MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Kamis, 10 Maret 2022

KAJIAN TENTANG MENGINGAT KEMATIAN DAN ALAM KUBUR

Kematian adalah sebuah kepastian bagi siapapun yang bernyawa. Maka, sudah kewajiban bagi kita untuk menyiapkan bekal menuju ke sana. Namun, banyak yang masih bertanya tentang apa yang akan dihadapi sesaat setelah masuk alam kubur. 

Alam kubur ini pula yang disebut-sebut sebagai pintu gerbang menuju akhirat atau batas antara alam dunia dan alam akhirat. Mengingat secara bahasa, kata barzah mengandung arti sekat.

Selain itu menjadi tempat tinggal bagi mereka yang telah meninggal dunia lebih dahulu hingga datangnya hari kiamat kelak. Bahkan manusia-manusia yang singgah di sana sudah ada sejak zaman Nabi Adam AS.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

حَتَّى إِذَا جَاءَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قَالَ رَبِّ ارْجِعُونِ لَعَلِّي أَعْمَلُ صَالِحًا فِيمَا تَرَكْتُ كَلا إِنَّهَا كَلِمَةٌ هُوَ قَائِلُهَا وَمِنْ وَرَائِهِمْ بَرْزَخٌ إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka (orang kafir), dia berkata, “Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mu’minun: 99-100)

Dalam sebuah hadits disebutkan,

عَنْ هَانِئٍ مَوْلَى عُثْمَانَ قَالَ كانَ عُثْمَانُ بْنُ عَفَّانَ إِذَا وَقَفَ عَلَى قَبْرٍ يَبْكِي حَتَّى يَبُلَّ لِحْيَتَهُ فَقِيلَ لَهُ تَذْكُرُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ وَلَا تَبْكِي وَتَبْكِي مِنْ هَذَا قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا وَالْقَبْرُ أَفْظَعُ مِنْهُ. روه إبن ماجة

Dari Hani` bekas budak 'Utsman dia berkata, "Jika Utsman bin 'Affan berhenti di suatu kuburan, dia menangis sehingga jenggotnya basah. Di tanyakan kepadanya, "Apakah kamu ingat surga dan neraka?, janganlah kamu menangis, apakah kamu menangis hanya karena ini?" dia menjawab, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sesungguhnya kuburan adalah tempat singgah pertama akhirat. Jika selamat darinya, maka setelahnya pun ia akan lebih mudah (urusannya) namun jika ia tidak selamat darinya, maka sesudahnya pun ia akan lebih sulit lagi." Utsman berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda, "Aku tidak pernah melihat suatu pemandangan melainkan kuburan itu lebih buruk dari  segalanya." (HR. Ibnu Majah, At-Tirmidzi dan Ahmad hadits hasan)

لَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يُسْمِعَكُمْ من عَذَابَ الْقَبْرِ ما أسمعني

“Seandainya kalian tidak akan saling menguburkan, tentulah aku akan berdoa kepada Allah agar memperdengarkan kepada kalian siksa kubur yang aku dengar.” (HR. Muslim 7393, Ahmad 12026, dari sahabat Anas bin Malik radhilallahu 'anhu).

مِنْ عُجُزِ يَهُودِ الْمَدِينَةِ فَقَالَتَا لِى إِنَّ أَهْلَ الْقُبُورِ يُعَذَّبُونَ فِى قُبُورِهِمْ ، فَكَذَّبْتُهُمَا ، وَلَمْ أُنْعِمْ أَنْ أُصَدِّقَهُمَا ، فَخَرَجَتَا وَدَخَلَ عَلَىَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فَقُلْتُ لَهُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ عَجُوزَيْنِ وَذَكَرْتُ لَهُ ، فَقَالَ « صَدَقَتَا ، إِنَّهُمْ يُعَذَّبُونَ عَذَابًا تَسْمَعُهُ الْبَهَائِمُ كُلُّهَا » . فَمَا رَأَيْتُهُ بَعْدُ فِى صَلاَةٍ إِلاَّ تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

Dari Aisyah Radhiallahu ‘anha, ia berkata, "Suatu ketika ada dua orang tua dari kalangan Yahudi di Madinah datang kepadaku. Mereka berdua berkata kepadaku bahwa orang yang sudah mati diadzab di dalam kubur mereka. Aku pun mengingkarinya dan tidak mempercayainya." Kemudian mereka berdua keluar. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam datang menemuiku. Maka aku pun menceritakan apa yang dikatakan dua orang Yahudi tadi kepada beliau. Beliau lalu bersabda, ‘Mereka berdua benar, orang yang sudah mati akan diadzab dan semua binatang ternak dapat mendengar suara adzab tersebut’. Dan aku pun melihat beliau senantiasa berlindung dari adzab kubur setiap selesai shalat” (HR. Bukhari 6005)

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ مَرَّ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – بِحَائِطٍ مِنْ حِيطَانِ الْمَدِينَةِ أَوْ مَكَّةَ ، فَسَمِعَ صَوْتَ إِنْسَانَيْنِ يُعَذَّبَانِ فِى قُبُورِهِمَا ، فَقَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « يُعَذَّبَانِ ، وَمَا يُعَذَّبَانِ فِى كَبِيرٍ » ، ثُمَّ قَالَ « بَلَى ، كَانَ أَحَدُهُمَا لاَ يَسْتَتِرُ مِنْ بَوْلِهِ ، وَكَانَ الآخَرُ يَمْشِى بِالنَّمِيمَةِ »

“Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata: Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar dari sebagian pekuburan di Madinah atau Makkah. Lalu beliau mendengar suara dua orang manusia yang sedang diadzab di kuburnya. Beliau bersabda, ‘Keduanya sedang diadzab. Tidaklah keduanya diadzab karena dosa besar’, lalu Nabi bersabda, ‘Padahal itu merupakan dosa besar. Salah satu di antara keduanya diadzab karena tidak membersihkankan bekas kencingnya, dan yang lain karena selalu melakukan namimah (adu domba)” (HR. Bukhari 6055, Muslim 703)

Imam As-Syafi'i rahimahullah pernah bersenandung dalam syairnya,

تزود من التقوى فإنك لاتدرى إذا جن ليل هل تعيش إلى الفجر

"Berbekallah engkau dengan taqwa karena engkau tidak tahu, apabila malam kian kelam apakah engkau masih hidup pada saat fajar.

فكم من فتى أمسى وأضحى ضاحكا

وقد نسجت أكفانه وهو لا يدري

Berapa banyak pemuda yang tertawa riang pagi dan sore hari, sementara kain kafannya telah ditenun namun mereka tidak tahu.

وكم من عروس زينوها لصاحبها

وقد قبضت أرواحهم ليلة القدر

Berapa banyak mempelai wanita yang dirias untuk suaminya, akan tetapi malaikat maut datang mencabut nyawanya di malam hari.

وكم من صغير يرتجى طول عمرهم

وقد أدخلت أرواحهم ظلمة القبر..

Berapa banyak anak kecil diharapkan panjang umurnya

Namun tubuh mereka telah dimasukkan ke dalam gelapnya kuburan.

وكم من صحيح مات من غير علة

وكم من سقيم عاش حينا من الدهر

Berapa banyak orang sehat namun wafat tanpa penyakit yang mendahuluinya, dan betapa banyak orang yang sakit namun ia hidup dalam waktu yang lama.

وكم ساكن عند الصباح بقصره

وعند المساء كان من ساكن القبر

Berapa banyak orang yang tinggal di istana di pagi hari. Namun di sore hari, dia tinggal di kuburan..

فـمن عـاش ألفـا وألفيـن إنـه

لابـد من يـوم يسـير إلى القبر

Siapapun yang hidup seribu atau dua ribu tahun. Suatu hari ia pasti akan menuju kuburan"

فداوم على تقوى الإله فإنها

أمان في موقف الحشر

Maka teruslah untuk selalu bertaqwa kepada Allah, sesungguhnya taqwa Memberikan rasa aman ketika dibangkitkan." (Syair Imam As-Syafi'i)

Ingatlah akan sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,

لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ

”Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai: (1) umurnya di manakah ia habiskan, (2) ilmunya di manakah ia amalkan, (3) hartanya bagaimana ia peroleh dan (4) di mana ia infakkan dan (5) mengenai tubuhnya di manakah usangnya.” (HR. Tirmidzi no. 2417, dari Abi Barzah Al Aslami)

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar