Senin, 06 September 2021

KAJIAN TENTANG EMPAT JALAN KESELAMATAN

Dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلاَّ ذِكْرَ اللَّهِ وَمَا وَالاَهُ أَوْ عَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ

“Dunia dan seluruh isinya dilaknati, kecuali dzikir mengingat Allah, taat pada-Nya, orang yang berilmu (seorang alim) atau orang yang belajar ilmu agama.” (HR Ibnu Majah, no. 4112; Tirmidzi, no. 2322)

Kalimat di atas seakan-akan maksudnya adalah dunia itu dicela, artinya dunia itu tidak dipuji kecuali bagi yang rajin berdzikir, yang beribadah pada Allah, seorang alim, atau yang mau belajar atau mendalami agama.

Kesimpulannya jika ingin selamat maka jadilah bagian dari empat orang berikut ini :

1. Orang yang rajin berdzikir

2. Orang yang beribadah sesuai tuntunan

3. Orang yang ‘alim (berilmu)

4. Orang yang mau belajar.

Dari Al-Hasan Al-Bashri, dari Abu Ad-Darda’, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِي )

“Jadilah seorang alim atau seorang yang mau belajar, atau seorang yang sekedar mau dengar, atau seorang yang sekedar suka, janganlah jadi yang kelima, maka binasalah kamu.” (HR. Al-Baihaqi)

*1. PENGAJAR ILMU*

Adalah mereka yang berniatan tulus berbagi ilmu yang dititipkan Allah padanya walaupun hanya satu ayat atau satu masalah yang ia kuasai dan pahami.

ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ بالطرق التي هي أحسن طرق المجادلة ؛ من الرفق واللين ، وإيثار الوجه الأيسر ، والمقدمات التي هي أشهر ؛ فإن ذلك أنفع في تليين لهبهم ، وتبيين شغبهم

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik”. (QS. 16:125). 

Berdiskusi dan menyeru pada kebaikanlah dengan cara yang baik, ramah, penuh kelembutan, memilih metode yang paling mudah, mendahulukan hal-hal yang bersifat umum karena yang demikian lebih memberi manfaat dalam meredakan amarah orang lain serta memberikan pengertian pada pembuat kerusuhan (Al-Bahr al-Madiid IV/95) 

بَلِّغُوا عَنِّى وَلَوْ آيَةً. (بلغوا عني) أي انقلوا عني ما أمكنكم ليتصل بالأمة نقل ما جئت به (ولو) أي ولو كان الإنسان إنما يبلغه مني أو عني (آية) واحدة من القرآن 

“Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari) 

Artinya sampaikan ajaran Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang kita mampu dan kuasai untuk kebaikan umat meskipun yang kita bisa hanya sepotong ayat." (Faidh Al-Qadiir III/369)

عَن أبي هُرَيرة ، عَن النبي صلى الله عليه وسلم قال : من دعا إلى هدى كان له من الأجر مثل أجر من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا 

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa menyeru kepada hidayah maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dari pahala mereka sedikitpun.” (HR. Muslim) 

*2. PEMBELAJAR ILMU* 

Adalah mereka yang tulus ingin memperbaiki akidah dan ibadahnya dengan benar selaras dengan ilmu yang bersumber dari al-Quran, al-Hadits dan Fatwa-fatwa Ulama yang telah mudawwan (terbukukan dengan rapi). Keberadaan pembelajar dibutuhkan demi manfaat dan semangat bertambahnya ilmu itu sendiri baik bagi pembelajar, pengajar, pemerhati dan pecinta ilmu, selama pembelajar tersebut menjunjung etika belajar dan bertanya. 

فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ 

“Maka bertanyalah kepada orang-orang yang berilmu, jika kalian tidak mengetahui.” (QS. Al-Anbiya: 7) 

وأخرج ابن مردويه عن جابر قال : قال رسول الله : " لا ينبغي للعالم أن يسكت عن علمه ولا ينبغي للجاهل أن يسكت عن جهله 

Dari sahabat Jaabir ra, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak semestinya orang yang Alim berdiam diri dengan ilmunya dan tidak sepantasnya orang yang bodoh berdiam diri dari kebodohannya” (HR. At-Thabrani) 

قال رسول الله ( صلى الله عليه وسلم ) ( من كتم علماً عن أهله أُلجم يوم القيامة لجاماً من نار ) . أبو داود والترمذي وابن ماجه وابن حبان والحاكم 

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa menyembunyikan ilmu dari yang akan menerima ilmu, maka akan diberi kendali di hari Qiyamat dengan kendali dari api” (HR. Abu Daud, at-Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim) 

وحسن السؤال نصف العلم) لأن السائل إذا أحسن السؤال مع شيخه أقبل عليه وبين له ما أشكل عليه مراعاة لأدبه معه ، ويترتب على ذلك أن ينتفع بعلمه 

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bertanya dengan baik adalah separoh ilmu”. (HR. Ad-Dailami dan Al-Baihaqi) 

Karena bila seseorang bertanya dengan baik, penuh etika diharapkan akan mendapatkan tanggapan yang baik dan dapat menghilangkan kesamarannya akan sebuah ilmu serta diharapkan yang ia dapat juga bermanfaat. (Faidh Al-Qadiir III/235)

*3. PENDENGAR (PENYIMAK DAN PEMERHATI) ILMU* 

Adalah mereka yang tidak menjadi pengajar dan pembelajar suatu ilmu namun mereka dengan seksama memperhatikan dan berharap mendapatkan faedah dari kajian ilmu yang tengah dibahas. Keberadaan mereka lebih banyak ketimbang mereka yang menjadi pengajar atau pelajar dan tidak menutup kemungkinan justru merekalah yang mampu mengambil hikmah-hikmah yang yang diajarkan. 

من يرد الله به خيرا يفقهه في الدين ولقوله صلى الله عليه وسلم إذا مررتم برياض الجنة فارتعوا قالوا وما رياض الجنة يا رسول الله قال حلق الذكر قال عطاء حلق الذكر هي مجالس الحلال والحرام كيف تشتري وكيف تصلي وكيف تزكي وكيف تحج وكيف تنكح وكيف تطلق وما أشبه ذلك والمراد معرفة كيفية الصلاة والزكاة والحج وذلك يكون بمعرفة أركانها وشروطها ومفسداتها إذ العبارة بغير معرفة ذلك غير صحيحة كما قال ابن رسلان وكل من بغير علم يعمل أعماله مردودة لا تقبل وعن ابن عمر رضي الله عنهما مجلس فقه خير من عبادة ستين سنة لقوله صلى الله عليه وسلم يسير الفقه خير من كثير العبادة 

Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa oleh Allah dikehendaki menjadi baik, Allah fahamkan terhadap agama”. (HR. Bukhari - Muslim dari Mu’awiyah ra.) 

Dan sabda Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam, “Apabila kamu melewati taman-taman surga, minumlah hingga puas. Para sahabat bertanya, ”Ya Rasulullah, apa yang dimaksud taman-taman surga itu?” Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam menjawab, ”majelis-majelis ta’lim.” (HR. Al-Thabrani) 

Imam Athaa’ berkata “Majelis-majelis ta’lim” ialah tempat perkumpulan membahas halal, haram, bagaimana cara jual beli, cara shalat, cara zakat, cara haji, nikah, thalak dsb. Artinya perkumpulan untuk mengetahui tatacara shalat, zakat, haji dan yang demikian hanya dapat diketahui dengan mengetahui rukun-rukun, syarat-syarat dan yang membatalkan setiap ibadah karena tanpa mengetahui yang semacam ini tidak dapat dikatakan benar seperti apa yang dikatakan oleh Ibnu Ruslan, ”Dan setiap amal yang tanpa didasari ilmu, maka amalan-amalannya tertolak tidak diterima.” 

Dari Ibnu Umar ra disebutkan “Majelis ilmu lebih baik dari ibadah 60 tahun lamanya.” Berdasarkan sabda Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, “Sedikit paham ilmu fiqih lebih baik dari banyak ibadah”. (HR At-Thabrani) (I’anah At-Thalibiin I/14) 

Imam ‘Abdullah al-Haddad ra. menyebutkan dalam kitabnya Risalah Al-Mu`awanah : 

واعلم أن من عبد الله بغير علم كان الضرر العائد عليه بسبب عبادته أكثر من النفع الحاصل له بها. وكم من عابد قد أتعب نفسه في العبادة و هو مع ذلك مصر على معصية يرى انها طاعة او انها غير معصية ...

Dan ketahuilah bahwasanya seseorang yang beribadat kepada Allah tanpa ilmu, maka kemudharatan yang kembali kepadanya sebab ibadatnya itu lebih banyak daripada manfaat yang terhasil baginya. Berapa ramai ahli ibadat yang memenatkan dirinya dalam ibadat sedangkan dia sebenarnya atas maksiat padahal dia beranggapan apa yang dilakukannya adalah ketaatan atau bukannya maksiat…..” 

*4. PECINTA ILMU*

Adalah mereka yang mencintai pengajar, pelajar dan pendengar ilmu, memberi dukungan, menfasilitasi lancarnya proses belajar-megajar dalam sebuah majelis ilmu. Dukungan mereka bisa berbentuk moril maupun materil, mereka tulus karena meyakini benefit yang akan diperolehnya yakni mendapatkan kemudahan dari Allah baik di dunia maupun di akhirat dari keberkahan-keberkahan ilmu. 

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا 

"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri..." (QS. Al-Isra : 7) 

من أعان طالب العلم فقد أحب الأنبياء و كان معهم ، و من أبغض طالب العلم فقد أبغض الأنبياء فجزاؤه جهنم . و إن لطالب العلم شفاعة كشفاعة الأنبياء ، و له في جنة الفردوس ألف قصر من ذهب و في جنة الخلد مائة ألف مدينة من نور ، و في جنة المأوى ثمانون درجة من ياقوتة حمراء . و له بكل درهم أنفقه في طلب العلم : حورا بعدد النجوم و عدد الملائكة . من صافح طالب العلم : حرم الله جسده على النار ، و إن طالب العلم إذا مات غفر الله له و لمن حضر جنازته 

“Barangsiapa menolong pencari ilmu maka ia telah mencintai para nabi dan kelak bersama mereka, dan barangsiapa membenci pencari ilmu maka ia telah membenci para nabi dan balasannya adalah jahannam. Dan sesungguhnya para pencari ilmu memiliki syafaat laksana syafaatnya para nabi, mereka disurga firdaus dengan 1000 panggung dari emas dan dalam syurga keabadian dengan 1000 kota dari cahaya dan dalam surga al-Ma’wa dengan 80 derajat dari mutiara merah. Dari setiap dirham yang ia nafkahkan dalam mencari ilmu baginya bidadari laksana hitungan bintang dan malaikat. Barangsiapa berjabat tangan dengan pencari ilmu, diharamkan jasadnya dari api neraka, dan sesungguhnya orang yang mencari ilmu saat ia meninggal, Allah ampuni dosanya dan dosa orang yang menghadiri kematiannya." (Irsyaad Al-Quluub I/164). 

الْجَلِيسُ الصَّالِحُ لَا يَخْلُو عَنْ ثَلَاثَةٍ إمَّا أَنْ يُعَلِّمَك مَا يُنْجِيك وَإِمَّا أَنْ تَسْأَلَهُ وَتَطْلُبَهُ وَإِمَّا أَنْ تَغْتَنِمَ بَرَكَاتِ مَجْلِسِهِ ، كَمَا قِيلَ الْجُلُوسُ فِي مَجْلِسِ الْعِلْمِ خَيْرٌ مِنْ إحْيَاءِ لَيْلَةٍ وَالْجَلِيسُ السُّوءُ لَا يَخْلُو عَنْ أَحَدِ أَمْرَيْنِ إمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَ دِينِك وَإِمَّا أَنْ يَنْشُرَ صِيتَك بِالسُّوءِ وَالْقُبْحِ 

Perkumpulan yang baik tidak akan keluar dari salah satu dari tiga hal : 

• Darinya adakalanya kau peroleh sesuatu yang dapat menyelamatkanmu 

• Darinya adakalanya kau peroleh apa yang engkau tanyakan dan cari selama ini 

• Darinya adakalanya kau peroleh keberkahan, seperti dikatakan “Berkumpul dalam majlis ilmu lebih utama ketimbang menghidupkan malam-malam dengan ibadah.” 

Perkumpulan yang jelek akan keluar dari salah satu dari dua hal : 

• Darinya adakalanya terbakar agama yang kau kenakan 

• Darinya adakalanya tercemar reputasimu dengan kejelekan dan kehinaan. (Bariiqah al-Mahmudiyyah VI/120).

وورد : "من أكرم عالماً فقد أكرم الله ورسوله". فخدمة أهل الفضل من أعظم القرب ، ومن تعظيم شعائر الله تعالى وحرماته إجماعاً. “ 

Diriwayatkan, "Barangsiapa memuliakan orang Alim maka Allah dan utusanNya akan memuliakannya” Khidmah terhadap orang alim tergolong paling agungnya cara mendekatkan diri pada Allah, mengagungkan tanda-tanda kebesaran Allah dengan kesepakatan Ulama. (Bughyah Al-Mustarsyidiin I/9) 

من أكرم عالما كمن أكرم سبعين نبيا، ومن أكرم متعلما كمن أكرم سبعين شهيدا، ومن أحب العلم والعلماء لم تكتب عليه خطيئة أيام حياته. “ 

"Barangsiapa memuliakan orang alim seperti orang memuliakan 70 Nabi, barangsiapa memuliakan orang yang belajar seperti orang memulyakan 70 orang mati syahid, barangsiapa mencintai ilmu dan ulama tidak tercatat kesalahan padanya dihari-hari kehidupannya”. (Al-Jauhar Al-Mandhum Hal 27)

وقال عطاء مجلس علم يكفر سبعين مجلسا من مجالس اللهو 

Berkata Imam ‘Atha’ “Perkumpulan ilmiyah dapat melebur (kesalahan) dari 70 perkumpulan permainan (yang tidak berfaedah)”. (Ihyaa’ ‘Uluum Ad-Diin I/9). 

*5. JANGAN JADI YANG KELIMA*

Ialah mereka yang membenci ilmu, tidak mau menjadi pengajar, pelajar, pendengar dan pecinta. Tidak jarang mereka justru melakukan tindakan-tindakan yang menghambat perkembangan ilmu, merekalah yang digambarkan oleh Baginda Nabi dengan orang yang kelima yang akan celaka.

وعند البيهقي في آخره يا عطاء ويل لمن لم يكن فيه واحدة منهن

"Celakalah bagi orang yang tidak tergolong dari salah satunya (pengajar, pelajar, pendengar dari pecinta)." (Kasf Al-Khafaa’ I/148)

عالما أو متعلما ) للعلم الشرعي ( أو مستمعا ) له ( أو محبا ) لواحد من هؤلاء الثلاثة ( لا تكن الخامسة فتهلك ) وهي أن تبغض العلم وأهله 

"Jangan menjadi orang yang kelima ialah pembenci ilmu dan ahli ilmu." (At-Taysiir Bi Syarh al-Jaami’ as-Shaghiir I/357)

أو محبا) لواحد من هؤلاء (ولا تكن الخامسة فتهلك) قال عطاء : وقال لي مسعر زدتنا خامسة لم تكن عندنا والخامسة أن تبغض العلم وأهله فتكون من الهالكين ، وقال ابن عبد الله البر : هي معاداة العلماء أو بغضهم ، ومن لم يحبهم فقد أبغضهم أو قارب وفيه الهلاك. وقال الماوردي : من اعتقد أن العلم شين وأن تركه زين ، وإن للجهل إقبالا مجديا وللعلم إدبارا مكديا كان ضلاله مستحكما ورشاده مستبعدا وكان هو الخامس الهالك. 

Jangan menjadi orang yang kelima Imam ‘Atha’ berkata, “orang yang kelima ialah saat engkau membenci ilmu dan ahli ilmu, maka engkau tergolong orang celaka.” Ibnu Abdillah Al-Barr berkata, “ialah memusuhi dan membenci ulama, siapa tidak mencintai mereka berarti sudah atau mendekati kearah membencinya, dan itulah kecelakaan baginya.” Al-Mawardi berkata, “Barangsiapa berkeyakinan ilmu hanyalah kenistaan, meninggalkannya adalah kebaikan, saat menghadapi orang bodoh cenderung menyambut dengan aneka penghormatan, saat menghadapi orang alim justru menghindarinya dan menganggapnya sebagai pengemis, maka kesesatannya tertetapkan, petunjuknya kian menjauh, dialah orang kelima yang celaka.” (Faidh al-Qadiir II/22)

الكتاب : نواقض الإيمان القولية والعملية صـ438 " كن عالماً، أو متعلماً، أو مستمعاً، أو محباً لهم، ولا تكن الخامسة فتهلك.(2) " قال بعض السلف: سبحان الله! لقد جعل الله لهم مخرجاً، يعني أنه لا يخرج عن هذه الأربعة الممدوحة إلا الخامس الهالك، وهو من ليس بعالم، ولا متعلم، ولا مستمع، ولا محب لأهل العلم وهو الهالك، فإن من أبغض أهل العلم، أحب هلاكهم، ومن أحب هلاكهم فقد أحب أن يطفأ نور الله في الأرض، ويظهر فيها المعاصي والفساد، فيخشى أن لا يرفع له مع ذلك عمل، كما قال سفيان الثوري وغيره من السلف." 

“Jadilah engkau pengajar, pelajar, pendengar atau pecinta ilmu, dan janganlah engkau menjadi yang kelima karena engkau akan celaka” Sebagian ulama berkata “Subhanallah…. Sungguh Allah telah menjadikan masing-masing dari mereka jalan keluar artinya tidak berdosa mereka yang tidak keluar dari bagian empat golongan terpuji ini kecuali pada golongan kelima yang celaka yakni mereka yang bukan menjadi pengajar, pelajar, pendengar atau pecinta ahli ilmu dialah yang celaka karena orang yang membenci ahli ilmu berarti menyukai kepunahan mereka, menyukai kepunahan mereka berarti menyukai padamnya cahaya Allah dimuka bumi yang mengakibatkan munculnya aneka kemaksiatan dan kenistaan, maka dikhawatirkan saat itu tidak terdapati lagi amal-amal kebajikan” Sebagaimana ungkapan Sufyan ats-Tsaury dan lainnya dari ulama salaf." (Nawaaqidh al-Iimaan al-Qauliyyah wal ‘Amaliyyah hal. 438). Wallahu a'lam

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموقف الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar