Bismillah, sebagai usaha menyampaikan pemahaman sebagaimana yang telah diuraikan oleh para ulama sejarah ahli nasab terkait kesalahpahaman tentang nama-nama yang menjadi pangkal gejolak pernasaban dewasa ini adalah Ubaidillah bin Ahmad bin Isa. Siapakah Ahmad bin Isa itu?
Ada dua nama Ahmad bin Isa yaitu:
1. Ahmad bin Isa bin Zaid
Ulama menjelaskan nama ini berikut nama gelarnya yaitu Ahmad (Al-Mukhtafi) bin Isa (An-Naqib) bin Zaid (Asy-Syahid)
2. Ahmad bin Isa bin Muhammad
Ulama menjelaskan nama ini berikut nama gelarnya yaitu Ahmad (Al-Muhajir) bin Isa (Ar-Rumi) bin Muhammad (Al-Faqih Muqaddam).
Dalam Kitab Muntaha Al-Amal fi Tawarikh An-Nabi wa Aali, karya Syeikh Abbas Al-Qumi dijelaskan bahwa Ahmad Al-Mukhtafi adalah salah satu anak dari Isa bin Zaid, ibarotnya sebagai berikut,
عقب عيسى بن زيد من أربعة أولاد:
1-احمد المختفي 2- زيد 3- محمد 4- الحسين الغضارة ، و الحسين المذكور هو جدّ عليّ بن زيد بن الحسين الذي خرج في ايّام المهتدي باللّه و بايعه جمع من عوام الكوفة و أعرابها، فارسل المهتدي شاه بن ميكال لحربه في جيش عرمرم فلمّا سمع جيش عليّ بالخبر خافوا لانّ عددهم كان حوالي مائتي فارس ؛ فلمّا رأى عليّ خوف أصحابه و دهشتهم قال لهم : أيها الناس انّ القوم لم يريدوا أحدا سواي و انّي رفعت بيعتي عنكم فاذهبوا لشأنكم و دعوني و اياهم، فقالوا : لا و اللّه لا نفعل هذا أبدا.
"Anak-anak Isa bin Zaid ada empat:
1. Ahmad Al-Mukhtafi
2. Zaid
3. Muhammad
4. Al-Husein Al-Ghadharah.
Al-Husein yang disebutkan adalah kakek dari Ali bin Zaid bin Al-Husein yang muncul pada masa Al-Muhtadi Billah dan dibaiat oleh sekelompok orang biasa dari Kufah dan suku-sukunya. Maka Al-Muhtadi mengirim Shah bin Mikal untuk memeranginya dengan pasukan besar. Ketika pasukan Ali mendengar berita itu, mereka merasa takut karena jumlah mereka sekitar dua ratus kesatria. Ketika Ali melihat ketakutan dan kebingungan para sahabatnya, ia berkata kepada mereka: 'Wahai manusia, mereka tidak menginginkan siapa pun kecuali saya, dan saya telah membebaskan baiat saya dari kalian, maka pergilah untuk urusan kalian dan biarkan saya dengan mereka.' Mereka menjawab: 'Tidak, demi Allah, kami tidak akan melakukan itu selamanya.' (Muntaha Al-Amal fi Tawarikh An-Nabi wa Aal karya Syeikh Abbas Al-Qumi juz 2 hal.83)
Di dalam kitab Al-A'laam juz 1 hal. 191 karya Syaikh Khairuddin Az-Zirkili disebutkan,
أحمد بن عيسى
(١٥٧ - ٢٤٧ هـ = ٧٧٣ - ٨٦١ م )
أحمد بن عيسى بن زيد بن علي ، أبو
عبد الله الحسيني العلوي الطالبي : من زعماء الزيدية في العصر العباسي : كان في أيام الرشيد ، بالمدينة ، ونشأ فاضلاً عالماً بالدين والحديث . وقيل للرشيد إنه يعمل للخروج عليه ، فأحضره إلى بغداد وسجنه ، فقر من السجن واختباً مدة عند محمد بن إبراهيم الإمام ببغداد ، ثم ذهب إلى البصرة يتنقل
من دار إلى دار ، واحتيل للقبض عليه
فنجا . واستمر مستراً إلى أن مات بها.
Ahmad bin Isa
(157 - 247 H = 773 - 861 M)
Ahmad bin Isa bin Zaid bin Ali, Abu Abdullah Al-Husaini Al-Alawi Ath-Thalibi: Salah satu pemimpin Zaidiyah pada masa Abbasiyah. Ia hidup pada masa Harun Ar-Rasyid di Madinah dan tumbuh sebagai seorang yang berbudi luhur, ahli dalam agama dan hadits.
Dikatakan kepada Harun Ar-Rasyid bahwa ia merencanakan pemberontakan, maka ia dibawa ke Baghdad dan dipenjarakan. Namun, ia berhasil melarikan diri dari penjara dan bersembunyi beberapa waktu di rumah Muhammad bin Ibrahim Al-Imam di Baghdad. Kemudian, ia pergi ke Basrah dan berpindah-pindah dari satu rumah ke rumah lain, dan ketika mereka berusaha menangkapnya, ia berhasil meloloskan diri. Ia terus hidup dalam persembunyian sampai akhirnya meninggal disana (Basrah)." (Kitab Al-A'laam juz 1 hal. 191)
Ada penjelasan lain dari Kitab Siyar A'lam An-Nubala', Karya Imam Adz-Dzahabi juz 12 hal.72 dari https://www.islamweb.net/ar/library/content/60/2146/%D8%A3%D8%AD%D9%85%D8%AF-%D8%A8%D9%86-%D8%B9%D9%8A%D8%B3%D9%89 sebagai berikut,
أحمد بن عيسى
ابن الشهيد زيد بن علي الحسيني ، شيخ بني هاشم وكبيرهم .
قال المدائني : بلغ الرشيد ظهور هذا بعبادان في سنة خمس وثمانين ، فدس عليه من خدعه ، وبايعه ، ثم أخذه في سفينة ، فهرب أحمد لواسط ، واختفى ذكره .
قلت : بقي بالبصرة في الأزد خاملا إلى أن مات سنة سبع وأربعين ومائتين . وعاش تسعا وثمانين سنة .
Ahmad (Al-Mukhtafi) bin Isa (An-Naqib)
Putra dari Asy-Syahid Zaid bin Ali Al-Husaini, seorang pemimpin dan sesepuh Bani Hasyim.
Al-Mada'ini berkata: "Sampai kepada Harun Ar-Rasyid kabar tentang Ahmad ini di Abadan pada tahun 185 H. Maka, ia mengutus seseorang untuk menipunya dan membai'atnya, lalu menangkapnya di sebuah kapal. Ahmad kemudian melarikan diri ke Wasith dan jejaknya menghilang."
Saya katakan: "Ia tinggal di Basrah bersama suku Al-Azd dalam keadaan tak dikenal hingga wafat pada tahun 247 H. Ia hidup selama 89 tahun." (Kitab Siyar A'lam An-Nubala', Karya Imam Adz-Dzahabi juz 12 hal.72).
Kemudian di dalam Tahdzib Al-Ansab wa An-Nihayah Al-A'qab karya Imam Al-Ubaidilli disebutkan tentang anak-anak Ahmad Al-Mukhtafi bin Isa bin Zaid,
أولاد أحمد المختفي بن عيسى بن زيد
و العقب من ولد أحمد المختفي بن عيسى بن زيد الشهيد في محمد بن أحمد و علي بن أحمد.
و العقب من ولد محمد بن أحمد المختفي في علي [أبي الحسن] المكفل ببغداد الذي ادعى نسبه صاحب الزنج الورزنيني(١) و كذب في دعواه.
و العقب من علي بن محمد بن أحمد المختفي في رجلين: يحيى بن علي ولده بدمشق له نباهة و محل جليل، و عبيد الله بن علي الضرير ببغداد له عقب منهم الحسن بن عبيدالله الضرير المجدور له عقب ببغداد و أحمد بن عبيدالله يلقب المقص له بقية عقب ببغداد.
و أما علي بن أحمد المختفي فله اخ: الحسين بن علي بن أحمد أولاد بكرمان و محمد بن علي بن أحمد المختفي له ولد بخراسان.
_________
(۱) ورزنين من قرى الري. قال ابن عنبة وزعم قوم آخرون منهم بريه الهاشمي و زيد ابن كتيلة النسابة النسب و قال ابن مسكويه: سمعت جماعة من آل أبي طالب أنه صحيح النسب. و في المجدي: قال شيخنا أبو عبدالله بن طباطبا ادعى نسب علي بن محمد بن أحمد بن عيسى الحائن (أي صاحب الزنج)، و هذا علي صحيح النسب يكنى أبا الحسن ببغداد لأم ولد كان ينزل بالحربية درب الحمام أحد الصلحاء النساك وبهذا القول يقول شيخنا أبو الحسن رحمه الله [أي المؤلف].
Anak-anak Ahmad Al-Mukhtafi bin Isa bin Zaid
Dan keturunan dari anak Ahmad Al-Mukhtafi bin Isa bin Zaid Asy-Syahid (yang syahid), ada pada Muhammad bin Ahmad dan Ali bin Ahmad.
Dan keturunan dari Muhammad bin Ahmad Al-Mukhtafi ada pada Ali [Abu Hasan] yang tinggal di Baghdad, yang mengklaim nasabnya kepada pemilik Zanj Al-Warzanini(1), dan ia berdusta dalam klaimnya.
Dan keturunan dari Ali bin Muhammad bin Ahmad Al-Mukhtafi ada pada dua orang: Yahya bin Ali, putranya, yang tinggal di Damaskus, memiliki reputasi dan kedudukan yang tinggi; dan Ubaidillah bin Ali, si buta, di Baghdad, yang memiliki keturunan, di antaranya Hasan bin Ubaidillah si buta yang terhormat, serta Ahmad bin Ubaidillah yang dijuluki Al-Maqs, yang memiliki sisa keturunan di Baghdad.
Adapun Ali bin Ahmad Al-Mukhtafi, ia memiliki seorang saudara: Al-Husain bin Ali bin Ahmad, yang memiliki anak di Kerman, dan Muhammad bin Ali bin Ahmad Al-Mukhtafi, yang memiliki anak di Khurasan.
_______
"(1) Warzanin adalah salah satu desa di Ar-Ray. Ibnu Inabah menyatakan dan beberapa orang lainnya di antara mereka, seperti Bani Al-Hasyimi dan Zaid bin Katilah, mengklaim silsilah tersebut. Ibnu Miskawih berkata: Saya mendengar sekelompok dari keluarga Abu Thalib bahwa silsilah ini sah. Dalam Al-Majdi: Syekh kami Abu Abdullah bin Tabataba menyatakan bahwa Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Isa Al-Ha'in (yaitu pemilik Zanj) mengklaim silsilahnya, dan Ali ini memiliki silsilah yang sah, ia dikenal dengan julukan Abu Al-Hasan di Baghdad karena seorang ibu yang melahirkannya tinggal di Al-Harbiyah, jalan Hamam, salah satu dari para shaleh dan ahli ibadah. Dengan pernyataan ini, Syekh kami Abu Al-Hasan, rahimahullah [yakni penulis], setuju." (Tahdzib Al-Ansab wa An-Nihayah Al-A'qab karya Imam Al-Ubaidili hal.215)
Singkatnya, artikel kajian kali ini ingin mempertegas bahwa Ahmad bin Isa yang tinggal di Baghdad Irak dan tidak pernah hijrah ke Yaman dan sampai meninggal disana dan di makamkan di Wadi As-Salam Najaf Irak adalah Ahmad (Al-Mukhtafi) bin Isa (An-Naqib) bin Zaid (Asy-Syahid) bin Ali (Al-Uradhi).
Insya Allah dalam kajian berikutnya akan membahas tentang Ahmad (Al-Muhajir) bin Isa (Ar-Rumi) bin Muhammad (Al-Faqih Muqaddam) bin Ali (Al-Uraidhi). Wallahu a'lam bis-Shawab 🙏🏻
Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin
*والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar