Islam adalah agama yg rohmatan lil’alamin. Artinya kasih sayang islam menjadikan khilafiyah (perbedaan pendapat) adalah hal yg wajar dan tidak dijadikan alasan untuk saling menyalahkan satu sama lain.
Maraknya paham yg merasa paling benar dewasa ini yg suka menyalahkan saudaranya disaat ingin melakukan amalan ibadah (sunnah) guna mensyi’arkan ajaran islam kadang menjadi pemicu perpecahan dan permusuhan, misalnya terkait sholat dan puasa sunnah di bulan rajab seperti saat ini. Oleh karenanya sy alfaqir Asimun Ibnu Mas’ud mencoba menjabarkan penjelasan ulama terkait masalah tersebut.
Rajab berasal dari kata: رَجَبَ الرجل رَجَبًا وَ رَجَبَهُ يَرْجُبُ رَجلْبًا رُجُوْبًا, maknanya menghormati dan mengagungkan. Sehingga bulan Rajab ini bermakna bulan yg agung.
Di dalam ash-Shahihain terdapat hadist dari Abu Bakrah rahimahulloh dari Nabi Sholallohu ‘alaihi wa ssalam banwa beliau bersabda, “Sesungguhnya zaman telah berputar seperti keadaannya ketika Allah menciptakan langit dan bumi, dalam setahun itu terdapat dua belas bulan. Empat diantaranya adalah bulan haram (disucikan). Tiga dari empat bulan itu, (jatuh secara) berurutan yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharram. Sedangkan Rajab (yang disebut juga sebagai) syahru Mudhar, terletak diantara Jumada (ats Tsaniyah) dan Sya’ban.” (HR. Bukhari)
Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahulloh meriwayatkan melalui sanadnya, dari Ibnu Abbas radhiallohu anhu sehubungan dengan pengagungan Allah terhadap kesucian bulan-bulan ini, beliau berkata, “Allah Ta’ala telah menjadikan bulan-bulan ini sebagai (bulan-bulan yang) suci, mengagungkan kehormatannya dan menjadikan dosa yang dilakukan pada bulan-bulan ini menjadi lebih besar dan menjadikan amal shalih serta pahala pada bulan ini juga lebih besar.”
(Tafsir ath-Thabari)
Bulan Rajab memiliki 14 nama, yaitu Rajab, Al-Asham, Al-Ashab, Rajm, Al-Harm, Al-Muqim, Al-Mu’alla, Manshal Al-Asinnah, Manshal Al-Aal, Al-Mubri’ , Al-Musyqisy, Syahru Al-‘Atirah dan Rajab Mudhar.
Rasululloh Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda yg artinya bahwa org yg melaksanakan Shalat Rajab
1. Diampuni dosanya oleh Allah
2. Diberi pahala sebagaimana pahala orang puasa di bulan rajab.
3. Dicatat sebagai orang yg shalat terus sampai tahun yg akan datang.
4. Dalam setiap hari mendapat pahalanya orang yg mati syahid di perang badar.
5. Bila orang yg melaksanakan shalat rajab tersebut puasa maka setiap hitungan hari puasanya mendapat nilai ibadah satu tahun.
6. Allah menaikkan seribu derajat bagi yang melaksanakan sharat tersebut.
7. Jika seseorang melakukan puasa sebulan dan melaksanakan shalat tersebut maka Allah akan memberikan
1) Selamat dari neraka.
2) Dimasukkan kedalam Surga.
3) Dekat dengan Allah.
Inilah keterangan yg diuraikan oleh Syaikh ‘Abdul Qadir Al-Jailani Qs. Dalam kitab "الغنية لطالبي طريق الحق" (Al-Ghunyah Litholibi Thoriq Al-Haq Juz 1 hal. 180-181 Pasal tentang Sholat dan Wirid di Bulan Rajab)
TATA CARA PELAKSANAAN SHALAT RAJAB MADZHAB SYAFI’I
Jumlah keseluruhan shalat rajab adalah tiga puluh rakaat yang dilaksanakan tiga kali yaitu sepuluh rakaat pada tanggal 1. Sepuluh rakaat berikutnya pada tanggal 15 dan sepuluh rakaat berikutnya pada tanggal 30.
Niat shalat rajab :
أُصَلِّي سُنَّةً لِشَهْرِ رَجَبَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Pada setiap rakaat setelah membaca Fatihah membaca Surat Al-Kafirun dan Al- Ikhlas masing-masing 3x
Doa yg dibaca setelah melaksanakan shalat rajab pada tanggal 1 adalah:
لآاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ. اللهم لاَمَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَيَنْفَعُ ذَالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدِّ.
Tidak ada batasan untuk membaca doa tersebut diatas.
Doa yang dibaca setelah melaksanakan shalat rajab pada tanggal 15 adalah:
لآاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ. اِلهًا واَحِدًا صَمَدًا فَرْدًا وِتْرًا لَمْ يَتَّخِذْصَاحِبَةً وَلاَوَلَدًا
Tidak ada batasan untuk membaca doa tersebut diatas.
Doa yang dibaca setelah melaksanakan shalat rajab pada tanggal 30 adalah:
لآاِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لاَيَمُوْتُ بِيَدِهِ الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٍ. وَصَلّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلى ألِهِ الطَّاهِرِيْنَ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ.
Tidak ada batasan untuk membaca doa tersebut diatas.
Hendaknya setiap selesai membaca doa, mengusap wajah dengan kedua telapak tangan kita.
Penting juga untuk kita laksanakan di bulan rajab, adalah shalat raghaib ((صلاة رغائب Tata cara shalat tersebut sebagai berikut:
أُصَلِّي سُنَّةَ الرَّغَائِبِ ⁄ لِشَهْرِ رَجَبَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ لِلهِ تَعَالَى
Setiap rakaat setelah membaca Fatihah membaca Surat Al-Qadr 3x dan Surat Al-Ikhlas 12x. Shalat Raghaib dilaksanakan sebanyak 12 rakaat 6x salam.
Setelah melaksanakan Shalat Raghaib, kemudian membaca :
اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ النَّبِيِّ اْلأُمِّيِّ وَعَلَى ألِهِ وَسَلِّمْ
Sebanyak 70x, kemudian dilanjutkan dengan sujud. Dalam sujud membaca :
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ
Sebanyak 70x, lalu duduk dan membaca :
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَتَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمْ فَاءِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزِالأَعْظَمْ
Sebanyak 70x, kemudian dilanjutkan dengan sujud. Dalam sujud membaca :
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلآئِكَةِ وَالرُّوْحِ
Sebanyak 70x, lalu sebelum bangun dari sujud, mohon kepada Allah apa yang menjadi hajat kita Insyaallah hajatnya terkabul. Amin!
Wirid yang dibaca setiap setelah Maghrib dibulan rajab. Dari tanggal 1 sampai 10 membaca :
سُبْحَانَ اللهِ الْحَيُّ الْقَيُّوْمِ
Sebanyak 100x, dan dari tanggal 11 sampai 20 membaca :
سُبْحَانَ اللهِ اْلأَحَدِالصَّمَدِ
Sebanyak 100x, serta dari tanggal 21 sampai tanggal 30 membaca :
سُبْحَانَ اللهِ الرَّؤُفِ
Sebanyak 100x.
ULAMA MADZHAB HAMBALI YANG MENGINGKARI PUASA DAN SHALAT SUNNAH RAJAB
رَجَبٌ شَهْرُ اللهِ وَ شَعْبَان شَهْرِيْ وَ رَمَضَانُ شَهْرأَمَّتِي ................ وَمَا مِنْ أَحَدٍ يَصُوْمُ يَوْمَ الْخَمِيْسِ أَوَّلَ خَمِيْسٍ فِيْ رَجَبٍ ثُمَّ يُصَلِّي فِيْمَا بَيْنَ الْمَغْرِبِ وَالْعَتَمَةِ يَعْنِيْ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ ثِنْتَيْ عَشَرَةَ وَكْعَةً يَقْرَأُ فِيْ كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ مَرَّةً و (إِ نَّآ أَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) ثَلا َثَ مَرَّاتٍ وَ قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اثْنَتَيْ عَشَرَةَ مَرَّةً يُفْصَلُ بَيْنَ كَلِّ رَكْعَتَيْنِ بِتَسْلِمَتَيْنِ فَإِذَا فَرَغَ مِنَ الصَّلاَةِ صَلِّيْ عَلَيَّ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ثُمَّ يَقُوْلُ اللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ النَّبِيْ الأمِيْ وً عًلًى آلِهِ ثُمَّ يَسْجُدُ فَيَقُوْلُ فِيْ سُجُدِهِ سُبُوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّ الْمَلاَئكَةِ وَ الرُّوْحِ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ثُمَّ يَرْفَعُ رَأْسَهُ فَيَقُوْلُ رَيِّ اغْفِرْلِيْ وارْحَمْ وَ تَجَاوَزْ عَمَّا تَعْلَمُ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الأَعْظَمُ سَبْعِيْنَ مَرَّةً ثُمَّ يَسْجُدُ الثَّانِيَةَ فَيَقُوْلُ مِثْلَ مَا قَالَ فِيْ السَجْدَةِ الأُولَى ثُمَّ يَسْأَلُ اللهَ حَاجَتَهُ فَإِنَّهَا تُقْضَى قَالَ رَسُوْل الله : وَالَّذِيْ تَفْسِيْ بيَدِهِ مَا مِنْ عَبْدٍ وَلا َ لأ أَمَةٍ صَلَّى هَذِهِ الصَلاَةَ إِلاَّ غَفَرَ الله لَهُ جَمِيْعَ ذُنُوْبِهِ وَ إنْ كَانَ مِثْلَ زَيَدِ الْبَحْرِ وَ عَدَدَ وَرَقِ الأَشْجَارِ و شَفَعَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيْ سَبْعِمِائَةِ مِنْ أَهْلَ بَيْتِهِ . فَإِذَا كَانَ فِيْ أَوَّلِ لَيْلَةٍ فِيْ قَبْرِهِ جَاءَ ثَوَّابُ هَذِهِ الصَّلاَةِ فَيُجِيْبُهُ بِوَجْهٍ طَلِقٍ وَلِسَانٍ ذَلِقٍ فَيَقُوْلُ لَهُ حَبِيْبِيْ أَبْشِرْ فَقَدْ نَجَوْتَ مِنْ كُلِّ شِدَّةٍ فَيَقُوْلُ مَنْ أَنْتَ فَوَ اللهِ مَا رَأَيْتُ وَجْهًا أَحْسَنَ مِنْ وَجْهِكَ وَلاَ سَمِعْتُ كَلاَمًا أَحْلَى مِنْ كَلاَمِكَ وَلاَ شَمَمْتُ رَائِحَةُ أَطْيَبُ مِنْ رَائِحَتِكَ فَيَقُوْلُ لَهُ يَا حَبِيْبِيْ أَنَا ثَوَابُ الصَلاَةِ الَّتِيْ صَلَّيْتَهَا فِيْ لَيْلَةِ كَذَا فِيْ شَهْرِ كَذَا جِئْتُ الليْلَة َ لأَ قْضِيْ حَقَّكَ وَ أُوْنِسَ وَحْدَتَكَ وَ أَرْفَعَ عَنْكَ وَحْشَتَكَ فَإِذَا نُفِخَ فِيْ الصُوْرِ أَظْلَلْتُ فِيْ عَرَصَةِ الْقِيَامَةِ عَلَى رَأْسِكَ وَ أَبْشِرْ فَلَنْ تَعْدَمَ الْخَيْرَ مِنْ مَوْلاَكَ أَبَدًا
Rajab bulan Allah dan Sya’ban bulanku serta Ramadhon bulan umatku. Tidak ada seorang berpuasa pada hari Kamis, yaitu awal Kamis dalam bulan Rajab, kemudian shalat diantara Maghrib dan ‘Atamah (Isya) -yaitu malam Jum’at- (sebanyak) dua belas raka’at. Pada setiap raka’at membaca surat Al Fatihah sekali dan surat Al Qadr tiga kali, serta surat Al Ikhlas duabelas kali. Shalat ini dipisah-pisah setiap dua raka’at dengan salam. Jika telah selesai dari shalat tersebut, maka ia bershalawat kepadaku tujuh puluh kali, kemudian mengatakan “Allahhumma shalli ‘ala Muhammadin Nabiyil umiyi wa alihi, kemudian sujud, lalu menyatakan dalam sujudnya “Subuhun qudusun Rabbul malaikati wa ar ruh” tujuh puluh kali, lalu mengangkat kepalanya dan mengucapkan “Rabbighfirli warham wa tajaawaz amma ta’lam, inaka antal ‘Azizul a’zham” tujuh puluh kali, kemudian sujud kedua dan mengucapkan seperti ucapan pada sujud yang pertama. Lalu memohon kepada Allah hajatnya, maka hajatnya akan dikabulkan. Rasululloh bersabda,”Demi Dzat yang jiwaku ada di tanganNya, tidak ada seorang hamba lali-laki atau perempuan yang melakukan shalat ini, kecuali akan Allah ampuni seluruh dosanya, walaupun seperti buih lautan dan sejumlah daun pepohonan, serta bisa memberi syafa’at pada hari kiamat kepada tujuh ratus keluarganya. Jika berada pada malam pertama, di kuburnya akan datang pahala shalat ini. Ia menemuinya dengan wajah yang berseri dan lisan yang indah, lalu menyatakan: ‘Kekasihku, berbahagialah! Kamu telah selamat dari kesulitan besar’. Lalu (orang yang melakukan shalat ini) berkata: ‘Siapa kamu? Sungguh demi Allah aku belum pernah melihat wajah seindah wajahmu, dan tidak pernah mendengar perkataan seindah perkataanmu, serta tidak pernah mencium bau wewangian, sewangi bau wangi kamu’. Lalu ia berkata: ‘Wahai, kekasihku! Aku adalah pahala shalat yang telah kamu lakukan pada malam itu, pada bulan itu. Malam ini aku datang untuk menunaikan hakmu, menemani kesendirianmu dan menghilangkan darimu perasaan asing. Jika ditiup sangkakala, maka aku akan menaungimu di tanah lapang kiamat. Maka berbahagialah, karena kamu tidak akan kehilangan kebaikan dari maulamu (Allah) selama-lamanya’.” [Tabyin Al-‘Ajab Bima Waroda Fi Fadhli Rojab Ibnu Hajar Al-Asqalani hal. 34-36 Hadits ke-18 Bab Sholat Raghaib]
Dari hadits ini, dapat diketahui secara ringkas tata cara shalat Raghaib, yaitu sebagai berikut:
1. Jumlah raka’at dua belas dibagi setiap dua rakaat satu salam.
2. Bertakbir dengan mengucapkan Allahu Akbar.
3. Pada setiap raka’at membaca surat Al Fatihah sekali, surat Al Qadar tiga kali dan surat Al Ikhlash dua belas kali.
4. Kemudian ruku’ dan sujud.
5. Usai shalat Raghaib mengucapkan shalawat kepada Nabi sebanyak tujuh puluh kali dengan lafadz Allahhumma shlli ‘Ala Muhammadin Nabiyil umiyi wa ‘alihi
6. Kemudian sujud dengan membaca Subuhun qudusun Rabul malaikati wa ar ruh.
7. Lalu bangun dan duduk dengan mengucapkan Rabbighfirli warham wa tajaawaz amma ta’lam, innaka antal ‘Azizul a’hzam.
8. Lalu sujud lagi dan mengucapkan sebagaimana ucapan yang sama dengan sujud yang pertama.
9. Kemudian berdo’a kepada Allah sesuai dengan hajat kebutuhannya.
Melalui penjelasan dalam kitab Ibnu Hajar Al-Asqalani diatas, maka ulama salafi wahabi seperti Bin Baz mengatakan bahwa hadits diatas adalah maudhu’ (palsu). Tapi jika dicermati lebih teliti akan sangat terlihat PERBEDAAN RIWAYAT, MATAN HADITS JUGA REDAKSINYA. Wallohu a’lam bis-Showab dan semoga bermanfa’at. Aamiin