Sabtu, 31 Agustus 2024

KAJIAN TENTANG PERBEDAAN ANTARA AHMAD BIN ISA BIN ZAID DENGAN AHMAD BIN ISA BIN MUHAMMAD MENURUT PARA ULAMA

Bismillah, dalam mencari jawaban kesimpang-siuran silsilah nasab ba'alawi yang menjadi pangkal masalah adalah Ubaidillah bin Ahmad bin Isa akhirnya mendorong saya untuk mencari referensi kitab sejarah dan akhirnya mulai terjawab ketika saya menemukan penjelasan dalam kitab sejarah yang saya dapatkan.

Bagi yang mengatakan bahwa nasab ba'alawi terputus salah satu alasannya karena Ahmad bin Isa tidak pernah hijrah ke Hadramaut Yaman dan tidak memiliki anak bernama Ubaidillah, juga mereka meyakini bahwa makam Ahmad bin Isa berada di Wadi As-Salam Najaf Iraq bukan di Hadhramaut Yaman.

Sementara bagi yang meyakini bahwa Ubaidillah adalah salah satu anak dari Ahmad bin Isa yang ikut rombongan diantara 70 orang yang turut hijrah ke Hadramaut Yaman. Ahmad bin Isa meninggal dunia pada tahun 345 H atau 956 M di Al-Husaysah, sebuah kota antara Tarim dan Seiyun, Hadhramaut dan dimakamkan disana. Namun makam Ahmad bin Isa bin Muhammad ini belum diketemukan diakhir abad ke-9 hijriah dan baru diketemukan pada petunjuk "ghaib" pada sekitar abad ke-10 hijriah yang menjadikan kontroversi. Di dalam kitab Fathur Rahimir Rahman hal.41 dituliskan,

وبها تو فى الشيخ الامام احمد بن عيسى ودفن فى شعبها ولم يعرف الآن موضع قبره بل ان الشيخ عبد الله بن ابى بكر كان يزوره في الشعب المذكور 

"Di sana wafatlah Syekh Imam Ahmad bin Isa dan dimakamkan di lembahnya. Namun, kini tidak diketahui lokasi makamnya, tetapi Syekh Abdullah bin Abi Bakar pernah mengunjunginya di lembah yang disebutkan." (Umar Bin Abdurrahman Shahibul Hamra' (889 hijriah), dalam Fathur Rahimir Rahman hal.41).

Dalam catatan sejarah para ulama, saya mendapatkan penjelasan dari Kitab Siyar A'lam An-Nubala', Karya Imam Adz-Dzahabi juz 12 hal.72 dari  https://www.islamweb.net/ar/library/content/60/2146/%D8%A3%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A8%D9%86-%D8%B9%D9%8A%D8%B3%D9%89 sebagai berikut,

أحمد بن عيسى

ابن الشهيد زيد بن علي الحسيني ، شيخ بني هاشم وكبيرهم .

قال المدائني : بلغ الرشيد ظهور هذا بعبادان في سنة خمس وثمانين ، فدس عليه من خدعه ، وبايعه ، ثم أخذه في سفينة ، فهرب أحمد لواسط ، واختفى ذكره .

قلت : بقي بالبصرة في الأزد خاملا إلى أن مات سنة سبع وأربعين ومائتين . وعاش تسعا وثمانين سنة .

Ahmad bin Isa

Putra dari Asy-Syahid Zaid bin Ali Al-Husaini, seorang pemimpin dan sesepuh Bani Hasyim.

Al-Mada'ini berkata: "Sampai kepada Harun Ar-Rasyid kabar tentang Ahmad ini di Abadan pada tahun 185 H. Maka, ia mengutus seseorang untuk menipunya dan membai'atnya, lalu menangkapnya di sebuah kapal. Ahmad kemudian melarikan diri ke Wasith dan jejaknya menghilang." 

Saya katakan: "Ia tinggal di Basrah bersama suku Al-Azd dalam keadaan tak dikenal hingga wafat pada tahun 247 H. Ia hidup selama 89 tahun." (Kitab Siyar A'lam An-Nubala', Karya Imam Adz-Dzahabi juz 12 hal.72).

Demikian pula saya menemukan catatan sejarah dalam Kitab Al-A'laam, boleh saya katakan bahwa kitab ini mirip Siyar A'lam An-Nubala', Karya Imam Adz-Dzahabi. Kitab Al-A’laam merupakan karya besar Syaikh Khairuddin Az-Zirkili Ad-Dimasyaqi rahimahullah yang wafat tahun 1396 H/1976 M

Nama sebenarnya ialah Khairuddin bin Mahmud bin Muhamamd Ali bin Faris Az-Zirkili Ad-Dimasyqi. Beliau warga negara Arab Saudi dan meninggal di Mesir

Berkaitan dengan Kitab ini Syaikh Ali Ath-Thanthawi rahimahullah berkata tentang kitab Al A’laam,

عن كتاب الأعلام أنه من أعظمِ ما ألّف في هذا العصر وأنه :  أحد الكتب العشرة التي يفاخر بها هذا القرن القرون السابقات.  الذكريات  1/125

“Bahwa ia adalah termasuk buku yang paling besar dikarang pada masa sekarang ini, dan bahwa ia “Salah satu dari 10 kitab yang dapat dibanggakan pada abad ini daripada abad-abad sebelumnya”. (Adz-Dzikriyyatu juz 1 hal.125). 

Di dalam kitab Al-A'laam juz 1 hal. 191 karya Syaikh Khairuddin Az-Zirkili disebutkan,

أحمد بن عيسى

(١٥٧ - ٢٤٧ هـ = ٧٧٣ - ٨٦١ م )

أحمد بن عيسى بن زيد بن علي ، أبو

عبد الله الحسيني العلوي الطالبي : من زعماء الزيدية في العصر العباسي : كان في أيام الرشيد ، بالمدينة ، ونشأ فاضلاً عالماً بالدين والحديث . وقيل للرشيد إنه يعمل للخروج عليه ، فأحضره إلى بغداد وسجنه ، فقر من السجن واختباً مدة عند محمد بن إبراهيم الإمام ببغداد ، ثم ذهب إلى البصرة يتنقل

من دار إلى دار ، واحتيل للقبض عليه

فنجا . واستمر مستراً إلى أن مات بها.

Ahmad bin Isa

(157 - 247 H = 773 - 861 M)

Ahmad bin Isa bin Zaid bin Ali, Abu Abdullah Al-Husaini Al-Alawi Ath-Thalibi: Salah satu pemimpin Zaidiyah pada masa Abbasiyah. Ia hidup pada masa Harun Ar-Rasyid di Madinah dan tumbuh sebagai seorang yang berbudi luhur, ahli dalam agama dan hadits. 

Dikatakan kepada Harun Ar-Rasyid bahwa ia merencanakan pemberontakan, maka ia dibawa ke Baghdad dan dipenjarakan. Namun, ia berhasil melarikan diri dari penjara dan bersembunyi beberapa waktu di rumah Muhammad bin Ibrahim Al-Imam di Baghdad. Kemudian, ia pergi ke Basrah dan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lain, dan ketika mereka berusaha menangkapnya, ia berhasil meloloskan diri. Ia terus hidup dalam persembunyian sampai akhirnya meninggal disana (Basrah)." (Kitab Al-A'laam juz 1 hal. 191)

المهاجر

(٢٦٠ - ٣٤٥ هـ - ٨٧٣ - ٩٥٦ م )

أحمد بن عيسى بن محمد الحسيني

العلوي الطالبي المعروف بالمهاجر :

جد بني المهاجر ، في حضرموت. ولد ونشأ بالبصرة. وهاجر منها بعائلته وأتباعه إلى المدينة ( سنة ۳١٧) وحج (۳۱۸) واتصل به بعض الحضارمة ، فزينوا له سكنى بلادهم ، لمقاومة مذهب و الأباضية

فرحل اليها ، ونزل بقرية « الجبيل ، في

وادي دوعن » ثم تحول الى غيرها

واستقر في : الحسيسة ، قرب و تريم)

إلى أن توفي ، وقبره معروف الى الان

وكان من نسله في حضرموت علماء

وأدباء وصلحاء عرف بعضهم بالعلويين

نسبة الى حفيد له يدعى علوي بن عبيد

الله بن أحمد بن عيسى

Al-Muhajir

(260 - 345 H = 873 - 956 M)

Ahmad bin Isa bin Muhammad Al-Husaini Al-Alawi Ath-Thalibi, yang dikenal sebagai Al-Muhajir: Leluhur Bani Al-Muhajir di Hadramaut. Ia lahir dan dibesarkan di Basrah. Ia hijrah dari sana bersama keluarganya dan para pengikutnya ke Madinah (pada tahun 317 H), lalu menunaikan haji (tahun 318 H). Beberapa orang dari Hadramaut mendekatinya dan menganjurkan agar ia menetap di negeri mereka untuk menghadapi ajaran Ibadiyah.

Ia kemudian pergi kesana dan menetap di desa Al-Jubail, di lembah Doan, lalu pindah ke tempat lain dan akhirnya menetap di Al-Husayisa, dekat Tarim, hingga wafat. Makamnya masih dikenal hingga sekarang. Dari keturunannya di Hadramaut lahir para ulama, sastrawan, dan orang-orang shaleh, beberapa di antaranya dikenal sebagai Al-Alawiyin, dinisbatkan kepada cucunya yang bernama Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa." ((Kitab Al-A'laam juz 1 hal. 191)

Dalam Kitab Siyar A'lam An-Nubala', Karya Imam Adz-Dzahabi juz 12 hal.72 dan penjelasan Kitab Al-A'laam, Karya Syeikh Az-Zirkili juz 1 hal. 191 menyebutkan nama orang yang sama yaitu Ahmad bin Isa bin Zaid dimasa Bani Abasyiah kepemimpinan Harun Ar-Rasyid sebagai pemberontak yang dalam persembunyiannya dia meninggal di Basrah dalam usia 89 tahun dan mungkin inilah yang dimaksudkan  makamnya Ahmad bin Isa bin Zaid di Wadi As-Salam Najaf Irak dekat dengan makamnya Sayidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu seperti penjelasan kedua kitab diatas. Adapun Ahmad bin Isan bin Zaid memiliki 5 anak yaitu Abu Al-Qasim Muhammad Al-Akbar Al-'Adalah, Ahmad, Husain, Abu Hasan Ali, dan Abu Ja'far Muhammad. (Kitab Al-Majdi karya Ibnu Shufi).

Sementara Ahmad bin Isa bin Muhammad dijelaskan dalam Kitab Al-A'laam, Karya Syeikh Az-Zirkili juz 1 hal. 191 sebagai Ahmad bin Isa bin Muhammad Al-Husaini Al-Alawi Ath-Thalibi, yang dikenal sebagai cikal bakal Al-Alawiyin, yang dinisbatkan kepada cucunya yang bernama Alawi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Mungkin inilah yang dimakaud Ahmad bin Isa bin Muhammad yang makamnya tidak diketemukan di abad ke-9 dan baru diketahui makamnya di abad ke-10 disebuah lembah di Hadhramaut sebagaimana disebutkan dalam kitab Fathur Rahimir Rahman hal.41 diatas.

Dalam Kitab Abna’ul Imam fi Mishri wa Asy-Syam (abad 5H) menulis bahwa anak Ahmad bin Isa bin Muhammad ini ada empat, yaitu Muhammad, Ali, Husein dan Abdullah (yang diakui sebagai nama Ubaidillah). Meskipun dalam Kitab Asy-Syajarah Al-Mubarakah dijelaskan bahwa anak Ahmad bin Isa hanya tiga, yaitu Muhammad, Ali dan Husein. Wallahu a'lam bis-Shawab 🙏🏻

Oleh karenanya mohon kiranya catatan saya ini ada yang berkenan mentashhih (memperbaiki) dan mentahqiqnya (menelitinya) biar tidak menjadikan fitnah. 

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar