Selasa, 08 Oktober 2019

KAJIAN TENTANG PENGHUNI SURGA TERNYATA TIDAK ADA YANG "BERJENGGOT"


Setidaknya, ada 2 pendapat tentang Jenggot. Kelompok pertama, memelihara jenggot adalah sunnah Nabi, berpahala jika di lakukan, sedangkan kumis sunnah di cukur atau dirapikan. Kelompok kedua, memelihara jenggot bukanlah sunnah, karena bukan sunnah, pelihara boleh, potong habis juga boleh”.

Kelompok pertama yang berpendapat, hukum memelihara jenggot adalah sunnah, adalah berdasarkan hadits-hadits nabi.  Ada banyak hadits yang menjelaskan hal ini. Salah satunya riwayat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ أَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَأَوْفُوا اللِّحَى

“Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah kumis dan biarkanlah jenggot.” (HR. Muslim no. 625)

Ada banyak lagi hadits yang maknanya serupa, yang jelas berdasarkan hadits-hadits ini kelompok pertama berpendapat hukum sunnah memelihara jenggot dan sunnah mencukur atau merapikan kumis…”.

Kelompok kedua berbeda pendapat, hukum memelihara jenggot adalah TIDAK sunnah. Dasar hukumnya sama, yaitu berdasarkan hadits-hadits Nabi yang menjelaskan tentang sunnah memelihara jenggot”.

Bagi Kelompok pertama ketika memahami hadits Nabi tentang memelihara jenggot, mereka cenderung ta-abbudi, pasif, menerima apa adanya, bagaimana teks hadits bunyinya, itu yang diamalkan. Karena Nabi memerintahkan untuk memelihara jenggot, maka memelihara jenggot menjadi sunnh hukumnya. Berbeda dengan kelompok kedua, mereka tidak memahami hadits apa adanya, mereka pelajari asbabul wurudnya, sehingga kemudian mereka bisa menemukan hukum sesungguhnya dari memelihara jenggot. Mereka juga mempelajarinya dari segi hadits tasyri’ atau ghoiru tasyri’. Hadits yang hanya menjelaskan kebiasaan Nabi tidaklah menimbulkan hukum . Memelihara Jenggot hanyalah kebiasaan Nabi, karenanya tidaklah menjadi sunnah hukumnya.

Terlepas dari perbedaan pendapat dua kelompok kaum muslimin tentang hukum jenggot, ada satu hal yang amat penting di ketahui bahwa Para Penghuni Surga ternyata tidak ada yang berjenggot. Hal ini tidak bermaksud menyerang kaum muslimin yang suka berjenggot dan menghukuminya sunnah, tetapi lebih kepada masalah memperkaya wawasan. Jika kita kaya akan wawasan, maka kita tidak mudah menyalahkan orang lain dan merasa paling benar.

Kita pernah mendengar riwayat Imam At-Tirmidzi yang mengisahkan bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bergurau dengan seorang perempuan tua yang meminta doanya agar Allah memasukkan nenek itu ke dalam surga. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Wahai Ummu Fulan, Surga tak mungkin dimasuki oleh nenek tua.”

Berikut kelengkapan haditsnya,

Imam Tirmidzi dalam Asy-Syamail Muhammadiyah pada Bab “Sifat Candaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

عَنِ الحَسَنِ قَالَ : أَتَتْ عَجُوْزٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ! اُدْعُ اللهَ أَنْ يُدْخِلُنِي الجَنَّةَ .فَقَالَ : ” ياَ أُمَّ فُلاَن ! إِنَّ الجَنَّةَ لاَ تَدْخُلُهَا عَجُوْزٌ ” . قَالَ : فَوَلَّتْ تَبْكِي . فَقَالَ : “أَخْبِرُوْهَا أَنَّهَا لاَ تَدْخُلُهَا وَ هِيَ عَجُوْزٌ ، إِنَّ اللهَ تَعَالَى يَقُوْل : إنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً (35) فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا (36) عُرُبًا أَتْرَابًا (37)

Dari Al Hasan, ada seorang sepuh datang menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas berkata, “Seorang nenek tua pernah mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nenek itu pun berkata, “Wahai Rasulullah, berdo’alah pada Allah agar Dia memasukkanku dalam surga.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Wahai Ummu Fulan, Surga tak mungkin dimasuki oleh nenek tua.” Nenek tua itu pun pergi sambil menangis. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Kabarilah dia bahwa surga tidaklah mungkin dimasuki dia sedangkan ia dalam keadaan tua. Karena Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS. Al Waqi’ah: 35-37). (HR. Tirmidzi dalam Asy Syamail Muhammadiyah no. 205).

Ketika nenek itu menangis, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam meminta para sahabat mengejarnya, “Kabarkan kepadanya bahwa dia tidak akan masuk ke surga dalam keadaan usia lanjut karena Allah berfirman, ‘Sungguhnya Kami menciptakan mereka dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya,'” (Surat Al-Waqi’ah ayat 35-37).

Pada riwayat lain, Imam At-Tirmidzi juga menyebutkan sifat-sifat ahli surga kelak di mana di dalamnya tidak ada orang tua, orang dengan bulu kumis, jenggot, dan bulu lainnya.

عن معاذ بن جبل رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ، بني ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ رواه الترمذي

“Dari Muadz bin Jabal, bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Penghuni surga kelak masuk ke dalamnya dalam keadaan tak berbulu, muda, dan bercelak mata, sekira usia 33 tahun,’” (HR At-Tirmidzi).

Kata Jurdan [جُرْدًا] merupakan bentuk jama' dari ajrad [أَجْرَد] yang artinya orang yang fisiknya tidak berbulu. (al-Qamus, hlm. 347)

Sementara Murdan [مُرْدًا] dari kata amrad [أَمْرَد], yang artinya pemuda yang baru tumbuh kumisnya dan belum tumbuh jenggotnya. (al-Qamus, hlm. 407)

Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri dalam Kitab At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, mengutip riwayat lain Imam At-Tirmidzi yang menyebutkan bahwa di surga tidak ada orang tua dan orang berbulu. Mereka akan senantiasa muda. Pakaian yang mereka kenakan takkan mengalami usang.

ورواه أيضا من حديث أبي هريرة رضي الله عنه وقال غريب ولفظه قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أَهْلُ الْجَنَّةِ جُرْدٌ مُرْدٌ كُحْلٌ لَا يَفْنَى شَبَابُهُمْ وَلَا تَبْلَى ثِيَابُهُمْ

“Imam At-Tirmidzi juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah ra. Ia berkata, ini hadits gharib dengan lafal, Rasulullah  Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Penghuni surga tidak berbulu, muda, dan bercelak mata. Masa muda mereka takkan sirna. Pakaian mereka takkan lusuh,’” (Lihat Imam Zakiyuddin Abdul Azhim Al-Mundziri, At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz IV, halaman 299).

Menurut Said M Al-Lahham yang menahqiq Kitab At-Targhib wat Tarhib, kata “Jurdun dan murdun” bermakna bahwa di tubuh penghuni surga tidak ada bulu, tidak ada jenggot, dan mereka berusia muda. Mereka akan kekal termasuk semua benda yang ada di hadapan mereka, (Lihat Said M Al-Lahham dalam tahqiq At-Targhib wat Tarhib minal Haditsis Syarif, [Beirut, Darul Fikr: 1998 M/1418 H], juz IV, halaman 299).

Hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berikut ini yang diriwayatkan sejumlah perawi menyebutkan hal serupa. Hanya saja, pada riwayat ini disebutkan perihal warna kulit, bentuk rambut, dan perawakan penghuni surga.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قال قال رسول الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم قَالَ : يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا بِيضًا جِعَادًا مُكَحَّلِينَ، أَبْنَاءَ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ، وَهُمْ عَلَى خَلْقِ آدَمَ، طُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي عَرْضِ سَبْعَةِ أَذْرُعٍ رواه أحمد وابن أبي الدنيا والطبراني والبيهقي كلهم من رواية علي بن زيد بن جدعان عن ابن المسيب عنه

“Dari Abu Hurairah ra, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Penghuni surga kelak masuk ke dalamnya dalam keadaan tak berbulu, muda, putih, berambut ikal, dan bercelak mata, sekira usia 33 tahun. Perawakan mereka seperti Nabi Adam 'alaihissalam, yaitu tinggi 60 hasta dan lebar 7 hasta,’” (HR Ahmad, Ibnu Abid Dunia, At-Thabarani, dan Al-Baihaqi. Semuanya mendapat riwayat dari Ali bin Zaid bin Jad’an, dari Ibnul Musayyab, dari Abu Hurairah ra.).

Dalqm riwayat Ibnu Abid Dunya dalam kitab sifat ahlli jannah (no. 210), dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يدخل أهل الجنةِ الجنةَ على طول آدم عليه السلام ، ستون ذراعا بذراع الملك ، على حسن يوسف ، على ميلاد عيسى ثلاث وثلاثون سنة ، وعلى لسان محمد صلى الله عليه وسلم ، جرد مرد مكحلون

"Para penduduk surga ketika masuk surga, tingginya seperti Adam, 60 dzira, tampan seperti Yusuf, di usia seperti Isa sekitar 33 tahun, memiliki lisan seperti Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, badan tidak berbulu, berpenampilan muda, dan bercelak." (HR. Ibnu Abid Dunya).

Adapun hadits berikut ini menerangkan hal serupa. Hadits riwayat Imam Al-Baihaqi ini menyebutkan bahwa usia manusia di dunia beragam. Sebagian orang wafat di masa tua. Sebagian lagi wafat di waktu muda. Bahkan ada orang yang wafat melalui insiden keguguran.

Panjang usia manusia di dunia memang ditakdirkan beragam. Semua itu tidak masalah. Tetapi usia penghuni surga kelak seragam sekira di angka 30 tahun atau 33 tahun.

وعن المقدام رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال مَا مِنْ أَحَدٍ يَمُوْتُ سِقْطاً وَلَا هَرِماً وَإِنَّمَا النَّاسُ فِيْمَا بَيْنَ ذَلِكَ إِلَّا بُعِثَ ابْنَ ثَلَاثٍ وَثَلَاثِيْنَ سَنَةً، فَإِنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ كَانَ عَلَى مَسْحَةِ آدَمَ، وَصُوْرَةِ يُوْسُفَ، وَقَلْبِ أيُّوبَ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ النَّارِ عَظُمُوْا وَفَخُمُوْا كَالجِبَالِ رواه البيهقي بإسناد حسن

“Dari Al-Miqdam ra, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak ada satu pun orang nanti, baik yang mati keguguran atau mati ketuaan, hanya sanya di antara itu melainkan akan dibangkitkan sekira berusia 33 tahun. Jika ia penghuni surga, maka ia akan seperti perawakan Nabi Adam 'alaihissalam, rupa Nabi Yusuf 'alaihissalam, dan hati Nabi Ayub 'alaihissalam. Tetapi jika ia penghuni neraka, maka ia akan membesar dan membengkak seperti bukit,’” (HR Al-Baihaqi dengan sanad yang baik).

Lalu bagaimana dengan berjenggot di dunia? Ulama berbeda pendapat. Sebagian ulama menyatakan bahwa pemeliharaan jenggot termasuk anjuran agama. Sementara ulama lain menyatakan bahwa pemeliharaan jenggot tidak termasuk anjuran agama, tetapi semata budaya sesuai aspek kepantasan.

Kedua perbedaan pendapat ini dapat ditemukan setidaknya di kitab-kitab ushul fiqih dan metodologi pemahaman hadits.

Terlepas dari perbedaan pendapat di kalangan ulama perihal jenggot, yang jelas kita berdoa mengharapkan rahmat Allah dan syafaat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang dengan itu kita menjadi penghuni surga kelak meskipun tidak lagi berjenggot. Amin. Wallahu a‘lam

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud memyampaikan semoga bermanfaat. Aamiin

*والله الموفق الى أقوم الطريق*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar