Jumat, 05 Mei 2017

TAISIR AL-KHALLAQ FI ILMI AL-AKHLAQ



HAFIDH HASAN AL MAS’UDIY
بسم الله الرحمن الرحيم
Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang


 MUQADDIMAH
الحمد لله الكريم الخلاق ، والصلاة والسلام على سيدنا محمد المبعوث لتتميم مكارم الأخلاق وعلى آله وأصحابه ما جرى قلم التلخيص والبيان على صفات الاوراق
Segala puji bagi Allah Yang Maha Mulia Lagi Maha Pecipta. Dan rahmat dan sejahtera kepada Penghulu kita Nabi Muhammad SAW yang diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia dan rahmat dan sejahtera juga buat keluarga dan sahabatnya selama mengalirnya pena dalam meringkas dan menjelaskan di lembaran-lembaran kertas.

أما بعد فهذا مختصر في علم الأخلاق الدينية وضعته لطلاب السنة الاولى الأزهرية وسميته تيسير الخلاق فى علم الأخلاق فقلت وبالله العصمة وبيده اتمام النعمة
Adapun kemudian, maka ini adalah ringkasan pada Ilmu Akhlaq Diniyah yang saya buat untuk para Pelajar Tahun Pertama Al-Azhar dan saya namakan TAISIRUL KHALLAQ FI ‘ILMI AL AKHLAQ, maka saya ucapkan : “Dan dengan Allah itu pemeliharaan dan dengan kekuasaan-Nya penyempurnaan nikmat.

علم الأخلاق عبارة عن قواعد يعرف بها صلاح القلب وسائر الحوس وموضوعه الاخلاق من حيث التحلى بمحاسنها والتخلى عن قبائحها وثمرته صلاح القلب وسائر الحواس في الدنيا والفوز على المراتب فى الاخرة
المؤلف
Ilmu Akhlaq adalah pegertian dari kaedah-kaedah (aturan-aturan) memperbaiki hati dan semua anggota.
Subjeknya membicarakan budi pekerti dari segi berhias dengan kebaikan-kebaikan dan mengosongkan keburukan-keburukan.Tujuannya baik hati dan seluruh panca indra di dunia dan kemenangan dengan tinggi kedudukan di akhirat.
 Pengarang


 TAQWA
التقوى هى امتثال اوامر الله عز وجل ، واجتناب نواهيه سرا وعلانية ، فلا تتم إلا بالتخلى عن كل رذيلة ، والتحلى بكل فضيلة فهي الطريق الذي من سلكه اهتدى ، والعروة الوثقى التي من استمسك بها نجا
Taqwa: Menuruti segala perintah Allah yang Maha Tinggi dan Maha Besar serta menjauhi laranga-Nya  secara  tersembunyi dan  terang-terangan, maka tidak sempurna Taqwa kecuali dengan mengosongkan semua keburukan dan menghiasi kebaikan-kebaikan. Taqwa ialah suatu jalan seseorang yang menempuhnya akan terpetunjuk dan tali yang kuat siapa saja yang memegangnya akan selamat.

واسبابها كثيرة
Sebab-sebab Taqwa sangat banyak.

منها أن يلاحظ الإنسان أنه عبد ذليل ، وأن ربه قوي عزيز ، ولا ينبغى للذليل أن يعصى العزيز لأن ناصيته بيده
Diantaranya : manusia memperhatikan bahwa dia hamba yang hina. Dan Tuhannya  maha kuat dan perkasa, tentu tidak layak bagi yang hina mendurhakai yang maha perkasa karena ubun-ubunnya dalam kekuaasan-Nya
.
الناصية فى الاصل مقدم الرأس ، أو شعر المقدم اطلق وأريد هنا الشخص بتمامه
Nasiyah : Ubun-ubun, pada dasarnya di pakai untuk bagian depan kepala atau rambut depan dan yang dimaksud disini sosok sempurna.
ومنها أن يتذكر إحسان الله إليه فى جميع الأحوال ومن كان كذلك لا ينبغى أن تجحد نعمته
Diantaranya : Mengingat kebaikan Allah kepadanya dalam segala hal, dan barangsiapa yang ada demikian tentu tidak sepatutnya dia mengingkari nikmat-Nya.

تجحد بنعمته : تنكر مع العلم بها
Mengingkari nikmat-Nya : Mengingkari beserta mengetahui dengannya
.
 ومنها أن يتذكر الموت لأن من علم أنه سيكون ، وأنه ليس أمامه إلا الجنة أو النار بعثه ذلك إلى الأعمال الصالحة حسب الإستطاعة ، ومن الأعمال الصالحة مساعدة المسلمين والنظر إليهم بعين العطف والرحمة خصوصا إذا سبق منهم إحسان إليه
Diantaranya : Mengingat mati, seseorang yang menyadari bahwa dia akan mati tiada di hadapannya selain Surga dan Neraka niscaya tergeraklah dirinya melakukan amal-amal baik semampunya, diantara perbuatan baik adalah menolong sesama Muslim, memandang mereka dengan pandangan lemah lembut, dan kasih sayang  lebih-lebih lagi bila mereka lebih duluan berbuat baik
.
وأما ثمرتها فسعادة الدارين
Buah  Taqwa: Bahagia di dua negeri (dunia dan akhirat).

أما فى الدنيا فارتفاع القدر وجمال الصيت والذكر واكتساب المودة من الناس ، لأن صاحب التقوى يعظمه الأصاغر ، ويهابه الأكابر ، ويراه كل عاقل أنهالأولى بالبر والإحسان
Adapun di dunia : Orang taqwa terangkat derajat, harum nama dan sebutan dan memperoleh kasih sayang  dari manusia, karena orang taqwa dibesarkan oleh orang-orang kecil dan disegani orang-orang besar, orang berakal melihat orang taqwa lebih cocok dengan kebaikan dan berbuat baik
.
وأما فى الآخرة فالنجاة من النار والفوز بدخول الجنة وكفى المتقين شرفا أن الله يقول فيهم
Dan adapun di akhirat : Orang taqwa selamat dari neraka, kemenangan dengan masuk surga, mencukupilah kemuliaan atas orang bertaqwa sesuai Firman Allah :

إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَواْ وَّٱلَّذِينَ هُم مُّحۡسِنُونَ
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”(An-Nahl : 128)


ADAB GURU
آداب المعلم

المعلم دليل التلميذ إلى ما يكون به كماله من المعلوم والمعارف فيشترط أن يكون من ذوى الأوصاف المحمودة ، لأن روح التلميذ ضعيفة بالنسبة إلى روحه ، فإذا اتصف المعلم بأوصاف الكمال كان التلميذ الموفق كذلك
Guru adalah penuntun murid untuk menyempurnakan ilmu dan makrifat. Syarat  menjadi guru memiliki sikap terpuji sebab ruh murid masih lemah dibandingkan gurunya, apabila guru bersifat sempurna, murid akan menyesuaikan diri dengan gurunya.

فإذن لا بد أن يكون تقيا متواضعا لين الجانب لتميل القلوب إليه فتستفيد منه ، وأن يكون حليما وقورا ليقتدى به وأن يكون ذا رحمة للتلاميذ شفيقا عليهم لتعظم رغبتهم فيما يلقيه إليهم وأن ينصحهم ويؤدبهم فيحسن تأديبهم وألا يكلفهم من المعانى ماتقصر عنه إدراكاتهم
Maka seorang guru mestinya bertaqwa, tawadhu’ (merendahkan diri), lemah lembut, agar murid simpatik padanya, maka akan bermanfaat untuk murid tersebut, seorang guru juga harus bijaksana, sopan santun supaya murid mengikutinya, disamping itu harus ada rasa kasih sayang pada murid agar menyukai apa yang diajarkan, dan gurupun selalu menasehati dan mendidik kesopanan serta memperbaiki adab muridnya dan tidak membebankan mereka suatu pemahaman yang  tidak mampu mereka pikirkan.

 ADAB MURID
آداب المتعلم

للمتعلم آداب فى نفسه وآداب مع أستاذه وآداب مع إخوانه
Untuk murid ada beberapa adab yaitu adab pada dirinya bersama ustadz dan saudaranya.

أما آدابه فى نفسه فكثيرة منها ترك العجب ، العجب هو استعظام النعمة والركون إليها مع نسيان إضافتها إلى المنعم
Adapun adab untuk dirinya sangat banyak, sebagian daripadanya itu adalah tidak ‘ujub (bangga pada kemampuan diri sendiri).
’Ujub adalah sombong terhadap nikmat dan lebih condong kepadanya beserta lupa menyandarkan nikmat tersebut kepada Yang Memberi Nikmat (Allah).

ومنها التواضع والصدق ليكون محبوبا موثوقا به ومنها أن يكون وقورا فى مشيته غاضا طرفه عن النظر إلى المحرمات وأن يكون أمينا على ما أوتيه من العلم فلا يجيب بغير ما يعرف

Dan sebagian daripadanya itu adalah tawadhu’ (rendah diri), jujur agar murid dicintai dan dipercaya.
Dan sebagian daripadanya itu adalah sopan saat berjalan, menundukkan pandangan dari melihat yang haram-haram, terpercaya (tidak membelot) dari ilmu yang diberikan kepadanya, maka dia tidak sembarangan menjawab apa yang tidak diketahuinya.

وأما آدابه مع أستاذه فمنها أن يعتقد أن فضله أكبر من فضل والديه عليه لأنه يربى روحه ، ومنها الخضوع أمامه والجلوس فى درسه بالأدب وحسن الإصغاء إلى ما يقوله ، ومنها ترك المزاح وألا يمدح غيره من العلماء بحضرته مخافة أن يفهم أستاذه أنه يذمه ، ومنها ألا يصده الحياء عن السؤال عما لا يعرف

Adapun adab bersama ustadznya, sebagian daripadanya itu adalah meyakini kelebihan ustadznya lebih besar dari kedua orang tuanya karena ustadz mendidik ruhnya.
Dan sebagian daripadanya itu merendahkan diri dihadapan ustadznya, dan duduk disaat belajar penuh sopan santun serta mendengar baik-baik apa yang dikatakan ustadznya.
Dan sebagian daripadanya itu  meninggalkan senda gurau dan tidak memuji orang lain di hadapan ustadznya daripada ulama-ulama karena dikhawatirkan ustadznya memahami itu sebagai celaan.
Dan sebagian daripadanya itu tidak malu bertanya hal yang tidak diketahuinya.

وأما آدابه مع إخوانه فمنها إحترامهم وترك إحتقار واحد منهم ، وترك الإستعلاء عليهم ، ومنها ألا يسخر ببطيء الفهم منهم ، وألا يفرح إذا وبخ الأستاذ بعضالقاصرين ، فإن ذلك أسباب البغض والعداوة
Sedangkan adab bersama saudaranya, sebagian daripadanya itu adalah memuliakan mereka, tidak meremehkan salah seorang dari mereka, dan tidak sombong terhadap mereka,dan sebagian daripadanya itu tidak mengolok-ngolok kelambatan pemahaman diantara mereka dan tidak merasa senang bila ustadz menegur yang kurang perhatian, sebab itu akan menimbulkan kemarahan dan permusuhan.



HAK-HAK DUA ORANG TUA
حقوق الوالدين

الوالدين هما السبب فى وجود الإنسان لو لا عناؤهما ما استراح ولو لا شقاؤهما ما تنعم
Dua orang tua penyebab adanya insan, kalau bukan susah payah keduanya, tidak merasa senanglah insan dan kalau bukan kesukaran keduanya, maka insan tidak mengecap kenikmatan.

أما أمه فحملته كرها ووضعته كرها
Adapun ibu telah mengandung dan melahirkan dalam kondisi susah payah.

وأما أبوه فقد بذل وسعه فيما يعود إليه بالنفع من تربية جسمه وروحه
Sedangkan bapak mencurahkan kemampuannya pada sesuatu yang kembali manfaatnya kepada insan untuk pemeliharaan tubuh dan ruhnya.

فيجب عليه أن يذكر نعمتهما ليشكرهما عليها ، وأن يمتثل أمرهما إلا إذا كان بمعصية ، وأن يجلس معهما خاشعا غاضا طرفه عن زلتهما ، وألا يؤذيهما ولوبقول أف ، وألا يطيل جدالهما ، وألا يمشي أمامهما إلا فى خدمتهما ، وأن يدعو لهما بالرحمة والمغفرة ، وأن يأمرهما بالمعروف وينهاهما عن المنكر ، ليكون سببا فى نجاتهما من النار كما كان سببا فى وجوده
Wajiblah insan mengingat kebaikan keduanya, supaya berterima kasih kepada keduanya atas kebaikannya. Dan menuruti perintah keduanya, kecuali perintah itu maksiat. Dan duduk beserta ibu-bapak penuh hormat, memejamkan pandangan dari ketergelinciran. Dan tidak menyakiti keduanya  walau itu dengan ucapan “ah!”. Tidak memperpanjang perdebatan. Dan tidak berjalan di hadapan keduanya kecuali waktu melayani. Dan berdoa terhadap kedua orang tua  mendapat rahmat dan keampunan. Dan menganjurkan keduanya untuk melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran. Karena adanya insan itu menjadi sebab  keselamatan keduanya, sebagaimana ada keduanya itu menjadi sebab adanya insan.

قال الله تعالى
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًا

Allah telah berfirman:
Dan telah memutuskan (telah memerintahkan) Rabbmu supaya janganlah (lafal allaa berasal dari gabungan antara an dan laa) kalian menyembah selain Dia dan (hendaklah kalian berbuat baik) pada ibu bapak kalian dengan sebaik-baiknya (yaitu dengan berbakti kepada keduanya). Jika salah seorang di antara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu (lafal ahaduhumaa adalah fa`il) atau kedua-duanya (dan menurut suatu qiraat lafal yablughanna dibaca yablughaani dengan demikian maka lafal ahaduhumaa menjadi badal daripada alif lafal yablughaani) maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan ah kepada keduanya (dapat dibaca uffin dan uffan; atau uffi dan uffa; lafal ini adalah mashdar yang artinya adalah celaka dan sial) dan janganlah kamu membentak mereka (jangan kamu menghardik keduanya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (perkataan yang baik dan sopan),dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (artinya berlaku sopanlah kamu terhadap keduanya) dengan penuh kesayangan (dengan sikap lemah lembutmu kepada keduanya) dan ucapkanlah, "Wahai Rabbku! Kasihanilah mereka keduanya, sebagaimana (keduanya mengasihaniku sewaktu) mereka berdua mendidik aku waktu kecil.”(Al-Isra' ayat 24-25 dengan terjemahan Tafsir Al-Jalalaini).

هذا وليخص الأم بزيادة البر لقول النبي صلى الله عليه وسلم
Spesial untuk ibu, perbuatan baik(kebaktian) harus ditambah karena sabda Nabi SAW

  بر الوالدة على الولد ضعفان
Berbuat baik pada ibu diatas anak dua kali lipat!.

 HAK SAUDARA
حقوق القرابة

أقارب الإنسان هم ذووا رحمه وقد أمر الله بوصل الرحم ونهى عن قطعها
Saudara: Mereka yang memiliki hubungan kasih sayang (kerabat), Allah memerintah menyambung persaudaraan dan mencegah memutuskannya.

قال النبى صلى الله عليه وسلم يقول الله تعالى
Sabda Nabi SAW : Allah Ta’ala berfirman:

 انا الرحمن وهذه الرحم اشتققت لها اسما من اسمى فمن وصلها وصلته ومن قطعها بتته
“Aku Yang Maha Pengasih, kasih sayang ini Aku ambil daripada sebuah nama daripada nama-nama-Ku, seseorang yang menyambungnya, Aku menyambungnya, siapa yang memutuskan, Aku putuskan!”

فلهذا ينبغى للإنسان مراعاة حقوقهم والقيام بها فلا يؤذى أحدا منهم بفعل ولا قول وأن يتواضع لهم وأن يتحمل أذاهم ولو تطاولوا عليه وأن يسأل عمن يغيب منهم وأن يساعدهم فى الحصول على مآربهم إذا قدر وأن يمنع عنهم الضرر متى امكن وإن كانوا غير محتاجين إلى شيء من ذلك فعليه أن يتعهدهم بالزيارة
Seyogianya manusia menjaga dan memelihara persaudaraan, tidak menyakiti seseorang dari mereka dengan perbuatan dan perkataan, merendahkan diri dan menahan gangguan walau dalam waktu lama. Dan bertanya jika mereka tidak ada, membantu mendapat tujuan mereka bila mampu, mencegah dari bahaya jika mungkin, kalau  mereka tidak memerlukan hal-hal diatas, dengan cara menyempurnakannya dengan berkunjung ke rumah mereka.


 HAK TETANGGA
حقوق الجيران

الجار : من جاورت داره دارك إلى أربعين دارا من كل جانب
Tetangga: Orang-orang yang berdekatan rumahnya dengan rumahmu sekitar 40 rumah dari semua penjuru.

وله عليك حقوق ، منها أن تبدأه بالسلام ، وأن تصنع معه المعروف ، وأن تكافئه على معروفه إذا بدأك به ، وأن تؤدي ماله عليك من الحقوق المالية ، وأن تعوده إذا مرض ، وتهنئه إذا فرح ، وتعزيه إذا أصيب ، وألا تتعمد النظر إلى نسائه ولو كن خدما له ، وأن تستر عوراته ، وأن ترد عنه المكروه بقدر ما تستطيع ، وأن تقابله بالبشاشة والإحترام

Hak-hak tetangga: Memulai memberi salam, kamu berbuat baik padanya, seimbangkanlah melakukan kebaikan, apabila dia mengawalinya(balaslah kebaikannya), kamu tunaikan(bayarlah) hak-hak hartanya bila sangkut paut dengan itu dan kamu kunjungi dia bila sakit, kamu mengucapkan selamat jikalau tetangga berbahagia, kamu turut berduka cita (menghiburnya) bila dia tertimpa musibah, janganlah kamu arahkan pandangan kamu kepada wanitanya sekalipun itu pembatunya, kamu tutup aurat tetanggamu dan kamu hindari sesuatu yang dibenci saudaramu semampumu dan kamu bertemunya dengan wajah manis dan memuliakan.

قال النبى صلى الله عليه وسلم
Telah bersabda Nabi SAW

من كان يئومن بالله واليوم الاخرفليكرم جاره                                                         
“Seseorang yang beriman dengan Allah dan hari akhirat maka hendaknya memuliakan tetangganya”.

وعن عائشة رضي الله عنها عن النبي صلى الله عليه وسلم قال
Dan dari ’Aisyah RAH dari Nabi SAW beliau bersabda:

مازال جبريل يوصيني بالجارحتى ظننت انه سيورثه
“Senantiasa Jibril berwasiat kepadaku dengan tetangga sehingga aku menyangka Jibril akan menjadikan tetangga sebagai penerima warisan.”


 ADAB PERGAULAN
آداب المعاشرة

آدابها كثيرة ، منها طلاقة الوجه ، ولين الجانب والإصغاء إلى حديث العشير ، والوقار بلا كبر ، والسكوت عند العرب ، والصفح عن الزلل ، والمواساة وترك الإفتخار بالجاه والغنى فإن ذلك موجب للسقوط من أعين الناس
Adab pergaulan itu banyak. Sebagian daripadanya yaitu berwajah manis, lemah-lembut, mendengar pembicaraan teman, sopan, tidak takabbur, diam ketika terjadi senda gurau, memaafkan kesalahan dan berlapang dada, tidak berbangga dengan kemegahan dan kekayaan, karena demikian akan menjatuhkannya  dari pandangan manusia(diaggap remeh).

ومنها كتمان السر لأنه لا قيمة لمن لا يكتم الأسرار
Dan sebagian daripadanya yaitu dapat menyimpan rahasia, sebab tiada berharga orang yang tidak bisa menyimpan rahasia.

قال الشاعر
Berkata seorang penyair:

اذا ما المرء لم يحفظ ثالاثا
فبعه ولو بكف من رماد
وفاءللصديق وبذل مال
و كتمان السرائرفي الفئواد
Apabila manusia tidak dapat menjaga tiga perkara,
Maka jual dia walau dengan segenggam debu,
Yaitu menepati janji kawan, menyumbangkan harta,
dan menyimpan rahasia di hati.



 PERSATUAN
الألفة

الألفة هى الإستئناس بالناس والفرح بلقائهم
Persahabatan yaitu beramah tamah dengan manusia dan gembira saat bertemu mereka.

وأسبابها خمسة
Sebab-sebab timbulnya persahabat ada lima:

أولها الدين : لأن كمال الإيمان يوجب العطف
Pertama agama, karena sempurna iman menyebabkan kasih sayang.

وثانيها النسب : لأن الإنسان يحنو على أقاربه ويتودد إليهم ويكف الأذى عنهم ، كما قال النبى صلى الله عليه وسلم
Kedua keturunan (nasab) karena manusia cendrung pada kerabatnya, mencintai dan menahan disakiti mereka, seperti sabda Nabi SAW:

إن الرحم إذا تماست تعاطفت
“Sesungguhnya kasih-sayang apabila saling bersentuhan akan menimbulkan simpatik”.

وثالثها المصاهرة : لأن الإنسان إذا أحب عرسه أحب كل من ينتمى إليها
Ketiga perkawinan, karena manusia bila mencintai istrinya akan mencintai semua yang berhubungan dengn istrinya (begitu juga istri).

قال خالد بن زيد بن معاوية : كان أبغص خلق الله إلي آل الزبير حتى تزوجت منهم فصاروا أحب خلق الله إلي
Berkata Khalid Bin Zaid bin Mu’awwiyyah
“Makluk Allah yang paling kubenci adalah keluarga Zubair hingga kunikahi salah satu diantara saudara mereka maka jadilah orang yang paling kucintai mereka.”

ورابعها البر : وهو الإحسان إلى الناس

Keempat kebaikan.
Kebaikan: berbuat baik kepada manusia.

قال الشاعر
Berujar seorang penyair:

أحسن إلى الناس تستعبد قلوبهم فطالما استعبد الإنسان إحسان
Berbuatlah kebaikan terhadap manusia niscaya tunduklah hati mereka.Maka senantiasa kebaikan menundukkan manusia.

وخامسها الأخاء ، كما آخى رسول الله صلى الله عليه وسلم بين المهاجرين والأنصار لتقوى رابطتهم وتزيد ألفتهم
Kelima persaudaraan.
Persaudaraan adalah seperti Rasullullah mempersaudarakan antara Muhajirin dan Ansar agar eratlah hubungan dan bertambahlah persaudaraan (persahabatan) mereka.

وأما فضل الألفة : فالإفادة والإستفادة ، والتعاون على البر والتقوى ، وبذلك تستقيم الأحوال وتعتدل الأمو
Adapun kelebihan persahabatan adalah memberi faedah dan mengambil faedah, tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa, dengan demikian tepatlah kondisi dan seimbanglah urusan.

قال الله تعالى

 Allah berfirman:
وَٱعۡتَصِمُواْ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِيعٗا وَلَا تَفَرَّقُواْۚ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.(Ali Imran: 103).

 PERSAUDARAAN
الأخاء

هو رابطة بين الشخصين تحقق بينهما المودة
Persaudaraan: Hubungan antara dua orang yang nyatalah kasih sayang keduanya.

فيطلب من كل منهما الآخر المواساة بالمال والإعانة بالنفس ، والعفو عن الزلات ، والإخلاص ، والوفاء ، والتخفيف عليه ، وترك التكلف له والسكوت عما يؤذى ، والتكلم بما يرضاه الشرع ويقبله الدين ، فيأمره بالمعروف وينهاه عن المنكر ، ويدعو له بحسن الحال ودوام الإستقامة
Maka timbullah dari keduanya sikap berlapang-lapang pada harta (saling memberi) dan menolong dengan jiwa dan memaafkan kesalahan, ikhlas, menempati janji, saling meringankan beban, tidak saling memberatkan, diam (tidak berbicara) yang menyakiti hati, berbicara dengan ucapan yang disukai oleh syara’ dan diterima oleh agama. Maka seseorang  akan mendorong saudaranya berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran, dan berdoa untuknya dengan baik kondisi dan tetap istiqamah.

وأما فضل الأخاء فكبير : لأنه يبعث على التخلق بمحاسن الأخلاق ، ويؤلف بين القلوب ، وبه يكون إصلاح ذات البين الذى جعله الله من ثمرات التقوى ، فقال
Kelebihan persaudaraan sangat besar, yaitu yang akan memotivasi berakhlak baik, mempersatukan semua hati, dan mendamaikan persengketaan yang Allah jadikan daripada buah taqwa. Maka Allah berfirman:

فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَصۡلِحُواْ ذَاتَ بَيۡنِكُمۡ
“Bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu.”(Al-Anfal:1)

 ADAB DI FORUM PERTEMUAN (MAJLIS)
آداب المجالس

على من يأتي المجالس أن يبدأ بالسلام ، وأن يجلس حيث انتهى به المجالس ، وأن يعرض عن أقوال العامة الخالية عن الفائدة ، وأن يغير المنكر بيده فإن لم يستطع فبلسانه فإن لم يستطع فبقلبه ، وليقم من المجلس إن لم تدع إلى المقام به ضرورة

Seseorang yang datang ke forum-forum pertemuan, hendaklah mengawali memberi salam untuk hadirin, duduk ditempat kosong, berpaling dari perkataan-perkataan yang tak berguna, merubah kemungkaran dengan tangan, jika tidak mampu, maka dengan lidah, maka jika tidak mampu, maka dengan hati. Dan keluar dari forum pertemuan kalau memang forum tersebut tidak ada manfaatnya.

وألا يحتقر أحدا من جلسائه ربما كان خيرا منه عند الله ، وألا يعظم أحدا لماله لأن ذلك يضعف الدين ويسقط المروءة ، وإن كان فى الطريق فليغض طرفه ، وليغث الملهوف واليعن الضعيف ، وليرشد الضال ، وليرد السلام على من بدأه به ، وليعط السائل ، وليكن فى جلسته وقورا ، فإن ذلك أدعى إلى تعظيمه والإعتناء لشأنه
Tidak meremehkan seorangpun, kadangkala kedudukan orang tersebut di sisi Allah lebih baik, dan tidak membanggakan seseorang karena hartanya, sebab akan melemahkan agama dan menjatuhkan karisma. Dan jika seseorang pada jalan hendaklah menundukkan pandangan, menolong orang yang didhalimi dan lemah, menunjuki orang yang tersasar, membalas salam orang yang memulainya, memberi peminta-minta, dan duduk dengan sopan sebab demikian akan menunjukkan kehormatan dan peduli terhadap tugasnya.


 ADAB MAKAN
آداب الأكل

أما الآداب التى قبله : فهى غسل اليدين ، ووضع الطعام على سفرة بالأرض ، والجلوس ونية التقوى على العبادة ، وترك الاكل مع الشبع والرضا بالحاضر من الطعام ، وترك ذمه ، وطلب من يأكل معه
Adapun adab sebelum makan:
Mencuci dua tangan, meletakkan makanan di alas di atas bumi (tanah), duduk dan niat agar kuat melaksanakan ibadah, tidak makan berserta kenyang, menerima apa yang tersedia dari makanan, tidak mencela makanan, dan menawari orang bersamanya.

وأما التى معه : فهي البدء بالتسمية جهرا ليذكر غيره ، والأكل باليمنى ، وتصغير اللقمة ، وإجادة مضغها ، وترك مد يده إلى غيرها قبل الفراغ منها والأكل مما يليه إلا فى الفاكهة ، وألا ينفخ فى الطعام وألا يقطعه بالسكين وألا يمسح يده به وألا يجمع بين التمر والنوى فى إناء وألا يشرب الماء إلا عند الإحتياج إليه
Adab waktu makan:
Memulai dengan Bismillah secara keras agar mengingatkan orang lain, makan dengan tangan kanan, mengecilkan suapan, membaguskan kunyahan, tidak menjulurkan tangan ke suapan lain sebelum selesai yang pertama, tidak memakan sesuatu yang mengiringi makanan kecuali buah-buahan, tidak meniup makanan, tidak memotongnya dengan pisau, tidak menyapu tangan dengan makanan, dan tidak mengumpulkan kulit dan biji pada satu bejana (tempat, piring), tidak meminum air kecuali di butuhkan.

وأما التى بعده : فهي القيام قبل الشبع وغسل اليدين بعد لعقهما والتقاط الفتات وحمد الله
Adab selesai makan:
Berdiri (berhenti) sebelum kenyang, membasuh dua tangan sesudah menjilatnya, memungut sisa makanan dan membaca Alhamdulillah.


 ADAB MINUM
آداب الشرب

آدابه كثيرة منها تناول الإناء باليمين والنظر فيه قبل الشرب والتسمية والجلوس ومص الماء لأن عبه يضر الكبد
Adab minum itu banyak, sebagian daripadanya: memegang gelas dengan tangan kanan, melihat pada air sebelum meminumnya, membaca Bismillah, duduk, menghisap air, karena meneguk akan memudharatkan jantung.

قال النبي صلى الله عليه وسلم
Telah bersabdalah Nabi Muhammad SAW

مصوا الماء مصا ولا تعبوه عبا 
 “Hisaplah air, jangan kamu meneguknya.”

ومنها الشرب فى ثلاثة أنفاس يسمى فى كل واحد ويحمد فى آخره ولا يتنفس فى الإناء ولا يتجشأ فيه وإذا شرب وأراد أن يسقي غيره فليقدم من على يمينه على من بيساره ولو كان أفضل لأن النبي صلى الله عليه وسلم سقى أعرابيا كان على يمينه قبل أبى بكر وعمر رضي الله عنهما وقال
Dan sebagian daripadanya itu: Meminum dengan tiga nafas, dibaca Bismillah pada tiap-tiap satu nafas, membaca Alhamdulillah pada akhirnya, tidak bernafas dan bersendawa dalam gelas, apabila seseorang meminum dan ingin menuangkan (memberikan) air untuk orang lain, maka hendaklah didahulukan orang sebelah kanannya dari kirinya, walau orang sebelah kiri punya kelebihan(terhormat) karena sesungguhnya Nabi SAW memberikan minum untuk orang Arab badui yang ada sebelah kanannya sebelum Abu Bakar dan Umar R.A. Nabi bersabda:

الأيمن فالأيمن           
“Kanan! Maka kanan!”


ADAB TIDUR
آداب النوم

آداب النوم هى أن يتطهر من الحدث وأن ينام على جنبه الأيمن مستقبل القبلة وأن يقصد بنومه راحة بدنه ليقوى على العبادة وأن يذكر الله تعالى عند نومه وبعد يقظته
Adab tidur: bersuci dari hadats(berwudlu), tidur diatas lambung kanan menghadap kiblat, berniat untuk mengistirahatkan badan supaya kuat beribadah, dan mengingat Allah SWT ketika tidur dan bangun.
وقد كان النبى صلى الله عليه وسلم إذا أخذ مضجعه من الليل وضع يده تحت خده ثم يقول
Nabi Muhammad SAW sendiri bila beliau hendak tidur malam, beliau meletakkan tangannya di bawah pipi, kemudian beliau berdoa :


اللهم باسمك أحيا وأموت
“Ya Allah. Dengan nama Mu aku hidup dan aku mati.”

وإذا استيقظ قال
 Dan waktu bangun beliau juga berdoa:

الحمد لله الذي أحيانا بعدما أماتنا وإليه النشور
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati dan kepada-NYA dikumpulkan.”

 ADAB MESJID
آداب المساجد

المساجد بيوت الله ومن علق قلبه بها أضله الله فى ضله يوم القيامة كما فى الحديث فيطلب المشي إليها باشتياق مع السكينة والوقار ودخولها باليمنى مع تنظيف نعليه خارجها وقوله عند الدخول
Semua masjid adalah rumah Allah, orang yang bergantung hatinya dengan masjid, Allah akan menaunginya di hari kiamat sebagaimana pada hadits, seseorang berjalan ke masjid dengan penuh rindu serta tenang dan sopan, masuk kedalamnya dengan kaki kanan dan melepaskan sandalnya di luar masjid dan berdoa saat masuk:

اللهم افتح لي أبواب رحمتك
 “Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat Engkau”.

وأداء تحية المسجد والتسليم ولو خلا المسجد من الناس لأنه لا يخلوا من الجن والملائكة والجلوس بنية التقرب ومراقبة الله تعالى والإكثار من ذكره وحبس النفس عن الشهوات واجتناب الخصومة وألا ينتقل من مكانه إلا لحاجة وألا ينشد ضالة وألا يرفع صوته بحضرة المصالين وألا يمر بين أيديهم وألا يشتغل بصنعة وألا يخوض فى كلام أهل الدنيا ليسلم من الوعيد الوارد فى قول النبى صلى الله عليه وسلم
Dan mengerjakan shalat tahiyyatul masjid, memberi salam walaupun  tidak ada orang didalamnya karena masjid tidak sunyi dari Jin dan malaikat, duduk dengan niat taqarrub (mendekatkan diri kepada Allah), muraqabah (perasaan dalam pengawasan Allah), memperbanyak zikrullah, menahan nafsu dari syahwat, menjauhi perselisihan, tidak berpindah pada tempatnya kecuali ada keperluan, dan tidak mencari barang hilang (tercecer) di dalam masjid, tidak menguatkan suara di depan orang-orang  yang sedang shalat, tidak berjalan didepan mereka, tidak menyibukkan diri dengan suatu kegiatan (skill), tidak berbicara pembicaraan dunia, agar selamat dari ancaman sabda Nabi SAW :

يأتي في آخر الزمان ناس من امتي يأتون المساجد يقعدون فيها حلقا حلقا ذكرهم الدنيا وحب الدنيا لا تجالسوهم فليس لله بهم حاجة
“Akan datang pada akhir zaman manusia dari umatku, datang ke masjid, duduk berkelompok-kelompok, sebutan(pembicaraannya dunia), cinta dunia, jangan kamu duduk bersama mereka karena Allah tidak memerlukan mereka.
فإذا أراد الخروج طلب منه البدء باليسرى وأن يضعها على ظهر نعله ثم يلبس اليمنى أولا وليقل عند خروجه
Maka apabila keluar masjid mulai dengan kaki kiri, dan meletakkan (menaruh)kaki kirinya di atas sandal kemudian memakai yang sebelah kanan duluan, dan berdoa waktu keluar:

اللهم إني أسألك من فضلك
 “Ya Allah, saya memohon karunia-Mu”.

قال النبى صلى الله عليه وسلم قال الله تعالى
  Telah bersabda Nabi Muhammmad SAW, Allah berfirman :

إن بيوتى فى ارضى المساجد وإن زواري فيها عمارها فطوبى لعبد تطهر فى بيته ثم زارني فى بيتي فحق على المزور أن يكرم زائره
“Sesungguhnya rumah-Ku di bumi adalah masjid-masjid,orang yang berkunjungke masjid ialah pemakmur masjid, bahagialah hamba yang bersuci di rumahnya kemudian mengunjungi-Ku di rumah-Ku, maka hak yang dikunjungi memuliakan yang berkunjung.

وعن أنس رضي الله عنه

Dari Anas R.A:

من أسرج فى مسجد سراجا لم تزل الملائكة وحملة العرش تستغفر له مادام فى ذلك المسجد ضوءه
“Siapa saja yang menerangi masjid dengan lampu (memasang lampu) di masjid senantiasa malaikat dan penanggung Arasy meminta ampun untuknya selama cahaya lampu tetap di masjid tersebut.”


 KEBERSIHAN
النظافة

إعلم أن نظافة البدن والثوب والمكان مطلوبة شرعا فينبغي للإنسان تنظيف بدنه متعهدا شعر رأسه بالتسريح والدهن وأذنيه بالغسل والمسح وفاه : فمه بالمضمضة والسواك وأنفه بالإستنشاق والإستنشار وأظافره بغسل ما تحته
Ketahuilah! Sesungguhnya kebersihan badan, pakaian dan tempat itu dituntut syara’. Sudah selayaknya manusia membersihkan badannya, menyisir rambut dan meminyakinya,dan membasuh dua telinga, membersihkan mulut dengan berkumur-kumur dan bersiwak (menyikat gigi), dan memasukkan air ke hidung serta menyemburkannya kembali, dan membersihkan kuku dengan cara membasuh sesuatu yang ada di bawah kuku.

وقد كان النبي صلى الله عليه وسلم يدهن رأسه ويسرح شعره وينبغي له أيضاً تنظيف ثوبه بالماء وحده أو مع الصابون إن احتاج إلى ذلك وكذلك ينبغي له تنظيف مكانه وذلك لما فى النظافة من حفظ الصحة وذهاب الهموم وإقبال السرور ورضاالعشير وإظهار نعمة الله تعالى
Adalah Nabi SAW meminyaki dan menyisir rambutnya. Dan sebaiknya menyuci pakaian memakai air saja atau dengan sabun jika diperlukan. Dan demikian juga membersihkan tempat, sebab manfaat kebersihan memelihara kesehatan, melenyapkan kesusahan, mendatangkan kegembiraan, menyenangkan teman-teman dan menampakkan nikmat Allah.
Allah berfirman:

وَأَمَّا بِنِعۡمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثۡ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.”(Adl-Dluha : 11)


JUJUR DAN DUSTA
الصدق والكذب

الصدق : هو الإخبار بما يطابق الواقع ، والكذب : هو الإخبار بما لا يطابقه
Jujur adalah menyampaikan sesuatu sesuai kejadian, sedangkan dusta adalah menyampaikan berita tidak sesuai kejadian.

وأسباب الصدق : العقل والدين والمرؤة لأن العقل يدرك منفعة الصدق ومضرة الكذب فلا يرضى صاحبه لنفسه المضرة فيلتزم الصدق ولأن الدين يأمر بالصدق وينهى عن ضده وكذلك صاحب المروءة لا يرضى لنفسه إلا الصدق لأنه يطلب التحلى بجميلالخصال ولا جمال فى الكذب
Sebab-sebab jujur: akal, agama, muru-ah (berani, punya rasa malu) karena akal mendapatkan manfaat kejujuran dan mudarat dusta, maka dia tak ingin dirinya ada dalam bahaya, diapun selalu bersikap jujur, sedangkan agama memerintahkan berlaku jujur, menjauhi lawannya, demikian juga orang yang punya rasa malu, tidak ridha dirinya kecuali berlaku jujur, sebab kejujuran menuntut berhias perkara terpuji dan tiada kebaikan pada dusta.

وسبب الكذب : إرادة جلب النفع وإرادة دفع الضرر لأن الإنسان قد يرى فى الكذب السلامة العاجلة فيأتيه ، ويرى فى الصدق ضدها فلا يأتيه
Sebab dusta: ingin menarik manfaat dan menolak bahaya, sebab manusia kadang-kadang melihat pada dusta ada keselamatan segera (instant) maka diapun berdusta, dan melihat pada berlaku jujur lawannya, diapun tak melakukannya.
وضرر الكذب يعود إلى صاحبه فيحتقر وتضيع الثقة به ويسترذل فى الدنيا ويعاقب فى الآخرة ، ويعود إلى غير صاحبه لأن الكذاب يعد غيره خيرا ثم يخلفه فتنكسر نفسه لخيبة رجائه ولأنه يستسهل الغيبة والنميمة فيبعث الناس بسبب ذلك على التباغض والتخاصم وكفى الكذب مذمة قول الله عز وجل
Bahaya dusta berbalik ke pemiliknya, dia akan diremehkan serta tidak dipercaya lagi, pendusta dihinakan di dunia, disiksa di akhirat, dusta juga berefek untuk orang lain, karena pendusta berjanji dengan orang lain akan suatu kebaikan kemudian mengingkarinya sehingga menyakiti hati orang tersebut akibat hilang harapannya, akhirnya timbullah ghibbah (gossip), adu domba, sehingga tergeraklah manusia dalam kemarahan dan permusuhan.

Cukuplah celaan dusta dengan firman Allah :

 إِنَّمَا يَفۡتَرِي ٱلۡكَذِبَ ٱلَّذِينَ لَا يُؤۡمِنُونَ بِ‍َٔايَٰتِ ٱللَّهِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡكَٰذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.”(An-Nahl : 105)

وقوله صلى الله عليه وسلم

Dan Sabda Nabi SAW:

إذا كذب العبد كذبة تباعد عنه الملك ميلا من نتن ما جاء به
“Apabila berdusta seorang hamba akan satu dusta, menjauhlah malaikat satu mil karena bau busuk merebak dari pendusta.”

وكفى الصدق ثناء قوله تعالى
Cukuplah pujian untuk kejujuran firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَكُونُواْ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
(At-Taubah : 119)

وقول النبى صلى الله عليه وسلم

Dan sabda Nabi SAW:

تحروا الصدق وإن رأيتم أن فيه الهلكة فإن فيه النجاة

“Pilihlah kejujuran dan jika kamu lihat pada kejujuran itu bahaya (kebinasaan), sesungguhnya pada kebenaran itu ada keselamatan.”



 AMANAH
الأمانة

الأمانة هى القيام بحقوق الله تعالى وحقوق عباده فبها يكمل الدين وتصان الأعراض وتحفظ الأموال لأن القيام بحقوق الله عبارة عن فعل المأمورات واجتناب المنهيات
Amanah: menjaga (memelihara) hak-hak Allah dan hamba-Nya. Dengan amanah sempurnalah agama, terpelihara kehormatan dan harta benda, sebab menjaga hak Allah berarti ibarat daripada melakukan perintah dan menjauhi larangan.

والقيام بحقوق عباده عبارة عن رد الودئع وترك التطفيف فى كيل أو وزن أو ذرع وترك إفشاء الأسرار والعيوب وأن يختار لنفسه ما هو أصلح لها فى الدين والدنيا
Memelihara hak-hak hamba berarti ibarat daripada mengembalikan barang titipan, tidak mengurangi sukatan (takaran) dan timbangan atau ukuran (hasta). Tidak menyebarkan rahasia-rahasia dan aib-aib. Memilih yang paling baik pada agama dan dunia.

قال الله تعالى

Allah SWT berfirman:

إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا 
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”(An-Nisa : 58)

وقال النبي صلى الله عليه وسلم

Dan telah bersabda Nabi SAW:

لا إيمان لمن لا أمانة له ولا دين لمن لا عهد له
 “Tiada iman bagi orang yang tidak ada amanah (tidak dapat dipercaya) dan tiada agama orang yang tidak memenuhi janji.”

وضد الأمانة الخيانة وهى مخالفة الحق ينقص العهد فى السر
Lawan amanah itu adalah khianat. Khianat ialah menyimpang dari kebenaran dengan mengingkari perjanjian secara tersembunyi.

ومضارها كثيرة منها أن يوصف صاحبها بالغدر ونقص الدين وانحطاط الهمة ودناءة النفس ومنها إعراض الناس عنه لإسأته إليهم وقطع يده إذا سرق منهم وبغض الله له وتعذيبه إياه لأنه لم يراع ما كلفه به
Bahaya khianat itu banyak, diantaranya disebut penghianat sebagai pembelot, kurang agama, bercita-cita rendah, berjiwa kerdil. Diantaranya manusia menjauhinya karena keburukan penghianat, di potong tangannya bila mencuri, murka dan azab Allah buat penghianat akibat tidak menjaga sesuatu yang diwajibkan Allah.

قال الله تعالى

Allah SWT telah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَخُونُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ وَتَخُونُوٓاْ أَمَٰنَٰتِكُمۡ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”(Al-Anfal : 28)


 MEMELIHARA DIRI
العفة

العفة هى صفة النفس تكفها عن المحرمات ورذائل الشهوات
’Iffah (memelihara diri) adalah sifat jiwa yang menjaga dari yang haram-haram dan syahwat rendah.

وهى من أشرف الخصال وأسماها وعليها يتفرع كثير من الفضائل كالصبر والقناعة والسخاء والمسالمة والورع والوقار والرحمة والحياء فهى كنز من لا مال معه وتاج من لا شرف له
’Iffah (memelihara diri) perkara yang paling mulia dan tinggi, daripadanya bercabang beragam kebaikan seperti sabar, qana’ah (merasa cukup dengan apa yang ada), sakha' (pemurah), terlepas dari aib, wara’ (memelihara diri dari makruh, lebih-lebih yang haram), sopan santun, kasih sayang, rasa malu.’Iffah adalah simpanan orang yang tidak punya harta, mahkota untuk yang tidak punya kemulian.

وسببها انقطاع الطامع وترك الحرص على كسب المال والقناعة بما تدعوا إليه الضرورة
Sebab ’iffah: memutuskan ketamakan, tidak loba mengusahakan harta dan qana’ah (merasa cukup, tidak butuh) pada dorongan keinginan.

قال الله تعالى

Allah SWT telah berfirman :

 يَحۡسَبُهُمُ ٱلۡجَاهِلُ أَغۡنِيَآءَ مِنَ ٱلتَّعَفُّفِ
“Orang  yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta.”(Al-Baqarah : 273)


Rasullullah bersabda:

طو بى لمن هدى للإسلام وكان عيشه كفافا وقنع به
“Berbahagialah orang yang ditunjukkan bagi Islam adalah kehidupannya mencukupi dan dia bersikap qana’ah(memadai / merasa cukup dengan apa yang ada).”


 KHARISMA
المروءة

المروءة هى صفة تدعو إلى التمسك بمكارم الأخلاق ومحاسن العادات
Muru'ah atau kharisma ialah sifat yang mendorong seseorang memegang kemuliaan akhlaq dan kebiasaan-kebiasaan baik.

وسببها علو الهمة وشرف النفس فإن من كان علي الهمة شريف النفس كانت غايته إحراز المعالى وإدراك الفضائل وابتناء المكارم وبذل الندى وكف الأذى
Sebab-sebabnya: Cita-cita tinggi, berjiwa mulia, sesungguhnya orang yang bercita-cita tinggi lagi berjiwa mulia akan menghasilkan menjaga ketinggian, mendapatkan semua kebaikan, membangun kemulian, murah hati, mencegah bahaya.

وهى عنوان العفة والنزاهة والصيانة ولذلك لا يرى صاحب المروءة إلا تقيا بعيدا عن المطامع راضيا بما قسمه الله له غير ناظر إلى ما فى أيدى الناس
Muru'ah adalah tanda ‘iffah (memelihara diri), suci dari yang tidak baik, terpelihara, karena itu tidak terlihat pada orang yang memiliki muru'ah (kharisma) kecuali ketaqwaan, jauh dari tamak, dan ridha dengan apa yang  dibagi oleh Allah untuknya, tiada melihat apa yang ada di tangan manusia.

ومما يدل على مدح المروءة قول النبي صلى الله عليه وسلم
Dan diantara yang menunjuki atas terpujinya muru'ah adalah hadits Nabi SAW :

إن الله يحب معالى الأمور وأشرفها
 “Sesungguhnya Allah mencintai urusan-urusan yang tinggi dan paling mulia.”


SANTUN
الحلم


 الحلم هو صفة تحمل صاحبها على ترك الإنتقام ممن أغضبه مع قدرته على ذلك
Hilm (santun, tidak cepat marah) adalah sifat yang membawa pemiliknya kepada tidak membalas orang yang membuatnya marah padahal dia mampu untuk membalasnya.

وسببها : رحمة الجهال أو الترفع عن المشاركة أو الإستحياء من جزاء الجواب أو التفضل على المسىء أو رعاية نعمة سابقة أو المكر وتوقع الفرص وذلك لأن الترفع عن المشاركة من شرف النفس وعلو الهمة والإستحياء من صيانة النفس وكمال المروءة ورعاية النعمة السابقة من الوفاء والمكر وتوقع الفرص من الدهاء لأن من ظهر غضبه قل كيده
Sebab-sebab santun: Menyayangi orang-orang bodoh, tidak mencaci maki, malu memberi jawaban, ramah pada orang yang berbuat jahat, menjaga nikmat yang lalu, diplomatis, menanti peluang.
             Tidak mencaci maki sebagian dari berjiwa mulia dan tinggi cita-cita.
             Malu sebagian dari memelihara jiwa dan sempurna kharisma.
             Memelihara nikmat yang lalu sebagian dari menyempurnakan janji.
             Diplomatis dan melihat peluang sebagian dari kecerdikan.
Sebab seseorang yang menampakkan kemarahan itu sedikit caranya.

قال النبي صلى الله عليه وسلم

Telah bersabda Nabi SAW:

إن الله يحب الحي الحليم ويبغض الفاحش البذئ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang mempunyai rasa malu, santun, dan murka akan orang yang berbuat keji dan cabul.”


 PEMURAH
السخاء

السخاء هو بذل المال من غير مسألة ولا استحقاق
Pemurah: Memberikan harta tanpa diminta dan menuntut hak.

وهو فضيلة مستحسنة وخصلة محمودة لما فيه من ارتباط القلوب واجتماعها فيعظم الإنتفاع ويعم الإرتفاق فقد كان صلى الله عليه وسلم يعطي عطاء من لا يخشى الفقر وفى الحديث قال جبريل قال الله تعالى
Pemurah adalah kebaikan utama dan perkara terpuji karena mengikat dan menyatukan semua hati, besar manfaat dan faedahnyapun menyeluruh.
Adalah Nabi SAW memberikan pemberian orang yang tidak takut fakir.
Dalam sebuah hadits bersabda Nabi SAW: Telah berkata Jibril, telah berfirman Allah SWT:


هذا دين ارتضيته لنفسى لايصلحه الا السخاء وحسن الخلق فأكرموه بهما ما استطعتم
“Agama ini Aku ridhai untuk Diri-Ku, tidak layak agama kecuali buat pemurah dan bagus akhlak, maka muliakanlah agama dengan keduanya semampumu.”


 RENDAH DIRI
التواضع

التواضع هو خفض الجناح وإلانة الجانب من غير خسة ولا مذلة والمقصود منه إعطاء كل ذى حق حقه فلا يرفع وضيعا عن درجته ولا ينزل شريفا عن مقامه وهو من أسباب الوفاة ودواعى الشرف قال النبي صلى الله عليه وسلم
Tawadhu’: Merendahkan diri dan berhati lembut tanpa menghinakan diri.
Tujuan Tawadhu’ ialah memberikan tiap-tiap yang punya hak akan haknya, tidak mengangkat derajat orang hina dari derajatnya, dan tidak menurunkan yang mulia dari kedudukannya.
Tawadhu’ adalah sebagian dari sebab-sebab bermartabat tinggi, dan mengantarkan ketempat kemuliaan.

Telah bersabda Nabi SAW :

من تواضع لله رفعه
 “Seseorang yang Tawadhu’ (rendah diri) karena Allah, Allah akan meninggikannya.”


BERJIWA BESAR
عزة النفس

عزة النفس هي صفة بها يجعل الإنسان نفسه فى منازل الرفعة والإحترام
Berjiwa besar ialah sifat yang menempatkan manusia pada tempat tinggi dan mulia.

وسببها معرفة الإنسان قدر نفسه
Sebab berjiwa besar adalah manusia mengenal ukuran dirinya.

وثمرتها التجمل والصبر على مكاره الدهر وترك إظهار الإحتياج وتعظيم الناس له وإحسان الله إليه
Hasil dari berjiwa besar adalah melakukan kebaikan, sabar pada masa susah, tidak melahirkan hajat (tidak menampakkan kebutuhan kepada orang lain), manusia memuliakannya, mendapat balasan kebaikan dari Allah.

قال الله تعالى

Allah berfirman:

وَلِلَّهِ ٱلۡعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِۦ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ
“Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin.”(Al-Munafiqun: 8)

وقال النبي صلى الله عليه وسلم
Dan telah bersabda Nabi SAW:

   رحم الله امراء عرف قدر نفسه
“Allah mengasihi orang yang mengenal ukuran dirinya.”

 DENDAM
الحقد

الحقد هو إضمار السوء والحرص على الإيذاء
Dendam: Menyembunyikan keburukan, sangat berkeinginan untuk menyakiti.

وسببه : الغضب ويتبعه ثمان خصال مجرمة وهى حسد المحقود عليه والشماتة بمصيبته وهجره وإن تودده والإعراض عنه استصغارا له والتكلم فيه بالفحش كاغتيابه وإفشاء سره ومحاكاته استهزاء به وإيذاءه بما يؤلم بدنه ومنعه حقه كأن لا يقضيه دينه ومما يدل على ذم الحقد قول النبي صلى الله عليه وسلم
Sebab dendam: Marah, mengiringinya delapan perkara yang diharamkan, yaitu: dengki kepada orang yang di dendaminya, mencela bila terjadi musibah, menjauhi orang yang dia menaruh dendam padanya walau dia memohon belas kasihan, berpaling dan meremehkannya dan mengomonginya dengan keji seperti menggosip dan menyebarkan rahasianya, menceritakannya dengan cara mengolok-olok, menyakiti tubuh dan mencegah haknya seperti tidak membayar hutang kepadanya (setelah berhutang).

Dalil bahwa dendam dicela adalah sabda Nabi SAW:

المؤمن ليس بحقود

“Orang mukmin itu bukan pendendam.”

 DENGKI
الحسد

الحسد هى تمنى زوال النعمة عن الغير
Dengki: Keinginan (cita-cita) melenyapkan nikmat orang lain.

وأما تمنى مثل ما للغير فيسمى غبطة وليست بمذمومة بل هى مطلوبة لأنها سبب لاكتساب الخصال الحميدة
Adapun cita-cita ingin menjadi seperti orang lain disebut ghibtah (gemar, menaruh hati), hal ini tidak dicela bahkan dianjurkan sebab rasa gemar akan membentuk sifat-sifat terpuji.

ولذا قال صلى الله عليه وسلم
Karena demikian Nabi SAW pun bersabda :

المؤمن يغبط والمنافق يحسد
“Mukmin menaruh hati (gemar, ingin mencontoh orang lain yang baik-baik) dan munafik itu pendengki.”

وأسباب الحسد ثلاثة

Sebab-sebab kedengkian itu ada tiga:

الأول - بغض المحسود لفضيلة ظهرت منه أو نعمة ساقها الله إليه
1. Benci kepada orang yang di dengki karena kelebihan yang nampak padanya atau nikmat yang dilimpahkan Allah untuknya.

الثانى - تفوق المحسود فى الفضل بحيث يعجز الحاسد عن الوصول إليه
2. Orang yang di dengki lebih tinggi martabat, sedangkan si pedengki tidak mampu mencapainya.

الثالث - شح الحاسد بالفضائل فيحسد كل من ناله خير

3. Pelit si pedengki atas kelebihan (potensi-potensinya) sehingga dia iri hati kepada setiap orang yang lebih baik dari dirinya.

والذى يذهب الحسد من القلوب التمسك بالدين وملاحظة ما فى الحسد من الضرر والرضا بالقضاء والقدر ومما ورد فى ذم الحسد قول النبي صلى الله عليه وسلم
Obat penghilang dengki dari semua hati ialah berpegang pada agama, melihat pada kedengkian ada kemudharatan dan ridha qadha dan qadar(ketentuan) Allah.

Dalil bahwa dengki di cela adalah hadits Nabi SAW:

الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
 “Kedengkian memakan kebaikan-kebaikan seperti api memakan kayu bakar.”

 MENGUMPAT
الغيبة

الغيبة هى ذكر أخيك بما يكره ولو فى وجهه كقولك فلان أعرج أو فاسق أو فقير أو قصير الثياب تريد بذلك تنقيصه
Mengumpat (gossip): Menyebut saudaramu dengan sesuatu yang di benci walaupun itu dihadapannya seperti ucapan: Si Anu pincang atau fasik, fakir, berpakaian pendek yang kamu maksud demikian buat menguranginya.

وأسبابها ثمانية الحسد وشفاء الغيط وإرادة الترفع والمبادرة إلى تعطيل المؤذى عن الوصول إلى مراده والقصد إلى تبرئة النفس ومجملة الرفقاء والهزل والإستهزاء
Sebab-sebab timbulnya gossip delapan perkara: dengki, memuaskan rasa sakit hati, keinginan mengangkat kedudukannya, menggagalkan tujuan orang yang dia sakiti sebelum tercapai, tujuan melepaskan diri, berpura-pura baik pada kawan-kawan, bersenda gurau dan mengolok-olok.

وليس من الغيبة لوم المقصر على تقصيره وإرشاده إلى ما فيه مصلحة لأن الله عز وجل لم ينه عن النصيحة ولكنه نهى عن الغيبة وبالغ فى الإنكار عليها فقال
Dan bukan gossip bila menegur orang lalai dari kelalaianya, dan menunjuki kepada kebaikan.Karena Allah tidak mencegah menyampaikan nasehat, tetapi Allah melarang ghibah, maka Allah berfirman:

 وَلَا يَغۡتَب بَّعۡضُكُم بَعۡضًاۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمۡ أَن يَأۡكُلَ لَحۡمَ أَخِيهِ مَيۡتٗا فَكَرِهۡتُمُوهُۚ
“Dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.”(Al-Hujarat : 11)


 ADU DOMBA
النميمة

النميمة هى نقل أقوال الناس أو أعمالهم أو أحوالهم إلى الغير على وجه الإفساد
Adu domba: Memindahkan semua perkataan, perbuatan, hal-hal (kondisi) manusia kepada orang lain yang tujuannya merusak.

والباعث عليها إما إرادة السوء بالمنقول عنه أو إظهار الحب للمنقول إليه أو التفريج فى الحديث أو الخوض فى الفضول
Pendorongnya adakalanya maksud buruk dari orang yang dipindahkan (pemilik berita) atau menampakkan cinta kepada orang yang dipindahkan padanya (penerima berita), menghambur-hamburkan omongan atau berbicara sia-sia.

والذى يكف الإنسان عن النميمة علمه بأنها تدعو إلى التقاطع وإيقاد نار العداوة واستحقاق العقاب قال النبي صلى الله عليه وسلم
Yang mencegah manusia dari mengadu domba ialah menyadari bahwa adu domba tersebut bisa memutuskan tali persaudaraan, menyalakan api permusuhan dan mendapatkan siksa.

Telah bersabda Nabi Muhammad SAW:

إن احبكم الى الله الذين يألفون ويؤلفون وإن أبغضكم إلى الله المشاءون بالنميمة المفرقون بين الإخوان
“Allah paling cinta kepadamu yaitu orang-orang yang mencintai orang lain dan orang lain mencintai mereka, dan orang yang paling Allah murkai di antara kamu adalah mereka yang berjalan membawa gossip (menyebarkan isu, adu domba), yang mencerai beraikan diantara saudara.”

وقال النبي صلى الله عليه وسلم
Dan Nabi SAW bersabda:

لايدخل الجنة نمام
“Tidak masuk surga para pengadu domba.”

 SOMBONG
الكبر

الكبر هو استعظام النفس ورؤية قدرها فوق قدر الغي
 Sombong adalah menilai diri lebih besar dan melihat derajatnya di atas orang lain.

ومفاسده كثيرة منها أنه يؤذى الغير ويقطع حبال المودة ويفرق القلوب ويحمل الناس على بغض صاحبه واتفاقهم على أذاه ومنها أن صاحبه لا ينقاد إلى الحق ولا يكظهم الغيظ ولا يتلطف فى النصح
Kerusakan sombong itu banyak sekali.
Diantaranya: Menyakiti orang lain, memutuskan tali-tali kasih sayang (persaudaraan), memisahkan diantara hati, membuat orang marah dan sepakat untuk menyakitinya.
Dan diantaranya: Orang yang sombong itu tidak tunduk kepada kebenaran dan memendam kebencian dan tidak lembut dalam menyampaikan nasehat.

وكفى الكبر مذمة قول النبي صلى الله عليه وسلم

Cukuplah cela takabbur oleh sabda Nabi SAW:

لايدخل الجنة من كان فى قلبه مثقال ذرة من الكبر
“Tidak akan masuk surga, seseorang yang ada pada hati seberat debu (atom) takabbur.”

ومن عرف أنه مخلوق من نطفة وأنه صائر إلى جيفة هان عليه أن يترك الكبر الذى سببه العجب
Seseorang menyadari (mengenal) bahwa dia diciptakan dari setetes mani dan akan menjadi bangkai, mudahlah dia meninggalkan sombong yang penyebabnya adalah ‘ujub (merasa bangga pada kemampuan diri sendiri).

 TERTIPU
الغرور

الغرور هو سكون النفس إلى ما يوافق الهوى ويميل إليه الطبع بسبب شبهة شيطانية
Tertipu: Tenang jiwa pada sesuatu yang sesuai keinginan dan condong tabi’at kepadanya sebab syubhat syaitan (kesamaran fatamorgana syaitan).

وهو نوعان

Tertipu ada dua pembagian:

الأول - غرور أهل الكفر الذين اشتروا الحياة الدنيا بالآخرة

1. Tertipu orang-orang kafir yang menukar kehidupan dunia dengan akhirat.

فمنهم من سكن إلى الدنيا وزخرفها وأنكر البعث هو إحياء الله تعالى الخلق بعد موتهم
Diantara mereka yaitu orang yang tenang pada dunia dan hiasannya dan mengingkari hari kebangkitan, yaitu dihidupkan kembali oleh Allah akan makhluk sesudah kematian.

ومنهم من اغتر بسيادته فى الدنيا فظن أنه على فرض الميعاد والرحمة يكون أولى بهما
Dan sebagian daripada mereka itu: Orang-orang yang tertipu dengan kepemimpinan di dunia, dia menyangka bahwa dirinya yang paling baik pada menempati janji dan kasih sayang.

الثانى - غرور العصاة من المؤمنين

 2. Tertipu pelaku maksiat dari kalangan orang mukmin.

فمنهم من لم يعمل اغترارا بسعة عفو الله تعالى أو اعتمادا على طاعة الأباء أو على كثرة العلم
Diantara mereka adalah orang yang tidak beamal sebab tertipu dengan keluasan  ampunan Allah, atau berpegang atas ketaatan bapaknya, atau pada banyaknya ilmu.

ولم يدر الأول أن الرغبة فى الشيء من غير أخذ فى أسبابه طمع مذموم
Tidak menyadari oleh golongan pertama (yaitu: yang  tidak beramal) bahwa suka pada sesuatu tanpa mengambil (menjalani) sebab-sebabnya ialah kerakusan tercela.

ولم يذكر الثانى قوله تعالى
 Dan tiada mengingat oleh golongan yang kedua (yaitu: yang berpegang pada keshalehan orang tua) akan firman Allah:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُواْ رَبَّكُمۡ وَٱخۡشَوۡاْ يَوۡمٗا لَّا يَجۡزِي وَالِدٌعَن وَلَدِهِۦ وَلَا مَوۡلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِۦ شَيۡ‍ًٔاۚ إِنَّ وَعۡدَ ٱللَّهِ حَقّٞۖ فَلَا تَغُرَّنَّكُمُ ٱلۡحَيَوٰةُ ٱلدُّنۡيَا وَلَا يَغُرَّنَّكُم بِٱللَّهِ ٱلۡغَرُورُ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.”(Luqman : 33)

ولم يتنبه الثالث إلى أن العلم بلا عمل كالشجر بلا ثمر
 Dan tidak menyadari oleh golongan yang ketiga (yaitu: yang berpegang pada banyaknya pengetahuan) bahwa sesungguhnya ilmu tanpa amal laksana pohon tidak berbuah.

ومنهم من اغتر بكثرة عبادته فظن أنه أحق بالعفو من غيره ولم يدر أن هذا مذهب لإخلاصه مغوت لثواب أعماله
Dan diantaranya ada juga orang yang tertipu dengan banyak ibadahnya, dia menyangka lebih berhak mendapat keampunan Allah dibandingkan orang lain, dan dia tidak menyadari bahwa inilah yang melenyapkan keikhlasannya dan pahala amalnya.

ومنهم من غرته كثرة المال فظن أنه بذالك يفوق غيره فمال إلى زخرف الدنيا ونسي فضل الله عليه
Dan sebagian lagi orang yang tertipu dengan banyaknya harta, dia menyangka bahwa hartanyalah yang membuatnya lebih tinggi dari orang lain, dia amat menyukai hiasan dunia dan lupa pada karunia Allah.

ومن معايب الغرور أنه يولد الكبر الذى سبق أنه يمنع صاحبه دخول الجنة
             Diantara aib tertipu ialah timbulnya rasa sombong yang telah disebutkan pada pembahasan yang telah lewat bahwa orang sombong tidak masuk surga.



 ANIAYA
الظلم

الظلم هو الخروج عن حد الإعتدال بالتقصير أو تجاوز الحد فيشمل جميع المعاصى ويعم أنواع الرذائل

Aniaya: Keluar dari batasan keseimbangan disebabkan kelalaian (tidak perhatian) atau melampaui batas. Aniaya mengandung semua maksiat dan kehinaan (keburukan).

وصاحبه إما ظالم لنفسه أو ظالم لغيره

             Orang yang menganiaya itu adakala menganiaya untuk dirinya atau pada orang lain.

فظلم النفس عبارة عن التقصير فى طاعة الله تعالى أو ترك الإيمان
Menganiaya diri sendiri yaitu diibaratkan dengan lalai pada menaati Allah SWT atau tidak beriman.

وظلم الغير عبارة عن التفريط فى حقه كإيذاء الجار وإهانة الضيف وافتراء الكذب والغيبة والنميمة قال النبي صلى الله عليه وسلم
             Menganiaya kepada orang lain itu adalah ibarat dari meremehkan hak orang lain seperti menyakiti tetangga, menghina tamu, berdusta, bergosip, mengadu domba
.
Telah bersabda Nabi SAW:

الظلم ظلمات يوم القيامة
“Aniaya akan menjadi kegelapan di hari kiamat.”

وفى الحديث القدسي
Dan pada hadits Qudsi :

يا عبادي إني حرمت الظلم على نفسى وجعلته بينكم محرما فلا تظالموا
 “Wahai hamba-Ku. Aku haramkan penganiayaan pada diri-Ku, dan Ku jadikan diantaramu haram, maka janganlah kamu berbuat aniaya.”


‘ADIL
العدل

العدل هو التوسط فى الأمور والسير فيها على وفق الشريعة
             ’Adil: Seimbang pada semua urusan dan menjalankannya sesuai dengan Syari’at.

وهو نوعان

‘Adil ada dua bagi:

الأول - عدل الإنسان فى نفسه وهو أن يسلك سبيل الإستقامة
1. Manusia ’adil pada dirinya yaitu berjalan di jalur Istiqamah.

الثانى - عدله مع غيره وهو ثلاثة أقسام
2. ’Adil kepada orang lain, dibagi tiga lagi:

عدل السلطان فى رعيته باتباع الميسور وإعطاء كل ذى حق حقه
à1. ’Adil raja pada rakyatnya lewat memberi kemudahan dan memberikan setiap orang yang mempunyai hak akan haknya.

عدل الرعية مع السلطان والتلميذ مع أستاذه والولد مع والديه بإخلاص الطاعة
à2. Rakyat ’adil pada Sultan (pemimpin), murid pada guru, anak pada dua orang tuanya, yaitu dengan taat secara ikhlas (tulus).

عدل الإنسان مع أمثاله بترك التكبر عليهم وكف الأذى عنهم
à3. Manusia ’adil sesama sebaya (sederajatnya) dengan tidak sombong dan tidak menyakiti mereka.

قال الله تعالى
Telah berfirman Allah SWT:

۞إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُ بِٱلۡعَدۡلِ وَٱلۡإِحۡسَٰنِ وَإِيتَآيِٕ ذِي ٱلۡقُرۡبَىٰ وَيَنۡهَىٰ عَنِ ٱلۡفَحۡشَآءِ وَٱلۡمُنكَرِ وَٱلۡبَغۡيِۚ يَعِظُكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.”(An-Nahl : 90)


أما العدل فقد عرفته
Tentang ’adil telah kamu ketahui!

وأما الإحسان فهو كما فى الحديث
Sedangkan ihsan seperti tercantum pada hadits Nabi SAW:

أن تعبد الله كأنك تراه
Kamu sembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya.

وهذا كمال الإيمان ونهاية الإذعان
             Inilah iman paling sempurna dan puncak keyakinan.

قال مؤلفه حفظ الله قد تم تبييض هذا الكتاب عصر يوم الجمعة المبارك السادس والعشرين من شهر جمادى الأولى سنة تسع وثلاثين وثلثمائة وألف من هجرة سيدنا محمد صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وسلم

Berkatalah pengarang semoga Allah menjaganya:
Sungguh telah selesailah kitab yang berlembaran putih ini pada hari Jum’at yang penuh berkah pada 26 Jumadil Ula Tahun 1339 Hijriah Penghulu kita Muhammad SAW, semoga Allah merahmati dan melimpahkan kesejahteraan untuk beliau, keluarga dan sahabatnya.


يا طالب الأخلاق هاك مؤلفا

بنيت مقاصده على التحرير

واعلم بأن المرء ليس بمدرك

من أمره شئا بلا تيسير

Wahai penuntut akhlaq, ambillah karangan yang berdasarkan atas tujuan-tujuannya.
Dan ketahuilah bahwa manusia tidak mendapatkan suatu hal tanpa dimudahkan.