Kamis, 23 Desember 2021

PEMBEKALAN KE-NU-AN DALAM MEMBENTUK, MENYATUKAN, MENYELARASKAN DAN MEMPERTAHANKAN KE-ASWAJA-AN

KARAKTER ASWAJA

(Akhlaqul Karimah)

1. Ahlul Hadits/Atsariyah (Literalis)

2. Ahlun Nazhor Wal 'Aqli/Nazhoriyah 'Aqliyah (Rasionalis), dan

3. Ahlul Wijdan Wal Kasyf/Syufiyah (Sufiyah)

SIKAP MILITANSI

(Fikrah, Harakah, dan Amaliah Nahdliyah)

Fikrah

1. Berkembang/Dinamis (تطوريا),

2. Penjernihan (تصويفيا),

3. Moderat (توسطيا), dan

4. Manhaj/Metodilogis (منهجيا)

المحافظة على القديم الصالح والأخذ باالجديد الأصلح، ألإصلاح الى ما هو الأصلح ثم الأصلح فالأصلخ

Harakah

1. Menjaga (تحفيظا),

2. Menguatkan  (تقويا),

3. Mendengar (سمعا),

4. Kesetiaan (طاعة),

5. Ramah (تودديا), dan

6. Kasih Sayang (ترحميا)

Amaliah

1. Beradaptasi & Menjaga Tradisi (عرفيا),

2. Bermadzhab  (مذهبيا),

3. Kesinambungan (سنديا),

4. Seimbang (توازن,

5. Toleransi (تسامح),

6. Pertengahan (تواسط), dan

7. Adil (إعتدل) serta

8. Dakwah Bil Hikmah Wal Mau'izhoh Hasanah

POLA PIKIR DAN CATA PANDANG

1. Berkembang/Dinamis (تطوريا),

2. Penjernihan (تصويفيا), 

3. Moderat (توسطيا), dan

4. Manhaj/Metodilogis (منهجيا)

المحافظة على القديم الصالح والأخذ باالجديد الأصلح، ألإصلاح الى ما هو الأصلح ثم الأصلح فالأصلخ

HARAKAH/PERGERAKAN

1. Menjaga (تحفيظا),

2. Menguatkan  (تقويا),

3. Mendengar (سمعا),

4. Kesetiaan (طاعة),

5. Ramah (تودديا), dan

6. Kasih Sayang (ترحميا)

GAYA HIDUP

1.Beradaptasi & Menjaga Tradisi (عرفيا),

2. Bermadzhab  (مذهبيا),

3. Kesinambungan (سنديا),

4. Seimbang (توازن), 

5. Toleransi (تسامح), 

6. Pertengahan, dan 

7. Adil (إعتدل) serta 

8. Dakwah Bil Hikmah Wal Mau'izhoh Hasanah

KECAKAPAN DAN KESEJAHTERAAN HIDUP

*فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَى طَعَامِهِ (24) أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا (25) ثُمَّ شَقَقْنَا الْأَرْضَ شَقًّا (26) فَأَنْبَتْنَا فِيهَا حَبًّا (27) وَعِنَبًا وَقَضْبًا (28) وَزَيْتُونًا وَنَخْلًا (29) وَحَدَائِقَ غُلْبًا (30) وَفَاكِهَةً وَأَبًّا (31) مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ (32)*

"Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit). kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-mayur, zaitun dan pohon kurma. kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenangan kalian dan untuk binatang-binatang ternak kalian." (QS. Abasa : 24-32)

Bagaimana NU memandang kemandirian ekonomi ummatnya?

Sebelum NU lahir, Mbah Wahab Chasbullah dan kiai lainnya mendirikan Nahdlatut Tujjar (kebangkitan para pedagang). Ini adalah cikal bakal dari NU. Maka dari itu, di dalam sejarahnya para pendiri NU memiliki perhatian yang lebih terhadap perekonomian dan kesejahteraan ummat. Karena apabila Nahdliyin ekonominya kuat, maka NU dan Indonesia akan juga kuat. Begitu juga sebaliknya.

Kalau saat ini?

Sebagaimana yang telah disepakati saat Muktamar ke-33 di Jombang tahun 2015 bahwa ada tiga (3) amanah yang menjadi perhatian khusus, yaitu :

Pertama, peningkatan bidang pendidikan. Saat ini, ada puluhan ribu sekolah Ma’arif dan ada tiga puluh satu perguruan tinggi NU yang sudah dibangun. 

Kedua, peningkatan bidang kesehatan. NU juga sudah membangun rumah sakit, klinik kesehatan, dan pelayanan-pelayanan kesehatan lainnya.

Ketiga, peningkatan bidang ekonomi. PBNU juga berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan Nahdliyin dalam bidang ekonomi. Ekonomi Nahdliyin kebanyakan di sektor-sektor informal dan masih menengah ke bawah seperti pedagang kecil, petani, nelayan, dan lainnya. Kita terus dorong mereka agar bisa naik ke level menengah.

Caranya?

Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya dan juga meningkatkan mutu kualitas hasil produksinya. Distribusi hasil produksi juga harus diperluas. Kalau dulu hanya dijajakan di kampungnya saja, sekarang bisa dipasarkan kemana-mana dan murah dengan menggunakan internet seperti toko online di website ataupun media sosial.

Di era globalisasi ini, warga NU harus berani mengambil langkah-langkah strategis di berbagai bidang, baik itu bidang perdagangan, pertanian, perikanan, dan nelayan. Selain itu, pemerintah juga harus mendukung pelaku ekonomi menengah ke bawah yang mayoritas adalah warga NU tersebut.

Bauran Capaian

1. Efektifitas Organisasi

2. Penguatan Kapasitas Sumberdaya Pengurus (SDM)

3. Penyelarasan Pemahaman Aswaja An-Nahdliyah

Bauran Atribusi

1. As-Shidqu (Jujur)

2. Al-'Adalah (Adil)

3. Al-Istiqomah (Konsisten)

4. At-Ta'awun (Saling Menolong), dan

5. Al-Amanah Wal Wafa Bil 'Ahdi (Dapat Dipercaya dan Menepati Janji)

Demikian Asumun Mas'ud menyampaikan semoga bermanfa'at. Aamiin

والله الموفق الى أقوم الطريق

1 komentar: