Jumat, 14 Juni 2024

KONTRADIKSI ANTARA PENJELASAN KITAB ASY-SYAJARAH AL-MUBARAKAH IMAM FAKHRURRAZI DENGAN KITAB ABNA' AL-IMAM IBNU THABATHABA



Perdebatan di media sosial Indonesia seputar legitimasi komunitas Ba'alawi sebagai keturunan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Episode tersebut menggambarkan bahwa silsilah tidak hanya mengacu pada daftar nama. Itu adalah identitas sosial, sejarah, dan agama. Oleh karena itu, ketika seorang cendekiawan Islam Banten KH. Imaduddin Utsman menentang klaim yang telah lama diterima bahwa Ba'alawi adalah keturunan Nabi, tidak mengherankan jika ia menerima banyak reaksi balik. Meskipun tesis tersebut sebagai tindakan akademis, ada pula yang melihatnya sebagai serangan sembarangan terhadap komunitas mulia, dan bahkan upaya yang sia-sia.

KH. Imaduddin Utsman mengatakan bahwa baru sejak abad ke sepuluh Islam muncul dalam kitab nasab mereka mempunyai hubungan dengan Ahmad bin 'Isa, dan bahwa 'Ubaidillah ditanamkan pada silsilah Ahmad bin 'Isa. Di dalam kitab nasab yang dikaitkan dengan ulama abad keenam Al-Fakhr Ar-Razy yang berjudul As-Syajarah Al-Mubarakah (Pohon Keluarga yang Diberkahi) menutup pintu terhadap klaim Ba'alawi karena menunjukkan bahwa Ahmad memiliki tiga orang putra dan tidak ada satupun di antara mereka yang bernama 'Ubaidillah. Kemudian beliau menyimpulkan bahwa Ba'alawi bukanlah keturunan Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam yang sebenarnya.

Dalam penelusuran penulis dalam kitab dimaksud disebutkan dalam halaman 27 sebagai berikut,

وأما احمد الابح، عقبه من ثلاثة بنين : محمد ابو جعفر بالري، وعلي بالرملة، والحسين عقبه بنيسابور. واختلطت نسب ولد الحسين هذا بولد الحسين بن احمد الشعراني بن علي العريضي.

"Adapun Ahmad al-Abah memiliki keturunan dari tiga anak laki-laki yaitu Muhammad Abu Ja'far di Rayy, Ali di Ramalah (Palestina), dan Husain di Naisabur (Iran). Keturunan dari Husain ini bercampur dengan keturunan Husain bin Ahmad al-Sharani bin Ali Al-Uraidhi." 

Sementara dalam penjelasan kitab Abna' Al-Imam Fi Mishr Wa Asy-Syam Al-Hasan Wa Al-Husein karya Abu Mu'ammar Yahya bin Muhammad bin Qasim Al-Husaini Al-Alawi Asy-Syahir bi Ibni Thabathaba (Ibnu Thabathaba w.478) halaman 167 disana dijelaskan bahwa Imam Ahmad bin Isa memiliki 4 orang anak yaitu :

1. Muhammad bin Ahmad

2. Abdullah bin Ahmad

3. Ali bin Ahmad, dan

4. Husain bin Ahmad

Meskipun ada keterangan dari kitab-kitab yang menjelaskan bahwa Abdullah atau Ubaidillah ini pun termasuk salah satu dari anak dari Ahmad Al-Muhajir bin Isa Ar-Rumi diantaranya adalah kitab Abna' Al-Imam Fi Mishr Wa Asy-Syam Al-Hasan Wa Al-Husein karya Abu Mu'ammar Yahya bin Muhammad bin Qasim Al-Husaini Al-Alawi Asy-Syahir Bi Ibni Thabathaba (Ibnu Thabathaba [w.478] hal. 167. Namun penjelasan dari kitab karya golongan Ba'alawi tidak diakui keshahihannya oleh KH. Imaduddin Utsman.

Adapun ibarotnya dari kitab tersebut sebagai berikut,

ذكر ولد السيد عيسى بن محمد بن علي العريضي

عيسى بن محمد بن علي العريضي بن جعفر الصادق وهو عيسى الاكبر، الملقب بالازرق، والمشهور بالرومي، أمه رومية ام الولد، وفى ولده عدد كبير من العريضيين، منتشرون فى كثير من البلدان، بالعراق، وحضرموت، والشام، ومصر، وغيرها. وقد أعقب خمسة وثلاثين ولدا، ثلاثون ذكرا، وخمسة اناث، ومن الذكور من كان مقلا ومنهم من كان مكثرا ومنهم من لم يعقب أو انقراض نسله.

لكن عقب السيد عيسى بن محمد من ابنه احمد بن عيسى الشهير بالمهاجر كان كثيرا جدا فى حضرموت وبعض بلاد المسلمين، له أربعة أولاد : محمد بن احمد، وعبد الله بن احمد، وعلي بن احمد وحسين بن احمد

"Menyebutkan anak dari Sayyid Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi, yaitu :

Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja'far As-Shadiq yang lebih tua, yang dijuluki Al-Azraq, dan terkenal sebagai (Isa) Ar-Rumi, ibunya adalah Rumiyyah Ummul Walad, dan dia memiliki banyak keturunan Uraidhi tersebar di banyak negara, termasuk Irak, Hadhramaut, Syam, Mesir, dan lain-lain. Dia memiliki lima puluh lima anak, tiga puluh laki-laki, dan lima perempuan, dan di antara laki-laki ada yang memiliki keturunan sedikit, ada yang memiliki keturunan banyak, dan ada yang tidak memiliki keturunan atau keturunannya punah.

Namun, keturunan Sayyid Isa bin Muhammad dari putranya Ahmad bin Isa yang terkenal dengan nama Al-Muhajir sangat banyak di Hadhramaut dan beberapa negara Muslim lainnya. Dia memiliki empat anak: Muhammad bin Ahmad, Abdullah bin Ahmad, Ali bin Ahmad, dan Husain bin Ahmad." (Abna' Al-Imam Fi Mishr Wa Asy-Syam Al-Hasan Wa Al-Husein karya Abu Mu'ammar Yahya bin Muhammad bin Qasim Al-Husaini Al-Alawi Asy-Syahir Bi Ibni Thabathaba (Ibnu Thabathaba [w.478] hal. 167)

Dan kemudian ada penjelasan di halaman 169 dalam tabel silsilah nasab terkait nama Abdullah bin Ahmad Al-Muhajir lebih dikenal dengan nama Ubaidillah sebagaimana disebutkan, 

عبد الله عرف بعبيد الله (بالتصغير) حيث كان يستحسن ذالك تواضعا وكنيته ابو علوي, وعلوي ابنه اكبر, وهو جد السادة العلوية الشافعية ويعرفون بأل علوي, بني علوي, باعلوي, بن علوي له عقب منتشر فى غالب البلدان

"Abdullah dikenal sebagai 'Ubaidillah' (dengan penulisan yang lebih kecil), karena dia menghendaki itu sebagai tanda kerendahan hati, dan julukannya adalah Abu Alawi. Alawi, putranya tertua, adalah leluhur dari para tuan Alawi dari Syafi'iyyah, yang dikenal sebagai keluarga Alawi, Bani Alawi, Baa' Alawi, dan keluarga Alawi yang memiliki keturunan yang tersebar di sebagian besar negara." (Abna' Al-Imam Fi Mishr Wa Asy-Syam Al-Hasan Wa Al-Husein karya Abu Mu'ammar Yahya bin Muhammad bin Qasim Al-Husaini Al-Alawi Asy-Syahir Bi Ibni Thabathaba (Ibnu Thabathaba [w.478] hal. 169). 

Kesimpulannya, dalam hal ini kedua pihak harus bisa saling menghormati pendapat masing-masih dengan tidak merendahkan satu sama lain dan merasa lebih baik dari orang lain dalam nasab dan lainnya, serta meneliti dan membaca untuk mengetahui pendapat yang lebih benar di antara pendapat-pendapat yang diungkapkan oleh para ulama. Wallahu a'lam bis-Shawab

Demikian Asimun Mas'ud At-Tamanmini menyampaikan semoga bermanfaat dan menambah wawasan. Aamiin 

*والله الموفق الى اقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar