Salah seorang ulama Imam Jalaluddin Abdurrohman As-Suyuthi dalam kitabnya, ”Al-Hawi Li Al-Fatawi“ mengatakan :
قال الامام أحمد بن حمبل رص. فى كتاب الزهد له : حد ثنا هاشم ابن القاسم قال حدثنا الا شجعى عن سفيان قال : قال طاوس أن الموتى يفتنون فى قبو رهم سبعا فكانوا يستحبون ان يطعموا عنهم تلك الا يام . (الحاوي للفتاوى)
Telah berkata Imam Ahmad bin Hambal ra. Didalam kitabnya yg menerangkan tentang kitab zuhud, telah menceritakan kepadaku Hasyim Bin Qosim sambil bekata telah berkata Imam Thowus: sesungguhnya orang2 yg meninggal akan mendapat ujian dari Alloh swa. Dari kuburan mereka,selama 7 hari, maka DISUNNAHKAN bagi mereka yg masuh hidup mengadakan JAMUAN MAKAN, (sedekah ) untuk orang2 yg sudah meningal selama hari2 tersebut “. (Al-Hawi Lil-Fatawi jilid 2 hal 178 )
الى ان ان قال – عن عبد ابن عمير قال : يفتن رجلا مؤ من ومنافق , فأما المؤمن فيفتن سبعا واما النافق فيفتن اربعين صبا حا.
Sampai kata2: Dari sahabat Ubaid ibn Umair, dia berkata : Seorang mukmin dan seorang munafiq sama2 akan mendapat ujian dalam kubur .Bagi seorang mukmin akan memperoleh ujian selama 7 hari, sedangkan orang munafiq akan mendapat ujian selama 40 hari di waktu pagi.
ان اثر طاوس حكمة حكم الحديث امرفوع المرسل واسناده الى التا بعى صحيح كان حجه عندالا ئمة الثلاثة ابي حنيفة وما لك واحمد مطلقا من غير شرط واما عند الشا فعى رض. فانه يحتاج با لمرسلاا اعتضد با حد أمورفى محلها منها مجئ أخراو صحابي يوافقه والا عتصاد ههنا موجود فانه روي مثله عن مجاهدوعن عبيدبن عمير وهماتا بعيان ان لم يكن صحا بيا .
Jika sudah jadi keputusan, atsar (amal sahabat Thowus) diatas hukumnya sama dengan hadits marfu’ Mursal dan sanadnya sampai kepada Tabi’in, itu shoheh, dan telah dijadikan hujjah muthlak (tanpa syarat) bagi 3 Imam , (Malik, Hanafi, Hambali). Untuk Imam Syafi’i, beliau berhujjah dengan hadits mursal jika di bantu/ dilengkapi dengan salah satu ketetapan yg terkait degannya, seperti adanya hadits yg lain atau kesepakatan sahabat. Dan kelengkapan yg dikehendaki oleh Imam Syafi’i itu ada, yaitu hadits serupa riwayat dari Mujahid dan dari Ubaid bin Umair yg keduanya dari golongan tabi’in, meski mereka berdua bukan sahabat.
DALIL SELANJUTNYA.
قوله – كا نو يستحبون - من باب قو ل التا بعى كانو يفعلون – وفيه قولان لأ هل الحديث والا وصول احدهما انه ايضا من باب المرفوع وأن معناه . كان الناس يفعلون فى عهدالنبي صلعم . ويعلم به ويقر عليه.
(Kata2 dari Imam Thowus), mengutip tentang kata2 tabi’in, mereka menyukai melaksanakannya. Dalam hal ini ada2 pendapat, pendapat Ahli Hadits dan Ahli Ushul yg salah satunya termasuk hadits marfu’ maksudnya orang2 di zaman Nabi melaksanakan hal itu, sedang Nabi sendiri tahu dan mengakuinya.
Senada dengan penjelasan diatas, bisa dilihat (Fatawi Kubro juz 1 hal 7, Ahkamul Fuqoha juz 1 hal 16. Atsna al-Matholib juz 1 hal 335 dan Qurrotul Ain, Ismail Zain, hal 91-92).
Disana dipaparkan dengan jelas asal mayit tidak punya tanggungan hutang, dan seizin ahli waris.
Disana dipaparkan dengan jelas asal mayit tidak punya tanggungan hutang, dan seizin ahli waris.
ADAPUN MENYANGKUT HAUL, ADA HADITS NABI SBB :
وكان صلعم , يزورقبورشهداء احد وقبور اهل البقيع وسلم ويدعو لهم بما تقدم. (رواه مسلم واحمد وابن ماجه)
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam berziarah ke makam syuhada’ (orang2 yg mati syahid) dalam perang Uhud dan makam keluarga Baqi’ Dia mengucapkan salam dan mendoakan mereka atas amal2 yg telah mereka kerjakan (HR. Muslim, Ahmad dan Ibnu Majah).
Dan juga dijelaskan:
قال لواقدي وكان رس ل الله صلعم . يزور قتلى احد فى كل حول واذا لقاهم با لشعب رفع صو ته يقول السلا م عليكم بما صبرتم فنعم عقبدار وكان ابو بكر يفعله مثل ذلك وكذالك عمربن الخطاب ثم عثمان. وفى نهجل بلا غه - الى ان قال - وفى منا قب سيد الشهداء حمزة رض. للسيد جعفر البر زنجى قال : وكان عليه الصلاة والسلا م يأتي قبور شهداء باحد على رأس كل حول – الخ.
Al-Waqidi berkata : Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam mengunjungi makam para pahlawan Uhud pada setiap tahun. Jika telah sampai di Syi’ib (tempat makam mereka), Rosululloh agak keras berucap : Assalaamu'alaikum bima shobartum fani’ma uqbad daar (semoga kalian selalu mendapat kesejahteraan atas kesabaran yg telah kalian lakukan. Sungguh akhirat adalah tempat yg paling nikmat). Abu Bakar, Umar, dan Ustman, juga melakukan hal yg serupa. Sampai skhir redaksi ...."
(Manaqib Sayyid As-Syuhada' Hamzah bin Abi Tholib yg ditulis Sayyid Ja’far al-Barzanji, beliau berkata : Rosululloh mengunjungi makam Syuhada' Uhud pada awal setiap tahun).
ADAPUN YANG DI MAKSUD NIHAYAH ADALAH :
عن جريربن عبد الله رض. قال كنا نعد الاجتماع الى اهل الميت وصنعهم اطعام من النها يه
Diriwayatkan dari Jarir bin Abdulloh ra. Ia berkata : “Kami menganggap perkumpulan orang yg hadir di rumah keluarga mayit dan menyuguhi makanan kepada mereka itu masuk nihayah.” Juga pendapat Imam Syafi’i :
واكره المأتم وهي الجماعة وان لم يكن لهم بكاء فان ذالك يجددالحزن ويكلف المؤنة .
Dan aku tidak senang pada ”ma’tam” ya’ni adanya perkumpulan, karena hal itu akan mendatangkan kesusahan dan menambah beban, “ (Al-Uum juz 1 hal 318 ).
Dalam kamus al-Munjid yg disebut “al-Ma’tam" adalah kumpulan orang jahiliyah yg mendatangkan kesusahan. “ Inilah yg di buat senjata mereka melarang perkumpulan ala jahiliyah oleh orang2 yg anti tahlilan.
Sedangkan perlu diketahui bahwa yg dimaksud tradisi jahiliyah adalah perkumpulan yg menjerit-jerit memukul dada, memukul pipi dan merobek pakaian karena tidak ridho akan keputusan taqdir dan hal ini terjadi dizaman jahiliyah, inilah yg disebut “Nihayah“ (meratap). Sementara perkumpulan tahlil dzikir dan membaca yasin justru aianjurkan dalam islam, bersumber dari hadist Nabi:
قال صلى الله عليه وسلم من اعان على ميت بقراءة وذكر استوجب الله له الجنة . (رواه لدارمى والنساء, عن ابن عباس)
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : Siapa menolong mayit dengan membacakan Ayat2 Al-Qur’an dan dzikir, Alloh memastikan syurga baginya, (HR. Darimi dan Nasa’i dari Ibn Abbas ra).
عن معقل بن يسار ان رسول الله صلعم . قال , ويس قلب القرأن لا يقراها رجل يريد الله الله تبارك وتعالى والدارالا خرة الا غفر له واقرءوها على موتاكم ( مسند امد بن حنبل )
Diriwayatkan dari Ma’qil bin Yasar ra. Bahwa Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda : “Surat yaasin adalah intisari Al-Qur’an. Tidak seorang pun membacanya dengan mengharap rahmat Alloh, kecuali Alloh akan menganpuni dosa2nya, maka bacaknlah surat yaasin kepada orang yg meninggal dunia." (Musnad Imam Ahmad bin Hambal)
اقرءو على مو تاكم يس, ( رواه ابن حبان وصححه )
Bacakanlah untuk mayit2 kalian surat yaasiin” (HR. Ibnu Hibban dan menshohihkannya)
Bacakanlah untuk mayit2 kalian surat yaasiin” (HR. Ibnu Hibban dan menshohihkannya)
Juga hadits yg diriwayatkan oleh Abu Sa’id Al-khudri ra.
عن ابي سعيد الخدري قال : قال رسول الله صلعم . لا يقعدقوم يذكر الله عز وجل الا خفتهمالملا ئكة وغشيتهم الحمة ونزلت عليهم السكينة وذكرهم الله فيمن عنده (رواه مسلم)
Dari Abu Said Al-Khudri ia berkata, Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda, “Dan tidaklah berkumpul suatu kaum sambil menyebut Asma Alloh Subhanahu wa Ta'ala kecuali mereka akan dikelilingi para malaikat, Alloh akan melimpahkan rahmat kepada mereka, dan akan memberikan ketenangan hati dan memujinya dihadapan mahluk (malaikat) yg ada disisi-Nya.” (HR. Muslim 4868).
Jadi jelas kumpul2 yg diketagorikan “nihayah“ (meratap) yg dilarang dengan berkumpul mengucapkan dzikir, membaca Al-Qur’an yg dianjurkan oleh Nabi kita Muhammad shollallohu 'alaihi wa sallam haruslah dibedakan. Karena Alloh akan memastikan balasan surga bagi yg membacanya dan yg dibacakannya, paling tidak meringankan dosa si mayit, tinggal kita mau mengikuti fitnah2 salafi wahabi ataukah mengikuti sabda Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wa sallam tersebut.
MAKANAN YANG DIANGGAP MERATAP (NIHAYAH).
Maksud menyuguhkan makanan yg dianggap meratap ialah jika makanan yg disuguhkan kepada para pentakziyah berasal dari harta peninggalan mayit, seperti yg dijelaskan oleh Syekh Muhammad Ali Bin Husen Al-Makki Al-Maliki ketika menjelaskan hadits tersebut :
يحمل على ما اذا كان الا تخاذ المذكور من التركة وكان على الميت دين اوكان فى الورثة محجور عليه أوغائب أومن لم يعلم رضاه (بلوغ الا منية)
Termasuk nihayah dalam hadits itu adalah jika pertama; makanan yg disuguhkan berasal dari harta peninggalan mayit, sedang mayit masih mempunyai hutang, kedua; dikalangan ahli waris ada yg mahjur ’alaih (orang yg karena suatu sebab, tidak di perkenankan mengatur hartanya. Seperti anak kecil atau orang gila), ketiga; orangnya tidak ada di tempat, atau keempat ada ahli waris yg tidak di ketahui ridhonya “ (Bulugh al-Umniyah, hal 216 ).
Termasuk nihayah dalam hadits itu adalah jika pertama; makanan yg disuguhkan berasal dari harta peninggalan mayit, sedang mayit masih mempunyai hutang, kedua; dikalangan ahli waris ada yg mahjur ’alaih (orang yg karena suatu sebab, tidak di perkenankan mengatur hartanya. Seperti anak kecil atau orang gila), ketiga; orangnya tidak ada di tempat, atau keempat ada ahli waris yg tidak di ketahui ridhonya “ (Bulugh al-Umniyah, hal 216 ).
Sedang menyuguhkan makanan sangat dianjukan oleh Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wa sallam seperti :
وعن النبى صلعم . انه قال : تصد قو على انفسكم وعلى امواتكم ولو بشر بة ماء فان لم تقدرواعلى ذالك فبا ية من كتا ب الله تعالى فان لم تعلموا شيئا من القران فادعوا لهم با لمغفرة والر حمة فان الله وعدكم الاجابة .
Sabda Nabi, "Bersedekahlah kalian untuk dirimu dan orang2 yg telah mati dari keluargamu, walau hanya air seteguk. Jika kalian tak mampu dengan itu, bersedekahlah dengan ayat2 suci Al-Qur’an. Jka kalian tidak mengerti Al-Qur’an, berdo’alah untuk mereka dengan memintakan ampun dan rahmat. Sungguh Alloh telah berjanji akan mengabulkan do’a kalian. (Kitab Al-Tahqiqot, juz 3 hal 400, Sunan An-Nasa’i juz 2 hal 200, Tanqih Al-Qoul hal 28).
Penjelasan hadits diatas sesuai dengan pendapat Imam Ahmad bin Hambal yg tercantum dalam kitab al-Hawi li al-Fatawi, juz 2 hal 178 ).
Lebih jauh lagi, Imam As-Suyuthi menganggap hal tersebut merupakan perbuatan sunnah yg di kerjakan terus-menerus oleh para sahabat :
ان سنة الا طعام سبعة ايام بلغنى أنها مستمر ةالى الا ن بمكة والمدينة فالظا هر أنها لم تترك من عهد الصحابة الى الان وانهم اخدوها خلقا عن سلف الى الصدر الاول (الحاوى للفتاوى)
Kesunnahan memberikan makanan selama tujuh hari merupakan perbuatan yg tetap berlaku hingga sekarang zaman Imam Suyuthi sekitar abad kesembilan H ) di Makkah dan Madinah. Yang jelas kebiasaan itu tidak pernah ditinggalkan sejak masa sahabat Nabi Muhammad shollallohu 'alaihi wa sallam sampai sekarang ini, dan tradisi diambil dari Ulama salaf sejak generasi pertama, (masa sahabat Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam) (Kitab Al-Hawi li Al-Fatawi, juz 2 hal 194).
Juga:
عن عبد بن عمر ورصى الله عنهما أن رجلا سأ ل النبي صلعم . اي الاسلا م خير؟ قال تطعم الطعام وتقرأ السلا م على من عرفت ومن لا تعرف (صحيح البخارى)
Dari Abdulloh bin Amr ra. “ Ada seorang laki2 bertanya kepada Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam 'Perbuatan apakah yg paling baik?' Rosululloh menjawab, "memberi makanan dan mengucapkan salam, baik kepada orang yg kau kenal atau tidak “ (HR. Bukhori).
Diriwayatkan oleh sahabat Ashim bin Kulaib dari Ayahnya dari salah seorang sahabat Anshor, ia berkata, 'Sy pernah melayat bersama Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dan disaat itu sy melihat beliau menasehati penggali kubur seraya bersabda, “Luaskan bagian kaki dan kepalaya,“ Setelah Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam pulang, beliau diundang oleh seorang perempuan. Rosululloh memenuhi undangannya, dan saya ikut bersama beliau. Ketika beliau datang, lalu makan pun dihidangkan. Rosululloh pun makan dan diikuti oleh para undangan, pada saat beliau mau mengunyah makanan tersebut, beliau bersabda, “Aku rasa daging kambing ini diambil dengan tanpa izin pemiliknya, kemudian perempuan tersebut bergegas menemui Rosululloh, sambil berkata, “Wahai Rosululloh kami sudah mengutus orang pergi ke Baqi’ (suatu tempat penjualan kambing) Untk membeli kambing namun tidak mendapatkannya, kemudian sy menemui tetangga sy yg telah membeli kambing, agar kambing itu di jual kepada saya dengan harga yg umum, akan tetapi ia tidak ada, maka sy menemui istrinya dan ia pun mengirim kambingnya pada saya, kemudian Rosul bersabda berikan makanan ini kepada tawanan saja." (HR. Abi Daud 2894 ).
(Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh al-Baihaqi dalam Dalail al-Nubuwah, disebutkan oleh Syekh al-Kirmani dalam Syarh al-Hadits al-Arbain, halaman 315. Syekh Ibrahim al-Hallabi dalam Mun-yah al-Musholli halaman 131. Syekh Abu Said dalam al-Barikah al-Muhammadiyah juz 3 hal 252. Syaikh Waliyuddin Muhammad al-Tibrizi dalam Misykat al-Mashobih halaman 544).
Sehingga secara tegas dapat disimpulkan yg memanggil Rosululloh adalah istri orang yg meninggal dunia tadi dan memakai harta suaminya untuk jamuan.
Berdasarkan hadits inilah, Syekh Ibrahim Al-Hallabi, Menyatakan bahwa keluarga mayyit menyediakan makanan untuk para pelayat, yg pahalanya dihadiahkan pada keluarga yg meninggal dunia adalah hal yg baik.
فهذا يذل على اباحة وضع اهل الميت الطعام والدعوة اليه وان اتخذ ولى الميت طعا ما للفقراء كان حسنا الا ان يكون فى الورثةصغير فلا يتخذ ذالك من التركة (البريقة المحمدية)
Hadist ini menunjukkan kebolehan keluarga mayyit membuat makanan dan mengundang untuk makan. Jika makanan itu disuguhkan untuk fakir miskin hal itu baik. Kecuali ada salah satu ahli warisnya ada yg masih kecil, maka tidak boleh diambil harta ahli waris si mayyit. “ (Kitab al-Bariqoh al-Muhammadiyah, juz 3 hal, 235, lihat juga al-Masail al-Muntakhobah, 49).
Syekh Nawawi al-Bantani lebih memperjelas maslahah ini, mengatakan hal ini sangat baik, bagi mayyit, (Kitab Nihayatuz Zain karya Syeh Imam nawawi al-Banteni halaman 281 ).
Syekh Nawawi al-Bantani lebih memperjelas maslahah ini, mengatakan hal ini sangat baik, bagi mayyit, (Kitab Nihayatuz Zain karya Syeh Imam nawawi al-Banteni halaman 281 ).
DALIL-DALIL HARI TAHLILAN
Dalil tahlilan jumlah hari 3, 7, 25, 40, 100, 360 (setahun) & 1.000 hari dari kitab ahlusunnah (bukan kitab dari agama Hindu)
قال النبي صلى الله عليه وسلم الدعاء والصدقة هدية إلى الموتى وقال عمر : الصدقة بعد الدفنى ثوابها إلى ثلاثة أيام والصدقة فى ثلاثة أيام يبقى ثوابها إلى سبعة أيام والصدقة يوم السابع يبقى ثوابها إلى خمس وعشرين يوما ومن الخمس وعشرين إلى أربعين يوما ومن الأربعين إلى مائة ومن المائة إلى سنة ومن السنة إلى ألف عام
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam bersabda: "Doa dan shodaqoh yg dihadiahkan kepada mayyit."
Berkata Umar: "shodaqoh setelah kematian maka pahalanya sampai tiga hari dan shodaqoh dalam tiga hari akan tetap kekal pahalanya sampai tujuh hari, dan shodaqoh tujuh hari akan kekal pahalanya sampai 25 hari dan dari pahala 25 sampai 40 harinya akan kekal hingga 100 hari dan dari 100 hari akan sampai kepada satu tahun dan dari satu tahun sampailah kekalnya pahala itu hingga 1000 hari."
Perhatikan jumlah harinya (3, 7, 25, 40, 100, setahun & 1000 hari) jelas ada dalilnya, sejak kapan sahabat dipengaruhin agama Hindu???
Berkumpul ngirim doa adalah bentuk shodaqoh buat mayyit.
فلما احتضرعمر أمر صهيبا أن يصلي بالناس ثلاثة أيام ، وأمر أن يجعل للناس طعام، فيطعموا حتى يستخلفوا إنسانا ، فلما رجعوا من الجنازة جئ بالطعام ووضعت الموائد! فأمسك الناس عنها للحزن الذي هم فيه ، فقال العباس بن عبد المطلب : أيها الناس إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد مات فأكلنا بعده وشربنا ومات أبو بكر فأكلنا وشربنا وإنه لابد من الاجل فكلوا من هذا الطعام ، ثم مد العباس يده فأكل ومد الناس أيديهم فأكلوا
Ketika Umar sebelum wafatnya, ia memerintahkan pada Shuhaib untuk memimpin shalat, dan memberi makan para tamu selama 3 hari hingga mereka memilih seseorang, maka ketika hidangan2 ditaruhkan, orang2 tak mau makan karena sedihnya, maka berkatalah Abbas bin Abdul Mutholib :
Wahai hadirin.. sungguh telah wafat Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dan kita makan dan minum setelahnya, lalu wafat Abubakar dan kita makan dan minum sesudahnya, dan ajal itu adalah hal yg pasti, maka makanlah makanan ini..!”, lalu beliau mengulurkan tangannya dan makan, maka orang2 pun mengulurkan tangannya masing2 dan makan.
[Kitab Al-Fawaid As-Syahir Li Abi Bakar As-Syafii juz 1 hal 288, Kanzul Ummal Fi Sunan Al-Aqwal Wal Af’al Juz 13 hal 309, Thobaqot Al-Kubra Li Ibn Sa’d Juz 4 hal 29, Tarikh Dimasyq juz 26 hal 373, Al-Makrifah Wa At-Tarikh Juz 1 hal 110]
Wallohu a'lam bis-Showab dan semoga bermanfaat. Aamiin
والله الموفق الى اقوم الطريق
Tidak ada komentar:
Posting Komentar