kehidupan yang layak bagi anak bangsa belum terealisir karena salah sasaran.
Allahu Akbar 3x wa Lillahil Hamdu, Jamaah rahimakumullah.

Ketegasan dan Keteladanan Pemimpin

Untuk hijrah dari budaya korupsi diperlukan ketegasan pemimpin. Dalam Islam sering terlontar idiom ‘Ar-Ra’iyyah ‘ala Din Mulukihim’, bahwa perangai rakyat sangat ditentukan oleh kebiasaan para pemimpinnya. Dari semangat hari raya kurban dan momentum Hijrah nabi, kita dapat mengamalkan nilai-nilai profetik yang dikembangkan oleh Nabi Muhammad saw.

Di Madinah, negeri baru yang dipimpin dan digerakkan oleh nilai-nilai ilahi, Nabi melahirkan Piagam Madinah yang berisi panduan moral dan perilaku tentang HAM dengan nuansa egaliter, persatuan dan kebabasan beragama. Beliau juga berhasil meletakkan fondasi tata kelola pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi. Saat seorang wanita bangsawan Mekkah, Fathimah dari Bani Makhzum, terbukti mencuri dan karena itu keluarganya meminta tolong Usamah bin Zaid yang dikenal kedekatannya dengan Nabi agar membatalkan hukuman, Nabi Muhammad dengan tegas menolaknya. Ia pun bersabda, Sungguh hancurnya ummat sebelum kalian adalah lantaran bila ada seorang bangsawan mencuri mereka biarkan. Sedangkan bila orang miskin yang mencuri lantas mereka hukum. Demi Zat yang Jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, sekiranya Fathimah putri Muhammad saw mencuri pasti akan aku potong tangannya! (HR. Bukhari). 
Beliau juga mengecam praktik Komisi, tindakan mengambil sesuatu penghasilan diluar gajinya yang telah ditetapkan.
من استعملناه على عمل فرزقناه رزقا فما أخذ بعد ذلك فهو غلول
Siapa saja yang telah aku angkat sebagai pekerja dalam satu jabatan kemudian aku berikan gaji, maka sesuatu yang diterima diluar gajinya adalah korupsi (ghulul) (HR. Abu Daud). Bahkan menerima Hadiah, mendapatkan suatu pemberian karena jabatan (gratifikasi) yang melekat pada dirinya, oleh Rasulullah saw dilarang,
هدايا العمال غلول (رواه أحمد)
Hadiah-hadiah yang diterima para pejabat adalah penggelapan (korupsi) (HR. Ahmad).
emangat anti-korupsi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih diwujudkan beliau dalam bentuk ancaman akhirat, seperti keterangan hadis Abu Humaid,
والذي نفس محمد بيده لا ينال أحد منكم منها شيئا إلا جاء به يوم القيامة يحمله على عنقه بعير له رغاء أو بقرة لها خوار أو شاة تيعر
“Demi jiwa Muhammad yang ada di dalam genggaman-Nya, tidaklah seseorang melakukan korupsi kecuali pasti dia akan datang pada hari kiamat sambil mengalungkan barang hasil korupsi di lehernya” (HR. Bukhari). Dan untuk menepis asumsi bahwa harta hasil korupsi bisa halal jika disedekahkan, Nabi tegas menyatakan,
لا يقبل الله صلاة بغير طهور ولا صدقة من غلول
Tidak diterima shalat orang yang tidak bersuci dan tidak diterima pula sedekah orang yang melakukan ghulul/korupsi. (HR. Muslim) Sungguh keterlaluan, jika ada seorang koruptor berpandangan bahwa Tuhan pun bisa ditipu dan disuap dengan amalan ibadah, entah itu sedekah, berangkat umrah bahkan haji ke tanah suci, atau membangun masjid, sehingga dosa korupsi pasti akan diampuni-NYa. Na’udzu billahi min dzalika.
Oleh sebab itu, dalam memberantas dan menumpas kemunkaran berbentuk korupsi ataupun aksi terorisme, mutlak harus berangkat dari keimanan yang benar kepada Allah, takut akan siksa api neraka, reedukasi Islam rahmatan lil ‘alamin, dan dilengkapi dengan sanksi hukum yang tegas dan efek jera yang tinggi di dunia, keteladanan pemimpin, reformasi birokrasi, reedukasi akhlak para penyelenggara Negara, dan efektifnya reward and punishment, serta mengutamakan hidup sederhana dan menjauhi pola hidup hedonism dan konsumtif dalam pergaulan.
Allahu Akbar 3x wa Lillahil Hamdu,

Demikianlah khotbah idul Adha yang singkat ini, semoga kita semua dapat menangkap pesan pengorbanan Nabi Ibrahim dan mengamalkannya dalam kehidupan individu, keluarga dan berbangsa bernegara. Sudah saatnya kejujuran dan keteladanan memimpin bangsa dan Negara ini agar menjadi Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafuur. Semoga kedamaian, keamanan, kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan menaungi kita semua sehingga cita-cita restorasi bangsa ini dapat terwujud. Amin Ya Robbal ‘Alamin
Khutbah II
الله أكبر (7مرات) لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد ، الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ، ومن سيئات أعمالنا ، من يهد الله فلا مضل له ، ومن يضلل فلا هادي له ، أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله ، أشهد أن لاإله إلا الله وحده لا شريك له. وأشهد أن محمدا عبده وسروله . اللهم صل على محمد وعلى آله وصحبه أجمعين. وبعد ، فيا أيها المسلمون، أصيكم وإياي بتقوى الله وطاعته في كل وقت لعلكم تفلحون. قال تعالى : { يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ(التوبة119).
إن الله وملائكته يصلون على النبي يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على محمد في الأولين وصل على محمد في الآخرين. اللهم اغفر لنا ذنوبنا وكفر عنا سيئات وتوفنا مع الأبرار . اللهم إنا نسألك من الخير كله عاجله وآجله ما علمنا منه ومالم نعلم ونعوذبك من الشر كله عاجله وآجله ما علمنا منه وما لم نعلم. اللهم اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الأحياء منهم والأموات إنك غفور رحيم.
_________
عباد الله إن الله يأمركم بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون، فاذكروا الله يذكركم ولذكر الله أكبر …
الله أكبر ، الله أكبر ، الله أكبر ، لا إله إلا الله والله أكبر ، الله أكبر ولله الحمد. تقبل الله منا ومنكم وكل عام وأنتم بخير ،
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Tidak ada komentar:

Posting Komentar