MEDIA ONLINE RESMI MAJELIS WAKIL CABANG (WCNU)NU KECAMATAN CIPAYUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR

Rabu, 01 Desember 2021

KATA-KATA MUTIARA KESEDIHAN


أَصْعَبُ لَحَظَاتِ حَيَاتِكَ هِيَ عِنْدَمَا تَرَى بِعَيْنَيْكَ  مَا لاَ يُصَدِّقُهُ قَلْبُكَ

Saat yang paling sulit adalah saat mata menyaksikan apa yang tidak dipercayai oleh hati

اَلْاِحْتِرَامُ وَالْاِهْتِمَامُ سِرُّ الْحُبِّ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ

Perhatian dan penghargaan merupakan rahasia cinta yang tak akan pernah mati

مَا أَصْعَبَ أَنْ تَبْكِيْ بِلاَ دُمُوْعٍ، وَمَا أَصْعَبَ أَنْ تَذْهَبَ بِلاَ رُجُوْعٍ، وَمَا أَصْعَبَ أَنْ تَشْعُرَ بِالضِّيْقِ وَكَأَنَّ الْمَكَانَ مِنْ حَوْلِكَ يَضِيْقُ، مَا أَصْعَبَ أَنْ تَتَكَلَّمَ بِلاَ صَوْتٍ

Alangkah sulitnya situasi di mana seseorang harus menangis tanpa air mata, pergi tanpa kembali lagi, merasakan kesempitan seolah-olah semua tempat terasa sempit dan alangkah sulitnya situasi di mana seseorang harus berbicara tanpa suara.

بَعْضُ الَّلحَظَاتِ لاَ نَعْرِفُ قِيْمَتَهَا إِلَّا عِنْدَمَا تَعُوْدُ لَنَا عَلىَ شَكْلِ ذِكْرَيَاتٍ

Momen-momen tertentu kita tak menyadari bagaimana berharganya kecuali saat momen-momen itu telah berubah bentuk menjadi kenangan

اَلْحُــــــــــــزْنُ أَنْ تَتَحَقَّ بَعْدَ حُلْمٍ , وَأَلْتَقِيْكَ بَعْدَ أُمْنِيَهٍ , وَأَنْ تَأَتِيْ بَعْدَ إنْتِظَارٍ, وَأَنْ أَجِدَكَ بَعْدَ بَحْثٍ

Kesedihan itu adalah tatkala sesuatu itu terwujud setelah lama bercita-cita, ketika aku bertemu denganmu setelah lama berangan-angan, tatkala engkau datang setelah kami lama menunggu dan saat aku menemukanmu setelah pencarian yang begitu lama

ﺍِﺫَا ﺃَﺭَﺩْﺕَ ﺃَﻻَّ ﺗَﺤْــﺰَن عَلىَ شَيْءٍ ﻓَاﻓْﻌَــﻞْ ﻛُـﻞََّ شَيْءٍ لِوَجْهِ ﺍﻟﻠَّﻪ

Apabila engkau ingin terhindar dari kesedihan terhadap berbagai masalahmu maka lakukanlah segala sesuatu lillahi ta’ala / karena 

أَسْوَأُ الْاَعْدَاءِ مَنْ كَانَ صَدِيْقَكَ يَوْمًا مَا

Musuh yang paling menyedihkan adalah musuh yang dahulunya adalah teman dekat anda

اَلْفِرَاقُ نَارٌ لَيْسَ لِلَهْبِهِ حُدُوْدٌ لَا يُحِسُّهُ إِلاَّ مَنِ اكْتَوَى بِنَارِهِ

Perpisahan itu laksana api yang panasnya tak tergambarkan, tidak ada yang mengetahui kedahsyatan panasnya kecuali orang yang pernah merasakannya

نَتَزَوَّجُ بِسُهُوْلَةٍ، وَنَفْتَرِقُ بِصُعُوْبَةٍ

Kita menikah dengan mudah dan berpisah dengan sulit

اَلدُّمُوْعُ كَلِمَاتٌ فِي الْقَلْبِ لَا يَسْتَطِيْعُ الِّلسَانُ نُطْقَهَا وَلاَ يَسْتَطِيْعُ الْقَلْبُ تَحَمُّلَهَا

Air mata kesedihan itu adalah kata dalam hati yang tak mampu diucap oleh lisan dan tak mampu dibendung oleh hati

مَا أَصْعَبَ أَنْ تَـْبْكِيْ عَلى أَمْـرٍ لَـيْسَ مِـنْهُ رَجَاءٌ

وَأَنْ تَطُلبَ شَيـئا هُوَ وَالنُّجُوْمُ فِي الْبُعْـِد سَـوَاءٌ

Alangkah sulitnya engkau menangisi sesuatu yang tak ada harapan lagi bagimu Dan alangkah sedih juga tatkala engkau mencari sesuatu yang kemungkinan dapatnya laksana jauhnya bumi dengan bintang-bintang

أَيَا حُزْنُ اِبْتَعِدْ عَنِّيْ وَدَعْ جُرْحِيْ يُزِلْ هَمِّيْ  وَإنِّيْ بِكَ يَا حُزْنِيْ غَيْرَ الْعَذَابِ لَا أَجْنِيْ

Wahai kesedihan menjauhlah dariku, biarkanlah luka dihatiku menyembuhkan kesedihanku ini. Denganmu wahai kesedihan aku tak mengalami penderitaan.

أَيَا حُزْنُ مَالَكَ مِنِّيْ؟ أَلَا تَرَى الَّذِيْ بِيْ يَكْفِيْنِيْ  تَعِبْتُ مِنْ كَثْرَةِ التَّمَنِّيْ وَلَسْتَ أَنْتَ بِحَائِلٍ عَنِّيْ

Wahai kesedihan, mengapa engkau terus menderaku? Tidakkah engkau melihat apa yang menimpaku sudah cukup. Aku telah capek dengan angan-anganku yang begitu banyak, sedangkan engkau sama sekali tak menjadi tamengku.

أَيَا حُزْنُ لَا تَسِئْ ظَنّيْ فَأَنْتَ فِيْ غِنىً عَنِّيْ  فَلِيْ مِنَ الْآلَامِ مَا يُبْكِيْ وَلِيْ مِنَ الْجُرُوْحِ مَا يُدْمِيْ

Wahai kesedihan janganlah engkau berburuk sangka kepadaku, karena sebenarnya engkau tak butuh kepadaku. Aku memiliki penderitaan-penderitaan yang bisa membuat orang-orang jadi menangis dan memiliki luka yang berdarah.

أَلَا يَا حُزْنُ أَتَعْتَقِدُ أَنَّنِيْ مِنْكَ اكْتَفَيْتُ أَلَمْ يَحِنِ الْأَوَانُ بَعْدُ أَلَمْ يَحِنْ زَوَالُكَ يَا حُزْنِيْ

Ketahuilah wahai kesedihan, apakah engkau menyakini bahwa aku telah merasa puas dan cukup denganmu? Bukankah telah datang waktunya untuk engkau pergi wahai kesedihan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar