Selasa, 10 Oktober 2017
JANGAN TAKUT MENATAP MASA DEPAN
*Masa Depan Adalah Hal Yang Ghaib*
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal [QS. Luqman: 34]
*Larangan Meramal Masa Depan*
Karena masa depan adalah perkara yang ghaib, hanya Alloh semata yang mengetahuinya dan tidak ada seorangpun yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok, maka kita tidak boleh meramal masa depan kita sendiri atau masa depan orang lain dengan cara apapun juga. Hal ini termasuk perdukunan yang dilarang dalam Islam.
عن عمران بن حصين رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ليس منا من تطير أو تطير له أو تكهن أو تكهن له أو سحر أو سحر له ومن أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد صلى الله عليه وسلم رواه البزار بإسناد جيد
Diriwayatkan dari Imran ibnu Hishshin radliyallohu ’anhu berkata: Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: ”Bukan termasuk golongan kami orang yang berbuat thiyaroh [menganggap sial] atau orang yang minta tathoyyur, melakukan perdukunan atau minta bantuan pada dukun, melakukan sihir atau minta bantuan pada tukang sihir. Dan barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu dia mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad shollallohu ’alaihi wa sallam” [Shohih at-Targhib wa at-Tarhib no. 3041]
عَنْ صَفِيَّةَ عَنْ بَعْضِ أَزْوَاجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
Diriwayatkan dari Shafiyyah dari salah satu isteri nabi shollallohu ‘alaihi wasallam dari nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: ”Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, lalu dia bertanya kepadanya tentang sesuatu, maka sholatnya tidak diterima selama 40 malam” [HR. Muslim no. 4137]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَتَى كَاهِنًا أَوْ عَرَّافًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh radliyallohu ’anhu dari nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: ”Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu dia mempercayai apa yang dikatakannya, maka dia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad shollallohu ’alaihi wasallam” [HR. Ahmad no. 9171].
*Boleh Merencanakan Masa Depan Yang Baik*
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُون
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan [QS. Al-Hasyr:18]
*Masa Depan Yang Paling Utama Adalah Kehidupan Akherat*
Alloh berfirman:
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا . وَالآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal [QS. Al-A’la:16-17]
وَلا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ وَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya. Dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal [QS. Thaha:131]
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلا تَعْقِلُونَ
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah ke- nikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? [QS. Al-Qashash:60]
Dan seorang yang cerdas adalah orang yang merencanakan untuk masa depannya yang lebih kekal dan abadi yaitu kehidupan akheratnya. Dalam sebuah hadits disebutkan:
عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ
Diriwayatkan dari Syaddad ibnu Aus radliyallohu ’anhu dari nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: ”Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa mengoreksi diri dan beramal untuk kehidupan setelah mati.” [HR. At-Turmudzi no. 2383 Ibnu majah no. 4250]
*Beragam Sebab Kecemasan*
Ada beberapa sebab yang membuat seseorang cemas sehingga hidup tidak pernah nikmat dan gelisah sepanjang waktu yaitu; lemah keyakinan pada Allah, kurang Tawakal pada Allah -Ta’ala-, larut dalam pemikiran negatif tentang masa depan, minimnya pengetahuan tentang tujuan hidup, serakah dan terlalu berharap dan meyakini bahwa rizqi bergantung pada ijazah, semakin tinggi ijazah, rizqi semakin terbuka.
Banyak dari pemuda Muslim hari ini yang lebih memilih santai dan malas, larut dalam kemewahan dan sibuk dengan gosip, seni atau TV, banyak dari mereka yang belum menyadari tanggung jawab dan kewajiban di dunia ini, itu sebabnya kehidupan ini membutuhkan kesungguhan dan perjuangan, keinginan dan tekad serta optimisme. Hendaknya para pemuda mencari segala peluang untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik dengan ilmu, iman, kesungguhan dan keuletan, karena barangsiapa yang tekun, sabar dan sungguh-sungguh, maka petunjuk adalah kawannya, kesuksesan selalu menyertainya dengan izin Allah.
*Jangan Takut dan Khawatir Menatap Masa Depan*
Untuk menghadapi masa depan seorang muslim memiliki sebuah konsep dari nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ t قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ r: "الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ"
Diriwayatkan dari Abu Hurairoh radliyallohu anhu berkata: Rasululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Alloh daripada orang mukmin yang lemah, dan dalam keduanya ada kebaikan. Semangatlah untuk melakukan hal yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Alloh, dan jangan lemah. Dan ketika sesuatu menimpamu maka janganlah kamu katakana: “Seandainya dahulu aku melakukan hal yang ini maka akan terjadi seperti ini dan itu” tapi katakanlah: “Ini adalah takdir Alloh dan apapun yang Dia kehendaki pasti akan terjadi” karena kata-kata “Seandainya (Lau)” akan membuka amalan setan” [HR. Muslim 4186, Ibnu Majah 76]
Dari hadits diatas dapat kita ambil kesimpulan sebagai berikut:
*1- Tatap Masa Depan Dengan Keimanan, Ketaqwaan dan Amal Sholih*
Keimanan merupakan modal yang paling utama dalam menghadapi masa depan, karena Alloh telah berfirman:
وَلا تَهِنُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الأعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman [QS. Ali Imron:139]
Dan dalam banyak ayat Alloh menginformasikan kepada kita bahwa dengan keimanan, Alloh akan menghilangkan rasa sedih (terhadap apa yang telah terjadi) dan rasa takut serta khawatir akan masa depan, antara lain:
- Iman dan amal sholih
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَأَقَامُوا الصَّلاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Al-Baqoroh:277]
- Iman, ishlah dan taqwa
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ فَمَنْ آمَنَ وَأَصْلَحَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaika], maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati [QS. Al-An’am:48]
يَا بَنِي آدَمَ إِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ رُسُلٌ مِنْكُمْ يَقُصُّونَ عَلَيْكُمْ آيَاتِي فَمَنِ اتَّقَى وَأَصْلَحَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barangsiapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Al-A’rof:35]
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ * الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ * لَهُمُ الْبُشْرَى فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ لا تَبْدِيلَ لِكَلِمَاتِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan} di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar [QS. Yunus:62-64]
- Iman dan istiqomah
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ * أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan [QS. Al-Ahqaf:13-14]
Dalam ayat Alloh memberitahukan kepada kita bahwa mereka yang berkata: “Tuhan kami adalah Alloh” lalu mereka beristiqomah, maka mereka tidak akan khawatir terhadap apa yang akan terjadi di masa yang akan dating dan tidak akan bersedih terhadap apa yang telah terjadi di masa lalu. Bahkan Alloh menjanjikan surga bagi mereka kelak di akherat. Karena itu ketika datang seorang sahabat kepada rasululloh ‘alaihi wasallam meminta nasehat, maka beliau memberiakn sebuah nasehat dengan iman dan istiqomah sebagaimana terdapat dalam hadits berikut:
عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ الثَّقَفِيِّ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ حَدِّثْنِي بِأَمْرٍ أَعْتَصِمُ بِهِ قَالَ قُلْ رَبِّيَ اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقِمْ
Diriwayatkan dari Sufyan ibnu Abdillah Ats-Tsaqafi radliyallohu anhu berkata: Aku berkata: “Wahai rasululloh beritahukanlah kepadaku sesuatu yang bisa aku berpegang tegung dengannya. Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Katakanlah: “Tuhanku adalah Alloh” lalu beristiqomahlah [HR. At-Turmudzi no. 2334, Ibnu Majah 3962]
- Mengikuti Petunjuk Alloh
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepada kalian, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Al-Baqoroh:38]
- Ikhlash dan Mutaba’ah
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Al-Baqoroh:112]
- Infaq
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ثُمَّ لا يُتْبِعُونَ مَا أَنْفَقُوا مَنًّا وَلا أَذًى لَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Al-Baqoroh:262]
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ سِرًّا وَعَلانِيَةً فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati [QS. Al-Baqoroh:274]
Kita tentu pernah mendengar ungkapan “semakin banyak memberi, akan semakin banyak menerima”. Percaya atau tidak, ungkapan ini memang ada benarnya. Jadi, bila kita termasuk pria yang ringan tangan membantu orang lain, maka kita perlu lanjutkan itu. Sebab, ini akan menjadi bekal atau tabungan untuk menuju kesuksesannya di masa depan. Siapa tahu seseorang yang kita bantu saat ini berperan penting dalam kehidupan kita di kemudian hari, lebih-lebih pahala yang Alloh siapkan kelak pada hari akhir.
*2- Tatap Masa Depan Dengan Usaha Keras Yang Bermanfaat*
Seorang yang menginginkan masa depan yang baik, maka dia harus berusaha dan beramal. Kenyakinan bahwa masa depan adalah perkara yang ghaib tidak lantas menjadikan kita malas bekerja dan berpangku tangan, diam tanpa berusaha. Alloh berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakanDan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan [QS. At-Taubah:105]
Dan hal yang terpenting dari semua itu adalah membuat sebuah perencanaan dan tujuan dalam hidup kita ini. Pertanyaannya adalah: Apa tujuan hidup kita? Kita harus tahu rencana jangka pendek, menengah, dan panjang, apa yang ingin kita lakukan setahun mendatang, lima tahun, dan seterusnya. Tidak hanya menjawab, "Kita lihat saja nanti, jalani saja hidup ini seperti air mengalir” karena ini akan mengakibatkan penyesalan yang tidak ada habisnya.
Keyakinan bahwa Allah -Ta’ala- telah mengatur masa depan manusia, bukan berarti kita tidak mempersiapkan masa depan dan menyusun langkah dalam menenpuhnya. Ini tidak bertentangan dengan Tawakal pada Allah -ta’ala-, hal itu hanyalah bagian dari usaha. Sabda nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam:
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِيَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِي الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ
Diriwayatkan dari Jabir ibnu Abdillah radliyallohu ‘anhuma berkata: Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan bersikap baiklah dalam berusaha. Karena suatu jiwa takkan mati hingga rizkinya terpenuhi semuanya, walaupun rizqi itu datangnya lambat. Karena itu, bertaqwlah kepada Allah dan bersikap baiklah dalam mencari rizqi. Ambilah yang halal dan tinggalkanlah yang haram”. (HR Ibnu Majah no. 2135)
‘Abdullah bin Umar -radhiyallaahu ta’ala ‘anhuma- berkata: “Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu meninggal esok.”
Seorang Ulama berkata: “Memperhatikan masa depan bukanlah lari dari kenyataan. Bukan juga melangkahi sunnatullah. Tapi dia adalah harapan yang dapat memotivasi untuk bekerja.”
*3- Tatap Masa Depan Dengan Do’a [Minta Pertolongan Kepada Alloh]*
Masa depan seseorang tidak ada yang tahu, hanya Allohlah satu-satunya dzat yang Maha Mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan semua yang terjadi di dunia ini tidak lepas dari ilmu dan kuasa Alloh, baik yang telah lalu, yang sekarang sedang terjadi ataupun yang akan terjadi di masa depan, semua berada di dalam genggaman tangan-Nya. Maka dari itulah kita harus berdo’a dan memohon kepada Alloh agar Dia menganugerahkan kepada kita masa depan dan kesudahan yang baik (husnul khatimah)
Kita harus memasrahkan diri kita kepada Alloh. Hal ini juga merupakan sebuah proses dimana kita diminta untuk bersabar, banyak yang bilang kesabaran seseorang itu ada batasannya, namun ternyata orang yang sabarlah yang jumlahnya terbatas. Jadi nikmatilah proses kehidupan ini, tak perlu takut berbuat salah dan buanglah rasa malas dalam diri kita. Setiap manusia pasti pernah gagal, namun tergantung bagaimana dia menolong dirinya untuk selalu bangkit kembali.
*4- Tatap Masa Depan Dengan Semangat dan Pantang Menyerah*
Kita bisa membentuk motivasi untuk diri kita dengan niat, berniatlah sungguh-sungguh untuk melawan rasa malas dari diri kita, niat bisa menentukan sebuah kualitas diri. Dengan niat besar berarti kita sudah berani untuk mengambil langkah selanjutnya. Agar nilai dari niat kita berkualitas, lakukan sebuah tindakan nyata. Sering kali nilai dari produktifitas kita berkurang karena niat yang salah, ataupun terlalu banyak menjanjikan kepada diri kita sendiri hal-hal yang belum kita wujudkan.
Apabila niat kita salah maka semua tindakan akan berjalan tak sesuai dengan rencana. Jadi niatlah dengan sungguh-sungguh dan jangan terlalu memikirkan hal-hal yang muluk.
*5- Tatap Masa Depan Dengan Optimis dan Realistis [Tidak Berandai-andai]*
Kita harus tahu apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan sehingga kita selalu percaya diri saat berinteraksi dengan orang lain atau pun ketika diberikan tanggung jawab baru. Jangan pernah berkata "tidak bisa" atau "malas melakukannya". Kita harus selalu berpikir positif dan optimistis bahwa setiap tantangan yang datang pasti ada solusinya. Selain itu, kita juga harus terbiasa fokus dalam melakukan sesuatu sehingga tak cepat menyerah saat mengalami kegagalan. Tapi kita harus ingat meskipun bersemangat meraih mimpi, jangan sampai kita menghalalkan berbagai cara yang justru bisa menghancurkan masa depan. Ingatlah untuk tetap realistis dengan kemampuan yang kita miliki. Bila kita ahli dalam bidang teknologi informatika, tak perlu memaksakan diri untuk menjadi seorang public relations karena tertarik melihat teman yang sukses di bidang tersebut. Masing-masing orang kan memiliki kelebihan yang berbeda-beda.
*Kalimat Terakhir [Sebagai Kesimpulan]*
Boleh saja kita khawatir, terhadap masa depan, tapi bukan berarti kita harus pasrah dan berdiam diri terhadap itu semuanya. Bukankah kita masih memiliki banyak hal yang pantas untuk kita syukuri, bukankah ada banyak kenikmatan yang kita terima, dan seharusnya membuat kita bisa berdiri dengan tegak kemudian berkata, Terima kasih Tuhan atas segala hal yang saya terima hari ini.
Boleh saja kita takut, takut menghadapi masalah, tapi percayalah bahwa, setiap masalah adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk mendewasakan kita, tanpa masalah, kita tidak akan bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Khawatir dan takut jangan dijadikan alasan, jangan dijadikan syarat bagi kita untuk diam dan mengeluh, karena diam dan mengeluh tidak menyelesaikan masalah, justru akan semakin menambah beban kita, menambah rasa takut kita. Jika kita khawatir dan takut, maka bergeraklah, cari dan datangi sumber rasa khawatir dan takut tersebut, dengan demikian kita kita telah satu langkah menuju solusi, solusi yang bisa jadi akan mengurangi rasa takut dan khawatir yang selama ini dekat dengan kita.
Jangan pernah terbelenggu oleh kekhawatiran kita terhadap masa depan atau kesalahan kita dimasa lalu, yang terpenting adalah perbaikan diri, yang terpenting adalah apa yang bisa kita lakukan sekarang, karena masa depan adalah cerminan perbuatan kita sekarang, maka jika kita bisa berbuat baik dimasa yang sekarang, maka kekhawatiran kita akan masa depan akan bisa kita hindari.
Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan semoga bermanfa'at. Aamiin
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar