Kamis, 27 November 2025

KAJIAN TENTANG BAHAYA KEMUSYRIKAN MELALUI PERBUATAN GHULLU DALAM MENGAGUNGKAN KUBURAN




Mengenal Syeikh Ahmad bin Hasan Al-Mu’allim pengarang Al-Quburiyah fi Al-Yaman. 

Beliau adalah Ahmad bin Hasan bin Saudan Al-Mu’allim, dilahirkan di Hadhromaut (Yaman) pada tahun 1373 H.

Awal menimba ilmu di TPQ-TPQ desanya. Beliau menyelesaikan sekolah dasar di Kerajaan Arab Saudi, dan belajar Tsanawiyyah di Darul hadits Al-Khoiriyyah di Madinah Munawwaroh. Belajar Kulliyatul Hadits di Jami’ah Islamiyyah Madinah lalu menyempurnakannya di Yaman. Dia mendapatkan ijazah Majister di Jami’ah Wathoniyyah dalam risalhnya yang berjudul “Al-Quburiyyah Fil Yaman: Nash’atuha, Atsaruha, Mauqiful ‘Ulama Minha.”

Sekarang beliau sedang menghadirkan risalah doktoral di Jami’ah Sanat Kalmantis dengan judul: “Ilmul Kalam Wa Tsaruhu ‘Ala Tauhidil Uluhiyyah: Al Asya’iroh Wal Maturidiyyah Numudzajan.”

Dalam salah satu karyanya Al-Quburiyah fi Al-Yaman beliau mengkritik keras dan habis-habisan kepada para pengagung dan pelaku ghullu terhadap kuburan para wali sebagaimana berikut,

المطلب الثاني: الوَثنِيَّة في الوَعيدِ الذي يَعِدُه الشِّرك: 

اذا عَرَفْتَ الشِّركَ وخُطورتَه في الدنيا والآخرة، فاعلم أنَّ الوَثنِيَّة  هي الوعاء الذي يَحوى لشِّرك، والجسم الذي يتجسد و يسري فيه ذلك الرُّوح الخبيث الشِّرك، فالاصنام والاوثان والهياكل ما هي الى مظاهر يتجسد فيها الشِّركُ الذي يتعلق فى الحقيقة بمخلوقات الاخرى اعتقادها المشركون, وتعلقت بها قلوبهم ومنحوها صفات الالهة. يقول الفخر الرازي رحمه الله تعالى فى تفسيره عند قوله تعالى فى سورة يونس :  وَيَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ وَيَقُولُونَ هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ. قل اتنبئون الله بما لا يعلمون فى السماوات ولا فى الارض سبحانه وتعالى عما يشركون. 

واما نوع الثاني: ما حكاه الله تعالى عنهم في هذه الآية، وهو قوله: ﴿هَؤُلَاءِ شُفَعَاؤُنَا عِنْدَ اللَّهِ﴾، فاعلم أنَّ من الناس من قال: إن أولئك الكفَّار تركوا أن عبادة الأصنام أَحَدّ من تعظيم الله عن عبادة الله.

Pembahasan kedua: Kesyirikan dalam ancaman yang diancamkan oleh syirik.

Jika kamu telah mengetahui syirik dan bahayanya di dunia dan akhirat, maka ketahuilah bahwa kesyirikan adalah wadah yang menampung syirik, dan tubuh yang menjadi tempat bersemarnya roh jahat, yaitu syirik. Berhala-berhala dan patung-patung hanyalah merupakan manifestasi dari syirik yang sebenarnya terkait dengan makhluk-makhluk lain yang diyakini oleh orang-orang musyrik, dan hati mereka bergantung pada mereka, serta mereka memberikan sifat-sifat ketuhanan kepada mereka.

Al-Fakhrurrazi rahimahullah berkata dalam tafsirnya tentang firman Allah dalam surah Yunus, "Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak dapat membahayakan mereka dan tidak pula memberi manfaat kepada mereka, dan mereka berkata, 'Mereka adalah pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah'" (QS. Yunus: 18).

Kata-kata mereka, "Mereka adalah pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah", adalah contoh dari kesyirikan yang lain, yaitu mereka meninggalkan ibadah kepada Allah dan menyembah berhala-berhala, dengan alasan bahwa mereka adalah pemberi syafaat bagi mereka di sisi Allah.

Dan jenis kedua adalah apa yang disebutkan oleh Allah tentang mereka dalam ayat ini, yaitu firman-Nya, "Mereka adalah pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah". Ketahuilah bahwa di antara manusia ada yang berkata, "Sesungguhnya orang-orang kafir itu meninggalkan penyembahan berhala-berhala karena mereka menganggap bahwa itu adalah tindakan yang lebih mulia daripada menyembah Allah." ((Al-Quburiyah fi Al-Yaman, Syeikh Ahmad bin Hasan Al-Mu'allim, hal.30)

المطلب الثالث: الغلو في الصالحين هو أصل الوثنية

إذا كان منهج القبورية هو الغلو غى ارباب القبور، الذي يظن أنهم اولياء الله ومقربون لديه فان ذالك المنهج هو نفسه اصل الوثنية وعبادة الاصنام كما جاء فى البخاري فى كتاب (التفسير) عند قوله تعالى (وقالوا لا تذرن ألهتكم ولا تذرن ودا ولا سواعا ولا يغوث ويعوقا ونسرا) قال ابن عباس ‌رضي ‌الله ‌عنهما قال: (هذه اسماء رجال الصالحين فى قوم نوح, فلما هلكو اوحي الشيطان الى قومهم ان انصبوا الى مجالسهم التى كانوا يجلسون انصابا وسمون بأسمائهم, ففعلوا فلم تعبد حتى اذا هلك أولئك ونسي العلم عبدت).

اذا اصنام قوم نوح كانت رموزا الرجال الصالحين حمل الغلوا اتباعهم على تقديسهم وتعظيمهم، وتطور الامر حتى عبدوهم.

قال الحفيظ ابن حجر فى الفتح ( وقصة الصالحين كانت مبدأ عبادة قوم نوح هذه الاصنام ثم تبعهم من بعدهم على ذالك).

المطلب الرابع : كثرة النصوص الناهية عن تعظيم القبور والعلة فى ذالك:

 ولما كان اصل الشرك والوثنية هو الغلوا فى اصحاب القبور تواترت الاحاديث تواترا مصوبا بالنهي عن تعظيم القبور بأى نوع من انواع التعظيم, وفهم الصحابة والتابعون لهم بأحسان العلة من تلك النصوص, واشاعوا ذالك الفهم وعملوا بمقتضاه, وتبعهم على ذالك سائر علماء اهل السنة من للمتقدمين والمتأخرين.

Pembahasan ketiga: Ghuluw (berlebihan) dalam memuliakan orang-orang shaleh adalah asal dari kesyirikan.

Jika metode kaum kuburiyyun (yang mengagungkan kubur) adalah ghuluw terhadap penghuni kubur, yang mereka anggap sebagai wali-wali Allah dan orang-orang yang dekat dengan-Nya, maka metode itu adalah asal dari kesyirikan dan penyembahan berhala.

Seperti yang disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, dalam kitab Tafsir, ketika menafsirkan firman Allah (dan mereka berkata, 'Janganlah kamu meninggalkan dewa-dewa kamu, dan janganlah kamu meninggalkan Wadd, Suwa', Yaghuth, Ya'uq, dan Nasr').

Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma berkata, "Ini adalah nama-nama orang-orang saleh dari kaum Nabi Nuh. Ketika mereka meninggal, syaitan membisikkan kepada kaum mereka untuk mendirikan patung-patung di tempat-tempat mereka duduk dan menamai patung-patung itu dengan nama-nama mereka. Mereka melakukannya, tetapi belum disembah hingga generasi selanjutnya datang dan menyembahnya."

Jadi, berhala-berhala kaum Nabi Nuh adalah simbol-simbol orang-orang shaleh yang telah dighuluwkan oleh pengikut-pengikut mereka, sehingga mereka memuliakan dan mengagungkan mereka, dan akhirnya menyembahnya.

Al-Hafiz Ibnu Hajar berkata dalam Fath Al-Bari, "Kisah orang-orang shaleh ini adalah asal dari penyembahan berhala oleh kaum Nabi Nuh dan orang-orang setelah mereka."

Pembahasan keempat: Banyaknya teks-teks yang melarang mengagungkan kubur dan alasan di baliknya.

Karena asal dari kesyirikan dan penyembahan berhala adalah ghuluw terhadap penghuni kubur, maka banyak hadits yang melarang mengagungkan kubur dengan berbagai cara. Para sahabat dan tabi'in memahami alasan di balik teks-teks tersebut dan mengamalkannya. Para ulama Ahlussunnah dari masa ke masa juga mengikuti jejak mereka." (Al-Quburiyah fi Al-Yaman, Syeikh Ahmad bin Hasan Al-Mu'allim, hal.31-32) Wallahu a'lam 

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat untuk menambah wawasan. Aamiin 

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar