Selasa, 17 Maret 2020
KAJIAN TENTANG BENARKAH BANGSA INDONESIA KETURUNAN NABI IBRAHIM AS DARI ISTRI NOMOR TIGA
Dalam beberapa kesempatan, kita sering mendengar kisah antara Nabi Ibrahim AS dan anak-istrinya, termasuk Nabi Ismail AS dan Nabi Ishaq AS, juga beserta ibu keduanya, yakni Hajar dan Sarah.
Hal ini membuat beberapa orang hanya mengetahui, bahkan meyakini bahwa Nabi Ibrahim AS hanya memiliki dua orang istri dan dua orang anak saja. Padahal di balik itu, Nabi Ibrahim juga memiliki beberapa istri dan mendapatkan keturunan dari istri-istri tersebut.
Sesungguhnya para ulama dalam bidang sejarah mengatakan bahwa beliau tidak hanya memiliki 2 istri melainkan 3 istri. Bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau juga memiliki istri yang ke-4. Dan sekarang yang menjadi pertanyaan kita disini adalah siapakah istri yang ketiga tersebut, apakah memang pada istri yang ke-3 atau ke-4 memiliki silsilah turunan bangsa melayu dari keduanya ?
Dalam beberapa kitab menyebutkan dan salah satunya adalah kitab al-Bidayah wan Nihayah karangan Ibnu Katsir (w. 774 H) misalnya, beliau mengutip karya Abul Qasim as-Suhaili yang berjudul at-Ta’rif wal A’lam, menyebutkan beberapa anak dan istri Nabi Ibrahim As dalam pembahasan khusus tentang anak-anak Nabi Ibrahim al-Khalil (Dzikru Auladi Ibrahim al-Khalil).
ذكر أولاد إبراهيم الخليل عليه وعليهم الصلاة والسلام
أول من ولد له إسماعيل من هاجر القبطية المصرية ، ثم ولد له إسحاق من سارة بنت عم الخليل ، ثم تزوج بعدها قنطورا بنت يقطن الكنعانية فولدت له ستة ؛ مدين ، وزمران ، وسرج ، ويقشان ، ونشق ، ولم يسم السادس . ثم تزوج بعدها حجون بنت أمين فولدت له خمسة ؛ كيسان ، وسورج ، وأميم ، ولوطان ، ونافس . هكذا ذكره أبو القاسم السهيلي في كتابه ” التعريف والإعلام
”Anak pertama dari Nabi Ibrahim adalah Nabi Ismail dari istri beliau bernama Hajar Al-Qibtiyah Al-Misriyyah. Kemudian lahirlah Nabi Ishaq dari istri beliau Sarah Binti ‘Am Al-Khalil, kemudian beliau menikah setelahnya dengan istri Qanturah binti Yaqthan Al-Kan’aniyah, Maka Qanturah melahirkan 6 orang anak, bernama Madyan, Zimran, Suraj, Yuqsan, Nusyaq dan anak yang ke-6 tidak diketahui namanya. Sedangkan Istri ke-4 beliau adalah Hajun binti Amin, kemudian ia melahirkan anak sebanyak 5 orang, yaitu Kisan, Suraj, Amim, Luthan, Nafis. Semua penjelasan ini telah disebutkan oleh Abu Qasim As-Suhaili didalam kitabnya At-Ta'rif wal I’lam." (Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Imam Ibnu Katsir juz 1 hal. 407 atau hal. 175 cetakan Maktabah Al-Ma'arif Beirut Mesir tanpa tahun)
Istri Nabi Ibrahim AS Hajar al-Qibthiyah al-Misriyah yang selama ini kita kenal sebagai ibu dari Nabi Ismail AS, yang pernah ditinggal Ibrahim di padang pasir tandus bersama bayi Ismail.
Sedangkan istri Nabi Ibrahim AS Sarah binti Paman Nabi Ibrahim AS. Ia merupakan ibu dari Nabi Ishaq AS, cikal bakal dari bangsa Yahudi.
Setelah itu, Nabi Ibrahim AS kembali menikah dengan istri ketiganya yang bernama Qanturah binti Yaqtan al-Kan’aniyah. Dari istrinya yang ketiga ini, Ibrahim mendapatkan enam orang anak, yaitu: Madyan, Zamran, Siraj, Yaqsyan, Nasq, dan yang keenam belum diketahui namanya.
Adapun istrinya yang keempat adalah Hajun binti Amin, yang dalam kitab al-Kamil karya Ibnul Atsir disebutkan Hajun binti Ahir. Dari Hajun, Nabi Ibrahim mendapatkan lima orang keturunan: Kaisan, Sauraj, Umaim, Luthan dan Nafis.
Empat orang itulah yang menjadi istri Nabi Ibrahim AS dengan seluruh keturunannya yang berjumlah tiga belas. Sebagai pengetahuan dan wawasan, tentu kita perlu mengetahui hal ini.
Para sejarawan dan para ulama menyepakati bahwa istri ketiga nabi Ibrahim adalah Qanturah, hal ini dapat dilihat didalam beberapa buku dan kitab, seperti yang telah ditulis oleh Abuya Hamka didalam : Tafsir Al-Azhar-nya (2015), hal. 263, kemudian oleh Maulana Muhammad Ali dalam Tafsirnya : Al-Qur’an Terjemahan dan Tafsir (2015), hal. 233, kemudian oleh Ahmad Suhelmi, dalam bukunya : Salib di Bulan Sabil (2007), hal. 229 dan beberapa riwayat lainnya. Kesimpulannya bahwa keberadaan Qanturah sebagai istri Nabi Ibrahim disini memang tertulis dalam sejarah bahwa beliau memiliki istri selain Dewi Hajar dan Sarah.
Banyak riwayat menyebutkan bahwa dari istri ke-3 Nabi Ibrahim AS yang bernama Qanturah inilah yang disebut-sebut sebagai nenak moyang dari bangsa melayu Indonesia. Namun tidak sedikit para ulama lain membantah anggapan ini, mereka mengatakan bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa Turki. Hal ini diungkapkan oleh pengarang kitab Anwar Al-Masyariq, nukilan kitab ini diambil oleh seorang ulama tafsir yang bernama Imam Ismail Haqqi Burusuwi, ia menulis catatan tersebut didalam kitab beliau bernama Tafsir Ruh Al-Bayan (hal. 238, darul al-fikri).
Sedangkan yang mengatakan bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa melayu Indonesia adalah berasal dari pendapat ahli sejawaran melayu dunia dalam sebuah kongres yang pernah diadakan pada tahun 1995, hasil kongres itu menyimpulkan bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa melayu, hal ini dapat dilihat pada hasil kongres tersebut yang telah dijadikan dalam sebuah artikel, pada halaman 68 tahun 1995.
Anggapan yang berpendapat bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa Bani Jawi (yaitu sebutan untuk suku Jawa melayu, sunda, sumatra, dan bugis) adalah diperkuat dengan sebuah penelitian yang pernah diadakan oleh beberapa Profesor dari Universitas UKM Malaysia, hasil riset tersebut menyebutkan bahwa data tes DNA antara bangsa melayu atau umumnya Bani Jawi dengan DNA yang dimiliki oleh bangsa Euro-semetik yang selama ini diakui sebagai keturunan Nabi ibrahim keduanya memiliki kesamaan padad 27 % varian mediternanian, yaitu sebuah bangsa yang terletak pada pinggiran laut tengah, lokasi ini berada diantara Eropa dan Afrika.
Menurut sebuah manuskrip kuno, bangsa Melayu berasal dari keturunan Nabi Ibrahim AS dengan isteri ketiga beliau bernama Qantura/Siti Kenturah. Setelah wafatnya Sarah, Nabi Ishak AS telah merayu Nabi Ibrahim AS untuk menikah dengan ibu angkat beliau dari kerajaan Champa Kuno (bukan Champa Baru di era Angkor). Akhirnya Nabi Ibrahim AS setuju dan menikah dengan Siti Qantura (Kenturah) dan telah dikurniakan oleh Allah 6 orang anak yaitu Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. Anak-anak mereka inilah menjadi nenek moyang dari bangsa Melayu/ Nusantara/Bani Jawi. Melayu diambil dari perkataan 'Mala' (nama bangsa asli Kenturah (Qanturah). Nama ini sama dengan nama yang tertulis dalam manuskrip yang diteliti oleh Ralph Olssen.
Bukan itu saja, keturunan Qanturah (Kenturah) inilah yang banyak tinggal di Tanah Melayu, Sumatera, Jawa, Borneo, Sulawesi dan Mindanao. Semua tempat ini merupakan tempat yang mempunyai tulisan kuno yang diadaptasi dari tulisan Semitik kuno. Tulisan Rencong adalah tulisan resmi Melayu.
Jawa dan Bugis juga mempunyai tulisan yang hampir serupa. Agama resmi Melayu adalah agama Jawi. Agama Jawi adalah agama Monotheisme Nabi Ibrahim AS. Penggalian purbakala di sebuah daerah di Jordania menemukan kota purba yang bernama Jawi/Jawa. Qanturah (Kenturah) bukanlah ber-etnis Melayu. Walaupun beliau melahirkan bangsa Melayu, Qanturah (Kenturah) adalah dari bangsa Mala. Melayu adalah bangsa Mala yang mempunyai darah keturunan Nabi Ibrahim AS.
Semua bangsa seperti Jakun, Iban, Kadazan, Melanau, Bajau, dan seumpamanya adalah merupakan bangsa asal Mala. DNA bagi bangsa ini adalah 01m-19a. Ini menerangkan Kenturah mungkin berasal dari satu kerajaan purba yang dulu pernah ada di Timur ketika zaman Nabi Ibrahim AS.
Dapat kita ambil kesimpulan bahwa sesungguhnya Qanturah atau Kenturah adalah istri ke-3 Nabi Ibrahim dari Bangsa Melayu, yaitu kita dari Indonesia dan Malaysia, hal ini karena Bani Jawi telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dan Malaysia. Kedua, para sejarawan dan ulama mengakui bahwa Qanturah adalah nenek moyang bangsa Melayu. Ketiga, Qanturah ada yang menyebutkan berasal dari bangsa Sumatra, tidak diketahui dari wilayah mana, namun pendapat ini dapat dilihat dari beberapa riwayat sejarawan dan ulama secara lisan.
Adapun mengenai istri ke-4 Nabi Ibrahim AS tidak banyak riwayat dalam buku atau kitab disebutkan. Oleh karena itu disini hanya dibahas pada istri ke-3 beliau saja.
Inilah fakta mengenai Istri ke-3 Nabi Ibrahim AS. Dan semua yang diungkapkan diatas adalah berasal dari kutipan referensi buku dan kitab yang akurat.
Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan kisah Nabi Ibrahim AS dari berbagai sumber semoga bermanfaat. Aamiin
Bisa juga cek link : https://islamweb.net/ar/library/index.php?page=bookcontents&idfrom=40&idto=40&bk_no=59&ID=49
* والله الموفق الى أقوم الطريق*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar